Anda di halaman 1dari 8

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan merupakan tombak dalam perekonomian suatu negara, yang mana kemajuan
suatu negara diukur dengan tingginya angka kewirausahaan. Semakin banyak wirausahawan,
maka semakin baik perekonomian suatu negara, sehingga diharapkan banyak masyarakat
Indonesia untuk berwirausaha.

Sebagai insan cindekia yang memahami ilmu ekonomi sudah sewajarnya jika kita mulai
berbisnis dengan konsep dan operasional yang baik. Usaha yang berjalan dengan berbasis
keilmuan tentu akan lebih mudah untuk berkembang. Makalah ini akan membahas tentang
materi transportasi yang diharapkan dapat menjadi rujukan dalam menjalankan usahanya.

Materi transportasi yang kami paparkan berguna untuk membantu produsen memecahkan
masalah kegiatan perekonomiannya dalam bidang ditribusi. Materi yang kami paparkan
adalah dasar awal pemahaman teori transportasi sehingga pembaca bisa mengembangkan
materi dari teori hingga studi kasus.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Transportasi?

2. Bagaimana Transportasi dapat diterapkan pada operasional usaha?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Transportasi


Metode transportasi yaitu suatu metode yang di gunakan untuk mengatur distribusi dari
sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang
membutuhkan secara optimal dengan biaya yang termurah. Alokasi produk ini harus di atur
sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber atau
beberapa sumber ke tempat tujuan yang berbeda. Model transportasi diantaranya yaitu:
1. Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network)
2. Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang tertentu dari sejumlah
sumber ke berbagai tujuan
3. Satiap sumber mempunyai sejumlah barang untuk di tawarkan dan setiap tujuan
mempunyai permintaan terhadap barang tersebut
4. Terdapat biaya transportasi per unit barang dari setiap rute
5. Asumsi dasar yaitu biaya transportasi pada suatu rute tertentu proporsional dengan
banyak barang yang di kirim

2.2 Tujuan metode transportasi vaitu:


Suatu proses pengaturan distribusi barang dari tempat yang menghasilkan barang dengan
kapasitas tertentu ke tempat yang membutuhkan barang tersebut dengan jumlah kebutuhan
tertentu agar biaya distribusi dapat di tekan seminimal mungkin
2. Berguna untuk memecahkan permasalahan distribusi
3. Memecahkan permasalahan bisnis lainnya seperti masalah pengiklanan, alokasi dana
untuk
investasi, analisis lokasi dsb.

➤ Ciri-ciri penggunaan
1. Terdapat sejumlah sumber dan tujuan tertentu
2. Kuantitas barang yang di distribusikan dari setiap sumber dan yang di minta oleh tujuan
besarnya tertentu
3. Barang yang di kirim dari suatu sumber ke suatu tujuan besarnya sesuai dengan
permintaan dan kapasitas sumber
2.3 Ada tiga macam metode dalam metode transportasi:
1. Metode Stepping Stone
2. Metode MODI (Modified Distribution Method)
3. Metode VAM (Vogel's Approximation Method)
menggunakan beban truk dari sebuah barang sebagai unit transportasi. Bagaimanapun juga,
unit penawaran dan permintaan harus konsisten dengan definisi kita tentang "unit yang
dikirimkan".

2. Ciri-ciri Penggunaan Metode Tranportasi


1. Terdapat sejumlah sumber dan tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang di distribusikan dari setiap sumber dan yang
diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai
dengan permintaan dari atau kapasitas sumber.
4. Biaya yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu komoditas dari suatu sumber ke suatu
tujuan, besarnya tertentu.

3. PEMECAHAN MASALAH TRANSPORTASI

Metode ini menggunakan langkah-langkah metode simpleks secara langsung dan hanya
berbeda dalam perincian penerapan kondisi optimalitas dan kelayakan.

1. TEKNIK TRANSPORTASI

Langkah-langkah dasar dari teknik transportasi adalah:

Langkah 1: tentukan pemecahan awal yang layak


Langkah 2: tentukan variabel masuk dari diantara variabel nondasar. Jika semua variabel
masuk memenuhi kondisi optimalitas (dari metode simpleks), berhenti, jika tidak lanjutkan
ke Langkah 3.
Langkah 3: tentukan variabel keluar (dengan menggunakan kondisi kelayakan) dari diantara
variabel-variabel dalam pemecahan dasar saat ini, lalu temukan pemecahan dasar baru.
Kembali Langkah 2.
Langkah 4: langkah ini akan dipertimbangkan secara terperinci. Alat penjelasannya adalah
masalah dalam tabel dibawah. Biaya unit transportasi c adalah dalam dollar. Penawaran dan
permintaan diketahui dalam jumlah unit.
A. Penentuan Pemecahan Awal

Jika model transportasi dirumuskan sebagai sebuah tabel simpleks, kita perlu memanfaatkan
variabel bantuan untuk memperoleh pemecahan dari dasar awal tetapi ketika tabel
transportasi dipergunakan, pemecahan dasar awal yang layak dapat diperoleh secara mudah
dan langsung. Prosedur yang biasanya memberikan pemecahan awal yang lebih baik dalam
arti bahwa nilai fungsi tujuan yang bersangkutan lebih kecil adalah peraturan sudut barat
laut (northwest-corner rule), metode biaya terendah (least-cost) dan Pendekatan Vogel.

Metode sudut barat laut memulai dengan mengalokasikan jumlah maksimum. yang dapat
diijinkan oleh penawaran dan permintaan ke variabel x. Kolom (baris) yang sudah dipenuhi
lalu disilang, yang menunjukkan bahwa variabel sisanya dalam kolom (baris) yang disilang
tersebut adala sama dengan nol. Jika sebuah kolom dan sebuah baris dipenuhi secara
bersamaan, hanya satu (salah satunya) yang disilang. Kondisi ini menjamin penentuan
variabel dasar nol, jika ada, secara otomatis.
B. Penentuan variabel masuk (Metode Pengali)

Variabel masuk ditentukan dengan menggunakan kondisi optimalitas dari metode simpleks.
Seperti diterangkan lebih lanjut dalam bagian ini. perhitungan koefisien persamaan tujuan
didasari oleh hubungan primal-dual yang disajikan dalam bagian 5.2. Kami pertama-tama
akan menyajikan mekanika metode ini dan lalu menyediakan penjelasan yang terinci tentang
prosedur yang didasari oleh teori dualitas. Metode lainnya, yang disebut. prosedur batu
loncatan (stepping-stone procedure), juga tersedia untuk mementukan variabel masuk.
Walaupun perhitungan dalam kedua metode ini tepat setara, metode batu loncatan
memberikan kesan bahwa prosedur ini sepenuhnya tidak berkaitan dengan metode
simpleks.

C. Penentuan Variabel Keluar (Konstruksi Loop)

Langkah ini setara dengan penerapan kondisi kelayakan dalam metode simpleks. Tetapi,
karena semua koefisien batasan dalam model transportasi semula adalah nol atau 1, rasio
(positif) dari kondisi kelayakan akan selalu memiliki penyebut yang sama dengan 1. Jadi nilai
variabel dasar akan secara langsung memberikan rasio yang bersangkutan.

Untuk maksud penentuan rasio minimum, kita mengembangkan loop tertutup untuk
variabel masuk saat ini (x31 dalam iterasi saat ini). Loop berawal dan barakhir di variabel
nondasar yang ditunjukkan. Loop ini terdiri dari segmen horisontal dan vertikal (yang
tersambung) yang ujung-ujungnya haruslah variabel dasar, kecuali untuk titik-titik akhir yang
berkaitan dengan variabel masuk. Ini berarti bahwa setiap elemen sudut dari loop ini
haruslah sebuah sel yang memuat sebuah variabel dasar.

D. Penjelasan Metode Pengali Sebagai Metode Simpleks.


Hubungan antara metode pengali dan metode simplek dapat ditetapkan dengan
memperlihatkan bahwa Cpq, sebagaimana didefinisikan, secara langsung setara dengan
koefisien fungsi tujuan dalam tabel simpleks yang berkaitan dengan iterasi saat ini. Kita telah
melihat dari perhitungan primal- dual dalam bagian 5-2 bahwa, dengan diketahui nilai dual
dari iterasi saat ini, koefisien fungsi tujuan diperoleh dengan mengambil selisih antara sisi
kiri dan sisi kanan dari batasan dual.

Untuk memperlihatkan bagaimana masalah dual umum diperoleh untuk model transportasi
ini, pertama pertimbangkan kasus m-2 dan 3 yang diberikan dalam tabel 6-15. Anggaplah
variabel dual adalah u/dan u2 untuk batasan sumber v1, v2, dan v3 untuk batasan tujuan.

2. PEMECAHAN AWAL YANG DIPERBAIKI

A. Metode Biaya Terendah

Prosedurnya adalah sebagai berikut. Berikut nilai setinggi mungkin pada variabel dengan
biaya unit terkecil dalam keseluruhan tabel. (Beberapa biaya unit yang sama dipilih secara
sembarangan). Silang baris atau kolom yang dipenuhi (seperti dalam metode sudut barat
laut, jika baik kolom maupun baris dipenuhi secara bebarengan, hanya satu yang disilang).
Setelah menyesuaikan penawaran dan permintaan untuk semua baris dan kolom yang
belum disilang, ulangi proses dengan memberikan nilai setinggi mungkin pada variabel
dengan biaya unit terkecil yang belum disilang. Prosedur ini

disesuaikan ketika tepat satu baris atau satu kolom belum disilang.

B. Metode Pendekan Vogel (VAM)

Metode ini merupakan sebuah heuristik dan biasanya memberikan pemecahan awal yang
lebih baik daripada metode barat laut atau metode biaya terendah. Pada kenyataannya,
VAM umumnya menghasilkan pemecahan awal yang optimum, atau dekat dengan optimum.
Langkah-langkah dari prosedur ini adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Evaluasi penalti untuk setiap baris (kolom) dengan mengurangkan elemen biaya
terkecil dalam baris (kolom) dari elemen biaya terkecil berikutnya dalam baris (kolom) yang
sama.

Langkah 2: identifikasi baris atau kolom dengan penalti terbesar, pilih nilai yang sama secara
sembarangan. Alokasikan sebanyak mungkin pada variabel dengan biaya terendah dalam
baris atau kolom yang dipilih. Sesuaikan penawaran dan permintaan dan silang baris atau
kolom yang dipenuhi. Jila sebuah baris atau kolom dipenuhi secara bersamaan, hanya satu
diantaranya yang disilang dan baris (kolom) sisanya diberikan penawaran (permintaan) nol.
Setiap baris atau kolom dengan penawaran atau permintaan nol tidak boleh dipergunakan
dalam menghitung penalti berikutnya.

Langkah 3:

a. Jika tepat satu baris atau satu kolom yang belum disilang, berhentilah.

b. Jika hanya satu baris (kolom) dengan penawaran (permintaan) positif yang belum disilang,
tentukan variabel dasar dalam baris (kolom) tersebut dengan metode biaya terendah.

c. Jika semua baris dan kolom yang belum disilang memiliki (diberi) penawaran dan
permintaan nol, tentukan variabel dasar nol berdasarkan metode biaya terendah,
berhentilah.

d. Jika tidak, hitung ulang penalti untuk baris dan kolom yang belum disilang, lalu kembali ke
langkah 2. (Perhatiakan bahwa baris dan kolom dengan. penawaran dan permintaan yang
diberi nilai nol tidak boleh dipergunakan dalam menghitung penalti ini).

3. MODEL PENUGASAN
Pertimbangkan situasi penugasan m pekerjaan (atau pekerja) ke mesin. Pekerjaan i (-1,2, m)
ketikan ditugaskan ke mesin (1. 2. л) memerlukan biaya Cij. Tujuannya adalah menugaskan
pekerjaan-pekerjaan tersebut ke mesin-mesin (satu pekerjaan per mesin) dengan biaya total
terendah. Situasi ini dikenal sebagai masalah penugasan (assignment problem).
4. MODEL TRANSSHIPMENT

Model transportasi standar mengasumsikan bahwa rute langsung antara sebuah sumber dan
sebuah tujuan adalah rute berbiaya minimun. Jadi, tabel dari jarak dari tiga pabrik ke dua
pusat distribusi memberikan rute terdekat diantara sumber dan tujuan. Ini berarti bahwa
perhitungan persiapan yang melibatkan penentuan rute terdekat harus dilakukan sebuah
biaya unit dari model transportasi standar dapat ditentukan.

Satu prosedur alternatif dari penggunaan model transportasi biasa ( dengan algoritma rute
terdekat yang dimasukkan ke dalamnya) adalah model transshipment. Model yang baru ini
memiliki ciri tambahan yang mengijinkan unit-unit yang dikirimkan dari semua sumber untuk
melewati node-node antara atau sementara sebelum pada akhirnya mencapai tujuan
mereka. Akibatnya, algoritma baru ini menggabungkan baik algoritma transportasi biasa
dengan. algoritma rute terdekat menjadi satu prosedur.

5. PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DENGAN LP (LINEAR PROGRAMING)

Seperti anda ketahui, bahwa mengirim barang dari satu tempat ke tempat lain memerlukan
alat transportasi, baik alat transportasi yang dimiliki sendiri maupun menyewa, keduanya
memerlukan alat transportasi, baik alat transportasi yang dimiliki sendiri maupun menyewa,
keduanya memerlukan biaya pengiriman. Besanya biaya pengiriman barang dipengaruhi dua
variabel, yaitu jumlah barang yang akan dikirimkan dan biaya angkut per unit. Tentu saja
setiap mengirimkan, diupayakan agar total biaya pengiriman barang dari tempat asal ke
tempat tujuan. adalah minimum. Teori dan praktik harus sama, jika tidak sama tentu ada
yang salah dalam menerapkan prinsip manajemen yang benar. Apakah dalam praktiknya
terdapat penyimpangan? Harusnya tidak boleh menyimpang, jika terjadi penyimpangan,
misalnya mencari biaya transportasi yang lebih mahal, jelas hal ini melanggar prinsip
ekonomi perusahaan.

Model transportasi pada intinya mencari dan menetukan perencanaan pengiriman barang
(single commodity) dari tempat asal ke tempat tujuan, dengan total biaya transportasi yang
minimal. Oleh karena itu, dalam total biaya transportasi terdapat 3 (tiga) variabel, yakni
sebagai berikut:

1. Jumlah barang yang tersedia di tempat (sumber) asal, yakni kapasitas pengiriman.

2. Daya tampung di daerah atau tempat tujuan.


3. Biaya transportasi per unit barang yang akan dikirimkan.

6. Pemecahan Dengan Cara Stepping Stone (Pindah Batu)

Suatu perusahaan yang mempunyai 3 buah pabrik di W, H, P. Perusahaan. menghadapi


masalah alokasi hasil produksinya dari pabrik-pabrik tersebut ke gudang-gudang penjualan di
A, B, C

Tabel Kapasitas pabrik

Anda mungkin juga menyukai