Anda di halaman 1dari 13

MODEL TRANSPORTASI

DOSEN PENGAMPUH : Ruziah, S.E . M.M

 Dibuat Oleh : Kelompok II


 
Dika Farayuni ( 1810075612101 )
Eka Purnama Sari ( 1810075612103 )
Imelda Zulfina ( 2010316201197 )
Puput Arda ( 1810075612108 )
Sari Nova ( 1810075712114 )
Septiani Ila Safutri ( 1810075612116 )
 DEFINISI MODEL TRANSPORTASI
Pengertian Model Transportasi menurut beberapa ahli :

Menurut Anwar dan Nasandi (dalam Menurut Pangestu Subagyo (dalam Zainuddin,
Barani, 2002, hlm. 35) mengatakan bahwa 2011, hlm. 13), “Metode Transportasi merupakan
model transportasi (transportation models) suatu metode yang digunakan untuk mengatur
merupakan salah satu bentuk khusus atau distribusi dari sember-sumber yang menyediakan
variasi dari linier programming yang produk yang sama, ke tempat-tempat yang
dikembangkan khusus untuk memecahkan membutuhkan secara optimal”. Alokasi produk ini
masalah-masalah yang berhubungan dengan harus diatur sedemikian rupa, karena terdapat
transportasi (pengangkutan) dan distribusi perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber ke
produk atau sumber daya dari berbagai tempat-tempat tujuan berbeda-beda, dan dari
sumber (pusat pengadaan atau titik suplai) beberapa sumber ke suatu tempat tujuan juga
ke berbagai tujuan (titik permintaan). berbeda-beda.

2
 DEFINISI MODEL TRANSPORTASI
Persoalan transportasi merupakan bentuk khusus dari linier programming (LP). Model ini
secara khusus membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah
sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (destination, demand) dengan tujuan meminimumkan
ongkos pengangkutan yang terjadi. Selain berhubungan dengan biaya pengiriman barang, model
transportasi juga berhubungan dengan jumlah barang yang akan dialokasikan dari masing –
masing sumber/ pabrik ke masing – masing tujuan/ pasar. Dalam hal ini , perusahaan harus mampu
melakukan penjadwalan pengiriman barang yang optimal dalam rangka meminimumkan biaya
pengiriman.

Tujuan dari model ini adalah menentukan jumlah yang harus dikirimkan dari setiap sumber ke
setiap tujuan sedemikian rupa sehingga biaya transportasi total diminimumkan. Berguna untuk
memecahkan permasalahan distribusi (alokasi). Memecahkan permasalahan bisnis lainnya, seperti
masalah-masalah yang meliputi pengiklanan, pembelanjaan modal (capital financing) dan alokasi
dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini perakitan dan perencanaan scheduling
produksi.
3
Gambar disamping memperlihatkan sebuah
model transportasi dari sebuah jaringan dengan
m sumber dan n tujuan. Sebuah sumber atau
tujuan diwakili dengan sebuah node. Busur
yang menghubungkan sebuah sumber dan
sebuah tujuan mewakili rute pengiriman barang
tersebut. Jumlah penawaran di sumber i adalah
ai dan permintaan di tujuan j adalah bj. Biaya
unit transportasi antara sumber i dan tujuan j
adalah cij. Anggaplah xij mewakili jumlah
barang yang dikirimkan dari sumber i ke tujuan
j ; maka model LP yang mewakili masalah
transportasi ini diketahui secara umum sebagai
berikut:
 
4
 FORMULASI MODEL TRANSPORTASI

Secara umum model transportasi dapat di formulasikan dalam bentuk programming


linier sebagai berikut :

Kendala atau pembatas :


1. (persediaan /suplay dari masing – masing sumber/ pabrik).
Dimana i = S1,S2,S3 …..Sm

2. (permintaan / demand yang di perlukan pasar.


Dimana j = D1, D2, D3….Dn

Xij ≥ 0 untuk semua i dan j .

5
BENTUK STANDART MODEL TRANSPORTASI

Bentuk formulasi model standar transportasi terjadi jika jumlah permintaan


(demand) sama dengan jumlah penawaran (supply) :

6
BENTUK NON STANDART MODEL TRANSPORTASI

Bentuk non- standard model transportasi terjadi jika jumlah penawaran


(supply) tidak sama dengan jumlah permintaan (demand). Jika hal ini
terjadi, maka penyelesaiannya harus terlebih dahulu dikonversikan menjadi
bentuk standar dengan menggunakan suatu variable tambahannya yang
dinamakan dengan variabel dummy
1. Jika jumlah persediaan (supply) lebih besar dari permintaan (demand)
2. Jika jumlah persediaan (supply) lebih dari permintaan (demand)

7
PENYELESAIAN MODEL TRANSPORTASI

Langkah – langkah penyelesaian model transportasi adalah :


1. Membentuk Tabel Awal Model Transportasi yang Seimbang (Standar ). Dimana
jumlah permintaan (demand) sama dengan jumlah penawaran (supply) ,jika tidak
standar maka perlu di tambahkan dummy variabel dengan biaya nol,
2. Menentukan Basic Feasible Solution (Alokasi Fleksibel Awal/ Tabel Awal Yang
Fleksibel)
3. Melakukan pengujian optimalisasi dengan menggunakan metode stepping stone ,
metode MODI (Modified Distribution Method)

8
Metode North West Corner Rule (NWCR )

Sesuai dengan namanya, metode barat laut mengisi tabel awal transportasi dari sisi barat laut (kiri atas)
dengan kuantitas sebanyak-banyaknya. Pengisian dilakukan terus-menerus hingga semua sumber
dihabiskan.

Langkah – langkah :
1. Alokasi barang / komoditas di mulai dari pojok kiri atas (PoKiA) dan berakhir di pojok kanan bahwa
(PoKaBa). Hal ini dilakukan dengan cara mengalokasikan sebanyak mungkin komuditas pada X 11
dengan memperhatikan jumlah demand dan jumlah supply pada baris pertama dan kolom pertama (X11)

2. Setelah alokasi untuk X11 sudah dilakukan maka alokasi lainnya akan di lakukan pada baris atau kolom
yang lain , dengan memperhatikan ketentuan jumlah demand dan jumlah supply pada baris atau kolom
berikutnya. Langkah ini berakhir di pojok kanan bawah (PoKaBa) dengan ketentuan alokasi penawaran
telah di habiskan dan permintaan telah di penuhi.

9
Metode Biaya Minimum (Least Cost)

Prinsip dasar penyelesaian fisibel awal dengan metode biaya minimum tidak jauh berbeda
dengan metode sudut barat laut (NWCR). Hanya saja pengisian tidak dilakukan dari sisi barat laut,
tetapi dari sel yang biaya pengirimannya terendah. Pada sel itu kita isi dengan barang sebanyak
mungkin. Jika ada beberapa sel yang biaya terendahnya sama, maka dipilih sembarang.
 
Metode biaya terendah sering juga disebut metode greedy karena sifatnya selalu memulai
penyelesaian dari biaya yang kecil tanpa memperhitungkan efeknya terhadap keseluruhan proses.
Meskipun selalu dimulai dari sel yang biayanya kecil, namun metode biaya terendah belum tentu
menghasilkan penyelesaian optimal.
 
Secara logika, hasil yang didapat dengan metode biaya terendah akan lebih baik dibandingkan dengan
metode barat laut karena pengisian dengan metode barat laut tidak mempertimbangkan biaya
pengiriman pada sel yang bersangkutan. Akibatnya, total biaya pengiriman akan cenderung tidak
optimal.

10
Metode Biaya Minimum (Least Cost)

Langkah – langkah Metode Biaya Minimum (Least Cost):


 Alokasikan sebanyak mungkin ke sel yang mempunyai biaya terkecil. Jika
terdapat sel yang memiliki biaya terkecil yang sama besar, maka pilihlah salah
satu.

 Kurangi baris persediaan dalam kolom permintaan dengan jumlah yang


dialokasikan , jika baris persedian dan kolom permintaan sudah nol, maka
eliminasi baris atau kolom tersebut

11
Kesimpulan
Model Trasnportasi adalah salah satu bentuk dari variasi linier programing yang dikembangkan untuk memecahkan
masalah yang berhurhubungan dengan trasportasi dan distribusi produk dari berbagai sumber. Dimana model ini
mencangkup situasi situasi dibidang pengendalian mutu penjadwalan dan penungasan tenaga kerja serta dibidang
lainnya. Dengan tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi .

12
Thanks
you!

13

Anda mungkin juga menyukai