Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

“MODEL TRANSPORTASI”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Progam Linier

Dosen Pengampu :
Susi Setiawani, S.Si., MM.Sc.
Lioni Anka Monalisa, S.Pd., M.Pd.
Rafiantika Meghania Prihandini, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Antik Mustika Rini (190210101107)
Ni Kadek Sintya Dewi (229919990176)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul
“Model Transportasi” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Progam Linier
Adapun, penyusunan makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu,
kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami juga berharap
pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya agar di kemudian hari kami bisa
membuat makalah yang lebih sempurna lagi.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih pada segala pihak atas bantuannya dalam
penyusunan makalah ini.

Jember, 17 Oktober 2022

Tim penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
2.1 Model transportasi ............................................................................................................ 6
2.2 Jenis-Jenis Model Transportasi ........................................................................................ 9
2.3 Langkah-Langkah Model Transportasi ............................................................................ 9
2.4 Langkah-Langkah Menentukan Solusi Feasible Awal................................................... 10
2.5 Proses Menuju Solusi Optimal ....................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 38
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 38
3.2 Saran ............................................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 39
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi atau pengangkutan merupakan suatu bidang kegiatan yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Pentingnya transportasi bagi masyarakat
Indonesia disebabkan oleh beberapa factor antara lain, keadaan geografis Indonesia yang
terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar (archipelago), perairan yang terdiri dari sebagian
besar laut, sungai dan danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat,
perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Hal lain yang juga tidak
kalah pentingnya akan kebutuhan alat transportasi adalah kebutuhan kenyamanan,
keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang menunjang pelaksanaan pembangunan
yang berupa penyebaran kebutuhan pembangunan, pemerataan pembangunan, dan
distribusi hasil pembangunan di berbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air misalnya,
sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan.Secara umum transportasi
memegang peranan penting dalam dua hal yaitu pembangunan ekonomis dan
pembangunan non ekonomis.
Distribusi berkaitan erat dengan kegiatan transportasi yang memadai. Keduanya
memungkinkan berpindahnya produk dari pabrik sampai ke tujuan secara tepat waktu dan
jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik. Diperlukan adanya penentuan urutan-
urutan tujuan yang akan dikunjungi dengan armada khusus agar distribusi dapat berjalan
seefektif mungkin.
Persoalan transportasi pertama kali diformulasikan sebagai suatu prosedur khusus
yang mendapatkan progam biaya minimum dalam mendistribusikan unit yang homogen
dari suatu produk atas sejumlah titik penawaran (sumber) ke sejumlah titik permintaan
(tujuan). Semua ditempatkan pada sumber dan tujuan yang berbeda secara geografis.
Persoalan transportasi merupakan persoalan progam linier.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan makalah yang dibuat oleh kami sebagai penulis dapat ditemui beberapa
permasalahan diantaranya yaitu:
1. Bagaimana cara menyelesaikan masalah transportasi dengan tabel awal menggunakan
metode VAM (Vogel’s Approximation Method) dan North West Corner Method
(NWCM)
2. Bagaimana penyelesaian menggunakan metode MODI (Modified Distribution) dan
Stepping Stone (batu loncatan)

1.3 Tujuan Penulisan


Selain permasalahan yang ditemui dalam pembuatan makalah ini kami sebagai penulis
juga mempunyai beberapa tujuan dalam menulis makalah ini yaitu:
1. Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah transportasi dengan
tabel awal menggunakan metode VAM (Vogel’s Approximation Method) dan North West
Corner Method (NWCM)
2. Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menyelesaikan menggunakan metode MODI
dan Stepping Stone.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model transportasi


Metode transportasi digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber yang menyediakan
produk yang sama ke tempat yang membutuhkan secara optimal. Ada beberapa metode
untuk mencari solusi layak dasar awal. Tiga dari metode yang dikenal, yaitu North West
Corner, Least Cost, Vogel’s Approximation dan untuk mengecek optimal ada dua yaitu
metode Stepping Stone dan MODI (modified distribution).

Masalah transportasi secara umum berhubungan dengan masalah pendistribusian suatu


komoditas atau produk dari sejumlah (supply) ke sejumlah tujuan (demand, destination)
dengan tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi (biaya distribusi)

Ciri-ciri khusus persoalan transportasi adalah:


1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan diminta
oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai
dengan permintaan atau kapasitas sumber.
4. Ongkos pengangkutan komoditas dari satu sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu.

Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah model transportasi dari sebuah jaringan
dengan m sumber dan n tujuan. Sebuah sumber dan tujuan diwakili dengan sebuah node.
Busur yang menghubungkan sebuah sumber dan sebuah tujuan mewakili rute pengiriman
barang tersebut. Jumlah penawaran di sumber i adalah dan permintaan ditujuan j adalah
mewakili jumlah barang yang dikirimkan dari sumber i ke tujuan j; maka model LP yang
mewakili masalah seperti dibawah ini.
Transportasi ini diketahui secara umum sebagai berikut:

= Jumlah supply pada sumber i

= Jumlah permintaan pada tujuan j

= Harga satuan transportasi antara sumber i dan tujuan j

Dengan demikian, maka formulasi progam liniernya adalah sebagai berikut:

Minimumkan

∑∑

Dengan batasan

, untuk smua i dan j


Kelompok batasan yang pertama menetapkan bahwa jumlah pengiriman dari
sebuah sumber tidak dapat melebihi penawarannya. Demikian pula, kelompok batasan
kedua mengharuskan bahwa jumlah pengiriman ke sebuah tujuan harus memenuhi
permintaannya.

Dalam bentuk tabel dapat disajikan sebagai berikut ini:

Keterangab:

= Persediaan (supply), ketersediaan barang yang diangkut di m daerah asal

= Permintaan (demand) barang di sejumlah n tujuan

= Besarnya transport dari satu unit barang dari daerah asal ke tempat tujuan

= Jumlah barang yang akan diangkut dari daerah asal ke tempat tujuan

Biaya transport =

Jumlah permintaan = jumlah persediaan


Sebuah matriks memiliki m baris dan n kolom. Sumber-sumber berjajar pada baris ke-1
hingga ke m, sedangkan tujuan-tujuan berbanjar pada kolom ke-1 hingga ke-n. Jumlah
transportasi terdiri dari m baris dan n kolom, maka penyelesaian awal harus menghasilkan
m+m-1 buah variabel basis (sel yang terisi). Jika penyelesaian awalnya berisi kurang dari
m+n-1 buah variabel basis maka harus ditambahkan variabel dummy agar proses
pengecekan keoptimalan dan iterasi dapat dilakukan.

2.2 Jenis-Jenis Model Transportasi

Terdapat beberapa cara dalam model transportasi atau model distribusi, yaitu:
1. Untuk menentukan solusi awal dapat digunakan:
a. Metode North West Corner Method (Metode Sudut Barat Laut)
b. Metode Least Cost (Metode Biaya Terkecil)
c. Metode VAM (Vogel’s Approximation Method)
2. Untuk menentukan solusi akhir yang optimal dapat digunakan:
a. Metode Modified Distribution (MODI)
b. Metode Stepping Stone (SSM)

2.3 Langkah-Langkah Model Transportasi

1. Diagnosis masalah dimulai dengan pengenalan sumber, tujuan, parameter, dan


variabel.
2. Seluruh informasi tersebut kemudian dituangkan ke dalam matriks transportasi.
Dengan syarat:
a. Bila kapasitas seluruh sumber lebih besar dari permintaan seluruh tujuan maka
sebuah kolom (dummy) perlu ditambahkan untuk menampung kelebihan kapasitas
b. Bila kapasitas seluruh sumber lebih kecil dari seluruh permintaan tujuan maka
sebuah baris perlu ditambahkan untuk menyediakan kapasitas semu yang akan
memenuhi kelebihan permintaan itu. Jelas sekali bahwa kelebihan permintaan itu
tidak bisa terpenuhi.
3. Setelah matriks transportasi terbentuk kemudian dimulai menyusun tabel awal.
Algoritma transportasi mengenal tiga macam metode untuk menyusun tabel awal,
yaitu:
a. Metode biaya terkecil atau Least Cost Method
b. Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner Rule Method
c. VAM atau Vogel’s Approximation Method
Ketiga metode diatas masing-masing berfungsi untuk menentukan alokasi distribusi
awal yang akan membuat seluruh kapasitas sumber teralokasi ke seluruh tujuan.
4. Setelah penyusunan tabel awal selesai, maka sebagai langkah selanjutnya adalah
pengujian optimalitas tabel untuk mengetahui apakah biaya distribusi total telah
minimum. Secara sistematis, pengujian ini dilakukan unruk menjamin bahwa nilai
fungsi tujuan minimum telah tercapai. Ada dua macam pengujian optimalisasi
algoritma transportasi:
a. Stepping Stone
b. MODI atau Modified Distribution
5. Langkah terakhir adalah revisi tabel bila dalam langkah keempat terbukti bahwa tabel
belum optimal atau biaya distribusi total masih mungkin diturunkan lagi. Dengan
demikian, jelas sekali bahwa langkah kelima ini tidak akan dilakukan apabila pada
langkah keempat telah membuktikan bahwa tabel telah optimal.
Dalalm penyekesaian persoalan transportasi, harus dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Tentukan solusi feasible awal.
b. Tentukan entering variabel dari variabel-variabel non basis. Bila semua variabel
sudah memenuhi kondisi optimum, STOP. Bila belum, lanjutkan langkah c.
c. Tentukan leaving variable diantara variabel-variabel basis yang ada, kemudian
hitung solusi baru. Kembali ke langkah b.

2.4 Langkah-Langkah Menentukan Solusi Feasible Awal

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dan disini kami hanya mengambil NWCM
(north west corner method) dan VAM (vogel’s approximation method) untuk menentukan
solusi feasible awal yaitu:
1. Metode North West Corner Method (NWCM)
Metode North West Corner Method diperkenalkan oleh Charnes dan Cooper, kemudian
dikembangkan oleh Danzig. Caranya sebagai berikut:
a. Pengisian mulai dari sel kosong yang terletak pada sudut kiri.
b. Alokasi ke dalam sel tersebut sebanyak mungkin dengan memerhatikan
keseimbangan antara demand dan supply.
c. Kolom yang sudah terpenuhi dapat diberi tanda dan selanjutnya diabaikan.
d. Pengisian selanjutnya adalah pada sel kosong terdekat berikutnya dengan
memerhatikan keseimbangan antara demand dan supply.
e. Ulang langkah a-d.
2. Metode Vogel atau Vogel’s Approximation Method (VAM)
Metode Vogel merupakan metode yang lebih mudah dan lebih cepat untuk
mengatur alokasi dari beberapa sumber ke beberapa daerah yang mmebutuhkan.
Langkah-langkah untuk mengerjakannya sebagai berikut:
a. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber dan biaya pengangkutan ke
dalam matriks.
b. Carilah perbedaan dari dua biaya terkecil (dari nilai absolute), yaitu biaya terkecil
untuk setiap baris dan kolom.
c. Pilih nilai yang terbesar diantara semua nilai perbedaan pada kolom dan baris.
d. Isilah pada satu segi empat yang termasuk dalam kolom atau baris terpilih, yaitu pada
segi empat yang biayanya terendah diantara segi empat yang lain pada kolom atau
baris itu. Isinya sebanyak mungkin yang bisa dilakukan.
e. Hilangkan baris atau kolom tersebut karena baris atau kolom tersebut sudah diisi
sepenuhnya sehingga tidak mungkin diisi lagi.

2.5 Proses Menuju Solusi Optimal


Setelah tabel awal transportasi dibuat (dengan sembarang metode), langkah berikutnya
adalah mengecek apakah tabel tersebut sudah optimal. Menentukan entering dan leaving
variable adalah tahap berikutnya dari pemecahan persoalan transportasi, setelah solusi fisible
awal diperoleh. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menentukan entering dan leaving
variable yaitu dengan menggunakan metode stepping stone dan Modified Distribution
Method (Metode MODI).
1. Metode Stepping Stone
Syarat: Jumlah rute atau sel yang mendapat alokasi harus sebanyak Jumlah Kolom +
Jumlah Baris -1
Langkah – Langkahnya:
a. Memilih salah satu sel kosong (yang tidak mendapatkan alokasi).
b. Mulai dari sel ini, kita membuat jalur tertutup melalui sel – sel yang mendapatkan
alokasi menuju sel kosong terpilih Kembali. Jalur tertutup ini bergerak secara
horizontal dan vertical saja.
c. Mulai dengan tanda (+) pada sel kosong terpilih, kita menempatkan tanda (-) dan (+)
secara bergantian pada setiap sudut jalut tertutup.
d. Menghitung indeks perbaikan dengan cara menjumlahkan biaya transportasi pada sel
bertanda (+) dan mengurangkan biaya transportasi pada sel bertanda (-).
e. Mengulangi tahap 1 sampai 4 hingga indeks perbaikan untuk semua sel kosong telah
terhitung. Jika indeks perbaikan dari sel-sel kosong lebih besar atau sama dengan nol,
solusi opyimal telah tercapai.
2. Modified Distribution Method (Metode MODI)
Metode MODI (Modified Distribution) merupakan perkembangan dari metode Stepping
Stone. Penentuan sel kosong yang bisa menghemat biaya pada metode ini dilakukan
dengan prosedur yang lebih pasti dan tepat serta metode ini dapat mencapai hasil
optimal lebih cepat. Metode MODI menghitung indeks perbaikan untuk setiap sel
kosong tanpa menggunakan jalur tertutup. Indeks perbaikan dihitung dengan terlebih
dahulu menentukan nilai baris dan kolom. Notasi dalam metode MODI terdiri dari:

Ada lima Langkah dalam aplikasi metode MODI, yaitu:


1. Menghitung nilai setiap baris dan kolom, dengan menetapkan
Formula tersebut berlaku untuk sel yang mendapat alokasi saja.
2. Setelah semua persamaan telah tertulis, tetapkan
3. Mencari solusi untuk semua R dan K.
4. Menghitung indeks perbaikan dengan menggunakan formula .

5. Mengaplikasikan kriteria optimalitas sebagaimana pada metode stepping stone.


a. Contoh Soal

Contoh Soal Metode North West Corner Method (NWCM):

Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke
tiga kota dengan kebutuhan masing – masing kota adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton.
Biaya pengiriman (ribuan) dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut.
Kota
Pabrik
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19
Tentukan penyelesaian fisibel awal dengan metode sudut barat laut.

Penyelesaian:

jumlah kapasitas yang dimiliki pabrik 1, 2, dan 3 adalah ton,


sedangkan jumlah permintaan di setiap kota A, B, dan C adalah ton.
Karena keduanya sama maka proses iterasi dapat dimulai. Kondisi transportasi tampak pada
tabel di bawah. Biaya pengiriman perunit barang tampak pada ujung kanan atas tiap sel. Di
sisi kanan tampak jumlah persediaan barang dari tiap pabrik, sedangkan sisi bawah tabel
adalah jumlah permintaan tiap kota.

Ke-
Kota A Kota B Kota C Persediaan
Dari

20 5 8 90
Pabrik 1

15 20 10 60
Pabrik 2

25 10 19 50
Pabrik 3

Permintaan 50 110 40 200


ujung barat laut dari tabel adalah sel dengan . Sel ini diisi dengan kuantitas
sebanyak mungkin. Pabrik1 memiliki 90 ton barang, sedangkan kota A membutuhkan 50
ton. Maka diisi sebanyak-banyaknya, yaitu 50 ton. Dengan mengisi maka
otomatis permintaan kota A sudah terpenuhi sehingga dan tidak boleh diisi lagi.

Ke-
Kota A Kota B Kota C Persediaan
Dari

20 5 8 90
Pabrik 1
50

15 20 10 60
Pabrik 2

25 10 19 50
Pabrik 3

Permintaan 50 110 40 200

Sekarang ujung barat laut adalah sel yang akan diisi dengan barang semaksimal
mungkin. Pabrik 1 hanya memiliki 90 ton dan sudah dikirimkan ke kota A sebanyak 50 ton
sehingga tersisa 40 ton. Di sisi lain, kota B membutuhkan sebanyak 110 ton. Maka .
Dengan pengisian ini maka pabrik 1 sudah kehabisan barang sehingga tidak boleh diisi lagi.

Ke-
Kota A Kota B Kota C Persediaan
Dari

20 5 8 90
Pabrik 1
50 40

15 20 10 60
Pabrik 2
60

25 10 19 50
Pabrik 3
10 40

Permintaan 50 110 40 200


Karena barang pabrik 1 sudah habis, maka sekarang ujung barat lautnya terletak pada sel
dengan . Pabrik 2 memiliki 60 ton barang sedangkan kota B tinggal membutuhkan
70 ton barang lagi. Maka dan tidak boleh diisi lagi. Demikian seterusnya
sehingga semua barang terdistribusikan. Biaya total pengiriman adalah sebesar ( )
( ) ( ) ( ) ( ) (ribuan).

Tampak bahwa jumlah sel basis (sel terisi) = 5 sel yang sama dengan jumlah baris + jumlah
kolom -1 = 3 + 3 – 1 = 5. Jadi jumlah basisnya mencukupi dan tidak memerlukan variabel
basis dummy.
Contoh Soal Metode Vogel’s Approximation Method (VAM):

1. Dengan kasus yang sama seperti contoh pada metode North West Corner Method
(NWCM). Tentukan penyelesaian fisibel awal dengan metode Vogel’s Approximation
Method (VAM) !

Penyelesaian:

Pada baris 1, dua sel yang biayanya terkecil adalah dan . Selisihnya adalah
. Pada baris 2, dua sel yang biayanya terkecil adalah dan .
Selisihnya adalah . Demikian seterusnya dihitung selisih 2 sel dengan biaya
terkecil pada tiap baris dan kolom. Hasilnya tampak pada tabel dibawah.

2 Sel dengan Biaya


Baris/Kolom Selisih
Terkecil
Baris-1 dan
Baris-2 dan
Baris-3 dan
Kolom-1 dan
Kolom-2 dan
Kolom-3 dan

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Selisih
Dari

20 5 8 90
Pabrik 1 3

15 20 10 60
Pabrik 2 5

25 10 19 50
Pabrik 3 9*
50

Kebutuhan 50 110 40 200

Selisih 5 5 2

Selisih terbesar yaitu = 9 terjadi pada baris ke-3. Biaya terkecil pada baris ke-3 adalah
. Pada sel ini dimasukkan barang sebanyak-banyaknya, yaitu 50 ton. Jadi
ton. Dengan pengisian ini maka pabrik 3 sudah kehabisan barang sehingga sel lain pada
baris ke-3 tidak diikutkan pada iterasi berikutnya. Proses perhitungan selisih 2 sel yang
biayanya terkecil dilanjutkan tetapi dengan menghilangkan baris ke-3 dari perhitungan
sehingga kemudian didapatkan:

Baris/Kolom 2 Sel dengan Biaya Terkecil Selisih


Baris-1 dan
Baris-2 dan
Kolom-1 dan
Kolom-2 dan
Kolom-3 dan

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Selisih
Dari

20 5 8 90
Pabrik 1 3 3
60

15 20 10 60
Pabrik 2 5 5

25 10 19 50
Pabrik 3 9* -
50

Kebutuhan 50 110 40 200

5 5 2
Selisih
5 15* 2

Selisih terbesar = 15 terjadi pada kolom 2. Biaya terkecil adalah pada baris 1 adalah
. Pada sel ini diisikan barang sebanyak-banyaknya, yaitu 110 ton, akan tetapi karena kolom
2 sudah terpenuhi 50 ton pada iterasi sebelumnya maka ton. Dengan pengisian ini
maka kolom 2 sudah terpenuhi, sehingga sel lain pada kolom 2 tidak dapat diisi lagi.
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Selisih
Dari

20 5 8 90
Pabrik 1 3 3 12*
60 30
15 20 10 60
Pabrik 2 5 5 5

25 10 19 50
Pabrik 3 9* - -
50

Kebutuhan 50 110 40 200

5 5 2

Selisih 5 15* 2

5 - 2

Pada iterasi berikutnya, selisih 2 sel adalah biaya terkecil pada baris 1 dan 2 masing-masing
adalah 12 dan 5. Selisih pada kolom 12 dan 5. Selisih pada kolom 1 dan 3 masing-masing
adalah 5 dan 2. Nilai maksimum terjadi pada baris 1, maka dan baris 1 tidak boleh
diisi lagi.

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Selisih
Dari

20 5 8 90
Pabrik 1 3 3 12*
60 30

15 20 10 60
Pabrik 2 5 5 5
50 10

25 10 19 50
Pabrik 3 9* - -
50

Kebutuhan 50 110 40 200

5 5 2

Selisih 5 15* 2

5 - 2

Karena sekarang sisanya tinggal sel pada satu baris maka isikan mulai dari sel yang
biayanya terkecil, yaitu dan . Biaya total pengirimannya adalah sebesar
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (ribuan).
Contoh Soal Metode Stepping Stone:
Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke
tiga kota dengan kebutuhan masing – masing kota adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton.
Biaya pengiriman (ribuan) dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut.
Kota
Pabrik
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19
Berapakah total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan ketiga kota tersebut?
Penyelesaian:
Tabel Transportasi

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

Pabrik 2 15 20 10 60

Pabrik 3 25 10 19 50

Kebutuhan 50 110 40 200


1. Dengan metode sudut barat laut diperoleh table fisible awal sebagai berikut:

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

50 40

Pabrik 2 15 20 10 60

60

Pabrik 3 25 10 19 50

10 40

Kebutuhan 50 110 40 200

2. Tabel Alokasi Pertama dengan metode Stepping Stone

Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas


Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

50 40

Pabrik 2 15 20 10 60

60

Pabrik 3 25 10 19 50

10 40

Kebutuhan 50 110 40 200

Biaya pengiriman untuk alokasi tahap pertama:

50(20) + 40(5) + 60(20) + 10(10) + 40(19) =3260

3. Menguji sel-sel yang masih kosong, apakah masih bisa memiliki nilai negative atau
tidak, artinya masih bisa menurunkan biaya transportasi atau tidak. Sel yang diuji
adalah: Pengujian dilakukan pada setiap sel kosong tersebut dengan
menggunakan metode Stepping Stone. Pada metode ini, pengujian dilakukan dengan
sel Kosong tersebut, selanjutnya bergerak (boleh searah jarum jam dan boleh
berlawanan) secara lurus/tidak boleh diagonal, kearah sel yang telah terisi dengan
alokasi, begitu seterusnya sampai Kembali ke sel kosong tersebut. Setiap pergerakan
ini akan mengurangi dan menambah secara bergantian biaya pada sel kosong tersebut.
Perhatikan tanda panah dan tanda (+) atau (-) nya.
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

50 40

Pabrik 2 15 20 10 60

60

Pabrik 3 25 10 19 50

10 40

Kebutuhan 50 110 40 200

Pengujian
Sel
Sel
Sel
Sel

4. Merubah alokasi pengiriman ke sel , yang pengujian sebelumnya memiliki


pergerakan:
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari

20 5 8 90
Pabrik 1
(-) (+)

15 20 10 60
Pabrik 2
(+) (-)

25 10 19 50
Pabrik 3

Kebutuhan 50 110 40 200

Dari pergerakan dan tanda ( ) ( ) yang ada, perhatikan sel yang bertanda minus
saja, yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel
yang alokasi pengiriman sebelumnya memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel
, dengan alokasi sebelumnya 50 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 60
ton. Selanjutnya angka 50 ton di sel tersebut digunakan untuk mengurangi atau
menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai tanda pada pergerakan
pengujian). Dengan demikian dapat dihasilkan tabel transportasi sebagai berikut:

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari

20 5 8 90
Pabrik 1
90

15 20 10 60
Pabrik 2
50 10

25 10 19 50
Pabrik 3
10 40

Kebutuhan 50 110 40 200


Sel
Sel
Sel
Sel
5. Pengujian
Sel (menjadi lebih mahal 20/ton)
Sel
Sel
Sel (menjadi lebih mahal 20/ton)
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata sel masih dapat memberikan penurunan biaya
sebesar RP 19/ton. Dengan demikian memang perlu dilakukan perubahan alokasi
pengiriman, dengan mencoba mengalokasikan pengiriman ke sel dengan langkah :
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Ke-

Dari

20 5 8 90
Pabrik 1

15 20 10 60
Pabrik 2
(-) (+)

25 10 19 50
Pabrik 3
(+) (-)

Kebutuhan 50 110 40 200

Dari pergerakan dan tanda (+)/(-) yang ada, perhatikan sel yang bertanda minus saja,
yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi
pengiriman sebelumnya memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel , dengan alokasi
sebelumnya 10 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 40 ton. Selanjutnya angka
10 ton di sel tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah alokasi yang ada
selama pengujian (sesuai tanda pada pergerakan pengujian).
Dengan demikian dapat dihasilkan tabel transportasi sebagai berikut:

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

90

Pabrik 2 15 20 10 60

50 10

Pabrik 3 25 10 19 50

20 30

Kebutuhan 50 110 40 200

Sel
Sel
Sel
Sel
6. Pengujian
Sel (menjadi lebih mahal 1/ton)
Sel
Sel (lebih mahal 19/ton)
Sel (menjadi lebih mahal 1/ton)
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata sel masih dapat memberikan penurunan biaya
sebesar 6/ton. Dengan demikian memang perlu dilakukan perubahan alokasi
pengiriman, dengan mencoba mengalokasikan pengiriman ke sel Sel dengan
langkah :

Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas


Dari

20 5 8 90
Pabrik 1
(-) (+)

15 20 10 60
Pabrik 2
50

25 10 19 50
Pabrik 3
(+) (-)

Kebutuhan 50 110 40 200

Dari pergerakan dan tanda (+)/(-) yang ada, perhatikan sel yang bertanda minus saja,
yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel yang
alokasi pengiriman sebelumnya memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel ,
dengan alokasi sebelumnya 30 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 90 ton.
Selanjutnya angka 30 ton di sel tersebut digunakan untuk mengurangi atau
menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai tanda pada pergerakan
pengujian).
Dengan demikian dapat dihasilkan tabel transportasi sebagai berikut:
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari

20 5 8 90
Pabrik 1
60 30

15 20 10 60
Pabrik 2
50 10

25 10 19 50
Pabrik 3
50

Kebutuhan 50 110 40 200

Sel
Sel
Sel
Sel
Nilai alokasi pada sel dan tidak mengalami perubahan karena tidak termasuk
dalam pergerakan dalam pergerakan pengujian sel tersebut.
7. Pengujian
Sel (menjadi lebih mahal 7/ton)
Sel (menjadi lebih mahal 13/ton)
Sel (lebih mahal 7/ton)
Sel (menjadi lebih mahal 6/ton)
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata semua sel sudah tidak ada yang bernilai negatif
lagi, atau dengan kata lain semua sel sudah tidak dapat memberikan penurunan biaya
lagi, sehingga dengan demikian dapat dikatakan kasus telah optimal, dengan total biaya:
Biaya mengirim 60 ton dari P1 ke kota B = 60 x 5 = 300
Biaya mengirim 30 ton dari P1 ke kota C = 30 x 8 = 240
Biaya mengirim 50 ton dari P2 ke kota A = 50 x 15 = 750
Biaya mengirim 10 ton dari P2 ke kota C = 10 x 10 = 100
Biaya mengirim 50 ton dari P3 ke kota B = 50 x 10 = 500
-----------------------------------------------------------------------------+
Total biaya pengirimannya = 1890
Kesimpulan :
Jadi, total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan ketiga kota tersebut adalah Rp. 1.890.000,00.
Contoh Soal Metode MODI
Dengan kasus yang sama seperti contoh pada metode stepping stone. Berapakan total biaya
optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan ketiga kota
tersebut?
Penyelesaian:
Langkah-langkah:
1. Tabel awal yang digunakan adalah tabel NWC
Ke- Kota A
Kota B Kota C Kapasitas
Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

50 40

Pabrik 2 15 20 10 60

50 60

Pabrik 3 25 10 19 50

10 40

Kebutuhan 50 110 40 200

2. Perubahan Alokasi 1
a. Buat variable Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom
b. Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan rumus:

Nilai baris 1 =
Mencari nilai kolom A

, nilai kolom A = 20
Mencari nilai kolom dan baris yang lain:
; ;
; ;
; ;
; ;
Nilai-nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti terlihat
pada tabel berikut:
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas

Dari

20 5 8 90
Pabrik 1
50 40

15 20 10 60
Pabrik 2
60

25 10 19 50
Pabrik 3
10 40

Kebutuhan 50 110 40 200

c. Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:


Index perbaikan =
Sel Indeks Perbaikan
2–A -20
3–A 0
1–C -6
2–C -19

d. Memilih titik tolak perubahan


Sel yang mempunyai indeks perbaikan negatif berarti bila diberi alokasi akan
dapat mengurangi jumlah biaya pengangkutan. Bila nilainya positif berarti pengisian
akan menyebabkan kenaikan biaya pengangkutan. Sel yang merupakan titik tolak
perubahan adalah sel yang indeksnya “bertanda negatif”, dan “angkanya terbesar”.
Dalam tabel diatas ternyata yang memenuhi syarat adalah sel 2 – A. Oleh karena itu
sel ini dipilih sebagai sel yang akan diisi.
e. Memperbaiki alokasi
Buat jalur tertutup. Berilah tanda positif pada 2 – A. Pilih 1 sel terdekat yang isi dan
sebaris (2 – B), 1 sel yang isi terdekat dan sekolom (1 – A), berilah tanda negatif
pada dua sel terebut. Kemudian pilih satu sel yang sebaris atau sekolom dengan dua
sel bertanda negatif tadi (1 – B) dan beri tanda positif. Selanjutnya pindahkan isi dari
sel bertanda negatif ke yang bertanda positif sebanyak isi terkecil dari sel yang
bertanda negatif yaitu 50. Jadi, 2 – A kemudian berisi 50, 2 – B berisi 60 – 50 = 10, 1
– B berisi 40 + 50 = 90 dan 1 – A tidak berisi.
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Ke-

Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

50 (-) 40 (+)

Pabrik 2 15 20 10 60

50 (+) 60 (-)

Pabrik 3 25 10 19 50

10 40

Kebutuhan 50 110 40 200

Biaya transportasi = 90 (5) + 50 (15) + 10 (20) + 10 (10) + 40 (19) = 2260


f. Ulangi langkah – langkah tersebut sampai diperoleh biaya terendah. Bila masih ada
indeks perbaikan yang bernilai negatif berarti alokasi tersebut masih dapat diubah
untuk mengurangi biaya pengangkutan. Bila sudah tidak ada indeks yang negatif
berarti sudah optimal.
3. Perubahan Alokasi ke-2
a. Buat variable Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom
b. Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan rumus:

Nilai baris 1 =
Mencari nilai kolom B
, nilai kolom B = 5
Mencari nilai kolom dan baris yang lain:
; ;
; ;
; ;
; ;
Nilai-nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti
terlihat pada tabel berikut:
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas

Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

90

Pabrik 2 15 20 10 60

50 10

Pabrik 3 25 10 19 50

10 40

Kebutuhan 50 110 40 200


c. Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas

Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

90

Pabrik 2 15 20 10 60

50 10

Pabrik 3 25 10 19 50

10 40

Kebutuhan 50 110 40 200

Index perbaikan =
Sel Indeks Perbaikan
1–A -20
1–C -6
2–C -19
3–A 20
d. Memilih titik tolak perubahan
Sel yang merupakan titik tolak perubahan adalah sel 2 – C.
e. Memperbaiki alokasi
Buat jalur tertutup. Berilah tanda positif pada 2 – C. Pilih 1 sel terdekat yang isi
dan sebaris (2 – B), 1 sel yang isi terdekat dan sekolom (3 – C), berilah tanda negatif
pada dua sel terebut. Kemudian pilih satu sel yang sebaris atau sekolom dengan dua
sel bertanda negatif tadi (3 – B) dan beri tanda positif. Selanjutnya pindahkan isi dari
sel bertanda negatif ke yang bertanda positif sebanyak isi terkecil dari sel yang
bertanda negatif yaitu 10. Jadi, 2 – C kemudian berisi 10, 2 – B tidak terisi, 3 – B
berisi 10 + 10 = 20 dan 3 – C berisi 40 – 10 = 30.
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas

Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

90

Pabrik 2 15 20 10 10 60

50 10 (-) 10 (+)

Pabrik 3 25 20 10 30 19 50

10 (+) 40 (-)

Kebutuhan 50 110 40 200

Biaya transportasi = 90 (50) + 50 (15) + 10 (10) + 20 (10) + 30 (19) = 2070


4. Perubahan Alokasi ke-3
a. Buat variable Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom
b. Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan rumus:

Nilai baris 1 =
Mencari nilai kolom B

, nilai kolom B = 5
Mencari nilai kolom dan baris yang lain:
; ;
; ;
; ;
; ;
Nilai-nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti
terlihat pada tabel berikut:
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas

Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

90

Pabrik 2 15 20 10 60

50 10

Pabrik 3 25 10 19 50

20 40

Kebutuhan 50 110 40 200

c. Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:


Index perbaikan =
Sel Indeks Perbaikan
1–A 1
1–C -6
2–C 19
3–A 1
d. Memilih titik tolak perubahan
Sel yang merupakan titik tolak perubahan adalah sel 1 – C.
e. Memperbaiki alokasi
Buat jalur tertutup. Berilah tanda positif pada 1 – C. Pilih 1 sel terdekat yang isi
dan sebaris (1 – B), 1 sel yang isi terdekat dan sekolom (3 – C), berilah tanda negatif
pada dua sel terebut. Kemudian pilih satu sel yang sebaris atau sekolom dengan dua
sel bertanda negatif tadi (2 – B) dan beri tanda positif. Selanjutnya pindahkan isi dari
sel bertanda negatif ke yang bertanda positif sebanyak isi terkecil dari sel yang
bertanda negatif yaitu 30. Jadi, 1 – C kemudian berisi 30, 1 – B berisi 90 – 30 = 60, 2
– B berisi 20 + 30 = 50 dan 3 – C tidak terisi.
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas

Dari

Pabrik 1 20 60 5 30 8 90

90 (-) (+)

Pabrik 2 15 20 10 60

50 10

Pabrik 3 25 50 10 19 50

20 (+) 30 (-)

Kebutuhan 50 110 40 200

Biaya transportasi = 60 (5) + 30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) = 1890


5. Perubahan Alokasi ke -4
a. Buat variable Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom
b. Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan rumus:

Nilai baris 1 =
Mencari nilai kolom B

, nilai kolom B = 5
Mencari nilai kolom dan baris yang lain:
; ;
; ;
; ;
; ;
Nilai-nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti
terlihat pada tabel berikut:
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas

Dari

Pabrik 1 20 5 8 90

60 30

Pabrik 2 15 20 10 60

50 10

Pabrik 3 25 10 19 50

50

Kebutuhan 50 110 40 200

c. Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:


Index perbaikan =
Sel Indeks Perbaikan
1–A 7
1–C 13
2–C 15
3–A 6
Karena indeks perbaikan pada setiap sel sudah tidak ada yang negatif, maka tabel
pada perubahan alokasi ke-3 sudah optimal.
Kesimpulan
Jadi, total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan ketiga kota tersebut adalah Rp. 1.890.000,00
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Distribusi berkaitan erat dengan kegiatan transportasi yang memadai. Keduanya
memungkinkan berpindahnya produk dari pabrik sampai ke tujuan secara tepat waktu dan
jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik. Diperlukan adanya penentuan urutan-
urutan tujuan yang akan dikunjungi dengan armada khusus agar distribusi dapat berjalan
seefektif mungkin.
Transportasi pendistribusian berbagai komoditi dari berbagai berbagai kelompok pusat
penerima yang disebut tujuan sedemikian rupa sehingga meminimalisasi biaya distribusi
total. Salah satu metode pada model transportasi dapat dijadikan sebagai salah satu solusi
dalam transportasi sehingga pendistribusian barang dapat dilakukan seefektif mungkin
dengan biaya yang minimum.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis senantiasa menerima saran dan kritik dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Namun, penulis berharap dengan adanya makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembawa terkait dengan program linier.
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, N. L. (2015). Implementasi Pengoptimalan Biaya Transportasi dengan North West


Corner Method (NWCM) dan Stepping Stone Method (SSM) untuk Distribusi Raskin pada
Perum Bulog Sub Divre Semarang.

Kertiasih, N. K. (2012). Penggunaan Metode Transportasi Dalam Program Linier Untuk


Pendistribusian Barang. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 6(2), 27–35.
https://doi.org/10.23887/jptk.v6i2.24

Ketut, N., Tastrawati, T., Si, S., Si, M., & Matematika, J. (2015). PEMROGRAMAN LINIER :
MODEL TRANSPORTASI.

Novriyanto, B. (2018). Penerapan Model Transportasi Untuk Meminimalkan Biaya Distribusi


pada CV DH Permata Sentosa.

Anda mungkin juga menyukai