“MODEL TRANSPORTASI”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Progam Linier
Dosen Pengampu :
Susi Setiawani, S.Si., MM.Sc.
Lioni Anka Monalisa, S.Pd., M.Pd.
Rafiantika Meghania Prihandini, S.Pd., M.Si.
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Antik Mustika Rini (190210101107)
Ni Kadek Sintya Dewi (229919990176)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul
“Model Transportasi” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Progam Linier
Adapun, penyusunan makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu,
kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami juga berharap
pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya agar di kemudian hari kami bisa
membuat makalah yang lebih sempurna lagi.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih pada segala pihak atas bantuannya dalam
penyusunan makalah ini.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah model transportasi dari sebuah jaringan
dengan m sumber dan n tujuan. Sebuah sumber dan tujuan diwakili dengan sebuah node.
Busur yang menghubungkan sebuah sumber dan sebuah tujuan mewakili rute pengiriman
barang tersebut. Jumlah penawaran di sumber i adalah dan permintaan ditujuan j adalah
mewakili jumlah barang yang dikirimkan dari sumber i ke tujuan j; maka model LP yang
mewakili masalah seperti dibawah ini.
Transportasi ini diketahui secara umum sebagai berikut:
Minimumkan
∑∑
Dengan batasan
Keterangab:
= Besarnya transport dari satu unit barang dari daerah asal ke tempat tujuan
= Jumlah barang yang akan diangkut dari daerah asal ke tempat tujuan
Biaya transport =
Terdapat beberapa cara dalam model transportasi atau model distribusi, yaitu:
1. Untuk menentukan solusi awal dapat digunakan:
a. Metode North West Corner Method (Metode Sudut Barat Laut)
b. Metode Least Cost (Metode Biaya Terkecil)
c. Metode VAM (Vogel’s Approximation Method)
2. Untuk menentukan solusi akhir yang optimal dapat digunakan:
a. Metode Modified Distribution (MODI)
b. Metode Stepping Stone (SSM)
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dan disini kami hanya mengambil NWCM
(north west corner method) dan VAM (vogel’s approximation method) untuk menentukan
solusi feasible awal yaitu:
1. Metode North West Corner Method (NWCM)
Metode North West Corner Method diperkenalkan oleh Charnes dan Cooper, kemudian
dikembangkan oleh Danzig. Caranya sebagai berikut:
a. Pengisian mulai dari sel kosong yang terletak pada sudut kiri.
b. Alokasi ke dalam sel tersebut sebanyak mungkin dengan memerhatikan
keseimbangan antara demand dan supply.
c. Kolom yang sudah terpenuhi dapat diberi tanda dan selanjutnya diabaikan.
d. Pengisian selanjutnya adalah pada sel kosong terdekat berikutnya dengan
memerhatikan keseimbangan antara demand dan supply.
e. Ulang langkah a-d.
2. Metode Vogel atau Vogel’s Approximation Method (VAM)
Metode Vogel merupakan metode yang lebih mudah dan lebih cepat untuk
mengatur alokasi dari beberapa sumber ke beberapa daerah yang mmebutuhkan.
Langkah-langkah untuk mengerjakannya sebagai berikut:
a. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber dan biaya pengangkutan ke
dalam matriks.
b. Carilah perbedaan dari dua biaya terkecil (dari nilai absolute), yaitu biaya terkecil
untuk setiap baris dan kolom.
c. Pilih nilai yang terbesar diantara semua nilai perbedaan pada kolom dan baris.
d. Isilah pada satu segi empat yang termasuk dalam kolom atau baris terpilih, yaitu pada
segi empat yang biayanya terendah diantara segi empat yang lain pada kolom atau
baris itu. Isinya sebanyak mungkin yang bisa dilakukan.
e. Hilangkan baris atau kolom tersebut karena baris atau kolom tersebut sudah diisi
sepenuhnya sehingga tidak mungkin diisi lagi.
Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke
tiga kota dengan kebutuhan masing – masing kota adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton.
Biaya pengiriman (ribuan) dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut.
Kota
Pabrik
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19
Tentukan penyelesaian fisibel awal dengan metode sudut barat laut.
Penyelesaian:
Ke-
Kota A Kota B Kota C Persediaan
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1
15 20 10 60
Pabrik 2
25 10 19 50
Pabrik 3
Ke-
Kota A Kota B Kota C Persediaan
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1
50
15 20 10 60
Pabrik 2
25 10 19 50
Pabrik 3
Sekarang ujung barat laut adalah sel yang akan diisi dengan barang semaksimal
mungkin. Pabrik 1 hanya memiliki 90 ton dan sudah dikirimkan ke kota A sebanyak 50 ton
sehingga tersisa 40 ton. Di sisi lain, kota B membutuhkan sebanyak 110 ton. Maka .
Dengan pengisian ini maka pabrik 1 sudah kehabisan barang sehingga tidak boleh diisi lagi.
Ke-
Kota A Kota B Kota C Persediaan
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1
50 40
15 20 10 60
Pabrik 2
60
25 10 19 50
Pabrik 3
10 40
Tampak bahwa jumlah sel basis (sel terisi) = 5 sel yang sama dengan jumlah baris + jumlah
kolom -1 = 3 + 3 – 1 = 5. Jadi jumlah basisnya mencukupi dan tidak memerlukan variabel
basis dummy.
Contoh Soal Metode Vogel’s Approximation Method (VAM):
1. Dengan kasus yang sama seperti contoh pada metode North West Corner Method
(NWCM). Tentukan penyelesaian fisibel awal dengan metode Vogel’s Approximation
Method (VAM) !
Penyelesaian:
Pada baris 1, dua sel yang biayanya terkecil adalah dan . Selisihnya adalah
. Pada baris 2, dua sel yang biayanya terkecil adalah dan .
Selisihnya adalah . Demikian seterusnya dihitung selisih 2 sel dengan biaya
terkecil pada tiap baris dan kolom. Hasilnya tampak pada tabel dibawah.
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Selisih
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1 3
15 20 10 60
Pabrik 2 5
25 10 19 50
Pabrik 3 9*
50
Selisih 5 5 2
Selisih terbesar yaitu = 9 terjadi pada baris ke-3. Biaya terkecil pada baris ke-3 adalah
. Pada sel ini dimasukkan barang sebanyak-banyaknya, yaitu 50 ton. Jadi
ton. Dengan pengisian ini maka pabrik 3 sudah kehabisan barang sehingga sel lain pada
baris ke-3 tidak diikutkan pada iterasi berikutnya. Proses perhitungan selisih 2 sel yang
biayanya terkecil dilanjutkan tetapi dengan menghilangkan baris ke-3 dari perhitungan
sehingga kemudian didapatkan:
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Selisih
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1 3 3
60
15 20 10 60
Pabrik 2 5 5
25 10 19 50
Pabrik 3 9* -
50
5 5 2
Selisih
5 15* 2
Selisih terbesar = 15 terjadi pada kolom 2. Biaya terkecil adalah pada baris 1 adalah
. Pada sel ini diisikan barang sebanyak-banyaknya, yaitu 110 ton, akan tetapi karena kolom
2 sudah terpenuhi 50 ton pada iterasi sebelumnya maka ton. Dengan pengisian ini
maka kolom 2 sudah terpenuhi, sehingga sel lain pada kolom 2 tidak dapat diisi lagi.
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Selisih
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1 3 3 12*
60 30
15 20 10 60
Pabrik 2 5 5 5
25 10 19 50
Pabrik 3 9* - -
50
5 5 2
Selisih 5 15* 2
5 - 2
Pada iterasi berikutnya, selisih 2 sel adalah biaya terkecil pada baris 1 dan 2 masing-masing
adalah 12 dan 5. Selisih pada kolom 12 dan 5. Selisih pada kolom 1 dan 3 masing-masing
adalah 5 dan 2. Nilai maksimum terjadi pada baris 1, maka dan baris 1 tidak boleh
diisi lagi.
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Selisih
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1 3 3 12*
60 30
15 20 10 60
Pabrik 2 5 5 5
50 10
25 10 19 50
Pabrik 3 9* - -
50
5 5 2
Selisih 5 15* 2
5 - 2
Karena sekarang sisanya tinggal sel pada satu baris maka isikan mulai dari sel yang
biayanya terkecil, yaitu dan . Biaya total pengirimannya adalah sebesar
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (ribuan).
Contoh Soal Metode Stepping Stone:
Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke
tiga kota dengan kebutuhan masing – masing kota adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton.
Biaya pengiriman (ribuan) dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut.
Kota
Pabrik
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19
Berapakah total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan ketiga kota tersebut?
Penyelesaian:
Tabel Transportasi
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
Pabrik 2 15 20 10 60
Pabrik 3 25 10 19 50
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
50 40
Pabrik 2 15 20 10 60
60
Pabrik 3 25 10 19 50
10 40
Pabrik 1 20 5 8 90
50 40
Pabrik 2 15 20 10 60
60
Pabrik 3 25 10 19 50
10 40
3. Menguji sel-sel yang masih kosong, apakah masih bisa memiliki nilai negative atau
tidak, artinya masih bisa menurunkan biaya transportasi atau tidak. Sel yang diuji
adalah: Pengujian dilakukan pada setiap sel kosong tersebut dengan
menggunakan metode Stepping Stone. Pada metode ini, pengujian dilakukan dengan
sel Kosong tersebut, selanjutnya bergerak (boleh searah jarum jam dan boleh
berlawanan) secara lurus/tidak boleh diagonal, kearah sel yang telah terisi dengan
alokasi, begitu seterusnya sampai Kembali ke sel kosong tersebut. Setiap pergerakan
ini akan mengurangi dan menambah secara bergantian biaya pada sel kosong tersebut.
Perhatikan tanda panah dan tanda (+) atau (-) nya.
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
50 40
Pabrik 2 15 20 10 60
60
Pabrik 3 25 10 19 50
10 40
Pengujian
Sel
Sel
Sel
Sel
20 5 8 90
Pabrik 1
(-) (+)
15 20 10 60
Pabrik 2
(+) (-)
25 10 19 50
Pabrik 3
Dari pergerakan dan tanda ( ) ( ) yang ada, perhatikan sel yang bertanda minus
saja, yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel
yang alokasi pengiriman sebelumnya memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel
, dengan alokasi sebelumnya 50 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 60
ton. Selanjutnya angka 50 ton di sel tersebut digunakan untuk mengurangi atau
menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai tanda pada pergerakan
pengujian). Dengan demikian dapat dihasilkan tabel transportasi sebagai berikut:
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1
90
15 20 10 60
Pabrik 2
50 10
25 10 19 50
Pabrik 3
10 40
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1
15 20 10 60
Pabrik 2
(-) (+)
25 10 19 50
Pabrik 3
(+) (-)
Dari pergerakan dan tanda (+)/(-) yang ada, perhatikan sel yang bertanda minus saja,
yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi
pengiriman sebelumnya memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel , dengan alokasi
sebelumnya 10 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 40 ton. Selanjutnya angka
10 ton di sel tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah alokasi yang ada
selama pengujian (sesuai tanda pada pergerakan pengujian).
Dengan demikian dapat dihasilkan tabel transportasi sebagai berikut:
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
90
Pabrik 2 15 20 10 60
50 10
Pabrik 3 25 10 19 50
20 30
Sel
Sel
Sel
Sel
6. Pengujian
Sel (menjadi lebih mahal 1/ton)
Sel
Sel (lebih mahal 19/ton)
Sel (menjadi lebih mahal 1/ton)
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata sel masih dapat memberikan penurunan biaya
sebesar 6/ton. Dengan demikian memang perlu dilakukan perubahan alokasi
pengiriman, dengan mencoba mengalokasikan pengiriman ke sel Sel dengan
langkah :
20 5 8 90
Pabrik 1
(-) (+)
15 20 10 60
Pabrik 2
50
25 10 19 50
Pabrik 3
(+) (-)
Dari pergerakan dan tanda (+)/(-) yang ada, perhatikan sel yang bertanda minus saja,
yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel yang
alokasi pengiriman sebelumnya memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel ,
dengan alokasi sebelumnya 30 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 90 ton.
Selanjutnya angka 30 ton di sel tersebut digunakan untuk mengurangi atau
menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai tanda pada pergerakan
pengujian).
Dengan demikian dapat dihasilkan tabel transportasi sebagai berikut:
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1
60 30
15 20 10 60
Pabrik 2
50 10
25 10 19 50
Pabrik 3
50
Sel
Sel
Sel
Sel
Nilai alokasi pada sel dan tidak mengalami perubahan karena tidak termasuk
dalam pergerakan dalam pergerakan pengujian sel tersebut.
7. Pengujian
Sel (menjadi lebih mahal 7/ton)
Sel (menjadi lebih mahal 13/ton)
Sel (lebih mahal 7/ton)
Sel (menjadi lebih mahal 6/ton)
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata semua sel sudah tidak ada yang bernilai negatif
lagi, atau dengan kata lain semua sel sudah tidak dapat memberikan penurunan biaya
lagi, sehingga dengan demikian dapat dikatakan kasus telah optimal, dengan total biaya:
Biaya mengirim 60 ton dari P1 ke kota B = 60 x 5 = 300
Biaya mengirim 30 ton dari P1 ke kota C = 30 x 8 = 240
Biaya mengirim 50 ton dari P2 ke kota A = 50 x 15 = 750
Biaya mengirim 10 ton dari P2 ke kota C = 10 x 10 = 100
Biaya mengirim 50 ton dari P3 ke kota B = 50 x 10 = 500
-----------------------------------------------------------------------------+
Total biaya pengirimannya = 1890
Kesimpulan :
Jadi, total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan ketiga kota tersebut adalah Rp. 1.890.000,00.
Contoh Soal Metode MODI
Dengan kasus yang sama seperti contoh pada metode stepping stone. Berapakan total biaya
optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan ketiga kota
tersebut?
Penyelesaian:
Langkah-langkah:
1. Tabel awal yang digunakan adalah tabel NWC
Ke- Kota A
Kota B Kota C Kapasitas
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
50 40
Pabrik 2 15 20 10 60
50 60
Pabrik 3 25 10 19 50
10 40
2. Perubahan Alokasi 1
a. Buat variable Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom
b. Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan rumus:
Nilai baris 1 =
Mencari nilai kolom A
, nilai kolom A = 20
Mencari nilai kolom dan baris yang lain:
; ;
; ;
; ;
; ;
Nilai-nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti terlihat
pada tabel berikut:
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
20 5 8 90
Pabrik 1
50 40
15 20 10 60
Pabrik 2
60
25 10 19 50
Pabrik 3
10 40
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
50 (-) 40 (+)
Pabrik 2 15 20 10 60
50 (+) 60 (-)
Pabrik 3 25 10 19 50
10 40
Nilai baris 1 =
Mencari nilai kolom B
, nilai kolom B = 5
Mencari nilai kolom dan baris yang lain:
; ;
; ;
; ;
; ;
Nilai-nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti
terlihat pada tabel berikut:
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
90
Pabrik 2 15 20 10 60
50 10
Pabrik 3 25 10 19 50
10 40
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
90
Pabrik 2 15 20 10 60
50 10
Pabrik 3 25 10 19 50
10 40
Index perbaikan =
Sel Indeks Perbaikan
1–A -20
1–C -6
2–C -19
3–A 20
d. Memilih titik tolak perubahan
Sel yang merupakan titik tolak perubahan adalah sel 2 – C.
e. Memperbaiki alokasi
Buat jalur tertutup. Berilah tanda positif pada 2 – C. Pilih 1 sel terdekat yang isi
dan sebaris (2 – B), 1 sel yang isi terdekat dan sekolom (3 – C), berilah tanda negatif
pada dua sel terebut. Kemudian pilih satu sel yang sebaris atau sekolom dengan dua
sel bertanda negatif tadi (3 – B) dan beri tanda positif. Selanjutnya pindahkan isi dari
sel bertanda negatif ke yang bertanda positif sebanyak isi terkecil dari sel yang
bertanda negatif yaitu 10. Jadi, 2 – C kemudian berisi 10, 2 – B tidak terisi, 3 – B
berisi 10 + 10 = 20 dan 3 – C berisi 40 – 10 = 30.
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
90
Pabrik 2 15 20 10 10 60
50 10 (-) 10 (+)
Pabrik 3 25 20 10 30 19 50
10 (+) 40 (-)
Nilai baris 1 =
Mencari nilai kolom B
, nilai kolom B = 5
Mencari nilai kolom dan baris yang lain:
; ;
; ;
; ;
; ;
Nilai-nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti
terlihat pada tabel berikut:
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
90
Pabrik 2 15 20 10 60
50 10
Pabrik 3 25 10 19 50
20 40
Dari
Pabrik 1 20 60 5 30 8 90
90 (-) (+)
Pabrik 2 15 20 10 60
50 10
Pabrik 3 25 50 10 19 50
20 (+) 30 (-)
Nilai baris 1 =
Mencari nilai kolom B
, nilai kolom B = 5
Mencari nilai kolom dan baris yang lain:
; ;
; ;
; ;
; ;
Nilai-nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti
terlihat pada tabel berikut:
Ke- Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
Pabrik 1 20 5 8 90
60 30
Pabrik 2 15 20 10 60
50 10
Pabrik 3 25 10 19 50
50
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Distribusi berkaitan erat dengan kegiatan transportasi yang memadai. Keduanya
memungkinkan berpindahnya produk dari pabrik sampai ke tujuan secara tepat waktu dan
jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik. Diperlukan adanya penentuan urutan-
urutan tujuan yang akan dikunjungi dengan armada khusus agar distribusi dapat berjalan
seefektif mungkin.
Transportasi pendistribusian berbagai komoditi dari berbagai berbagai kelompok pusat
penerima yang disebut tujuan sedemikian rupa sehingga meminimalisasi biaya distribusi
total. Salah satu metode pada model transportasi dapat dijadikan sebagai salah satu solusi
dalam transportasi sehingga pendistribusian barang dapat dilakukan seefektif mungkin
dengan biaya yang minimum.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis senantiasa menerima saran dan kritik dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Namun, penulis berharap dengan adanya makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembawa terkait dengan program linier.
DAFTAR PUSTAKA
Ketut, N., Tastrawati, T., Si, S., Si, M., & Matematika, J. (2015). PEMROGRAMAN LINIER :
MODEL TRANSPORTASI.