Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

FLEET MANAGEMENT

PDN 3A

Oleh :

Dimas Wahyu Mahendra (171450014)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ESDM
POLITEKNIK ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL AKAMIGAS
PEM Akamigas
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan segala kemampuan serta kesungguhan
hati akhirnya selesainya makalah dengan judul “Fleet Management”. Adapun penyusunan
makalah ini merupakan salah satu syarat nilai tugas mata kuliah Fleet Management.

Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan
materi perkuliahan dan moral yang diberikan Bapak Djaswadi selaku Dosen Fleet Management
serta Bapak Kushariyadi selaku Dosen Manajemen Distribusi dan Transportasi. Dengan tulus
hati, penulis ucapkan terimakasih serta yang tak terlupakan jasa dan pengorbananya kepada
orang tua penulis atas dukungan moril dan materil kepada kami hingga sampai saat ini.

Semoga dengan adanya tugas makalah ini dapat menambah pustaka dan
perbendaharaan ilmu bagi pembaca dan berguna bagi perkembangan ilmu selanjutnya. Dan
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan demi penyusunan makalah
ini yang masih diluar jangkauan serta kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharap
atas segala saran dan kritik membangun dari pembaca.

Cepu, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar ............................................................................................................................ i

Daftar Isi .................................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ..................................................................................................................1-2

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B. Tujuan ................................................................................................................................ 2

Bab II Pembahasan ...............................................................................................................3-19

A. Landasan Teori .................................................................................................................. 3

B. Analisis dan Penafsiran/Pendapat...................................................................................... 9

Kesimpulan .............................................................................................................................. 20

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 21


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat
aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi,
transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal,
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi
memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi sangat
dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan
vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan
daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat
bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi
dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia.
Melalui transportasi penduduk antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut
merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil pembangunan yang ada.
Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi
oleh sistem transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan
pelabuhan dan bandara yang efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling
terintegrasi dalam satu sistem logistik dan manajemen yang mampu menunjang
pembangunan nasional.
Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit
lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam
menangani kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju
menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari
pembangunan perekonomian. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana transportasi
seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat menimbulkan efek
ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik dalam hal penyediaan
lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam perekonomian
lokal dan regional.
Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi
barang dan penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam
menunjang pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan
keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara
langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting dan strategis.
Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya dalam menunjang
serta mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas politik
termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui
berbagai indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas
keterjangkauan, beban publik dan utilisasi.

B. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan tentang apa yang dimaksud dengan transportasi.
2. Untuk mengetahui secara umum tentang karakteristik dari dunia transportasi
secara keseluruhan.
3. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan dengan manajemen
transportasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang
(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi
terdapat dua unsur penting yaitu:
1. Pemindahan/pergerakan.
2. Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Dalam transportasi terdapat dua kategori penting :


1) Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut.
2) Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat dari adanya transportasi dapat
dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Nilai guna tempat (Place Utility)
Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang atau
komoditi yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat lainnya yang
mempunyai nilai kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah dimanabarang
tersebut mempunyainilai kegunaan yang lebih besara yang biasanya diukur dengan
uang (interens of money).]
2. Nilai guna waktu (Time Utility)
Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
menyediakan barang-barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi dimana
mereka perlukan.

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari suatu tempat ke
tempat lainnya, hal ini terlihat bahwa :
1) Adanya muatan yang diangkut.
2) Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.
3) Adanya jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.
Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan menaikkan
atau menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian pengangkutan
dilakukan karena nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari pada tempat
asalnya.

Secara umum, transportasi dibedakan dalam beberpa jenis yaitu:


 Transportasi udara
 Transportasi laut
 Transportasi darat

LIMA MODA TRANSPORTASI

Perbedaan sifat jasa, operasidan biaya pengakngkutan membedakan alat transport atau
moda transportasi.

Ada lima kelompok ialah :

1. Kereta api (rail road railway)


2. Transportasi darat bermotor dan jalan raya (motor/road highway transport)
3. Transportasi laut (water/sea transport)
4. Transportasi udara (air transport)
5. Transportasi melalui pipa (pipeline-liquid)

1) Transportasi Kereta Api, adalah jenis transportasi yang bergerak diatas rel.
Kereta api yang diciptakan dalam masa revolusi industry merupakan alat
transportasi untuk barang dalam jumlah besardan berjarak jauh. Satu gerbong
barang dengan tekanan gandar 18 ton dapat memuat puluhan ton barang.
Untuk kereta penumpang mempunyai tempat duduk untuk 90 orang dan satu
lokomotif memiliki kapasitas sampai 5000 tenaga kuda. Dalam memberikan
pelayanannya kereta api dapat terdiri atas puluhan gerbong kereta barang atau
penumpang yang ditarik oleh beberapa lokomotif yang juga mengangkut ribuan ton
barang atau ratusan penumpang.
2) Transportasi Darat, transportasi darat/kendaraan bermotor adalah moda
transportasi yang menggunakan kendaraan bermotor sebagai fasilitas operasinya
yang bergerak dijalan raya. Tatap muka antara operator dan pemakai jasa
dimungkinkan oleh tersedianya jasa transportasi darat. Penjualan langsung kepada
pemakai jasa bisa mengurangi biaya pengurusan posisi antara operator dan
pemakai jasa.

Karakteristik transportasi darat kendaraan bermotor dapat melayani jasa


transportasi dari pintu ke-pintu (door to door services). Dengan majunya sistem
pergudangan,pengecer (retailer) dapat mendatang gudang-gudang milik grosir
(wholesaler). Kemudahan transportasi barang memungkinkan para pengaecer
membeli jumlah terbatas, menyediakan persediaan/stock barang secara terbatas
pula,yang berarti ditekannya investasi modal seefisien mungkin. Transportasi darat
mengurangi pengurusan barang-barang transit, karena pengiriman barang menjadi
langsung (through shipment) dari distributor ke konsumen. Pengoperasian
kendaraan bermotor terbatas untuk muatan yang beratnya sekitar 3-15ton, jarak
yang ekonomis sekitar 250km. Diatas batas-batas tersebut penggunaan kendaraan
bermotor kurang ekonomis.

Sistem transportasi darat bermotor jalan raya meliputi:


- Alat transportasi barang ialah truck, trailer, tanki truck atau trailer.
- Alat transportasi penumpang ialah bus, taksi, bemo.
- Sarana jalan raya (ways) ; rambu-rambu lalu lintas, traffic light, jembatan
timbang, trotoar, dan terminal.

3) Transportasi Laut, adalah jenis transportasi yang hampir samatuanya dengan


sejarah manusia. Namun selama ribuan tahun lamanya transportasi laut dilakukan
dengan kapal-kapal layar yang masih terbatas daya angkut dan jangkauan
pelayarannya. Transportasi laut maju pesat sesudahmesin kapal diketemukan pada
abad ke18. Dalam tahun 1950an, kapal bermesin motor diesel telah menggantikan
kapal bermesin uap. Sepuluh tahun setelah itu diluncurkan kapal bertenaga nuklir,
walaupun belum dioperasikan secara penuh untuk komersial karena biayanya
masih terlalu mahal.
Sekarang dibidang transportasi laut, beroperasi beberapa jenis kapal, seperti kapal
barang (general cargo vessel)yang konvensional. Jenis barang kapal lain ialah kapal
peti kemas (container vessel) yang dapat berupa semi container dan full container.
Kapal pengangkut kayu (log carrier), dan Kapal tangki pengankut barang cair
(tankers), juga Kapal penumpang (passanger vessel)

4) Transportasi Udara, sejak pesawat udara dipakai dalam penerbangan komersial.


Kapasitasnya meningkat lebih 100 kali dalam masa 40 tahun terakhir. Teknologi
dibidang navigasi dan telekomunikasi udara maju pesat sejalan dengan kemajuan
pesawat udara. Semua itu sangat mendorong perkembangan dunia penerbangan.

5) Transportasi melalui Pipa, transportasi melalui pipa semula hanya dipakai bagi
penyaluran air. Penggunaan pipa meluas sebagai sarana transportasi setelah
digunakan untuk mengalirkan minyak secara besar-besaran. Pipa minyak yang
pertama dibangun di Amerika Serikat. Di negera-negara penghasil minyak timur
tengah, banyak jaringan pipa yang dibangun dan digunakan sendiri oleh perusahaan
minyak.

Gabungan Transportasi Barang


Disamping kelima moda transportasi diatas terdapat pula berbagai gabungan
transportasi barang yang terbentuk melalui penggunaan peti kemas (container). Dengan
peti kemas barang dapat dipindahkan pada antar berbagai moda tranportasi. Sistem ini
membentuk jenis gabungan antara lain sebagai berikut:
- Piggyback merupakan bentuk gabungan antara KA dengan transportasi darat.
- Trainship merupakan bentuk gabungan antara KA dengan transportasi laut/kapal.
- Fishyback merupakan bentuk gabungan antara transportasi laut/kapaldengan
transportasi darat.
- Airtruck merupakan bentuk gabungan antara transportasi udara, transportasi laut,
transportasi darat dan kereta api.
- Skyrail merupakan bentuk gabungan antara transportasi udara dengan kereta api.
- Airbarge merupakan bentuk gabungan antara tranportasi udara dan transportasi
laut.

Unsur-unsur Transportasi
 Ada muatan yang di angkut
 Ada kendaraan/moda transportasinya sebagai alat pengangkut
 Ada jalan/sarana prasarana yang dapat di lalui dengan aman
 Adanya terminal awal/asal dan terminal tujuan
 Adanya SDM dan organisasi yang menggerakkan kegiatan
 Adanya perpindahan sebagai proses pemindahan

Fungsi transportasi merupakan keseimbangan penyediaan dan permintaan, the


promoting sector, bukanlah tujuan tapi sarana kegiatan ekonomi.
Keseimbangan penyediaan permintaan :
Untuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap, perlu dicapai keseibangan
antara penyediaan dan permintaan jasa transportasi.
Jika penyediaan jasa angkutan lebih kecil dari pada permintaanya, maka akan
terjadi kemacetan arus barang, yang dapat menimbulkan kesenjangan harga
dipasaran.
Keseimbangan permintaan penawaran :
Jika penawaran jasa angkutan melebihi permintaannya, maka akan menimbulkan
persaingan tidak sehat yang akan menyebabkan banyak perusahaan transportasi
rugi dan menghentikan kegiatannnya.
Hingga akan terulang kembali, banyak perusahaan angkutan tidak beroperasi,
menyebabkan ketidaklancaran arus barang.
The Promoting Sector :
Transportasi berfungsi sebagai faktor penunjang pembanguanan (the promoting
sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi.
Fasilitas transportasi harus dibangun mendahului proyek-proyek pembangunan
lainnya
Jalan harus dibangun mendahului pembangunan proyek pertambangan batubara
atau proyek perkebunan kelapa sawit
Transportasi menunjang kegiatan :
Perluasan dermaga diperlabuhan didahulukan daripada pembangunan pabrik
pupuk guna melancarkan pengiriman peralatan pabrik dan bahan baku, serta
penyaluran hasil produksi ke pasar setelah pabrik beroperasi
Jika kegiatan-kegiatan ekonomi telah berjalan, jasa transportasi terus perlu tersedia
untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut
Transportasi bukan tujuan :
Transportasi bukanlah tujuan, melainkan untuk menciptakan tujuan
Sementara kegiatan masyarakat sehari-hari bersangkut paut dengan produksi
barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhanya yang beraneka ragam
Oleh karena itu manfaat transportasi dapat dilihat dan berbagai segi kehidupan
masyarakat yang dapat dikelompokkan dalam manfaat ekonomi, sosial, politik dan
wilayah
B. Analisis dan Penafsiran
2.1 Pengertian Transportasi
Transportasi adalah perpindahan/pergerakan barang atau orang dari satu lokasi ke
lokasi lain. Memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain, berarti
memindahkannya dari satu tata guna lahan ke tata guna lahan yang lain, yang berarti
pula mengubah nilai ekonomi orang atau barang tersebut. Salah satu tujuan penting dari
perencanaan tata guna lahan atau perencanaan sistem transportasi, adalah menuju ke
keseimbangan yang efisien antara potensi tata guna lahan dengan kemampuan
transportasi.
Dunia logistic tidak dapat dipisahkan dengan yang namanya transportasi. Memang
unsur-unsur logistic secara global terdiri dari 4 point, yaitu warehouse, transport,
management dan system. Namun kalau dihitung dari unsur biaya yang timbul karena
aktifitas logistic maka unsur transport menjadi yang nomor satu, yakni sekitar 60%-
75% dari seluruh biaya logistic yang dikeluarkan. Transportasi secara hakikat erat
berhubungan dengan truck atau mobil. Namun secara harafiah transportasi adalah
kegiatan memindahkan suatu barang antar gudang atau antar tujuan. Untuk
memindahkan memang diperlukan sarana moda transportasi dan salah satunya adalah
truck. Sebagai pendukung aktifitas logistic di perusahaan, transportasi senantiasa
berusaha memberikan biaya yang minimum untuk suatu kegiatan logistic yang
diberikan. Untuk meminimumkan biaya ini, perlu kiranya suatu data-data yang dapat
mengukur poin mana yang dapat diefisienkan atau kalau perlu ditiadakan tanpa
menganggu kelancaran aktifitas operasional. Jika sudah ditemukan bagian mana yang
dapat diefisienkan, maka kita harus dapat melakukan prioritas mana yang harus
dijalankan terlebih dahulu sehingga tahap satu dengan tahap lainnya tidak akan saling
mengganggu atau kontra produktif.

Ada lima unsur pokok transportasi, yaitu:


a) Manusia, yang membutuhkan transportasi
b) Barang, yang diperlukan manusia
c) Kendaraan, sebagai sarana transportasi
d) Jalan, sebagai prasarana transportasi
e) Organisasi, sebagai pengelola transportasi
Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk terlaksananya transportasi,
yaitu terjaminnya penumpang atau barang yang diangkut akan sampai ke tempat tujuan
dalam keadaan baik seperti pada saat awal diangkut. Dalam hal ini perlu diketahui
terlebih dulu ciri penumpang dan barang, kondisi sarana dan konstruksi prasarana, serta
pelaksanaan transportasi.

2.2 Prasarana Transportasi


Prasarana Transportasi adalah bangunan-bangunan yang diperlukan untuk
memberikan pelayanan atau jasanya bagi kebutuhan dasar penduduk yang terdiri atas
jalan, jembatan, pelabuhan, bandara.
Jalan dan Jembatan, adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel.
Rel Kereta, digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta
api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama
panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada
bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup, penambat, atau penambat e (seperti
penambat Pandrol).
Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang
digunakan. Puku ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan
penambat e digunakan untuk bantalan beton atau semen.
Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau
dikenal sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan
lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan
bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan beton.
Pada dasarnya, transportasi merupakan suatu tolak ukur interaksi keruangan antar
wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu
wilayah. Selain itu, transportasi juga berperan menunjang keberhasilan pembangunan
terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat, tak terkecuali di
daerah pedesaan.
Sarana dan prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang secara
langsung maupun tidak langsung dalam masyarakat. Ketersediaan dan lancarnya
sarana dan prasarana transportasi menghapuskan perisolasian suatu daerah serta
aksesibilitas pun semakin meningkat. Peningkatan ini membuka suatu peradaban baru
bagi daerah pedesaan tersebut. Sehingga kemajuan dan modernisasi yang berasal dari
daerah pusat pemerintahan dapat dengan mudah masuk.
Hal ini dapat dilihat dari segi ekonomi, yang mana dengan lancarnya sarana
transportasi, pemasaran hasil usaha pun semakin mudah. Selain dipermudah dalam hal
pengangkutannya juga dipermudah dalam menciptakan pasar dan penyediaan sarana
produksi pertanian atau sarana produksi suatu usaha.
Selain dari segi ekonomi, dapat juga dilihat dari segi pendidikan. Keterbukaan
suatu daerah membuat mudahnya masuk tenaga pengajar ataupun sarana untuk
peningkatan pendidikan. Sedangkan dalam bidang kesehatan, seperti yang terlihat pada
masyarakat menjadi semakin cepat dalam mencapai rumah sakit atau tenaga medis,
sehingga pertolonganpun dapat segera didapatkan. Hal–hal di atas membuktikan bahwa
dengan lancarnya sarana dan prasarana transportasi dapat meningkatkan pembangunan
suatu desa, baik itu dari beberapa dan termasuk juga kedalam segi fisik maupun dari
segi manusianya.

2.2.1 Bentuk Hukum Transportasi

Transportasi merupakan alat mobilitas unsur pertahanan dan keamanan yang


harus selalu tersedia. Mobilitas yang tinggi dari aparat keamanan dan masyarakat
melalui lancarnya transportasi akan memberi rasda aman, tentram, dan usaha
penegakan hukum. Kasus pelanggaran hukum dapat cepat diselesaikan kalau gerak dan
mobilitas yang melaksanakan dan membina ketentuan hukum terjadi, yang berarti akan
menjamin rasa aman dan kepastian hukum dinamis.
Untuk semua ini diperlukan peraturan-peraturan lalu-lintas baik di darat, di laut
maupun di udara. Peraturan-peraturan yang mengatur ketertiban dan keamanan, juga
mengatur hubungan keperdataan antara pedagang dan konsumen, pedagang satu sama
lain dan pedagang dengan para pengangkut barang-barang dagang tersebut.
Masalah hukum pengangkutan adalah bagian dari masalah hukum lalu-lintas yang
lebih mempunyai segi pemerintahan, sehingga tidak mengherankan bahwa di dalamnya
terdapat ketentuan-ketentuan yang bersifat memaksa (dwinged recht). Juga dalam
hubungan inilah kita harus meninjau adanya suatu faktor yang penting dalam angkutan
ialah ketentuan-ketentuan yang bersifat monopolistis yang diatur secara
undang-undang. Dengan cara ini pembentuk undang-undang ingin menjaga agar
persoalan yang menyangkut seluruh kesejahteraan rakyat tidak terdapat
penyalahgunaan kewenangan yang dapat merugikan rakyat disamping alasan-alasan
kenegaraan lain seperti penjamin keamanan dan pertahanan dan lain sebagainya.
Bagi perusahaan-perusahaan pengangkutan yang diselenggarakan oleh negara
sendiri dalam bentuk perusahaan negara maka ketentuan-ketentuan yuridis, yang
bersifat paksaan, hal ini semata-mata tergantung pada tinjauan ekonomis
kemasyarakatan yang menjadi tujuan pembentukan perusahaan tersebut. Apabila
perusahaan itu merupakan suatu publik utility sepenuhnya dengan tujuan pemberian
jasa semata-mata yang biasanya terdapat dalam departement agency maka kebebasan
untuk menyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku sedikit sekali. Sebaliknya
kebebasan ini lebih banyak dijumpai dalam perusahaan yang merupakan suatu publik
corporation, bahkan dalam perusahaan-perusahaan negara yang berstatus suatu publik
company kebebasan dalam penentuan hukumnya mendekati kebebasan dari suatu
perseroan terbatas yang berstatus swasta sama sekali.

Seperti diketahui maka dalam pengangkutan terdapat sebutan-sebutan bagi petugas


pengangkutan yang antara lain disebut:
a. Petugas pengangkut (voerlui) adalah pihak pengangkutan yang bertugas dan
berkewajiban mengangkut dan bertanggung jawab terhadap semua kerugian yang
diderita dalam pengangkutan barang-barang, (pasal 91 KUH Dagang). Apabila
mereka secara umum menawarkan jasanya kepada masyarakat dengan syarat-
syarat yang telah ditentukan, maka undang-undang menyebutnya sebagai
pengusaha pengangkutan umum (ondernemers van openbare rijtuigen en
vaartuigen) seperti sebutan yang dipergunakan dalam pasal 96 KUH Dagang.
b. Pengusaha perantara dengan sebutan ekspeditur yang tugasnya adalah memberi
jasa sebagai perantara dalam mengadakan persetujuan pengangkutan barang-
barang baik dari darat maupun di laut dengan menerima uang jasa dan tidak
menyelenggarakan pengangkutannya sendiri (pasal 86 sub 1 KUH Dagang).
c. Dalam praktek terdapat pula apa yang disebut sebagai pengusaha angkutan
(vervoer atau transportondernemer) atau juga disebut transporteur ialah pengusaha
yang menerima pengangkutan tetapi menyerahkan pengangkutannya kepada pihak
lain.
Kebutuhan akan pengusaha-pengusaha perantara dalam soal angkutan adalah hal yang
mudah dimengerti karena untuk ini diperlukan syarat-syarat pengetahuan mengenai
macam-macam alat angkutan/komunikasi di sampingnya pengetahuan adsministratif
mengenai pergudangan, clearance dan lain sebagainya mengingat tugas tersebut
merupakan tugas spesialisasi. Disamping pengusaha-pengusaha perantara tersebut
diatas, dalam praktek terdapat pula:
a. Perusahaan-perusahaan veem (veem-bedrijven) ialah perusahaan yang
berkecimpung dalam bidang “pemuatan dan pembongkaran” (in-en uitklaren)
barang-barang, penyimpanan dalam gudang dan pengiriman barang-barang yang
harus diangkut dengan kapal.
b. Kargadur (cargadoor) ialah makelar kapal, tengkulak muatan dan pembongkaran
kapal.

Mengenai hubungan hukum antara pihak pengirim dan pihak penerima terdapat
berbagai tanggapan hukum, antara lain tanggapan untuk memberikan kedudukan
kepada pihak pengirim sebagai pihak yang menerima perintah (lasthebber) atau kuasa
hukum (zaakwaarnemer) dari pihak penerima, ada pula tanggapan untuk
mempersamakan hak dari pihak penerima sebagai semacam hak dalam cessie yang
dianggap berlaku secara diam-diam yang diterimanya dari pihak-pihak pengirim
kepada pihak penerima. Sedangkan tanggapan umum adalah: Bahwa pihak penerima
adalah pihak ke 3 untuk kepentingan diadakan perjanjian atara pihak peniriman dan
pihak pengngkut, sehingga dengan demikian pasal1317 KUH perdata mengenai
perjanjian bagi kepentingan pihak ke 3 dapat dilakukan, sekalipun secara rill
realisasinya hal ini agak “terpaksa”.
Surat angkutan ini memuat syarat-syarat pengangkutannya seperti waktu
pengangkutan, pergantian dalam hal kelambatan dan lain sebagainya, ditekankan lagi
disini, bahwa surat angkutan ini tidak merupakan syarat mutlak bagi adanya persetujuan
pengangkutan. Surat ini ditanda tangani oleh pihak pengirim (ekspeditur) dan
disampaikan bersama-sama dengan barangnya dengan pihak pertama, dalam hal ini
maka surat tersebut merupakan alat bukti terhadap pihak pengangkut. Dalam surat
tersebut dimuat mulai nama barang-barang yang diangkut, beratnya, ukurannya dan
keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Catatan-catatan yang dapat dilihat dapat
dicek oleh pihak pengangkut, sedangkan mengenai hal-hal yang tidak dapat dilihat,
pihak pengangkut tdak dapat dipertanggung jawabkan.
2.3 Tanggung Jawab Pihak Pengangkut
Mengenai tanggung jawab pihak pengangkut akan dirinci menjadi tiga bagian yaitu:
a. Tanggung Jawab Pengangkut Melalui Darat
Dalam pengangkutan melalui darat diperlukan dokumen yaitu surat angkutan
barang, sebagai bukti telah terjadi perjanjian pengangkutan antara pengangkut
dengan pengirim atau pemilik barang. Bentuk tanggung jawab yang diberikan oleh
pengangkut atas kerusakan atau musnahnya barang-barang yang diangkutnya yaitu
berupa ganti rugi dan yang diberikan adalah berupa uang sebesar sepuluh kali
ongkos kirim. Tanggung jawab pengusaha angkutan terhadap barang-barang yang
diangkutnya, dimulai sejak diterimanya barang oleh pengangkut sampai barang
diterima oleh pemilik di tempat tujuan. Resiko yang sering timbul dalam
pelaksanaan pengangkutan barang yaitu keterlambatan barang sampai di tempat
tujuan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan mengakibatkan barang
tersebut menjadi rusak atau busuk.

b. Tanggung Jawab Pengangkut Melalui Laut


Yang berlaku di Indonesia adalah prinsip tanggung jawab mutlak. Perjanjian
pengangkutan itu sendiri merupakan kesepakatan antara pengangkut dan penumpang;
pengangkut berkewajiban untuk mengangkut penumpang tiba di tempat tujuan dengan
selamat, sedangkan penumpang berkewajiban memberikan upah pengangkutan kepada
pengangkut. Konsekuensi adanya perjanjian pengangkutan ini menimbulkan kewajiban
bagi pengangkut untuk mencapai suatu hasil, bukan hanya sekedar menyelenggarakan
pengangkutan. Jika kewajiban tersebut tidak terlaksana dengan baik, pengangkut
dinyatakan melakukan wanprestasi (Pasal 1243 KUHPer). Bukti adanya perjanjian
pengangkutan adalah karcis penumpang (Pasal 85 Ayat (2) Undang-Undang No. 21
Tahun 1992 tentang Pelayaran). Merupakan kewajiban pengangkut untuk
mengasuransikan tanggung jawabnya itu, jika tidak mengasuransikannya, pengangkut
akan dipidana dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp 6.000.000,- (Pasal 86 Ayat (3) juncto Pasal 124 Undang-Undang No. 21
Tahun 1992 tentang Pelayaran). KUHP secara tegas melarang pengangkut untuk tidak
bertanggung jawab sama sekali atau terbatas
untuk segala kerugian yang disebabkan oleh alat pengangkutannya, laik laut kapal, dan
tidak cukupnya pengawasan dalam kapal. Penumpang yang hendak menggunakan jasa
pelayaran PT PELNI dibebani kewajiban untuk membayar iuran wajib dan premi
asuransi tambahan, setiap kali membeli karcis kapal laut. Kewajiban penumpang untuk
membayar sendiri asuransinya tersebut diatur dalam Pasal 3 Ayat (l) Undang- Undang
No. 33 Tabun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan. Itu sebabnya PT
PELNI tidak memberikan ganti kerugian kepada penumpang yang mengalami musibah
kapal, kecuali untuk musibah kapal yang dinyatakan sebagai musibah nasional
(misalnya tenggelamnya Kapal Tampomas II). Ganti kerugian yang diberikan oleh
pihak asuransi (PT Jasa Raharja, PT Jasaraharja Putera dan PT Arthanugraha) dalam
hal terjadinya kecelakaan kapal laut, adalah untuk kematian, cacat tetap, biaya rawatan,
dan biaya penguburan.

c. Tanggung Jawab Pengangkut Melalui Udara


Apabila penerbang tidak melakukan hal-hal untuk menghindari kecelakaan, maka
pengangkut tidak dapat dibebaskan dari pertanggung jawab atau kerugian- kerugian
yang disebabkan kecelakaan tersebut.
Apabila tidak terbukti adanya kesengajaan atau pun kelalaian yang dinamakan
kesalahan besar yang kasar (grove schuld), maka pengangkut masih dapat dikenakan
pembatasan tanggung jawab atas kerugian tersebut sebagaimana menurut pasal 30
ordonansi pengangkutan udara.
Tanggung jawab pengangkut udara diatur dalam beberapa pasal di Ordonansi
Pesawat Udara (Stbl. 1939 No. 100) yaitu pada Pasal 24 ayat 1, Pasal 25 ayat 1 serta
Pasal 28 Ordonansi Pesawat Udara. Selain dalam Ordonansi Pesawat Udara, pengaturan
tentang tanggung jawab pengangkut diatur pula dalam Pasal 43 Undang- Undang No.
15 Tahun 1992 tentang Penerbangan sebagai pengganti Undang-Undang No. 83 Tahun
1958 tentang Penerbangan. Dalam Pasal 74 butir a Undang-Undang Penerbangan ini
disebutkan bahwa Ordonansi Pengangkutan Udara dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 15 Tahun 1992 ini atau belum diganti
dengan Undang-Undang yang baru. Ketentuan mengenai tanggung jawab pengangkut
udara juga diatur lebih lanjut dalam Pasal 42 Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1995
tentang Angkutan Udara. Salah satu maskapai penerbangan yang
tetap bertahan sejak awal munculnya usaha penerbangan di Indonesia sampai sekarang
yaitu Garuda Indonesia.

Konsep tanggung jawab angkutan udara ada beberapa bagian antara lain:
a. Based on Fault Liability (Tanggungjawab hukum atas dasar kesalahan), jika
penumpang ingin tuntun, maka harus buktikan bahwa pengangkut bersalah dengan
mencari bukti dalam pasal 1365 KUHper dikenal sebagai tindakan melawan hukum
b. Presumption of Liability (Tanggungjawab hukum atas dasar praduga bersalah),
dianggap bersalah pengangkutnya sejak awal, tapi jika bisa membuktikan dirinya
tidak bersalah maka dia bebas.
c. Absolute/Strict Liability (Tanggungjawab hukum tanpa bersalah), harus tanggung
jawab segala kerugian tanpa pembuktian.

2.3.1 Struktur Tarif Perusahaan Pengangkutan Umum


a) Struktur biaya
Struktur biaya suatu perusahaan jasa angkutan tergantung dari kapasitas angkutan
dan kecepatan alat angkut yang digunakan, serta penyesuaian terhadap besar arus
angkutan yang berlaku, termasuk manajemen perusahaan yang mengatur jalannya
penggunaan kapasitas angkutan.

Jumlah biaya jasa angkutan tergantung dari :


1. Jarak dalam ukuran ton-kilometer
2. Tingkat penggunaan kapasitas angkutan dalam ukuran waktu.
3. Sifat khusus dari muatan
Berdasarkan data diatas dapat dibedakan tiga komponen biaya:
a. Biaya angkutan (dalam perjalanan)
b. Biaya penyediaan dan persiapan alat-alat angkutan termasuk biaya penyimpanan
dan terminal (biaya berhenti)
c. Biaya-biaya khusus yang ditimbulkan oleh sifat khusus muatan

Bila jumlah jasa-jasa angkutan yang diproduksi atau jumlah jasa-jasa angkutan yang
terjual berubah, artinya kalau kapasitas angkutan atau kecepatan alat angkut berubah,
ataupun diadakannya penyesuaian baru terhadap arus angkutan lain, maka
di dalam biaya angkutan dalam perjalanan, biaya berhenti (penyediaan dan
persiapan) dan biaya khusus yang diperoleh:
a. Biaya-biaya tidak variabel.
b. Biaya berubah sesuai dengan perubahan arus angkutan keseluruhan.
c. Perubahan biaya yang berorientasi pada sebagian dari sektor yang menentukan
perubahan arus angkutan.

b) Biaya Operasi Kendaraan


BOK merupakan salah satu komponen penting dari suatu proyek transportasi
pengiriman barang pada suatu perusahaan. Biaya operasi kendaraan dihitung dari
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan kendaraan guna
menghasilkan jasa. Perhitungan biaya operasi kendaraan agar mudah dilakukan
dapat dikelompokan berdasarkan biaya yang dikeluarkan.

c) Klasifikasi Komponen biaya


Dalam melakukan klasifikasi komponen biaya, penulis berpedoman pada SK
Dirjend No. 687 Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis penyelenggaraan angkutan
di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur. Komponen biaya operasi
kendaraan digolongkan dalam 2 (dua) kelompok, yaitu:
a. Biaya Langsung
Contoh : Biaya penyusutan kendaraan, Biaya bunga modal, Biaya awak
kendaraan, dll.
b. Biaya Tidak Langsung
Contoh : Biaya pegawai selain awak kendaraan, Pengelolaan, dll

Cara perhitungan biaya operasi kendaraan dapat dilakukan dalam tahap-tahap


sebagai berikut:
a. Pada kelompok biaya langsung, sebagian biaya dapat dihitung secara langsung
biaya perkendaraan perkilometer nya, tetapi sebagian biaya lainnya perlu
terlebih dahulu dihitung biaya persatuan waktunya kemudian dibagi persatuan
waktunya kemudian dibagi dengan km tempuh per satuan waktu tersebut.
b. Untuk biaya tidak langsung karena komponen-komponen biaya tersebut
bersifat umum atau biaya bersama yaitu untuk menunjang operasi dari semua
jenis kendaraan, maka perhitungannya tidak dapat dihitung secara langsung
biaya per kendaraan perkm nya.
c. Hasil penjumlahan dari biaya langsung dan tidak langsung tersebut adalah
biaya operasi kendaraan.
BAB III
KESIMPULAN

Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat


aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Transportasi merupakan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal
(darimana kegiatan pengangkutan dimulai) ke tempat tujuan (kemana kegiatan
pengangkutan diakhiri).
Transportasi adalah salah satu kegiatan yang menyangkut peningkatan
kebutuhan manusia, yakni dengan mengalokasikan barang dari satu tempat ke tempat
lain yang berbeda, maka sangat perlu adanya perusahaan yang mampu memfasilitasi
keperluan transportasi ini. Menurut ahli manajemen, manajemen memiliki beberapa
fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi, yang
kesemuanya itu harus diaplikasikan demi kelancaran mobilitas ekonomi masyarakat.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan
vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan
daerah yang lain.
Demikian makalah tentang manajemen transportasi barang, masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini baik dalam isi maupun sistematika
penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku catatan materi perkuliahan Fleet Management , Semester Ganjil’19


Ichsan, Achmad. 1993. Hukum Dagang, Jakarta: Pradnya Paramita.
Ali, Chidir. 1982. Yurisprudensi Hukum Dagang, Bandung: Penerbit Alumni.
Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi, Jakarta; Ghalia Indonesia.
http://rumah12.blogspot.com/2012/12/struktur-biaya-transportasi.html
http://www.berkahlogistic.com/service.html
https://www.google.co.id/#q=logistik
http://nadhivaqudsiy.blogspot.co.id/2014/06/makalah-manajemen-transportasi.html

Anda mungkin juga menyukai