Anda di halaman 1dari 12

Perbedaan Prinsip Antara Angkutan Barang Dengan

Angkutan Penumpang

Abstrak

Transportasi adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan orang


atau barang dari suatu tempat yang satu ke tempat yang lain, Kebutuhan akan
transportasi dari dulu sebelum abad 20 sampai dengan sekarang sangatlah
dibutuhkan dimana sekarang sering disebut dengan angkutan umum.

Angkutan umum adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kendaraan umum.

Sebelum tahun 1800 alat pengangkutan yang digunakan adalah tenaga manusia,
hewan dan sumber tenaga dari alam dengan daya angkut dalam jumlah kecil serta
waktu yang ditempuh lama sekali.

Antara tahun 1800-1860 transportasi sudah mulai berkembang dengan


dimanfaatkannya sumber tenaga mekanis seperti kapal uap, kereta api, yang sering
digunakan dalam dunia perdagangan.

Pada tahun 1860-1920 telah diketemukan kendaraan bermotor, pesawat terbang,


dimana dalam masa ini angkutan kereta api dan jalan raya memegang peranan
penting. Dalam tahun 1920 transportasi telah mencapai tingkat perkembangan
pada puncaknya (mature), dengan sistem transportasi (multi modal system) dimana
dalam abad ke 20 ini pertumbuhan transportasi berkembang pesat sejalan dengan
kemajuan tekologi mutakhir.

Pengertian Transportasi

Transportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan


perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan adanya
transportasi menyebabkan adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut
keahlian sesuai dengan budaya dan adat istiadat suatu bangsa atau daerah.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau bangsa tergantung pada
tersedianya pengangkutan dalam negara atau bangsa yang bersangkutan.

Suatu barang atau komoditi mempunyai nilai menurut tempat dan waktu,
jika barang tersebut dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam hal ini
dengan menggunakan transportasi dapat menciptakan suatu barang atau komoditi
berguna menurut waktu dan tempat (Time Utility Place Utility).

Dalam transportasi kita melihat dua katagori yaitu :

Pertama : Pemindahan bahan-bahan dan hasil-hasil produksi dengan


menggunakan alat angkut.

Kedua : Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Guna mempelajari transportasi secara mendalam, perlu diketahui makna


dari sistem transportasi (Transportation Systems). Dengan ini dapat kita simpulkan
bahwa definisi transportasi sebagai berikut :

Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan


penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi terlihat ada dua
unsur yang terpenting yaitu :

1. Pemindahan pergerakan (movement)

2. Secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke


tempat lain.

Kerangka / Pola sistem Transportasi

Sistem Transportasi

Angkutan Barang/muatan Manajemen


1. Transportasi Darat (kereta api, bis, 1. Manajemen Lalu
Truck) intas
2. Angkutan Laut (Shipping) 2. Manajemen
Angkutan
3. Sistem Angkutan Pipa (Pertamina)
Kerangka/pola
Sistem ransportasi
Pengaruh faktor ekstern
Undang-undang/peraturan Pengaturan/kebijaksa Penanggung Jasa
naan
1. Angkutan mum 1. Pemerintah Pusat 1. Masyarakat
2. Angkutan/Mobil Pribadi 2. Pemerintah 2. Perusahaan
Daerah Industri
3. Perjanjian untuk Pengang-
3. Pemerintah
kutan.

Sistem Transportasi

Untuk pengelolaan transportasi, banyak merupakan faktor eksternal yang


biasa mempengaruhi jalannya kegiatan pengelolaan usaha antara lain :

a. Undang-undang/PP

Undang-undang atau kebijaksanaan pemerintah merupakan faktor yang


dominan mempengaruhi terhadap pengelolaan usaha transportasi :

Contoh : Undang-undang Lalu Lintas di jalan, peraturan yang menyangkut


dengan penerbangan dan pengangkutan di laut (SOLAS).

b. Kebijakan/Pengaturan Pihak Pemerintah Pusat dan Daerah.

Kebijakan pemerintah yang ikut mempengaruhi atas usaha transportasi


adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai pengadaan bis
untuk umum (ada merek, jenis-jenis tertentu yang ditentukan oleh
pemerintah yang bisa dipakai untuk umum) selain daripada itu ada undang-
undang yang mengatur mengenai jasa transportasi.

c. Pengaruh Pemakai Jasa

Perusahaan angkutan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan


jasa-jasa angkutan, agar memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
penumpang jasa.

Bagi pemakai jasa yang diutamakan dalam soal pengangkutan ialah aman,
teratur, tertib, memuaskan, cepat serta menyenangkan. Tinggi rendahnya
income/pendapatan suatu perusahaan angkutan (misalakan angkutan antar
kota) tergantung pada pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Pada umumnya perusahaan angkutan antar kota mempunyai daya saing yang
kuat sekali. Dari segi demand inilah merupakan titik tolak apakah suatu
perusahaan break event atau tidak, jadi dibutuhkan adanya demand forecast.

Jenis – Jenis Angkutan

Jenis angkutan mengacu pada Undang – Undang Republik Indonesia No. 22


Tahun 2009, antara lain adalah ;

ANGKUTAN

ORANG BARANG

SEPEDA MOTOR MOBIL PENUMPANG KEND. KHUSUS


MOBIL BUS
BARANG UMUM
BARANG BERBAHAYA
BARANG KHUSUS
TRAYEK TETAP & TIDAK DALAM TRAYEK PETI KEMAS
TERATUR ALAT BERAT

AKAP TAKSI
AKDP SEWA
KOTA PARIWISATA
PEDESAAN
LINTAS BATAS

Angkutan Orang dengan kendaraan Umum Dalam Trayek Tetap dan Teratur

Untuk pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek


tetap dan teratur, dilakukan dalam jaringan trayek. Jaringan trayek sebagaimana
dimaksud, ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang terdiri dari :

a. Trayek antar kota antar propinsi yaitu trayek yang melalui lebih dari satu
wilayah Propinsi Daerah Tingkat I.

b. Trayek antar kota dalam propinsi yaitu trayek yang melalui antar Daerah
Tingkat II dalam satu wilayah Propinsi Daerah Tingkat I.

c. Trayek Kota yaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II atau tratek dalam Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
d. Trayek pedesaan yaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu wilayah
Kabupaten Daerah Tingkat II.

e. Trayek lintas batas negara yaitu trayek yang melalui batas negara.

Angkutan Orang Dengan Kendaraan Umum Tidak Dalam Trayek

Pengangkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek terdiri dari:

1. Pengangkutan dengan menggunakan taksi

Pengangkutan orang dengan menggunakan taksi merupakan pelayanan angkutan


dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas.

2. Pengangkutan dengan cara sewa;

Pengangkutan dengan cara sewa merupakan pelayanan dari pintu ke pintu dengan
atau tanpa pengemudi dengan wilayah operasi tidak terbatas dan dilakukan dengan
mobil penumpang umum.

3. Pengangkutan untuk keperluan pariwisata.

Pengangkutan ntuk keperluan pariwisata merupakan pelayanan angkutan ke dan dari


daerah-daerah tujuan wisata. Kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan
pariwisata wajib menggunakan mobil bus umum dengan tanda khusus.

Klasifikasi Angkutan Barang

1. Barang Umum : adalah bahan atau benda selain dari bahan berbahaya, barang
khusus, peti kemas dan alat berat.
2. Barang Berbahaya : bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya
3. Barang Khusus : Barang khusus adalah barang yang karena sifat dan
bentuknya harus dimuat dengan cara khusus, seperti barang curah, barang
cair, barang yang memerlukan fasilitas pendinginan dan pengangkutan
tumbuhan dan hewan hidup.
4. Peti Kemas : Peti kemas sesuai International Standart Organization (ISO) yang
dapat diopersikan di Indonesia.
5. Alat Berat : Barang yg karena sifatnya tdk dapat dipecah-pecah shg
memungkinkan angkutannya melebihi MST dan/atau dimensinya melebihi
ukuran maksimum yg ditetapkan.
Prasarana

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan, menjadi:

1. Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan


menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
2. Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar
dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi.

 Ketentuan mengenai Terminal angkutan penumpang :

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 31/1995, Terminal penumpang


berdasarkan fungsi pelayanannya dibagi menjadi:

1. Terminal Penumpang Tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan


antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
2. Terminal Penumpang Tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau  angkutan pedesaan.
3. Terminal Penumpang Tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
pedesaan.

Persyaratan Lokasi terminal

Penentuan lokasi terminal penumpang harus memperhatikan:

 rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum
jaringan transportasi  jalan.
 rencana umum tata ruang
 kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal
 keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda.
 kondisi topografi, lokasi terminal.
 kelestarian lingkungan.

Fasilitas Terminal
Fasilitas utama, terdiri dari:
a. jalur pemberangkatan kendaraan umum;
b. jalur kedatangan kendaraan umum;
c. tempat parkir kendaraan umum selama menunggu termasuk
keberangkatan, di
d. bangunan kantor terminal;
e. tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar;
f. menara pengawas;
g. loket penjualan karcis;
h. rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk
jurusan, tarif dan jadual perjalanan;
i. pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.
Fasilitas penunjang, dapat berupa:
a. kamar kecil/toilet;
b. musholla;
c. kios/kantin;
d. ruang pengobatan;
e. ruang informasi dan pengaduan;
f. telepon umum;
g. tempat penitipan barang;
h. taman.

Pungutan jasa pelayanan terminal angkutan penumpang :

 Jasa penggunaan tempat parkir kendaraan untuk menaikkan dan menurunkan


penumpang
 Jasa penggunaan tempat parkir kendaraan angkutan selama menunggu kendaraan
 Jasa penggunaan fsilitas parkir kendaraan, selain kendaraan angkutan umum
penumpang

 Ketentuan mengenai Terminal angkutan barang :

a. Lokasi dan ukuran terminal


 Area memadai, bentuk dan terrainnya
 Jalan local dan kapasitas jalan memadai
 Tidak ada larangan truk pada area tersebut, dan tidak ada daerah
pendidikan
 larangan truk
 jalan dan jembatan tidak memadai kekuatannya
 Rute persilangan sebidang dengan KA

 Memadai dengan kendaraan besar


- tidak ada batasan kebisingan untuk operasi 24 jam
- supply air, listrik dan drainase memadai
- konsiderasi keselamatan dan keamanan
b. Design
- Bangunan Panjang
- Membongkar pada sisi yang satu dan memuat pada sisi bangunan yang lain
- Terdapat macam – macam material handling
- Platform atau ketinggian lantai 1.2 m, dan atau sama dengan lantai bak truck
- Tiap gate punya pintu sendiri dengan lebar 2,4 meter dan tinggi 2,7 meter
- Atap pelindung truck > 4,3 meter
- Lantai bongkar muat beton dan datar
- Luas terminal harus diperkeras dan bebas debu
- Terdapat fasilitas kantor dsb
- Dipagar sekelilingnya
Fasilitas Terminal
Fasilitas utama, terdiri dari:
a. bangunan kantor terminal;
b. tempat parkirt kendaraan untuk melakukan bongkar dan/muat barang;
c. gudang atau lapangan penumpukan barang;
d. tempat parkir kendaran angkutan barang untuk istirahat atau selama
menunggu keberangkatan;
e. rambu-rambu dan papan informasi;
f. peralatan bongkar muat barang;
(3) Faslitas penunjang, dapat berupa:
a. tempat istirahat awak kendaraan;
b. fasilitas parkir kendaraan, selain kendaran angkutan barang;
c. alat timbang kendaraan dan muatannya;
d. kamar kecil/toilet;
e. mushola;
f. kios/kantin;
g. ruang pengobatan;
h. telepon umum;
i. taman.

Pungutan jasa pelayanan terminal angkutan barang :

 Jasa penggunaan tempat parkir kendaraan untuk melakukan bongkar muat barang
 Usaha rumah makan
 Penyediaan fasilitas pos dan telekomunikasi
 Penyediaan peralatan bongkar muat barang
 Penyediaan pelayanan kebersihan
 Usaha penunjang lainnya

Sarana

Jenis-jenis kendaraan berdasarkan KM. No. 35 Tahun 2003

1. Bus Besar

Bus Besar adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas lebih dari 28 dengan
ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk
pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 9 meter.
2. Bus Sedang

Bus Sedang adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 16 s/d 28 dengan


ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk
pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 6,5 - 9 meter.

3. Bus Kecil

Bus kecil adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 9 s/d 16 dengan


ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk
pengemudi dengan panjang kendaraan 4 – 6,5 meter.

Kendaraan bermotor kategori N yaitu kendaraan bermotor beroda empat atau lebih dan
digunakan untuk angkutan barang

1. kategori N1 yaitu kendaraan bermotor untuk angkutan barang dan mempunyai


jumrah berat yang diperbolehkan (GVW) sampai dengan 3,5 ton
2. kategori N2 yaitu kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan
mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 3,5 ton tetapi tidak
lebih dari 12 ton
3. kategori N3 yaitu kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan
mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) tebih dari 12 ton

Izin Usaha Angkutan


Izin Usaha Angkutan berdasarkan pada Pasal 173 s/d 180 Undang – Undang No. 22
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah :
 Izin Usaha Angkutan
 Kegiatan usaha angkutan dapat dilakukan oleh :
• BUMN / BUMD
• Badan Usaha Swasta Nasional
• Koperasi
• Perorangan
 Kegiatan usaha angkutan wajib memiliki izin usaha angkutan

 Izin Trayek
 Untuk melakukan usaha angkutan dalam trayek tetap dan teratur wajib
memiliki izin trayek.
 Izin Operasi
 Pengangkutan dengan kendaraan tidak dalam trayek wajib memiliki izin
operasi angkutan
Mekanisme pemberian izin usaha angkutan barang

PENETAPAN KEBUTUHAN
PENETAPAN KEBUTUHAN
ANGKUTAN BARANG
ANGKUTAN BARANG

14 HARI KERJA
PEMOHON

KERJA
HARI
14
GUBERNUR DKI
JAKARTA/BUPATI/ DITO
DITO SURAT
SURAT
KAJIAN
WALIKOTA LAK
LAK PENOLAK
PENOLAK
14 HARI KERJA

AN
AN
Persyarat SURAT
SURAT
DISETUJ
DISETUJ
UI an PERSETUJUAN
PERSETUJUAN
UI
Tidak (Ijin
(IjinPrinsip)
Prinsip)
Persyarata
Persyarata Lengkap
nn
Lengkap
Lengkap
DIPR
DIPR
OSES
OSES

SK. Izin
Usaha
Catatan : Pengangkutan alat berat yang muatan sumbu terberat (MST) atau ukuranyya
melebihi ketentuan yang diteteapkan,pengangkutan lat berat wajib mengajukan
permohonan persetujuan kepada DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT. (Pasal 29
KM 69 tahun 1993).

Pengangkutan Alat Berat Yang Ukurannya


Melebihi Ketentuan yang Ditetapkan
Syarat data yang dilampirkan :
Pengajuan
Jenis Alat Berat yg diangkut
Tempat pemuatan,
lintas yg akan dilalui,
SURAT
Tempat pemberhentian,
PERSETUJUAN
Tempat pembongkaran
Waktu dan jadwal pengangkutan
7 hari Jumlah
Dirjen memberikan jawaban
dan jenis mobil barangtertulis
yang akan digunakan
Beberapa permasalahan pada Angkutan Barang dan Angkutan Umum :

A. Isu dan masalah Angkutan Barang

(1) Lokasi
 Salah letak sehingga susah untauk dikembangkan dan dimodifikasi
 konflik dengan land use lain
 batasan lingkungan, bising, barang berbahaya
 akes yang kurang memadai
(2) Kemacetan
 Pada lalu lintas didepan terminal tersebut
 Akses
 Fasilitas yang padat
 Antrian kendaraan
 Limpahan parkir di badan jalan
(3) Infrastruktur
 Kerusakan jalan dan jembatan
 Kerusakan rambu, APILL dan perlengkapan jalan lain
(4) Kelembagaan
 Banyak pihak yang terlibat (multi stakeholder)

(5) Dampak lingkungan


 Kebisingan didalam terminal & pada jalan keluar masuk
 Polusi udara
 B3 (barang berbahaya)
(6) Batasan berat dan dimensi kendaraan

B. Isu dan masalah Angkutan Umum


1. Bercampurnya lalu lintas Angkutan umum dengan angkutan pribadi
2. Load factor yang terlalu tinggi
3. Angkutan umum menurunkan penumpang di sembarang tempat (tidak padaq
terminal / halte )
4. Penumpang menunggu angkutan umum tidak pada tempatnya
5. Polusi udara yang disebabkan umur kendaraan yang sudah tua
6. Angkutan umum berhenti dan menunggu penumpang di pinggir jalan.
Makalah Transportasi

Perbedaan Prinsip Antara Angkutan Barang Dengan


Angkutan Penumpang

Disusun oleh :

Galang F. Andana (08.01.021)

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan


Sekolah Tingggi Transportai Darat
2011

Anda mungkin juga menyukai