Anda di halaman 1dari 37

PENDAHULUAN

Manajemen Lalu Lintas adalah suatu proses pengaturan


pasokan (supply) dan kebutuhan (demand) sistem jalan raya
yang ada untuk memenuhi suatu tujuan tertentu tanpa
penambahan prasarana baru

Manajemen lalulintas biasanya diterapkan untuk memecahkan


masalah lalulintas jangka pendek atau untuk mengantisipasi
masalah lalu lintas pada periode tertentu.

Secara garis besar terdapat dua kelompok upaya manajemen


lalu lintas, yaitu:
 Optimasi Pasokan (supply)
 Pengendalian Kebutuhan (Demand)
MANAJEMEN LALU LINTAS
Memanfaatkan ruang lalu
Optimasi Pasokan lintas yang ada secara lebih
efisien guna meningkatkan
kinerja lalu lintas.

Pengendalian Mengendalikan atau


Kebutuhan mengatur lalu lintas yang
dinilai tidak efisien
Optimasi Pasokan

Manajemen lalulintas yang termasuk dalam


kelompok ini adalah:

 Pelarangan parkir di tepi jalan selama jam puncak


 Lokasi parkir khusus untuk parkir jangka pendek
 Jalan satu arah
 Penggunaan kapasitas sisa pada lajur arah
berlawanan (reversible lane)
Optimasi Pasokan
1. Pelarangan Parkir di Tepi Jalan
Parkir di tepi jalan mengurangi lebar efektif 
mengurangi kapasitas
Optimasi Pasokan
2. Lokasi Parkir Khusus
Prasarana parkir jangka pendek dan jangka
panjang perlu dipisah untuk menghindari
pencampuran sirkulasi kendaraan yang memiliki
jangka waktu parkir yang berbeda.
Optimasi Pasokan
3. Jalan Satu Arah
Bila karena kondisi aktual guna lahan tidak
dimungkinkan pelebaran jalan atau penambahan
ruas jalan baru maka jalan satu arah dapat menjadi
alternatif optimasi jaringan jalan.
Optimasi Pasokan
4. Reversible Lane
 Jaringan jalan radial yang menghubungkan pusat
kegiatan di tengah kota dengan perumahan di pinggir
kota mengalami pola jam puncak arus lalulintas yang
khas.
 Pada pagi hari kendaraan yang menuju pusat kota
dominan. Sebaliknya pada sore hari kendaraan pada
umumnya meninggalkan pusat kota untuk pulang.
 Pada tiap keadaan seringkali terdapat kapasitas sisa
pada daerah lawan. Untuk itu, biasanya salah satu lajur
pada arah lawan disediakan untuk menambah kapasitas
ruas pada arah sibuk.
 Karena bersifat periodik, maka selama berlakunya
reversible lane diberikan tanda dengan kerucut lalu lintas
(traffic cone)
Contoh Skema Reversible Lane

AM PEAK PM PEAK

OFF-PEAK
Pengendalian Kebutuhan
Bentuknya dapat berupa pemberian insentif bagi
yang perilaku berlalu-lintasnya efisien, maupun
disinsentif bagi yang perilaku berlalu-lintasnya
tidak efisien. Contoh:

 Waktu Kerja Fleksibel


 Penyesuaian Tarif Tol pada Jam Sibuk
 Park and ride sepanjang jalur angkutan umum
 Peningkatan tarif parkir
 Penerapan denda parkir dan pembatan waktu
parkir
 Pengendalian akses ke jalan bebas hambatan
 Carpool matching program
 Lajur khusus bus dan kendaraan berokupansi
tinggi.
Pengendalian Kebutuhan
1. Waktu Kerja Fleksibel
Kegiatan Berangkat dan
Jam puncak arus lalu lintas di
Pulang kerja dilakukan pada
kota besar terkait dengan
waktu yang kurang lebih
bersamaan. awal dan akhir waktu kerja

Perlu dilakukan penyebaran Kurang memadainya kapasitas


atau pengurangan arus jam jalan pada jam puncak
puncak
tersebut

1. Menggeser waktu masuk/pulang kerja


2. Mengurangi jumlah hari kerja
3. Telecomuting (bekerja jarak jauh)
Pengendalian Kebutuhan
2. Penyesuaian Tarif Tol pada Jam Sibuk

Untuk Kendaraan pribadi


Untuk Kendaraan umum dan
dengan okupansi rendah perlu
kendaraan berokupansi tinggi
dikenakan tarif tol yang lebih
dapat diberlakukan reduksi
tinggi pada jam sibuk
tarif tol.
dibanding periode waktu lain

Dapat mendorong masyarakat


untuk bepergian secara efisien
Pengendalian Kebutuhan
3. Park and Ride Sepanjang Jalur Angkutan Umum

Penggunaan Angkutan Umum

Perlu dibuat fasilitas parkir yang memadai dan sedapat


mungkin gratis untuk kendaraan pribadi yang perlu diparkir
pemiliknyadi dekat tempat perhentian angkutan umum

Alternatif Lain adalah konsep Kiss and Ride: pengguna


angkutan umumdiantarkan anggota keluaganya ke tempat
perhentian angkutan umum sehingga diperlukan jalur sirkulasi
yang baik untuk menurunkan/ menaikkan penumpang di dekat
tempat penghentian angkutan umum.
Pengendalian Kebutuhan
4. Peningkatan tarif parkir/ Penerapan denda
Parkir/ Pembatasan waktu parkir

Tarif parkir di daerah padat lalu lintas dapat


dinaikkan hingga taraf yang dapat membuat
orang lebih mengendalikan perjalanannya.

Parkir ilegal harus dikenai denda yang membuat jera

Perlu pengendalian waktu untuk parkir di tepi jalan


Pengendalian Kebutuhan
5. Pengendalian Akses ke Jalan Bebas Hambatan

Sering dijumpai sebuah Mengganggu kendaraan


kendaraan terjebak lain baik yang ada di jalan
masuk ke jalan bebas bebas hambatan maupun
hambatan yang sudah yang ikut terjebak
sangat macet mengantri di jalan akses.

Antrian ini dapat


Perlu adanya memanjang hingga ke
pengendalian akses ke jalan arteri dan berakibat
jalan bebas hambatan. terblokirnya paling tidak
satu jalan arteri.
Pengendalian Kebutuhan
6. Carpool Matching program

Agar penggunaan kendaraan pribadi lebih


efisien perlu diprogramkan Carpool Matching
untuk mencocokkan asal-tujuan perjalanan
dengan waktu berangkat/ pulang yang hampir
sama oleh sejumlah orang.
Pengendalian Kebutuhan
7. Jalur khusus bus dan kendaraan berokupansi
tinggi.

Makin eksklusif jalur khusus untuk bus, makin


tinggi kinerjanya.

Untuk menjadi eksklusif secara longitudinal


diperlukan separator dengan jalur lalu lintas
lainnya.

Untuk menjadi eksklusif secara transversal


perlu dibangun terowongan atau jalan layang.
Pengendalian Kebutuhan
7. Jalur khusus bus dan kendaraan berokupansi
tinggi.
PERATURAN LALU LINTAS

 Klasifikasi Jalan

 Right of Way

 Batas Kecepatan

 Rambu dan Marka


KLASIFIKASI JALAN
Menurut Pasal 7 UU No. 38/2004 tentang jalan:

Sistem Jaringan Jalan Primer


Melayani distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat
nasioonal dengan menghubungkan semua
simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-
pusat kegiatan.
Sistem Jaringan Jalan

Sistem Jaringan Jalan Sekunder


Melayani distribusi barang dan jasa
perkotaan.
KLASIFIKASI JALAN

Menurut Pasal 8 UU No. 38/ 2004,


Fungsi jalan dikategorikan menjadi:

Kelas Fungsional Jalan Arteri Kolektor Lokal Lingkungan

Jarak Jauh Sedang Dekat Dekat

Kecepatan Rata-Rata Tinggi Sedang Rendah Rendah

Tidak
Jalan Masuk Dibatasi Dibatasi
Dibatasi
KLASIFIKASI JALAN
Menurut Pasal 10(1) PP No. 43/1993 tentang
Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, Kelas jalan
dikategorikan menjadi:

Kelas Jalan I II IIIA IIIB IIIC

Kelas fungsional
Arteri Arteri Arteri/Kolektor Kolektor Lokal
Jalan
Lebar maksimum
2,5 2,5 2,5 2,5 2,1
kendaraan (m)
Panjang maksimum
18 18 18 12 9
kendaraan (m)
Muatan sumbu
terberat >10 10 8 8 8
kendaraan (ton)
RIGHT OF WAY

Menurut pasal 21(1) UU No. 14/1992


tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, tata cara berlalu lintas di jalan
adalah dengan mengambil jalur jalan
sebelah kiri.
BATAS KECEPATAN
Menurut pasal 80 PP No. 43/1993,
Batas kecepatan kendaraan adalah
sebagai berikut:
Batas Kecepatan (km/jam)
Jaringan
Jenis Kendaraan
Jalan
I II IIIA IIIB IIIC
Mobil Penumpang, Mobil Bus,
100 100 100 80 60
Mobil Barang, Sepeda Motor
Primer
Kendaraan bermotor dengan
80 80 80 - -
kereta Gandengan atau Tempelan
Mobil Penumpang, Mobil Bus,
- 70 70 50 40
Mobil Barang, Sepeda Motor
Sekunder
Kendaraan bermotor dengan
- 60 60 - -
kereta Gandengan atau Tempelan
RAMBU LALU LINTAS
Menurut Pasal 17 PP No. 43/ 1993 rambu
lalu lintas terdiri dari:
a. Rambu Peringatan
(sebagian besar berwarna dasar kuning)
b. Rambu Larangan
(sebagian besar berwarna dasar putih dan bergaris tepi
merah)
c. Rambu Perintah
(sebagian besar berwarna dasar biru)
d. Rambu Petunjuk
(berwarna dasar putih bergaris tepi biru, berwarna
dasar hijau atau cokelat)
RAMBU LALU LINTAS
1. Rambu Peringatan
RAMBU LALU LINTAS
2. Rambu Larangan
RAMBU LALU LINTAS
3. Rambu Perintah
RAMBU LALU LINTAS
4. Rambu Petunjuk
MARKA JALAN
Menurut Pasal 19 (1) PP No. 43/1993,
marka jalan berfungsi untuk mengatur lalu
lintas atau memperingatkan atau
menuntun pemakai jalan dalam berlalu
lintas di jalan.
Menurut Pasal 19 (2), marka jalan terdiri
dari:
a. Marka Membujur
b. Marka Melintang
c. Marka Serong
d. Marka Lambang
MARKA JALAN
1. Marka Membujur
MARKA JALAN
2. Marka Melintang
MARKA JALAN
3. Marka Serong
MARKA JALAN
4. Marka Lambang

Anda mungkin juga menyukai