Anda di halaman 1dari 15

PTN 16 A

MANAJEMEN
TRANSPORTASI Disusun oleh :
1. Diana Retno A 16080324003
2. Devi Diana S 16080324005
3. Elisa 16080324015
4. Layli Durrotun N 16080324031
5. Winanti Widyastuti 16080324057
LATAR BELAKANG
Luas wilayah Indonesia juga menempati peringkat keempat dari 10 negara
dengan populasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa), maka akan sangat sulit
untuk menghubungkan satu wilayah dengan wilayah yang lain tanpa adanya
suatu sarana transportasi yang memadai. Pertumbuhan sektor transportasi akan
mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi
mempunyai peranan yang penting dan strategis.
Transportasi tak luput dari adanya jalan raya terlebih jika jenis transportasi
tersebut beroperasi di daratan, maka jalan raya adalah hal utama yang menjadi
infrastruktur atau pembangunan. Jalan raya berhubungan erat dengan
kendaraan bermotor roda dua, mobil, truck maupun bis maka tak heran jika jalan
raya adalah hal utama yang perlu adanya pembangunan dan perbaikan setiap
tahunnya. Jalan raya merupakan akses berlalunya kendaraan yang mana
perannya sangat diperlukan oleh setiap orang karena mampu membantu
seseorang agar cepat sampai di tempat tujuan melalui rute yang ada.
ANGKUTAN MOTOR

Angkutan bermotor adalah moda transportasi yang menggunakan kendaraan bermotor


sebagai fasilitas operasinya yang bergerak di jalan raya.

Didalam Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
kendaraan bermotor didefinisikan sebagai setiap Kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel.

Pertumbuhan angkutan bermotor di Indonesia tumbuh dengan sangat cepat, jauh lebih
cepat daripada infrastruktur jalan yang mengakibatkan permasalahan kemacetan.
Kemacetan mengakibatkan permasalahan terhadap efisiensi dan efektifitas sistem
transportasi.
JENIS-JENIS ANGKUTAN MOTOR

1. Sepeda Motor 3. Mobil Bus


2. Mobil Penumpang

4. Mobil Barang 5. Kendaraan Khusus


 
SYARAT PENGOPERASIAN KENDARAAN BERMOTOR

Surat Izin Mengemudi atau SIM berfungsi sebagai bukti


Memiliki SIM kompetensi (kemampuan) seseorang dalam mengemudi
kendaraan bermotor dan juga sebagai registerasi data
pengemudi kendaraan bermotor yang digunakan untuk
mendukung penyelidikan dan identifikasi forensik kepolisian.
Di Indonesia, pihak yang menerbitkan SIM adalah
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI). Setiap
Calon pengemudi harus memenuhi syarat-syarat tertentu
seperti persyaratan usia, administratif, kesehatan dan lulus
ujian untuk dapat memperoleh SIM yang diinginkan.
KONDISI SARANA DAN PRASARANA
KENDARAAN BERMOTOR
Kendaraan sebagai alat angkut barang maupun manusia harus memenuhi unsur
kelaikan jalan karena menyangkut keselamatan manusia. Unit Pengujian Kendaraan
Bermotor (PKB) sebagai lembaga penguji kendaraan atas laik tidaknya sebuah
kendaraan harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan berfungsi dengan
baik.

Sarana dan Prasana Administrasi yang ada pada Pengujian Kendaraan Bermotor
Peralatan Teknis yang ada pada Pengujian Kendaraan Bermotor
antara lain : antara lain:
1. Alat Uji Rem (Break Tester ) 1. Loket 1 (Pendaftaran), 2 (Bendahara Kas), 3 (Bendahara Koasi)
2. Alat Uji Lampu ( Head Light Tester)
2. Komputer dan Printer (Loket I)
3. Alat Uji Suspensi Roda
4. Alat Uji Speedometer 3. Mesin Tik ( Loket I)
5. Alat Uji Gas Buang 4. Formulir Permohonan (Loket I)
6. Alat Uji Ketebatalan Asap Gas Buang 5. Formulir Berita Acara Pemeriksaan (Loket I)
7. Alat Uji Pengukur Berat
6. Buku Uji (Loket II )
8. Alat Uji Kincup Roda Depan (Side Slip Tester)
9. Alat Uji Pengukur Suara (Sound Level Meter) 7. Kartu Induk  (Loket II)
10. Alat Uji Pengukur Dimensi 8. Tanda Uji (Loket II)
PERTUMBUHAN KENDARAAN BERMOTOR

Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor baik itu roda dua maupun roda empat
melanda hampir diseluruh wilayah kota di Indonesia. Tren pertumbuhan kendaraan
bermotor yang terus menerus terjadi setiap tahun sudah berlangsung sejak lama hingga
hari ini. Apalagi pajak kendaraan bermotor (PKB) masih menjadi pemasukan bagi
pemerintah daerah yang paling potensial.
Dampak negative Dampak positif

kemacetan dan polusi udara


membantu mobilisasi barang, jasa, dan manusia
Menyambut tahun 2018 jumlah kendaraan menyentuh angka yang sangat
signifikan. Usut punya usut data yang diperoleh dari Mabel Polri, jumlah kendaraan
yang terdaftar di Indonesia per tanggal 1 Januari 2018 mencapai 111 Juta, atau
tepatnya 111.571.239 unit kendaraaan. Angka tersebut termasuk jumlah sepeda
motor yang memberikan kontribusi terbesar sebesar 82% atau 91.085.532 unit
sepeda motor. Menyusul Mobil Pribadi dengan kontribusi 12% atau sebanyak
13.253.143 unit mobil. Sisanya kontribusi dari Mobil Bus, Mobil Barang, dan
Kendaraan Khusus.
PENGATURAN ANGKUTAN MOTOR JALAN
RAYA
Berdasarkan Pasal 106 Undang Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan menyebutkan bahwa: “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor
di Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi”.

Setiap pengemudi di Jalan wajib mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda
Pengemudi di Jalan wajib mematuhi ketentuan tentang persyaratan teknis dan jalan.
Pengemudi mematuhi ketentuan rambu perintah, marka jalan, dll
Pada saat diadakan pemeriksaan pengemudi wajib menunjukkan STNK dan SIM
Pengemudi dan penumpang wajib mengenakan helm yang memenuhi SNI
JALAN RAYA
Jalan raya adalah jalur – jalur tanah diatas permukaan bumi yang dibuat oleh
manusia dengan bentuk, ukuran – ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ketempat lainnya dengan mudah dan cepat
(Clarkson H.Oglesby,1999).
KLASIFIKASI JALAN RAYA
1. Klasifikasi jalan berdasarkan administrasi pemerintah

Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan


Nasional Provinsi Kabupaten Kota Desa

2. Klasifikasi jalan berdasarkan jenis kontruksi perkerasannya

Konstruksi Konstruksi Konstruksi


perkerasan perkerasan perkerasan
lentur kaku komposit,
3. Klasifikasi jalan berdasarkan fungsi

a. Jalan Arteri Primer b. Jalan Arteri Sekunder


Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh
guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi seefisien,dengan
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota.

c. Jalan Kolektor Primer d. Jalan Kolektor Sekunder


adalah jalan yang dikembangkan untuk melayani dan adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau
menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan wilayah pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang,
dan pusat kegiatan lokal dan atau kawasan-kawasan kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
berskala kecil dan atau pelabuhan pengumpan regional dibatasi, dengan peranan pelayanan jasa distribusi
dan pelabuhan pengumpan lokal. untuk masyarakat di dalam kota
STUDI KASUS
Pemerintah selama ini belum secara tegas mengatur jumlah sepeda motor yang beredar di masyarakat. Kebijakan yang
pernah ada adalah Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum,
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/10/DNP/2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Yang Melakukan
Pemberian Kredit, dan Peraturan Menteri Keuangan nomor 43/PMK.010/2012 tentang Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk
Kendaraan Bermotor pada Perusahaan Pembiayaan yang memberi batasan konsumen yang akan mengambil kredit kendaraan
bermotor termasuk sepeda motor wajib. memiliki modal (uang muka) setidaknya 30 % (tiga puluh persen) dari harga kendaraan.
Undang Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tidak mengatur secara khusus tentang
sepeda motor. Meskipun demikian semangat dalam Undang undang lalu Lintas dan angkutan dalam mengatur kendaraan
bermotor dapat dilihat dari tujuan yang hendak dicapai, seperti yang tercantum dalam pasal 3 bahwa Lalu Lintas dan Angkutaan
Jalan, bertujuan terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib lancar, dan terpadu dengan
moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteran umum, memperkukuh persatuan dan
kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa. Serta terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa,
dan c. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.
Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan sistem transportasi nasional semua aktivitas transportasi harus berada pada
perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan pemerintah sebagai satu kesatuan. Hal tersebut dinyatakan dalam
Pasal 47 ayat (2) yang mengelompokkan kendaraan bermotor dalam 5 (lima) jenis, yaitu: sepeda motor, mobil penumpang,
mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus. Setiap pengguna jalan, terutama pengguna kendaraan bermotor wajib
berperilaku tertib serta mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan
angkutan jalan.
KESIMPULAN

Transportasi darat seperti halnya kendaraan bermotor yang meliputi sepeda motor,
kendaraan roda empat, kendaraan bermuatan seperti truck dan juga bus dimana diantara
kendaraan bermotor diatas sangat erat hubunganya dengan jalan raya dimana jalan raya
merupakan infrastruktur dan objek yang menghubungkan antara suatu jalan di daerah satu
ke jalan daerah lain. Hingga pada saat ini perkembangan kendaraan bermotor sangatlah
meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan pertumbuhan kendaraan bermotor ini didasari oleh meningkatnya penguna
roda dua dan roda empat saat ini, selain itu semakin meningkatnya kendaraan bermotor
pemerintah juga telah menentukan syarat dalam pengoperasian kendaran bermotor seperti
dengan mewajibkan setiap pengandara harus memiliki SIM atau Surat Ijin Mengemudi yang
telah diatur didalam undang-undang. Selain itu setiap kendaraan bermotor juga telah
memiliki sarana dan prasarana yang telah ditentukan sehingga pengguna mampu
menggunakan dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada.
 

Anda mungkin juga menyukai