NIM : 16080324041
KELAS : PTN 16 A
MATKUL : SALESMANSHIP
Penjualan online pada era millennial memang sangat diminati akhir – akhir ini,
karena kenyamanan dan kemudahannya. Dimana penjual dan pembeli tidak perlu lagi
melakukan transaksi tatap muka hanya saja lewat gadget dan internet. Hal ini juga
mempermudah penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Dengan adanya
pembelanjaan online juga jadi lebih efisien waktu . kegiatan berbelanja online ini
merupakan cara baru melakukan transaksi.
Online shop adalah alat transaksi antara penjual dan pembeli namun tidak bertemu
langsung ataupun bertatap muka melainkan hanya menggunakan handphone atau gadjet
lainnya.Dengan menggunakan handphone atau gadjet kita dapat berbelanja yang kita
inginkan dengan melihat barang-barang yang disediakan oleh online shop tersebut.
Barang-barang yang disediakan online shop beraneka macam seperti : baju, accecories,
alat elektronik, makanan , cosmetic dan banyak lagi, Online shop sangat digandrungi saat
ini selain praktis kita dapat menghemat waktu serta nyaman untuk berbelanja ,Karena
barang akan dikirim melalui jasa pengiriman barang setelah kita melakukan pembayaran
di online shop atas barang yang kita pesan tersebut. Biasanya yang menyukai Online Shop
adalah para remaja penggemar gadget yang malas untuk mencari gadget tersebut ataupun
orang dewasa yang sibuk dan tidak memiliki waktu untuk mencari barang yang dicari.
Faktor kesibukan aktivitas kita dan kepraktisan yang ditawarkan oleh Online Shop
membuat sistem belanja Online mulai diminati. Perlahan-lahan orang mulai berbelanja
barang secara online, dari barang-barang yang murah dulu hingga yang mahal untuk
mengantisipasi kekhawatiran mereka tentang Online Shop. Walaupun ada manfaat ,
namun Online Shop tercemari oleh sebagian orang yang memanfaatkan ini sebagai salah
satu modus penipuan. Akibat dari perbuatan mereka, maka banyak menimbulkan
kewaspadaan dan kurang sukanya masyarakat terhadap Online Shop. Bahkan beberapa
orang tidak mau belanja di Online Shop setelah maraknya penipuan yang terjadi.
Study kasus
Meski penipuan jual beli online sudah sebagian terkuak, namun penindakan oknum
terhadap tindakan tersebut banyak yang belum sampai ke ranah hukum. Ini disebabkan
para korban penipuan online enggan melaporkan kepada penegak hukum, sedangkan pasal
penipuan merupakan delik aduan. “Kebanyakan mereka malu menjadi korban, dan saat
melapor tidak disertai dengan bukti yang kuat,” ujar Director Bukalapak.com, Achmad
Zaky, dalam diskusi “Penipuan Online” di Jakarta, Rabu, 14 Desember 2011. Berdasarkan
aduan korban, ia pernah melaporkan ke kepolisian. Namun, upayanya terkendala pada
bukti sehingga proses hukum tidak berjalan. Untuk itu, calon pembeli online perlu
ditekankan untuk merekam data detail semua transaksi online yang dilakukan. “Dari mulai
pertama kontak, harus direkam. Kebanyakan pembeli kurang aware dengan rekam data
ini,” jelas pegiat ICT Watch, Arif Taufik. Ironisnya, dari sisi regulasi, UU ITE sudah
mengakomodasi soal transaksi online. Arif menyebutkan dalam Bab 5 pasal 17 sampai
22, namun orang belum banyak yang tahu soal itu. Upaya lain yang bisa ditempuh untuk
memperkuat verifikasi rekening maupun website yang diduga melakukan penipuan adalah
dengan menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dan Kementerian
Komumikasi dan Informatika. “Itu juga akan kami lakukan,” tuturnya. Zaky berpesan agar
pengguna internet tidak tergiur dengan iming-iming cepat mendapatkan uang dalam
waktu singkat maupun tergiur dengan barang yang harganya sangat miring. Lebih baik
lanjutnya, beli barang kepada orang yang sudah kenal rekam jejaknya. “Pelaku penipuan
online ada di mana-mana dengan berbagai modus. Bahkan ada yang menggunakan
hipnotis,” pesannya.
Sumber:http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/02/22/maraknya-penipuan-di-
dunia-maya-penipuan-bisnis-online/
Analisis