MANAJEMEN PROYEK
Dalam pelaksanaan proyek dibuat rencana kerja dan manajemen dengan tujuan
untuk mengetahui kemajuan proyek dan mengantisipasi masalah-masalah yang
timbul pada saat pelaksanaan, misalnya keterlambatan kegiatan, pemborosan
sumber daya dan lain-lainnya sehingga dapat mencapai hasil akhir yang optimal.
PEMILIK PROYEK
Bina Marga Jateng
Bina Marga
KONSULTAN KONTRAKTOR
PENGAWAS
PT Mohandas
PT Puri Dimensi Oeloeng
PT Kadi International
PT Kadi International
Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
(Sumber : Dokumen Proyek Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) Cangkiran - Boja, 2015)
Dari struktur organisasi di atas terdapat beberapa garis hubungan kerja, yang
mempunyai definisi sebagai berikut :
3.2.3 Kontraktor
Kontraktor adalah perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai dengan keinginan pemilik proyek
dan bertanggung jawab penuh terhadap pembangunan fisik proyek. Biasanya
penentuan kontraktor dilakukan melalui lelang/tender atau dapat juga melalui
penunjukan langsung dengan negosiasi penawaran harga (Abrar Husen : 2011)
Struktur organisasi yang dimaksud di sini adalah Struktur Organisasi dari masing
– masing unsur yang terlibat dalam Rencana Pelaksanaan Pembangunan Jalan
Cangkiran - Boja STA 0+000 s/d STA 2+200 Provinsi Jawa Tengah, yang
meliputi Struktur Organisasi Pemilik Proyek, Struktur Organisasi Konsultan
Pengawas dan Struktur Organisasi Kontraktor.
Pemilik atau pemberi tugas pada Rencana Pelaksanaan Jalan Cangkiran - Boja
STA 0+000 – STA 2+200 adalah DPU Bina Marga Jateng. Berikut merupakan
bagan yang menjelaskan Struktur Organisasi Pemilik Proyek. Ditunjukkan pada
Gambar 3.2.
Dirjen Mohandas Pimpro
Oeloeng
KDPU Daerah
tingkat 1
KDPU daerah
Drafter
Keterangan:
: Garis Komando
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur organisasi
pemilik proyek adalah :
a. Pemimpin Proyek
a) Memimpin dan mengatur seluruh kegiatan proyek hingga semua
tugas dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan sasaran
maupun tujuan yang telah ditetapkan;
b) Mengusahakan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan semua
instansi yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek;
c) Menetapkan pemenang lelang pekerjaan dari bagian proyek;
d) Menandatangani perjanjian kontrak/kerjasama, berita acara
pemeriksaan pekerjaaan, berita acara serah terima pekerjaan, dan
dokumen kegiatan lainya;
e) Menetapkan tim pelaksana kegiatan (Staf Ahli, Staf Teknis, Staf
Administrasi, Panitia Pengadaan dan Panitia Pemeriksa) atas
usulan pengendali kegiatan;
f) Melaksanakan pemeriksaan kas terhadap pemegang kas minimal
tiga bulan sekali dan diterbitkan berita acara yang disampaikan
kepada instansi terkait (Badan Pengawas Propinsi, Biro
Keuangan).
b. Tim Teknik
a) Memimpin dan mengkoordinasi pekerjaan agar dalam
pelaksanaanya dapat berjalan lancer;
b) Mengawasi pelaksanaan secara rutin dan menjamin setiap
pelaporan kemajuan proyek agar tepat waktu;
c) Bertanggung jawab untuk semua pelaksanaan survey
inventarisasi jalan dan survey kondisi jalan;
d) Bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis;
e) Serta memberikan petunjuk dan pengarahan pada Tim Kerja
Konsultan.
c. Bendahara
Bendahara adalah orang yang bertanggung jawab kepada Pemimpin
Proyek atas pengaturan pembiayaan sesuai dengan peraturan yang berlaku
pada pelaksanaan keuangan Daerah Provinsi, tugas dan kewajiban
Bendaraha yaitu :
d. Administrasi
a) Mengagendakan Surat Masuk dan Surat Keluar;
b) Mengarsipkan Surat Masuk dan Surat Keluar;
c) Membantu pengelolaan kas kecil;
d) Mempersiapkan Seminar/Pertemuan Ilmiah rutin/Diskusi yang
diselenggarakan LPPM;
e) Mendata karya ilmiah yang diterima LPPM;
f) Menyiapkan rapat-rapat di LPPM;
g) Memonitor kebutuhan – kebutuhan Rumah Tangga dan ATK
LPPM;
h) Menangani pengiriman kartu ucapan Lebaran, Natal, dan Tahun
Baru untuk relasi- relasi.
Keterangan:
: Garis Komando
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur organisasi
Konsultan pengawas adalah :
a. Direktur
a) Menetapkan kebijaksanaan – kebijaksanaaan perusahaan atau organisasi;
b) Memerinci fungsi manajemen dan mendelegesikan wewenang kepada para
staf (menetapkan struktur organisasi);
c) Menetapkan sasaran – sasaran yang harus dicapai pada setiap kegiatan;
d) Menetapkan system administrasi dan prosedur yang diperlukan untuk
keperluan manajemen;
e) Mengembangkan dan melaksanakan system manajemen yang tepat.
b. Kepala Bidang Teknik
a) Bertanggung jawab kepada Direktur;
b) Mengatur/ menggerakkan kegiatan teknis agar dicapai efesiensi pada setiap
kegiatan;
c) Menetapkan waktu pelaksanaan kegiatan;
d) Sebagai coordinator dari berbagai bidang perencanaan agar didapat hasil
yang optimal dari segi teknis, biaya, waktu pelaksanaan,
e) Menjalankan teknik – teknik evaluasi/laporan dengan harapan dicapai
koordinasi antar bidang pekerjaan;
f) Mengadakan pertemuan secara berkala dengan semua kepala bagian untuk
mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan petunjuk
atas wewenang yang diberikan dari Direktur.
d. Arsitek
a) Bertanggung jawab kepada kepala bidang teknik;
b) Menjadi unsur pelaku pekerjaan yang berkaitan dengan rancangan arsitektur
dengan dibantu juru gambar (drafter).
e. Bidang Sipil
a) Bertanggung jawab kepada kepala bidang teknik;
b) Menjadi pelaku pekerjaan yang berkaitan dengan struktur sipil dengan
dibantu juru gambar.
f. Bidang Surveyor
a) Bertanggung jawab kepada kepala bidang teknik;
b) Melakukan survey dan pemetaan dalam melaksanakan pekerjaan, bidang ini
dibantu oleh juru ukur;
c) Mengadakan perkiraan (estimasi) mengenai biaya proyek dalam
melaksanakan pekerjaan dibantu oleh juru hitung.
3.3.3 Struktur Organisasi Kontraktor
Gambar 3.4 berikut menunjukkan struktur organisasi kontraktor pada Rencana
Pelaksanaan Jalan Cangkiran - Boja STA 0+000 s/d 2+200.
Direktur
Eksekutif
Keterangan:
: Garis Komando
a. Direktur
Sebagai kuasa kontraktor di lapangan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
b. Kepala Staf
Tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
c. Administrasi,
Administrasi dibagi dua, yaitu :
e. Estimator Engineer,
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi oleh Estimator Engineer adalah
sebagai berikut :
a) Pelaksana,
Tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
(a) Meninjau kemajuan pekerjaan setiap hari dan memastikan bahwa metode
yang digunakan pekerja efisien dan aman,
(b) Mengkoordinasi anak buahnya setiap hari,
(c) Memeriksa agar semua pekerjaan sesuai dengan standar kualitas yang
diminta,
(d) Mengikuti pertemuan lapangan setiap pertengahan mingguan.
(e) Merangkum dan membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
b) Asisten Pelaksana,
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
(a) Setiap hari mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
(b) Membuat laporan harian pelaksanaan,
(c) Mengontrol absensi tenaga kerja,
Menjelang minggu mengontrol kebutuhan material untuk minggu selanjutnya.
Antara Pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas terjalin hubungan kerja dan
koordinasi sebagai berikut:
a. Ada ikatan kontrak kerja yang telah disepakati untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang telah disyaratkan dalam dokumen.
b. Konsultan menyerahkan hasil perencanaan dan pengawasan proyek kepada
Pemilik proyek sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati bersama yang
tertuang dalam dokumen kontrak kerja.
c. Konsultan dalam melaksanakan tugasnya selalu berpedoman pada aturan dan
syarat yang telah disepakati bersama dan mengkonfirmasikan kepada Pemilik
proyek apabila ada sesuatu hal yang di luar perkiraan.
d. Setelah semua tugas dan tanggung jawab Konsultan terlaksana dengan baik
maka Pemberi tugas memberikan imbalan jasa kepada Konsultan sesuai
dengan kesepakatan yang telah ditandatangani bersama dalam dokumen
kontrak.
Hal terpenting dalam kontrak unit price, adalah penilaian harga setiap unit
pekerjaan telah dilakukan sebelum konstruksi dimulai. Berdasarkan arti unit price
dapat dipahami bahwa perikatan terjadi terhadap harga satuan setiap jenis/item
pekerjaan sehingga penyedia jasa konstruksi/ kontraktor hanya perlu menentukan
harga satuan yang akan ditawar untuk setiap item dalam kontrak. Penentuan
besarnya harga satuan ini harus mengakomodasi semua biaya yang mungkin
terjadi seperti biaya overhead, keuntungan, biaya-biaya tak terduga dan biaya
untuk mengantisipasi resiko (Martono dan Marsudi, 2011).
Jaminan uang muka adalah suatu perjanjian penanggungan yang dikeluarkan oleh
pihak penanggung yang bertujuan menjamin pemilik proyek bahwa kontraktor
akan menggunakan uang muka yang diterima dari pemilik proyek untuk
pembiayaan proyek. Jaminan ini ada apabila dalam perjanjian kontrak ditetapkan
adanya uang muka dan kontraktor berminat akan mengambil uang muka.
Konsekueansi pengambilan uang muka adalah kontraktor wajib mengembalikan
dengan teknis pengembalian diatur bersama, misalnya dipotongkan dalam setiap
termin yang diterima oleh kontraktor (Martono dan Marsudi, 2010).
Sebelum pembayaran uang muka oleh pihak kesatu (owner) kepada pihak kedua
(kontraktor) dilakukan, maka pihak kedua (kontraktor) wajib menyerahkan kepada
pihak kesatu (owner) berupa Surat Jaminan Uang Muka yang diterbitkan oleh
bank umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat) atau oleh perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang
mempunyai dukungan reasuransi. Besarnya uang muka adalah 20 % dari nilai
kontrak dan masa berlakunya jaminan uang muka adalah sekurang-kurangnya 150
(seratus lima puluh) hari kalender sejak SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
diterbitkan (Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015).
Sebelum pembayaran uang muka oleh pihak kesatu (owner) kepada pihak kedua
(kontraktor) dilakukan, maka pihak kedua (kontraktor) wajib menyerahkan kepada
pihak kesatu (owner) berupa Surat Jaminan Uang Muka yang diterbitkan oleh
bank umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat) atau oleh perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang
mempunyai dukungan reasuransi. Besarnya uang muka adalah 20 % dari nilai
kontrak dan masa berlakunya jaminan uang muka adalah sekurang-kurangnya 150
(seratus lima puluh) hari kalender sejak SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
diterbitkan (Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015).
Jaminan ini diwajibkan kepada kontraktor yang memenangkan lelang dan tidak
mengundurkan diri. Pada saat kontraktor menyerahkan jaminan pelaksanaan maka
jaminan penawaran dikembalikan kepada kontraktor yang bersangkutan. Jika
kontraktor melakukan wanprestasi maka surat jaminan pelaksanaan menjadi milik
pemilik proyek.
Dalam Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 pasal 89 ayat 1, pembayaran prestasi
pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk: (1) pembayaran bulanan; (2) pembayaran
berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan (termin); (3) pembayaran secara
sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan. Pada Rencana Pelaksanaan
Pembangunan Ruas Jalan Gatot Subroto Ungaran Sta 0+000 s/d 2+050 ini
menggunakan sistem pembayaran termin, berdasarkan jumlah prestasi yang telah
disepakati, yaitu:
Termin III : setiap progres pekerjaan mencapai 75%, bisa mengajukan termin III
sebesar 70% dari nilai kontrak.