Anda di halaman 1dari 21

BAB III

MANAJEMEN PROYEK

3.1 Uraian Umum


Kemajuan dalam kegiatan industri konstruksi pada beberapa aspek memerlukan
manajemen atau pengelolaan yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan,
keekonomisan, keterpaduan, kecepatan, ketepatan, ketelitian, serta keamanan
yang tinggi dalam rangka memperoleh hasil akhir yang sesuai harapan.
Pengelolaan suatu kegiatan dengan investasi berskala besar membutuhkan cara
teknis/metode yang teruji, sumber daya yang berkualitas, serta penerapan ilmu
pengetahuan yang tepat ( Abrar Husen : 2011 ).

Menurut Irika Widiasanti dan Lenggogeni manajemen adalah kemampuan untuk


memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok
orang. Sedangkan Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi
perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber
daya tertentu pula (Nurhayati : 2010).

Dalam pelaksanaan proyek dibuat rencana kerja dan manajemen dengan tujuan
untuk mengetahui kemajuan proyek dan mengantisipasi masalah-masalah yang
timbul pada saat pelaksanaan, misalnya keterlambatan kegiatan, pemborosan
sumber daya dan lain-lainnya sehingga dapat mencapai hasil akhir yang optimal.

3.2 Unsur-unsur Pelaksana Proyek


Secara garis besar unsur – unsur yang terlihat dalam pelaksana pembangunan
proyek meliputi pemberi tugas (Owner), kontraktor pelaksana dan perencana.
Ketiga unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung
jawab sesuai kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam pengelolaan
proyek Kerja dari ketiga pihak tersebut membentuk suatu mekanisme.
Adapun unsur-unsur dalam Rencana Pelaksanaan Pembangunan Jalan Cangkiran -
Boja STA 0+000 s/d STA 2+200 Provinsi Jawa Tengah seperti pada Gambar 3.1
dibawah ini :

PEMILIK PROYEK
Bina Marga Jateng
Bina Marga

KONSULTAN KONTRAKTOR
PENGAWAS
PT Mohandas
PT Puri Dimensi Oeloeng
PT Kadi International

PT Kadi International

Keterangan:

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

(Sumber : Dokumen Proyek Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) Cangkiran - Boja, 2015)

Gambar 3.1 Skema Hubungan kerja unsur – unsur pengelola proyek

Dari struktur organisasi di atas terdapat beberapa garis hubungan kerja, yang
mempunyai definisi sebagai berikut :

1) Garis komando adalah garis yang menggambarkan hubungan kerja antara


pengawas konstruksi dan penyedia jasa, yang memungkinkan pengawas
konstruksi menggunakan kekuasaan sepenuhnya atas penyedia jasa dalam
proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
2) Garis koordinasi adalah garis timbal balik antara perencana konstruksi dengan
pengawas konstruksi yang menggambarkan hubungan kerja diantara perencana
konstruksi dan pengawas konstruksi.
3.2.1 Pemilik Proyek
Pemilik proyek atau owner adalah perseorangan atau badan hukum yang
menginginkan atau memerlukan suatu fasilitas/proyek, sekaligus yang
menanggung pembiayaan proyek yang akan didirikan (Bambang Mulyanto,
1995).

Tugas dan wewenang Pemilik Proyek meliputi :

1) Menyediakan dana perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sesuai dengan


perjanjian kontrak.
2) Bertindak sebagai pengambil keputusan tertinggi yang mengikat mengenai
pembangunan proyek serta menunjuk kontraktor dan konsultan melalui proses
pelelangan.
3) Menandatangani dan mengesahkan semua dokumen proyek, seperti surat
perintah kerja, surat perjanjian dengan kontraktor dan konsultan melalui
proses pelelangan.
4) Menuntut terselesaikannya proyek sesuai jadwal dan standar mutu yang telah
ditentukan.
5) Berwenang memberikan instruksi kepada kontraktor dan konsultan baik secara
langsung maupun tertulis.
6) Memiliki wewenang penuh terhadap kepemilikan proyek.
7) Berhak memberikan sangsi terhadap unsur-unsur proyek yang tidak
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang telah diatur dalam perjanjian
kontrak sebelumnya.

3.2.2 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas adalah orang atau badan yang ditunjuk pemilik proyek untuk
membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai awal
hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
Konsultan pengawas diberi kuasa penuh oleh pemilik proyek untuk setiap saat
mengawasi, mengontrol dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan agar tercapai
hasil kerja semaksimal mungkin sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati bersama dalam kontrak.

Tugas dan wewenang dari konsultan pengawas secara umum meliputi :

1) Meneliti dan memeriksa isi dokumen kontrak.


2) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi
antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar.
3) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
4) Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
5) Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai
hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
6) Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
7) Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
8) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian,mingguan,bulanan).
9) Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambah maupun
kurang.

3.2.3 Kontraktor
Kontraktor adalah perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai dengan keinginan pemilik proyek
dan bertanggung jawab penuh terhadap pembangunan fisik proyek. Biasanya
penentuan kontraktor dilakukan melalui lelang/tender atau dapat juga melalui
penunjukan langsung dengan negosiasi penawaran harga (Abrar Husen : 2011)

Tugas dan wewenang kontraktor meliputi :

1) Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat,


risalah penjelasan pekerjaan dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan
oleh pengguna jasa.
2) Menyiapkan dengan segera tenaga kerja, bahan perlengkapan dan jasa yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang dapat diterima
owner.
3) Menjamin keamanan dan ketertiban bahan bangunan dan peralatan serta
memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dan menjaga kebersihan
lingkungan.
4) Memberikan kenyamanan kepada masyarakat lingkungan proyek
5) Membuat perbaikan dari kerusakan-kerusakan atau kekurangsempurnaan
selama masa pelaksanaan pekerjaan dan masa pemeliharaan serta bertanggung
jawab dalam hal fisik.
6) Menyerahkan hasil pekerjaan tepat pada waktunya.

3.3 Struktur Organisasi Proyek


Pengertian bentuk organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya kegiatan-
kegiatan dari dua individu atau lebih di bawah satu koordinasi, dan berfungsi
mempertemukan mereka menjadi satu tujuan (Istimawan Dipohusodo, 1996).

Struktur organisasi yang dimaksud di sini adalah Struktur Organisasi dari masing
– masing unsur yang terlibat dalam Rencana Pelaksanaan Pembangunan Jalan
Cangkiran - Boja STA 0+000 s/d STA 2+200 Provinsi Jawa Tengah, yang
meliputi Struktur Organisasi Pemilik Proyek, Struktur Organisasi Konsultan
Pengawas dan Struktur Organisasi Kontraktor.

3.3.1 Struktur Organisasi Pemilik Proyek

Pemilik atau pemberi tugas pada Rencana Pelaksanaan Jalan Cangkiran - Boja
STA 0+000 – STA 2+200 adalah DPU Bina Marga Jateng. Berikut merupakan
bagan yang menjelaskan Struktur Organisasi Pemilik Proyek. Ditunjukkan pada
Gambar 3.2.
Dirjen Mohandas Pimpro
Oeloeng

KDPU Daerah
tingkat 1

Tim Teknik Bendahara Administrasi

KDPU daerah

Drafter

Keterangan:

: Garis Komando

(Sumber :Buku Pengelolaan Proyek 1, Bambang Mulyanto)

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pemilik Proyek

Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur organisasi
pemilik proyek adalah :

a. Pemimpin Proyek
a) Memimpin dan mengatur seluruh kegiatan proyek hingga semua
tugas dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan sasaran
maupun tujuan yang telah ditetapkan;
b) Mengusahakan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan semua
instansi yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek;
c) Menetapkan pemenang lelang pekerjaan dari bagian proyek;
d) Menandatangani perjanjian kontrak/kerjasama, berita acara
pemeriksaan pekerjaaan, berita acara serah terima pekerjaan, dan
dokumen kegiatan lainya;
e) Menetapkan tim pelaksana kegiatan (Staf Ahli, Staf Teknis, Staf
Administrasi, Panitia Pengadaan dan Panitia Pemeriksa) atas
usulan pengendali kegiatan;
f) Melaksanakan pemeriksaan kas terhadap pemegang kas minimal
tiga bulan sekali dan diterbitkan berita acara yang disampaikan
kepada instansi terkait (Badan Pengawas Propinsi, Biro
Keuangan).

b. Tim Teknik
a) Memimpin dan mengkoordinasi pekerjaan agar dalam
pelaksanaanya dapat berjalan lancer;
b) Mengawasi pelaksanaan secara rutin dan menjamin setiap
pelaporan kemajuan proyek agar tepat waktu;
c) Bertanggung jawab untuk semua pelaksanaan survey
inventarisasi jalan dan survey kondisi jalan;
d) Bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis;
e) Serta memberikan petunjuk dan pengarahan pada Tim Kerja
Konsultan.

c. Bendahara
Bendahara adalah orang yang bertanggung jawab kepada Pemimpin
Proyek atas pengaturan pembiayaan sesuai dengan peraturan yang berlaku
pada pelaksanaan keuangan Daerah Provinsi, tugas dan kewajiban
Bendaraha yaitu :

a) Mematuhi peraturan – peraturan serta ketentuan - ketentuan


yang berlaku bagi pelaksanaan keuangan Daerah dan Negara;
b) Membuat buku kas umum beserta buku penunjangnya;
c) Mengadakan data yang bersifat kearsipan yang menyangkut
dengan pembukuan;
d) Bertanggung jawab atas uang kas proyek yang diamanatkan oleh
Pemimpin Proyek;
e) Menyelenggarakan pengurusan keuangan baik bersifat
penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran serta bertanggung
jawab sepenuhnya atas pengelohan keuangan proyek;
f) Membuat Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pembangunan (SPJP).

d. Administrasi
a) Mengagendakan Surat Masuk dan Surat Keluar;
b) Mengarsipkan Surat Masuk dan Surat Keluar;
c) Membantu pengelolaan kas kecil;
d) Mempersiapkan Seminar/Pertemuan Ilmiah rutin/Diskusi yang
diselenggarakan LPPM;
e) Mendata karya ilmiah yang diterima LPPM;
f) Menyiapkan rapat-rapat di LPPM;
g) Memonitor kebutuhan – kebutuhan Rumah Tangga dan ATK
LPPM;
h) Menangani pengiriman kartu ucapan Lebaran, Natal, dan Tahun
Baru untuk relasi- relasi.

3.3.2 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas


Struktur organisasi konsultan pengawas pada Rencana Pelaksanaan Jalan
Cangkiran - Boja STA 0+000 – STA 2+200, dapat dilihat pada Gambar 3.3
berikut ini :
Direktur

Kepala Bidang Kepala Bidang


Teknik Administrasi

Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang


Arsitek Sipil Surveyor Personalia Keuangan

Drafter Drafter Juru


hitung

Keterangan:

: Garis Komando

(Sumber :Buku Pengelolaan Proyek 1, Bambang Mulyanto)

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas

Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur organisasi
Konsultan pengawas adalah :

a. Direktur
a) Menetapkan kebijaksanaan – kebijaksanaaan perusahaan atau organisasi;
b) Memerinci fungsi manajemen dan mendelegesikan wewenang kepada para
staf (menetapkan struktur organisasi);
c) Menetapkan sasaran – sasaran yang harus dicapai pada setiap kegiatan;
d) Menetapkan system administrasi dan prosedur yang diperlukan untuk
keperluan manajemen;
e) Mengembangkan dan melaksanakan system manajemen yang tepat.
b. Kepala Bidang Teknik
a) Bertanggung jawab kepada Direktur;
b) Mengatur/ menggerakkan kegiatan teknis agar dicapai efesiensi pada setiap
kegiatan;
c) Menetapkan waktu pelaksanaan kegiatan;
d) Sebagai coordinator dari berbagai bidang perencanaan agar didapat hasil
yang optimal dari segi teknis, biaya, waktu pelaksanaan,
e) Menjalankan teknik – teknik evaluasi/laporan dengan harapan dicapai
koordinasi antar bidang pekerjaan;
f) Mengadakan pertemuan secara berkala dengan semua kepala bagian untuk
mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan petunjuk
atas wewenang yang diberikan dari Direktur.

c. Kepala Bidang Administrasi


a) Bertanggung jawab kepada Direktur;
b) Mengatur/menggerakkan kegiatan administrasi perusahaan, baik bidang
keuangan maupun personalia;
c) Menetapkan prosedur administrasi keuangan agar didapat
pertanggungjawaban yang sah;
d) Menangani pembuatan kontrak – kontrak pekerjaan.

d. Arsitek
a) Bertanggung jawab kepada kepala bidang teknik;
b) Menjadi unsur pelaku pekerjaan yang berkaitan dengan rancangan arsitektur
dengan dibantu juru gambar (drafter).

e. Bidang Sipil
a) Bertanggung jawab kepada kepala bidang teknik;
b) Menjadi pelaku pekerjaan yang berkaitan dengan struktur sipil dengan
dibantu juru gambar.
f. Bidang Surveyor
a) Bertanggung jawab kepada kepala bidang teknik;
b) Melakukan survey dan pemetaan dalam melaksanakan pekerjaan, bidang ini
dibantu oleh juru ukur;
c) Mengadakan perkiraan (estimasi) mengenai biaya proyek dalam
melaksanakan pekerjaan dibantu oleh juru hitung.
3.3.3 Struktur Organisasi Kontraktor
Gambar 3.4 berikut menunjukkan struktur organisasi kontraktor pada Rencana
Pelaksanaan Jalan Cangkiran - Boja STA 0+000 s/d 2+200.

Direktur

Kepala Staf Insinyur Proyek Logistik

 Personal/umum  Planning  Pembelian


 Operasi  Survey  Gudang
 Keuangan  Konstruksi/kamar  Bengkel
 Hukum gambar
 Laboratorium

Eksekutif

Site I Site II Site III

Bagian – Bagian fungsional


menurut keahlian

Keterangan:

: Garis Komando

(Sumber :Buku Pengelolaan Proyek 1, Bambang Mulyanto)

Gambar 3.4 Bagan Struktur Organisasi Kontraktor


Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur organisasi
Kontraktor adalah:

a. Direktur
Sebagai kuasa kontraktor di lapangan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :

a) Menetapkan struktur organisasi pelaksanaan tugas;


b) Menetapkan kebijakan – kebijakan pelaksanaan tugas organisasi;
c) Memerinci fungsi manajemen dan mendelegasikan wewenang kepada para
bawahan;
d) Menetapkan sasaran yang harus dicapai setiap kegiatan pelaksanaan;
e) Menetapkan system administrasi dan prosedur yang diperlukan untuk
keperluan manajemen;
f) Mencari tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas – tugasnya;
g) Mendapatkan anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan tugasnya.

b. Kepala Staf
Tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

a) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan proyek di dalam


mengembangkan fungsi – fungsi staf dan peneterapan dari system
administrasi dan prosedur yang sesuai dengan manajemen;
b) Mendapatkan personil untuk manajemen yang cukup cakap untuk
menduduki fungsi –fungsi penting di dalam organisasi;

c) Menetapkan prosedur organisasi di dalam rangkan system yang telah


ditetapkan oleh pimpinan proyek agar berlaku bagi seluruh organisasi;

d) Mempersiapkan rencana pembagian tugas (job discription

c. Administrasi,
Administrasi dibagi dua, yaitu :

a) Administrasi teknis (peralatan dan logistik),


(a) Peralatan
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

1. Selalu mengecek peralatan dan menjamin perawatan alat,


2. Memasok kebutuhan keperluan alat dan bahan bakar,
3. Membuat laporan penggunaan peralatan secara berkala.
(b) Logistik
Tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

1. Setiap harinya mengecek kebutuhan material di gudang dan timbunan


material di lapangan,
2. Mengatur penempatan material di lapangan,
3. Bertanggung jawab atas sisa material yang ada.

b) Administrasi non teknis ( keuangan dan keamanan )


(a) Administrasi Keuangan
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

1. Merangkum laporan harian pelaksanaan,


2. Membuat laporan mingguan tiap awal minggu,
3. Menangani upah mingguan pekerja dan prosedur pembayarannya,
4. Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran proyek,
5. Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran biaya proyek,
6. Melakukan pembayaran atas pengadaan material proyek.

(b) Administrasi Keamanan atau Security


Tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengontrolan lapangan untuk menjamin keamanan dan


kelancaran proyek,
2. Memeriksa gudang dan direksi keet,
3. Mencatat semua tamu yang datang dan keperluannya,
4. Melakukan koordinasi dengan aparat keamanan.
d. Highway Engineer,
Tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh Highway Engineer adalah :

a) Memimpin dan mengkoordinasi semua pekerjaan konstruksi jalan raya,


b) Menjalankan tugas di lapangan yang berkaitan dengan pekerjaan jalan
diantaranya geometik jalan (Alinyemen Horizontal dan Alinyemen Vertikal)
dan segala yang berkaitan dengan konstruksi jalan raya.

e. Estimator Engineer,
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi oleh Estimator Engineer adalah
sebagai berikut :

a) Pada masa awal proyek menghitung prarencana anggaran pelaksanaan,


b) Menghitung biaya pelaksanaan, termasuk perhitungan kembali bila terjadi
pekerjaan tambah/kurang,

f. Pelaksana dan Asisten Pelaksana,


Pelaksana dan Asisten pelaksana harus bekerja sama untuk menangani
pelaksanaan pekerjaan,

a) Pelaksana,
Tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

(a) Meninjau kemajuan pekerjaan setiap hari dan memastikan bahwa metode
yang digunakan pekerja efisien dan aman,
(b) Mengkoordinasi anak buahnya setiap hari,
(c) Memeriksa agar semua pekerjaan sesuai dengan standar kualitas yang
diminta,
(d) Mengikuti pertemuan lapangan setiap pertengahan mingguan.
(e) Merangkum dan membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.

b) Asisten Pelaksana,
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
(a) Setiap hari mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
(b) Membuat laporan harian pelaksanaan,
(c) Mengontrol absensi tenaga kerja,
Menjelang minggu mengontrol kebutuhan material untuk minggu selanjutnya.

3.4 Hubungan Kerja dan Koordinasi


Tiga unsur utama pelaku pada proses pelaksanaan suatu proyek Pemilik proyek
(Owner), Konsultan Pengawas dan Kontraktor) terdapat suatu keterkaitan dalam
hubungan kerja dan koordinasi. Hal ini merupakan suatu bentuk manajemen
proyek yang memerlukan suatu koordinasi antara ketiga komponen tersebut
agar didapatkan hasil yang baik. Dengan demikian di antara ketiga unsur pelaku
pada proses pelaksanan suatu proyek terdapat hubungan kerja secara timbal balik.
Inilah yang disebut Manajemen Segitiga.

3.4.1 Hubungan Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas

Antara Pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas terjalin hubungan kerja dan
koordinasi sebagai berikut:

a. Ada ikatan kontrak kerja yang telah disepakati untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang telah disyaratkan dalam dokumen.
b. Konsultan menyerahkan hasil perencanaan dan pengawasan proyek kepada
Pemilik proyek sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati bersama yang
tertuang dalam dokumen kontrak kerja.
c. Konsultan dalam melaksanakan tugasnya selalu berpedoman pada aturan dan
syarat yang telah disepakati bersama dan mengkonfirmasikan kepada Pemilik
proyek apabila ada sesuatu hal yang di luar perkiraan.
d. Setelah semua tugas dan tanggung jawab Konsultan terlaksana dengan baik
maka Pemberi tugas memberikan imbalan jasa kepada Konsultan sesuai
dengan kesepakatan yang telah ditandatangani bersama dalam dokumen
kontrak.

3.4.2 Hubungan Antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor


Antara Pemilik Proyek dan Kontraktor terjalin hubungan kerja dan koordinasi
sebagai berikut:

a. Terdapat ikatan kontrak kerja yang telah ditandatangani bersama sesuai


dengan persetujuan kedua belah pihak.
b. Kontraktor melaksanakan proyek sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat
yang telah ditentukan dalam perencanaan proyek, kemudian setelah proyek
selesai dilaksanakan Kontraktor menyerahkan kembali kepada Pemilik
proyek.
c. Kontraktor melaporkan kepada Pemilik proyek setiap selesai suatu item
pekerjaan, ataupun jika terdapat hal-hal di luar perencanaan yang terjadi di
lapangan.
d. Pemilik proyek memberikan imbalan jasa kepada Kontraktor setelah
Kontraktor selesai melaksanakan setiap item pekerjaan dengan baik sesuai
dengan spesifikasi dan syarat-syarat yang ditentukan dalam dokumen kontrak.

3.4.3 Hubungan Antara Kontraktor dengan Konsultan Pengawas


Antara Pemilik Proyek dan Kontraktor terjalin hubungan kerja dan koordinasi
sebagai berikut:

a. Kontraktor mengajukan gambar kerja kepada Konsultan Pengawas untuk


melaksanakan pekerjaan.
b. Kontraktor melaksanakan proyek sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat oleh Konsultan perencana.
c. Konsultan pengawas melakukan kontrol kegiatan Kontraktor di lapangan
apakah sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat yang telah ditentukan atau
tidak.
d. Konsultan pengawas bekerja sama dengan Kontraktor melakukan pegujian-
pengujian teknis pekerjaan.
e. Konsultan pengawas memberikan pengarahan kepada Kontraktor jika terjadi
perubahan item pekerjaan, dengan persetujuan pengawas lapangan;
f. Jika pekerjaan selesai Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek.
3.5 Sistem Kontrak
Kontrak konstruksi adalah perjanjian tertulis yang mengacu pada ketentuan
hukum yang berlaku antara pengguna jasa/ pemberi pekerjaan dan penyedia jasa
kontruksi/ kontraktor serta berisi segala aspek tentang pelaksanaan pekerjaan
(Martono dan Marsudi, 2011)

Kontrak dibuat setelah pemberi tugas menetapkan pemenang pelelangan.


Penetapan pelelangan dilaksanakan dengan cara penerbitan Surat Perintah Kerja
(SPK) oleh pemberi tugas, dan pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
tanggal yang tercantum dalam SPK tersebut. Di dalam kontrak berisi tugas,
kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing pihak yang harus
dipenuhi, ditulis dengan jelas dalam dokumen kontrak.

Pada Rencana Pelaksanaan Pembangunan Jalan Prigsurat - Bawen STA 0+000


s/d STA 2+050 Provinsi Jawa Tengah ini menggunakan sistem kontrak unit price.

Hal terpenting dalam kontrak unit price, adalah penilaian harga setiap unit
pekerjaan telah dilakukan sebelum konstruksi dimulai. Berdasarkan arti unit price
dapat dipahami bahwa perikatan terjadi terhadap harga satuan setiap jenis/item
pekerjaan sehingga penyedia jasa konstruksi/ kontraktor hanya perlu menentukan
harga satuan yang akan ditawar untuk setiap item dalam kontrak. Penentuan
besarnya harga satuan ini harus mengakomodasi semua biaya yang mungkin
terjadi seperti biaya overhead, keuntungan, biaya-biaya tak terduga dan biaya
untuk mengantisipasi resiko (Martono dan Marsudi, 2011).

Jaminan uang muka adalah suatu perjanjian penanggungan yang dikeluarkan oleh
pihak penanggung yang bertujuan menjamin pemilik proyek bahwa kontraktor
akan menggunakan uang muka yang diterima dari pemilik proyek untuk
pembiayaan proyek. Jaminan ini ada apabila dalam perjanjian kontrak ditetapkan
adanya uang muka dan kontraktor berminat akan mengambil uang muka.
Konsekueansi pengambilan uang muka adalah kontraktor wajib mengembalikan
dengan teknis pengembalian diatur bersama, misalnya dipotongkan dalam setiap
termin yang diterima oleh kontraktor (Martono dan Marsudi, 2010).
Sebelum pembayaran uang muka oleh pihak kesatu (owner) kepada pihak kedua
(kontraktor) dilakukan, maka pihak kedua (kontraktor) wajib menyerahkan kepada
pihak kesatu (owner) berupa Surat Jaminan Uang Muka yang diterbitkan oleh
bank umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat) atau oleh perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang
mempunyai dukungan reasuransi. Besarnya uang muka adalah 20 % dari nilai
kontrak dan masa berlakunya jaminan uang muka adalah sekurang-kurangnya 150
(seratus lima puluh) hari kalender sejak SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
diterbitkan (Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015).

3.6 Jaminan Uang Muka


Jaminan uang muka adalah suatu perjanjian penanggungan yang dikeluarkan oleh
pihak penanggung yang bertujuan menjamin pemilik proyek bahwa kontraktor
akan menggunakan uang muka yang diterima dari pemilik proyek untuk
pembiayaan proyek. Jaminan ini ada apabila dalam perjanjian kontrak ditetapkan
adanya uang muka dan kontraktor berminat akan mengambil uang muka.
Konsekueansi pengambilan uang muka adalah kontraktor wajib mengembalikan
dengan teknis pengembalian diatur bersama, misalnya dipotongkan dalam setiap
termin yang diterima oleh kontraktor (Martono dan Marsudi, 2010).

Sebelum pembayaran uang muka oleh pihak kesatu (owner) kepada pihak kedua
(kontraktor) dilakukan, maka pihak kedua (kontraktor) wajib menyerahkan kepada
pihak kesatu (owner) berupa Surat Jaminan Uang Muka yang diterbitkan oleh
bank umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat) atau oleh perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang
mempunyai dukungan reasuransi. Besarnya uang muka adalah 20 % dari nilai
kontrak dan masa berlakunya jaminan uang muka adalah sekurang-kurangnya 150
(seratus lima puluh) hari kalender sejak SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
diterbitkan (Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015).

3.7 Jaminan Pelaksanaan

Jaminan pelaksanaan adalah suatu perjanjian penanggungan yang dikeluarkan


oleh pihak penanggung yang bertujuan melindungi proyek agar kontraktor
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, yaitu sesuai
waktu, biaya dan mutu (Martono dan Marsudi, 2010).

Jaminan ini diwajibkan kepada kontraktor yang memenangkan lelang dan tidak
mengundurkan diri. Pada saat kontraktor menyerahkan jaminan pelaksanaan maka
jaminan penawaran dikembalikan kepada kontraktor yang bersangkutan. Jika
kontraktor melakukan wanprestasi maka surat jaminan pelaksanaan menjadi milik
pemilik proyek.

Jaminan pelaksanaan adalah sebesar 5% dari nilai kontrak. Jaminan pelaksanaan


diserahkan selambat-lambatnya 14 hari kerja terhitung sejak diterbitkannya
SPMK. Jaminan pelaksanaan berlaku sejak tanggal kontrak sampai serah terima
pertama pekerjaan konstruksi. Jaminan pelaksanaan dikembalikan setelah
penyerahan jaminan pemeliharaan sebesar 5% dari nilai kontrak khusus bagi
penyedia pekerjaan konstruksi dari nilai kontrak (Peraturan Presiden No. 4 Tahun
2015).

3.8 Jaminan Pemeliharaan

Jaminan pemeliharaan adalah suatu perjanjian penanggungan yang dikeluarkan


oleh pihak penanggung yang bertujuan menjamin pemilik proyek bahwa
kontraktor akan melaksanakan perbaikan-perbaikan bangunan jika terjadi
kerusakan dalam masa pemeliharaan (Martono dan Marsudi, 2010).

Pada saat pengajuan pembayaran penyedia jasa (kontraktor) harus menyerahkan


jaminan pemeliharaan berupa jaminan bank sebesar 5% dari nilai kontrak yang
diterbitkan oleh bank umum. Surat jaminan tersebut akan diserahkan kembali oleh
pihak kesatu (owner) kepada pihak kedua (kontraktor) setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan dengan baik. Jaminan Pemeliharaan dikembalikan setelah 14 (empat
belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai (Peraturan Presiden No. 4
Tahun 2015).

3.9 Sistem Pembayaran

Dalam Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 pasal 89 ayat 1, pembayaran prestasi
pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk: (1) pembayaran bulanan; (2) pembayaran
berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan (termin); (3) pembayaran secara
sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan. Pada Rencana Pelaksanaan
Pembangunan Ruas Jalan Gatot Subroto Ungaran Sta 0+000 s/d 2+050 ini
menggunakan sistem pembayaran termin, berdasarkan jumlah prestasi yang telah
disepakati, yaitu:

Termin I : setiap progres pekerjaan mencapai 25%, bisa mengajukan termin I


sebesar 20% dari nilai kontrak.

Termin II : setiap progres pekerjaan mencapai 50%, bisa mengajukan termin II


sebesar 45% dari nilai kontrak.

Termin III : setiap progres pekerjaan mencapai 75%, bisa mengajukan termin III
sebesar 70% dari nilai kontrak.

Termin IV : setiap progres pekerjaan mencapai 95%, bisa mengajukan termin IV


sebesar 90% dari nilai kontrak.

Pembayaran sisa 5% diberikan pada saat jaminan pemeliharaan selesai

Pembayaran dilakukan atas permintaan pihak kedua (kontraktor) kepada pihak


kesatu (owner) secara tertulis dengan berita acara hasil pemeriksaan prestasi
pekerjaan yang disertai dengan dokumentasi.

Anda mungkin juga menyukai