Disusun Oleh :
Sistematika penulisan tugas akhir yang dipilih adalah system penulisan yang
bersifat kronologis, yaitu penulisan yang didasarkan atas kejadian dilapangan sesuai
Bab 1. Pendahuluan
data,populasi, metode pengumpulan data, tahapan analisis data dan bagan alir
penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar atau beton. Kira-kira 70 % volume mortar atau beton diisi oleh
agregat. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton, sehingga
pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar atau beton.
Dari segi ekonomis lebih menguntungkan jika digunakan campuran beton dengan
sebanyak mungkin bahan pengisi dan sedikit mungkin jumlah semen. Namun
keuntungan dari segi ekonomis harus diseimbangkan dengan kinerja beton baik dalam
keadaan segar maupun setelah mengeras. Pengaruh kekuatan agregat terhadap beton
begitu besar, karena umumnya kekuatan agregat lebih besar dari kekuatan pasta
semennya. Namun kekasaran permukaan agregat berpengaruh terhadap kekuatan beton.
Agregat dapat dibedakan berdasarkan ukuran butiran. Agregat yang mempunyai ukuran
butiran besar disebut agregat kasar, sedangkan agregat yang berbutir kecil disebut
agregat halus. Dalam bidang teknologi beton nilai batas daerah agregat kasar dan
agregat halus adalah 4,75 mm atau 4,80 mm. Agregat yang butirannya lebih kecil dari
4,8 mm disebut agregat halus. Secara umum agregat kasar sering disebut kerikil,
kericak, batu pecah atau spli t. Adapun agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir
alami yang diperoleh langsung dari sungai, tanah galian atau dari hasil pemecahan batu.
Agregat yang butiranya lebih kecil dari 1,2 mm disebut pasir halus, sedangkan butiran
yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut lanau, dan yang lebih kecil dari 0,002 mm
disebut lempung. Agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: Batu,
umumnya besar butiran lebih dari 40mm Kerikil, untuk butiran antara 5 sampai 40 mm
Pasir, untuk butiran antara 0,15 sampai 5 mm. Agregat harus mempunyai bentuk yang
baik (bulat dan mendekati kubus), bersih, keras, kuat dan gradasinya baik. Bila butiran
agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya
bila ukuran butiranya bervariasi maka volume pori menjadi kecil. Hal ini karena butiran
yang kecil dapat mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-pori
menjadi sedikit, dengan kata lain agregat tersebut mempunyai kemampatan tinggi.
Agregat harus pula mempunyai kestabilan kimiawi dan dalam hal-hal tertentu harus
tahan aus dan tahan cuaca.
2.2.3 Air
Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air dapat
bereaksi dengan semen, yang akan menjadi pasta pengikat agregat. Air juga
berpengaruh terhadap kuat desak beton, karena kelebihan air akan menyebabkan
penurunan pada kekuatan beton itu sendiri. Selain itu kelebihan air akan mengakibatkan
beton menjadi bleeding, yaitu air bersama-sama semen akan bergerak ke atas
permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang. Hal ini akan menyebabkan
kurangnya lekatan antara lapis-lapis beton. Air pada campuran beton akan berpengaruh
terhadap :
1. Sifat workability adukan beton.
2. Besar kecilnya nilai susut beton.
3. Kelangsungan reaksi dengan semen portland, sehingga dihasilkan kekuatan selang
beberapa waktu.
4. Perawatan terhadap adukan beton guna menjamin pengerasan yang baik. Air untuk
pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar, tidak
berbau, bila dihembuskan dengan udara tidak keruh dan lain-lain, tetapi tidak berarti air
yang digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi syarat sebagai air minum.
Penggunaan air untuk beton sebaiknya air memenuhi persyaratan sebagai berikut ini,
(Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007) : 1. Tidak mengandung lumpur atau benda
melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr.
2. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik) lebih
dari 15 gr/ltr.
3. Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5 gr/ltr.
4. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/ltr.
2.2.4 Admixture
Bahan campuran tambahan (Admixture) adalah bahan yang bukan air, agregat maupun
semen yang ditambahkan kedalam campuran sesaat atau selama pencampuran. Fungsi
dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau pasta semen agar menjadi
cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan lain seperti menghemat
energy (Nawy,1996). Suatu bahan tambah pada umumnya dimasukkan ke dalam
campuran beton dengan jumlah sedikit, sehingga tingkat kontrolnya harus lebih besar
daripada pekerjaan beton biasa. Oleh sebab itu, kontrol terhadap bahan tambah perlu
dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa pemberian bahan tambah pada
beton tidak menimbulkan efek samping seperti kenaikan penyusutan kering,
pengurangan elastisitas (L.J. Murdock dan K.M. Brook, 1991).
2.3 Macam – macam Beton
Menurut Tjokrodimuljo (1996), macam-macam beton sebagai berikut:
a) Beton normal Merupakan beton yang cukup berat, dengan Berat Volume 2400 kg/m³
dengan nilai kuat tekan 15 – 40 MPa dan dapat menghantar panas.
b) Beton ringan Merupakan beton dengan berat kurang dari 1800 kg/m³. Nilai kuat
tekannya lebih kecil dari beton biasa dan kurang baik dalam menghantarkan panas.
c) Beton massa Beton massa adalah beton yang dituang dalam volume besar yaitu
perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar. Biasanya dianggap beton
massa jika dimensinya lebih dari 60 cm.
d) Ferosemen Adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan memberikan
kepada mortar semen suatu tulangan yang berupa anyaman. Ferosemen dapat diartikan
beton bertulang.
e) Beton serat Adalah beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang
berupa serat. Bahan serat dapta berupa serat asbes, serat tumbuh-tumbuhan (rami,
bamboo, ijuk), serat plastic (polypropylene) atau potongan kawat logam.
f) Beton non pasir Adalah suatu bentuk sederhana dan jenis beton ringan yang diperoleh
menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatannya. Rongga dalam beton
mencapai 20-25 %.
g) Beton siklop Beton ini sama dengan beton biasa, bedanya digunakan agregat dengan
ukuran besar-besar. Ukurannya bisa mencapai 20 cm. Namun, proporsi agregat yang
lebih besar tidak boleh lebih dari 20 %.
h) Beton hampa (Vacuum Concrete) Beton ini dibuat seperti beton biasa, namun setelah
tercetak padat kemudian air sisa reaksi disedot dengan cara khusus, disebut cara vakum
(vacuum method). Dengan demikian air yang tinggal hanyalah air yang dipakai sebgai
reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
i) Mortar Mortar sering disebut juga mortel atau spesi ialah adukan yang terdiri dari
pasir, bahan perekat, kapur dan PC.
% Komposisi
Komposisi Kimia
Decortication Water Retting
Alpha cellulose 17,36 87,36
Hemi Cellulose 13,07 4,58
Lignin 4,25 3,62
Ash 2,29 0,54
Alcohol – benzene
5,73 2,72
extractions
BAB III
METODE PENELITIAN
3.5 Bahan
Bahan bahan untuk penelitian ini adalah :
1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PC tipe I merk
Gresik, dan didapatkan dari toko bangunan di wilayah Bojonegoro dalam
kondisi baik, dan dalam satu zak berisi 40 kg
2. Agregat halus yang digunakan adalah pasir, berasal dari Tambang Pasir
Ledok Kulon Kecamatan Bojonegoro
3. Agregat kasar yang digunakan berupa batu pecah (split) berasal dari Desa
Kunci Kecamatan Dander
4. Air yang digunakan berasal dari instalasi air bersih Laboratorium Teknik
Sipil Universitas Bojonegoro
5. Bahan tambah berupa zat pengering merk Amca Caplast Special yang
dijual di toko toko bangunan wilayah Bojonegoro
6. Bahan tambah lainnya yaitu berupa serat daun nanas yang di jual di toko
Nindy Handy Craft Surabaya
3.6 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Satu set saringan
Alat ini di gunakan untuk mengukur gradasi agregat sehingga dapat
ditentukan nilai modulus kehalusan butir agregat.
2. Cetakan Balok
Cetakan beton balok, di gunakan untuk mencetak benda uji pengujian kuat tarik
3. Mesin pengaduk beton (concrete Mixer)
Alat ini digunakan untuk mengaduk bahan campuran beton.
4. Mesin uji tarik
Alat ini digunakan untuk menguji kuat tekan tarik.
5. Alat bantu
Selama proses pembuatan benda uji digunakan beberapa alat bantu diantaranya
adalah sendok semen, mistar, gayung, dan ember
Mulai
Agregat Agregat kasar Semen Zat pengering Amca Zat pengering Amca Air
halus gresik Caplast Special Caplast Special
Uji bahan
Tidak
Ya
Mix design
SNI 2000
Beton Segar
Kesimpulan
Selesai