Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“ PEMELIHARAAN JEMBATAN PASUPATI “


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen : Neneng Titin T. Dr., M.Pd

Disusun oleh:
Kania Agustina
22-2018-159

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
2018
ABSTRAKSI
“PEMELIHARAAN JEMBATAN PASUPATI”

Oleh :
Kania Agustina
22-2018-159

Perkembangan aktivitas masyarakat yang semakin bermacam menuntut


tersedianya infrastruktur transportasi yang memadai, baik transportasi laut, darat
maupun udara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 menyatakan
bahwa jalan dan juga termasuk jembatan sebagai bagian dari sistem transportasi
nasional yang mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang
ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan yang dikembangkan melalui
pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antar daerah.
Sama halnya dengan Jembatan Pasupati yang merupakan salah satu jembatan
terpenting di Kota Bandung. Yang mana jika jembatan Pasupati tidak dirawat akan
menimbulkan kerusakan yang nantinya menjadi penyebab jembatan menjadi tidak
kokoh dan ambruk. Oleh karena itu sangat diperlukan perawatan atau pemeliharaan
pada jembatan, yang meliputi tahap :
1. Pemeliharaan Rutin
2. Pemeliharaan Berkala
Dibagi 3 : Pemeliharaan Berkala Yang Terencana, Perbaikan Ringan dan
Perbaika Darurat dan Penanganan Sementara

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Pemeliharaan Jembatan Pasupati” ini dengan baik. Makalah ini disusun dalam
rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Neneng Titin T. Dr., M.Pd. selaku
Dosen Pembimbing, kepada Orangtua, teman – teman dan semua pihak yang telah
membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran
demi perbaikan dimasa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.

Bandung, Desember 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Penulisan
1.5 Manfaat Penulisan

BAB II LANDASAN TEORITIS


2.1 Pengertian Pemeliharaan Jembatan
2.1.1 Pengertian Pemeliharaan
2.1.2 Pengertian Jembatan
2.2 Penjelasan Tentang Jembatan Pasupati
2.2.1 Tentang Jembatan Pasupati

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pemeliharaan Jembatan
3.2 Langkah – langkah Pemeliharaan Jembatan

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

7
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan aktivitas masyarakat yang semakin bermacam menuntut tersedianya
infrastruktur transportasi yang memadai, baik transportasi laut, darat maupun udara.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 menyatakan bahwa jalan dan juga
termasuk jembatan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional yang mempunyai peranan
penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan yang
dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan
pemerataan pembangunan antar daerah. Pernyataan undang-undang tersebut menunjukan
bahwa jembatan merupakan infrastruktur yang memliki fungsi vital bagi kelangsungan
perkembangan kegiatan sosial dan ekonomi suatu wilayah. Hal ini dikarenakan fungsi
jembatan sebagai penghubung lalu lintas dari suatu tempat ketempat lain yang dipisahkan oleh
sungai atau laut. Apabila suatu jembatan runtuh atau tidak berfungsi dengan baik maka akan
menahan lalu lintas, yang berarti menggangu kelancaran transportasi orang dan barang. Jika
digambarkan kinerja suatu jembatan akan menurun seiring dengan pertambahan waktu selama
melayani beban lalu lintas di atasnya (Seto dkk, 2012).
Kebutuhan jembatan yang semakin meningkat harus tetap dipenuhi tanpa mengabaikan
pemeliharaan terhadap jembatan yang sudah terbangun. Sehingga peningkatan pelayanan
transportasi dapat dirasakan dengan adanya peningkatan jumlah jembatan yang terbangun dan
terpelihara. Akan tetapi banyak kejadian kerusakan jembatan baik dalam skala kecil maupun
besar yang diakibatkan dari tidak terpeliharanya jembatan. Keadaan ini cukup memprihatinkan
karena dapat mengganggu kelancaran aktivitas baik di daerah maupun nasional. Bahkan
keruntuhan pada jembatan pun bisa saja terjadi , karena pada sebagian kasus, ambruknya
jembatan tidak terjadi tiba-tiba, tetapi dipicu kerusakan – kerusakan kecil yang mengubah sifat
jembatan yang terjadi secara perlahan-lahan selama bertahun-tahun. Pada kasus seperti ini
pemeliharaan jembatan yang baik perlu dilakukan untuk menjaga agar masa layan jembatan
sesuai dengan umur rencana jembatan dan juga menjamin kinerja jembatan agar selalu dalam
fungsi optimalnya. Sama halnya dengan Jembatan Pasupati yang merupakan salah satu
jembatan terpenting di Kota Bandung. Yang mana jika jembatan Pasupati tidak dirawat akan
menimbulkan kerusakan yang nantinya menjadi penyebab jembatan menjadi tidak kokoh dan
ambruk.

6
1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan menjadi terlalu luas,
maka penulis perlu membatasinya. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Hanya menjelaskan secara pengertian pemeliharaan secara umum
2. Hanya menjelaskan pengetian jembatan dan jenis-jenis jembatan secara umum dan
berdasarkan kegunaannya ataupun struktur penopangnya.
3. Hanya menjelaskan secara umum tentang jembatan pasupati.
4. Cara pemeliharaan jembatan hanya untuk jembatan gantung sejenis jembatan pasupati.
5. Tahap pemeliharaan yang harus dilakukan hanya untuk jembatan gantung sejenis
jembatan pasupati.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan
rumusan masalah yaitu :
 Apa yang dimaksud dengan Pemeliharaan Jembatan ?
 Bagaimana penjelasan tentang Jembatan Pasupati ?
 Bagaimana cara merawat Jembatan Pasupati ?
 Apa saja tahap yang harus dilakukan untuk merawat Jembatan Pasupati?
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang disusun dalam bentuk makalah ini adalah untuk memaparkan
pemahaman tentang :
 Pengertian Pemeliharaan Jembatan
 Penjelasan Jembatan Pasupati
 Cara Pemeliharaan Jembatan, khususnya Jembatan Pasupati
 Tahap yang harus dilakukan untuk merawat Jembatan Pasupati

1.5 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah ;

1. Mengetahui Pengertian Pemeliharaan Jembatan.


2. Mengetahui penjelasan tentang Jembatan Pasupati.
3. Mengetahui tentang cara perawatan Jembatan Pasupati.
4. Mengetahui tahap yang harus dilakukan untuk merawat Jembatan Pasupati.

7
BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pemeliharaan Jembatan


2.1.1 Pengertian Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi sebuah
item atau peralatan, atau mengembalikannya ke dalam kondisi tertentu (Dhillon, 2006).
Kemudian dengan penekanan inti definisi yang sejalan Ansori dan Mustajib (2013) di dalam
bukunya mendefinisikan perawatan atau maintenance sebagai konsepsi dari semua aktivitas
yang di perlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas/mesin agar dapat
berfungsi dengan baik seperti kondisi awal.
Pengertian Pemeliharaan Menurut Para Ahli
1.Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “operations Management ”
pemeliharaan adalah : “all activities involved in keeping a system’sequipment in
working order”. Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang didalamnya adalah untuk
menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.

2.Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam bukunya “Production Management ”
pemeliharaan ( maintenance ) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukansecara berurutan untuk
menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuaidengan standar (sesuai dengan
standar fungsional dan kualitas).

3.Menurut Sofy an Assauri (2004)


Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memeliharaatau menjaga fasilitas peralatan pabrik dan
mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat
suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

2.1.2 Pengertian Jembatan

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan
seperti sungai, rel kereta apiataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan
pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari
infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows).
Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban
maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
Jembatan pertama yang dibuat dengan titian kayu untuk menyeberangi sungai. Ada juga
orang yang menggunakan dua utas tali atau rotan, yang diikat pada bebatuan di tepi sungai.
Seterusnya, batu digunakan, tetapi cuma sebagai rangka. Jembatan gerbang berbentuk
melengkung yang pertama dibuat semasa zaman Emperor Roma, dan masih banyak jembatan
dan saluran air orang Roma yang kenal hingga hari ini. Orang-orang Roma juga
mempunyai pengetahuan, yang mengurangkan perbedaan kekuatan batu2 yang berbeda.
Jembatan bata dan mortar dibuat pada zaman kaisar Romawi, karena sesudah zaman
tersebut, teknologi pengetahuan telah hilang.

6
Pada Zaman Pertengahan, tiang-tiang jembatan batu biasanya lebih besar sehingga
menyebabkan kesulitan kepada kapal-kapal yang lalu-lalang di sungai tersebut.
Pada abad ke-18, mulai banyak pembaruan dalam pembuatan jembatan kayu oleh Hans
Ulrich, Johannes Grubenmann dan lain-lain. Dengan kedatangan Revolusi Industri pada
abad ke-19, sistem rangka (truss system) menggunakan besi untuk memajukan untuk
pembuatan jembatan yang lebih besar, tetapi besi tidak mempunyai kekuatan ketegangan
(tensile strength) yang cukup untuk beban yang besar. Apabila mempunyai kekuatan
ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih besar akan dibuat, kebanyakannya menggunakan
idea Gustave Eiffel, yang pertama kali dipertunjukkan di Menara Eiffel di Paris, Perancis.
Yang sesuai digunakan untuk pembuatan jembatan yang panjang karena ia mempunyai
kekuatan-kepada-berat yang tinggi, tetapi konkrit pula mempunyai kos penjagaan yang lebih
murah. Jadi, selalunya "konkrit diperkuat" (reinforced concrete) digunakan - kekuatan
ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel tembaga yang ditanam di dalam konkrit itu.
1. Jenis-jenis jembatan Secara Umum

1. The Lake Champlain Bridge

2. Jembatan sementara

7
3. Perakitan dan pembangunan jembatan darurat

4. Jembatan darurat

2. Jenis-jenis jembatan bisa dikategorikan berdasarkan kegunaannya ataupun struktur


penopangnya.

- Dari segi kegunaan

1. Jembatan kereta api di daerah Priangan pada masa Hindia Belanda


Suatu jembatan biasanya dirancang sama untuk kereta api, untuk pemandu jalan raya atau
untuk pejalan kaki. Ada juga jembatan yang dibangun untuk pipa-pipa besar dan saluran air
yang bisa digunakan untuk membawa barang. Kadang-kadang, terdapat batasan dalam
penggunaan jembatan; contohnya, ada jembatan yang dikususkan untuk jalan raya dan tidak
boleh digunakan oleh pejalan kaki atau penunggang sepeda. Ada juga jembatan yang dibangun
untuk pejalan kaki (jembatan penyeberangan), dan boleh digunakan untuk penunggang sepeda.
2. Jembatan upacara dan hiasan
Setengah jembatan dibuat lebih tinggi daripada yang diperlukan, agar pantulan jembatan itu
akan melengkapkan sebuah bulatan. Jembatan seperti ini, yang selalunya dijumpai di taman
oriental, dipanggil "Jembatan Bulan", kerana jambatan itu dan pantulannya menyerupai
sebuah bulan purnama. Adalah biasa di istana-istana jembatan dibuat sungai tiruan sebagai
simbol perjalanan ke tempat ataupun keadaan minda yang penting. Ada satu set yang terdiri
daripada lima jambatan yang merentasi satu sungai yang berbelit-belit di salah sebuah laman
penting di Bandar Terlarang(Forbidden City) di Beijing, Cina. Jambatan yang tengah hanya
boleh dilalui oleh Maharaja, Permaisuri dan dayang-dayang mereka.

6
- Dari segi struktur
Perancangan dan bahan asas pembinaan jambatan bergantung kepada lokasi dan juga jenis
muatan yang akan ditanggungnya. Berikut adalah beberapa jenis jembatan yang utama:
1. Jembatan batang kayu (log bridge)

Jembatan kayu di Desa Betao, Kecamatan Pituriawa, Kabupaten Sidenreng Rappang


Jambatan yang terawal adalah apabila manusia mengambil kesempatan dari pohon kayu yang
tumbang merentasi sungai. Jadi, tak heranlah jika jembatan yang pertama dibuat ialah pokok
yang sengaja ditumbangkan meintasi sungai. Kini, jambatan seperti itu hanya digunakan secara
sementara, contohnya di tempat2 pembalakan, yang mana jalan yang dibuat hanyalah untuk
sementara dan kemudian ditinggalkan. Ini karena jembatan seperti ini mempunyai jangka
waktu yang pendek disebabkan oleh pohon menyentuh tanah (yang basah) hingga
menyebabkannya mereput, serta serangan anai-anai dan serangga-serangga lain. Jembatan
batang kayu yang tahan lama boleh dibuat dengan menggunakan tapak konkrit yang tidak
ditakungi air dan dijaga dengan baik.2. Jembatan lengkung (arch bridge)
2. Jembatan lengkung di jalan dari Sukaraja ke Purbalingga (1900-1905)
Jembatan lengkung memiliki abutment pada setiap ujungnya. Beban jembatan didorong ke
abutment pada kedua sisi. Jembatan lengkung tertua di dunia dibuangun oleh orang Yunanu,
termasuk Jembatan Arkadiko.
Dengan rentang sejauh 220 meter, Jembatan Solkan di atas Sungai Soča di Solkan, Slovenia,
adalah jembatan batu kedua terbesar di dunia dan jembatan batu trek kereta terpanjang. Selesai
dibangun pada tahun 1905. Lengkungannya yang terdiri dari 5,000 ton blok batu diselesaikan
hanya dalam 18 hari, merupakan lengkungan baru kedua terbesar di dunia, dikalahkan hanya
oleh Friedensbrücke (Syratalviadukt) di Plauen, dan lengkungan batu trek kereta terbesar.
Lengkungan Friedensbrücke, yang dibangun pada tahun yang sama, merentang sepanjang 90m
dan melewati lembah Sungai Syrabach. Perbedaan keduanya adalah Jembatan Solkan dibuat
dari blok batu, sedangkan Friedensbrücke dibuat dari batu yang dihancurkan dicampur dengan
semen mortar.
Jembatan lengkung terbesar saat ini adalah Jembatan Chaotianmen di atas Sungai Yangtze
dengan panjang 1,741m dan rentangan sejauh 552 m. Jembatan ini dibuka pada tanggal 20
April 2009 di Chongqing, China.

7
3. Jembatan alang (Beam bridge)
Jembatan ini juga bisa disebut keturunan langsung jambatan batang kayu, jambatan alang
biasanya dibuat dari alang keluli "I", konkrit diperkuat atau konkrit telah-tertegang (post-
tensioned concrete) yang panjang. Ia kurang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang
dekat. Jembatan ini selalu digunakan untuk jembatan pejalan kaki dan juga jembatan-jembatan
yang merintangi hutan.
4. Jembatan kerangka (Truss bridge)
Jika alang-alang itu disusun dalam bentuk kekisi, contohnya segitiga, supaya setiap alang
hanya menampung sebagian berat struktur itu, maka ia dinamakan jembatan kerangka. Jika
dibandingkan dengan jembatan alang, jembatan kerangka adalah lebih hemat dalam
penggunaan bahan. Kerangka bisa menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang lebih jauh
menggunakan elemen yang lebih pendek daripada jambatan alang. Ada berbagai jenis cara
untuk membuat kerangka ini, namun begitu, semuanya menggunakan prinsip penggiliran
elemen tegangan dan tekanan. Sekiranya satu-satu elemen itu telah diketahui - melalui analisis
kejuruteraan - hanya akan mengalami ketegangan tanpa tekanan atau kenduran, maka ia bisa
dibuat dari batang keluli yang lebih langsing. Bagian atas kerangka selalunya mengalami
tekanan, manakala bagian bawahnya mengalami tegangan.
Jembatan ini selalu dibuat dengan menggunakan dua kerangka yang dihubungkan dengan
elemen-elemen penjuru yang mendatar untuk membentuk sebuah struktur berbentuk kotak.
Jalan yang akan dilalui boleh terjadi daripada sebagian elemen-elemen atas atau bawah, atau
juga boleh digantung di tengah-tengah. Jika jambatan itu harus menyeberangi jurang yang
sangat dalam, kerangka itu boleh diimbangi. Ini selalunya terjadi jika tebing yang betul-betul
bertentangan membuatkan kerja-kerja pembuatan lebih sukar.
Jambatan kerangka boleh dibuat dari hampir semua bahan yang keras dan kuat, termasuk
batang kayu, keluli ataupun konkrit diperkuat. Konsep kerangka ini juga digunakan dalam
jembatan-jembatan yang lain ataupun komponen-komponen jembatan seperti struktur geladak
jambatan gantung.
5. Jembatan gerbang tertekan (Compression arch bridge)
Jembatan berbentuk ini adalah antara jambatan yang paling awal yang dapat merintangi jarak
yang jauh menggunakan batu bata ataupun konkrit. Bahan-bahan ini boleh menerima tekanan
yang tinggi tetapi tidak boleh menahan tegangan yang kuat. Jambatan ini berbentuk pintu
gerbang - maka sebarang tekanan menegak akan turut menghasilkan tekanan mendatar di
puncak gerbang itu.
Di kebanyakan jembatan gerbang, jalan diletakkan di atas struktur gerbang itu. Saluran air
orang-orang Roma dahulu menggunakan kaidah untuk menyusun beberapa jembatan gerbang
- daripada jembatan panjang kepada jembatan pendek apabila ketinggian ditambahkan - untuk
mencapai ketinggian sambil mengekalkan ketegaran struktur itu, dengan mengelakkan
pembinaan elemen menegak yang tinggi dan langsing. Jembatan gerbang ini masih digunakan
di terusan-terusan air dan jalan raya kerana ia mempunyai bentuk yang menarik, terutamanya
apabila ia menyeberangi air kerana pantulan gerbang itu membentuk kesan visual berbentuk
bulatan dan bujur.
Kebanyakan jembatan gerbang tertekan moden dibuat daripada konkrit diperkuat. Untuk
pembuatannya, pendukung sementara bisa didirikan untuk mendukung bentuk jembatan itu.
Apabila konkrit telah mengeras, barulah pendukung sementara itu dibuang.
Salah satu variasi kepada jembatan jenis ini adalah apabila gerbang jembatan itu naik lebih
tinggi daripada jalan. Dalam kes ini, kabel tembaga menghubungkan jalan dengan gerbang itu.

6
6. Jembatan gantung (Suspension bridge)

Jembatan gantung di atas sungai Bila, Pituriase, Sidenreng Rappang


Jembatan gantung adalah satu lagi jenis jembatan yang pertama, dan masih lagi dibuat
menggunakan bahan asli, seperti tali jerami di setengah daerah di Amerika Selatan. Sudah
semestinya jembatan ini diperbarui secara berkala kerana bahan ini tidak tahan lama, dan di
sana, bahan-bahan ini dibuat oleh keluarga-keluarga sebagai sumbangan masyarakat. Sejenis
variasi yang lebih kekal, sesuai untuk pejalan kaki dan kadang kala penunggang kuda boleh
dibuat daripada tali biasa. Puak Inca di Peru juga pernah menggunakan jembatan ini pada abad
ke-16 untuk jarak sejauh 60 meter. Bagi jembatan ini, laluan jalan akan mengikut lengkungan
menurun dan menaik kabel yang membawa beban. Tali tambahan juga diletakkan pada paras
yang lebih tinggi sebagai tempat berpegang. Untuk berjalan di jembatan seperti ini, dengan
cara berjalan seperti meluncur, karena cara berjalan yang biasa akan menghasilkan gelombang
bergerak yang akan menyebabkan jembatan dan pejalan kaki bergoyang atas-ke-bawah atau
kiri-ke-kanan.
Jembatan gantung modern yang mampu membawa kendaraan menggunakan dua menara
menggantikan pokok. Kabel yang merentangi jembatan ini perlu ditambat dengan kuat di kedua
belah ujung jembatan, karena sebagian besar beban di atas jembatan akan dipikul oleh tegangan
di dalam kabel utama ini. Sebagai jalannya dihubungkan ke kabel utama dengan menggunakan
jaringan kabel-kabel lain yang digantung menegak. Jembatan seperti ini hanya cocok
digunakan untuk jarak yang jauh, atau tidak memungkinkan didirikan tiang penahan karena
arus deras dan berbahaya. Jembatan seperti ini juga selalu menjadi suatu pemandangan yang
bagus. jembatan ini tidak sesuai untuk digunakan oleh kereta api karena akan melentur
disebabkan oleh beban kereta.
7. Jembatan kabel-penahan (Cable-stayed R bridge)
Jembatan kabel-penahan adalah jambatan yang menggunakan beberapa kabel yang
berasingan yang menghubungkan jalan dengan menara. Kabel2 pepenjuru ini diikat dengan
tegang dan lurus (tidak melentur kecuali disebabkan oleh berat sendiri) ke beberapa tempat
yang berlainan di sepanjang jalan. Kabel2 itu boleh diikat di tengah-tengah jalan (satu jaringan)
atau di tepi jalan (dua jaringan). Biasanya dua menara digunakan, dan kabel-kabel disusun
dalam bentuk kipas.
Kelebihan jembatan ini dibanding jembatan gantung adalah tambatan yang kukuh di ujung
jembatan untuk menahan tarikan kabel tidak diperlukan. Ini disebabkan oleh geladak jambatan
itu senantiasa berada di dalam keadaan tekanan. Ini menjadikan jambatan ini sebagai jambatan
pilihan di tempat-tempat yang keadaan tanahnya kurang baik, asalkan menara-menaranya
boleh dipasak dengan baik.

7
Antara contoh jambatan kabel penahan yang terkenal di Malaysia termasuklah Jambatan Pulau
Pinang, Jembatan Kedua Muardan Jambatan Sungai Johor (yang bakal dibuka pada tahun
2010).
8. Jembatan penyangga (Cantilever bridge)
Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk mengatasi masalah pembuatan apabila
keadaan tidak praktikal untuk menahan beban jembatan dari bawah semasa pembuatan.
Disebabkan ia agak keras/tidak mudah bergoyang, ia sesuai digunakan untuk membawa
landasan kereta api. Walaupun dari segi seni bina penyangga selalunya mempunyai cuma satu
bagian, untuk jembatan biasanya dua bahagian (sepasang) yang serupa dibuat.
Satu kelebihan jambatan ini ialah ia boleh dibina dengan cuma bekerja
menggunakan caisson sementara – ini dilakukan dengan membuat kedua-dua bagian sekaligus
untuk memastikan keseimbangan jembatan itu. Kebanyakan jembatan penyangga
menggunakan sepasang struktur yang serupa, setiap satu dengan satu menara dan dua
penyangga yang terjulur keluar. Kemudian, apabila siap, jembatan itu biasanya akan ditambat
di ujungnya, untuk mengelakkan penyangga tadi terjungkit, dan menghasilkan celah yang lebar
di antara kedua-dua penyangga tadi. Setelah itu, satu jalan yang telah siap dibina awal-awal
diangkat dan diletakkan di tengah-tengah jambatan itu menggunakan kabel untuk meyambung
kedua-dua bagian. Jika tidak, bagian tengah jalan itu bisa dibuat ketika itu juga daripada
bagian-bagiannya.
Prinsip penyangga ini biasa digunakan dalam pembuatan jembatan gerbang tertekan. Dalam
kebanyakan pembuatan jembatan jarak jauh moden, menara dan kabel sementara digunakan
untuk menahan bagian-bagian gerbang yang dibuat secara bertingkat. Cara ini agak sama
dengan cara pembuatan jembatan kabel-penahan. Penggunaan menara sementara ini
mengurangi jumlah bahan yang diperlukan dan memudahkan perancangan.
9. Jembatan angkat (bascule bridge)

Jembatan angkat di Gunung Sahari (awal abad ke-20)


Jembatan gerak (movable bridge) membolehkan benda-benda yang tinggi seperti layar kapal
melaluinya, ataupun ia boleh digunakan untuk merentasi jarak yang tinggi atau jaraknya boleh
berubah. Jembatan ini biasanya boleh diputarkan ke atas (drawbridge) atau ke tepi (swing
bridge). Bagi setengah jembatan pula, bagian tengahnya boleh diangkat menegak ke atas (lift
bridge). Ada juga jembatan yang digelar jembatan pengangkut (transporter bridge), ia cuma
digunakan di tempat-tempat yang tidak banyak kendaraan.

6
Untuk jembatan-jembatan yang kecil, pergerakan ini mungkin boleh dilakukan tanpa
menggunakan dinamo. Setengah jembatan boleh dikawal oleh pengguna, terutamanya yang
mempunyai bot, sesetengah yang lain dikawal oleh pengawal jambatan, kadang-kadang dari
jauh dengan menggunakan kamera video dan pembesar suara. Selalunya terdapat lampu
isyarat untuk pengguna2 jalan dan air, dan tambahan pengadang jalan untuk para pemandu.
Jembatan gerak yang lebih kecil yang dipanggil jetway, juga digunakan di lapangan terbang,
untuk memperbolehkan penumpang menaiki kapal terbang yang berbagai2 saiz dan jarak dari
bangunan terminal.

2.2 Penjelasan Tentang Jembatan Pasupati

2.2.1 Tentang Jembatan Pasupati


Jembatan Pasupati atau Jalan Layang Pasupati adalah sebuah jembatan yang
menghubungkan bagian utara dan timur Kota Bandung melewati lembah Cikapundung.
Panjangnya 2,8 km dan lebarnya 30-60 m. Sebagian jalan itu dibangun di atas Jalan Pasteur,
adalah jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan kirinya yang menjadi ciri kota
Bandung. Jalan Layang Pasupati juga menjadi salah satu ikon Kota Bandung. Oleh karena itu,
pada malam hari bagian tengah Jembatan Pasupati diterangi lampu sorot warna-warni. Jalan
layang ini membuat arus lalu lintas dari wilayah sekitar Jabodetabek ke Bandung menjadi lebih
mudah. Di bawah Jembatan Pasupati terdapat taman yang bernama Taman Pasupati. Jembatan
Pasupati juga merupakan jembatan terpanjang ke 2 di Indonesia hingga saat ini 2018.
Keunikan Jembatan Pasupati ini ada pada 1 tiang besar ditengah jembatan yang menjadi
penompang utamanya. Warna merah dan putih mendominasi Jembatan Pasupati. Bila malam
hari Jembatan Pasupati dilengkapi berbagai cahaya lampu yang bewarna warni. Jembatan
Pasupati ini juga dilengkapi dengan cable stayed sepanjang 161 meter yang melintang di atas
lembah Cikapundung.

Panorama di atas jalan layang Pasupati

7
Jalan layang (flyover) Pasupati merupakan nama jalan layang di daerah Bandung. Nama
Pasupati ini pengganti dari nama sebelumnya Paspati yang dalam artian Sunda “pas mati”.
Pasupati merupakan singkatan dari Jalan Pasteur dan Jalan Surapati. Jalan layang Pasupati
secara historis sudah terancang oleh arsitek Ir. Karsten. Arsitek wilayah ini pada tahun 1920-
an sudah menyimpan dasar-dasar rancangan kota Bandung.
Sampai ke sepuluh tahun selanjutnya, dari tahun 1931, rancangan itu masih tetap jadi obsesi
sebagaimana program Autostrada yang menghubungkan missing link Jalan Pasteur
(Pasteurweg) dan Jalan Ir. H. Djuanda (Dagoweg).Pembangunan jembatan ini dibiayai melalu
hibah dana dari pemerintah Kuwait. Setelah sempat beberapa tahun tidak terlaksana, akhirnya
pada tanggal 26 Juni 2005 uji coba pertama sudah dilakukan.
Jalan layang Pasupati merupakan jalan layang pertama di Indonesia yang memanfaatkan
teknologi anti gempa. Perangkatnya yang disebut lock up device (LUD) dibuat di Perancis,
sebuanya jumlahnya 76 buah. Jembatan ini secara keseluruhan menggunakan 663 unit segmen
yang ditopang oleh 46 tiang. Setiap segmen beratnya 80 ton sampai ke 140 ton. Yang menarik,
jembatan ini dilengkapi dengan jembatan cable stayed sepanjang 161 meter yang melintang di
atas lembah Cikapundung. Cable stayed merupakan jembatan tanpa kaki. Kekuatan jembatan
itu ditopang oleh 19 kabel baja yang terdiri dari 10 kabel sebelah barat dan 9 kabel sebelah
timur. Setiap kabel isinya 91 kabel kecil yang masing-masing kabel kecil itu terdiri dari tujuh
kabel yang lebih kecil lagi. Sepuluh kabel yang dipasang disebelah barat dibuat berpasangan.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pemeliharaan Jembatan


Pemeliharaan Jembatan Pasupati tidak jauh berbeda dengan pemeliharaan jalan, perbedaan
yang ada bahwa pada pada jembatan sering terjadi kerusakan-kerusakan di luar kemampuan
masyarakat untuk memperbaikinya, hal tersebut dikarenakan :
 Banyaknya bagian jembatan yang harus memiliki daya tahan struktural (kekuatan dan
keawetan) yang cukup tinggi, dan bagian ini tidak dapat diperbaiki dengan metode yang
sederhana saja.
 Banyak bagian jembatan yang dibuat dari bahan yang tidak mudah perbaikannya, maka
memerlukan suatu kemampuan khusus dan mungkin juga peralatan khusus.
 Perbaikan jembatan tidak cukup hanya penyumbangan tenaga kerja saja, akan tetapi
sering memerlukan pembelian bahan yang sulit terjangkau oleh kemampuan ekonomi
masyarakat.
 Perbaikan jembatan memerlukan sedikit keahlian untuk menentukan apakah kerusakan
yang ada merupakan struktural (berbahaya) atau hanya kerusakan kosmetik (kecil dan
tidak berbahaya).
Tujuan dari pemeliharaan jembatan adalah untuk meningkatkan kondisi jembatan dari kondisi
yang sudah tidak layak untuk dilewati menjadi layak untuk dilewati kendaraan. Dalam sistem
manajemen, perlu dibuat suatu pedoman guna pelaksanaan pemeliharaan dan rehabilitasi
jembatan yang seragam dan memberikan keyakinan bahwa semua jembatan perlu dipelihara
dan diperbaiki sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya secara efektif.

6
3.2 Langkah – Langkah Pemeliharaan
1. PEMELIHARAAN RUTIN
Pada dasarnya, pemeliharaan rutin bersifat pekerjaan pencegahan dan umumnya terdiri
atas tugas yang berulang-ulang dengan teknik yang sederhana. Pekerjaan ini harus dimulai
sejak jembatan masih baru dan berlanjut terus seumur jembatan yang bersangkutan. Ini
merupakan bentuk pemeliharaan dengan biaya yang paling efektif dan relatif murah.
Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan adalah sebagai berikut :
 Pembersihan secara umum
 Membuang tumbuhan liar dan sampah
 Pembersihan dan melancarkan drainase
 Penanganan kerusakan ringan
 Pengecatan sederhana
 Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan
Cara Pembersihan
Jembatan harus dibersihkan dengan baik dan tepat untuk menjamin bahwa pemupukan
kotoran tidak akan menyebabkan kerusakan elemen jembatan atau jembatan secara
keseluruhan dikemudian hari.
Kegiatan pembersihan mencakup :
 Pembersihan tanah, kerikil, pasir, dan sebagainya dari tempat-tempat yang seharusnya
tidak ada, dan yang mungkin mempunyai pengaruh yang membahayakan terhadap :
1. Semua drainase lantai (saluran pembuangan air pada lantai jembatan)
2. Daerah sekitar perletakan atau landasan
3. Semua komponen rangka jembatan yang manahan kotoran dan sampah
4. Tiang sandaran dan sandarannya
5. Gelagar melintang
6. Ikatan angin horisontal
7. Kabel pendukung pada tiang jembatan gantung
8. Bagian atas balok pada kepala jembatan (abutmen)
9. Lubang suling-suling di kepala jembatan
10. Pembersihan sampah-sampah yang masih sedikit di bagian aliran sungai

 Membersihkan tumbuhan liar, terutama pada daerah perletakan/landasan dan expansion


joint, pada dinding batu atau beton dan sekitar struktur kayu. Pembersihan tersebut
harus dilakukan pada daerah kurang lebih 3 meter dari setiap jembatan. Pada setiap
pekerjaan pembersihan harus diingat adanya pengaruh yang mungkin terjadinya erosi
yang diisebabkan oleh pembabatan tumbuhan yang ada.

7
Pembersihan biasanya dilakukan pada elemen-elemen jembatan seperti :
· Bangunan bawah jembatan yaitu kepala jembatan dan pilar jembatan
· Bangunan atas jembatan, yaitu lantai jembatan, perletakan dan perlengkapan jembatan
· Gorong-gorong : gorong-gorong persegi, pipa atau pelengkung

2. PEMELIHARAAN BERKALA
Pemeliharaan berkala mencakup pemeliharaan yang sudah dapat diperkirakan dan
semua perbaikan ringan serta penggantian bagian-bagian yang berhubungan dengan
pekerjaan jembatan. Dalam pelaksanaan pemeliharaan berkala dibagi dalam
pemeliharaan berkala yang terencana, perbaikan ringan dan perbaikan darurat dan
penanganan sementara.

a. Pemeliharaan Berkala Yang Terencana


 Pengecatan
Kegiatan pengecatan dilakukan dengan maksud :
· Melindungi bagian-bagian baja terhadap karat
· Memberikan tanda pada elemen bagian-bagian tertentu
· Mengarahkan lalu-lintas
· Melindungi kayu terhadap pembusukan dan serangga
· Melindungi beton terhadap kelembaban
Pengecatan harus dilakukan pada bagian-bagian yang memerlukan pengecatan, diantaranya
adalah gelagar jembatan, rangka jembatan, sandaran jembatan, perlengkapan jembatan seperti
rambu-rambu dan sebagainya.
 Pembersihan Utama
Pembersihan utama suatu struktur akan memerlukan pembersihan yang memakai sistem
pembersihan dengan air bertekanan tinggi (disemprot dengan air), diharapkan alat tersebut
dapat dipindah-pindahkan dengan mudah dan daya semprot tersebut disarankan mempunyai
tekanan yang cukup besar.
Volume pekerjaan pembersihan tidak selalu sama antara jembatan yang satu dengan jembatan
yang lain, tetapi pada umumnya mencakup pembersihan bagian luar gelagar, flens gelagar
(bagian sayap tepi atas pada gelagar) dimana banyak kotoran yang menumpuk, dudukan
perletakan/landasan dan bagian lain yang tidak dapat terjangkau pada waktu diadakan
pemeliharaan rutin.
 Penggantian Permukaan Lantai Kendaraan
Permukaan lantai kendaraan secara berkala memerlukan penggantian (diganti baru).
Permukaan aspal diatas lantai baja atau beton akan tahan selama 5 sampai 8 tahun sebelum
diperlukan penggantian.

6
Lapisan permukaan aspal sebaiknya dikupas, tetapi hal ini mungkin selamanya mudah untuk
dilakukan. Bagaimanapun juga, ketebalan lapisan aspal tidak boleh melebihi 5 cm.
Permukaan lantai kendaraan yang menggunakan kerikil dengan semprotan bahan pengikat
biasanya terjadi perubahan bentuk (deformasi) atau pecah. Untuk mengatasinya harus digali,
kemudian ditambah kerikil dan dipadatkan sebelum diberi lapisan atas yang memakai bahan
pengikat aspal yang disemprotkan.
Papan jalur roda kendaraan yang terbuat dari kayu memerlukan penggantian setiap 2 tahun.
Papan tersebut harus dibaut pada lantainya.
 Penggantian Papan Lantai
Papan lantai kayu jembatandapat bertahan sampai kurang lebih 5 tahun. Bilamana lantai
papan digunakan di atas gelagar baja maka bersanaan dengan mengganti papn lantainya garus
dikerjakan pula pengecatan gelagar bajanya, masa penggantian papan lantai dengan masa
pengecatan ulan gelagar kurang lebih sama ylaitu sekitar 5 tahun
Juga diharapkan penggantian papan jalur roda kendaraan bersamaan dengan penggantian
papan lantai karena hal itu akan merupakan pekerjaan pemeliharaan yang efisien dipandang
dari sudut gangguan terhadap lalu lintas dan kemudahan pembangunan lantai baru.
 Pembersihan Landasan atau Perletakan
Semua landasan harus dibersihkan dengan baik dari tumbuh – tumbuhan, lumut dan kotoran.
Pencucian, penyikatan dan penggosokan hendaknya dilakukan apabila diperlukan. Jenis
landasan yang bergerak sebaiknya diberi pelumas setiap 3 tahun sekali dan banyak jembaltan
yang memerlukantangga atau peralatan lainnyla untuk melakukan jenis pekerjaan ini. Lubang
pelumasan seringkali tersumbat atau rusak, maka bagian tersebut harus diganti agar pelumas
dapat dipompakan dengan efektif ke dalam lubang pelumas tersebut sampai dlibagian ujung
yang lain. Landasan tersebut perlu diberi pelumasan tetapi hendaknya tidak berlebihan atau
secukupnya saja sehingga jangan samlpai menutupi masalah yang akan timbul (sebelum
pelumasan berikutnya) dan mengalangi pendeteksian (pengontrolan) pada pemeriksaan
berikutnya.
b. Perbaikan Ringan
Pekerjaan perbaikan ringan atau sederhana harus dilaksanakan pada elemen – elemen
jembatan yang kerusakannya kecil.
Elemen – elemen tersebut meliputi :
 Aliran sungai : tebing sungai, aliran air utama dan daerah genangan banjir,
 Bangunan pengaman : krib (pengarah arus sungai), bronjuong, pasangan batu kosong,
turap baja atau kayu, dinding penahan tanah, pengamanan dasar sungai.
 Tanah timbunan : Timbunan pada oprit,drainase timbunan, lapisan perkerasan, pelat
injak (jika ada), tanah berlubang.
 Kepala jembatan atau pilar : dinding penahan tanah, dinding/tembok sayap, drainase
dinding atau suling – suling.
 Sistem lantai : balok tepi, papan jalur roda kendaraan, trotoar/kerb,
pipa cucuran/suling – suling, drainase lantai.

7
 Sandaran : tiang sandaran, sandaran, penunjang sandaran.
 Perlengkapan : Batas – batas ujuran, rambu – rambu dan tanda – tanda, marka jalan,
papan nama, dsb.
 Gorong – gorong : kelancaran aliran, endapan lumpur/kotoran.
Penggantian bagian – bagian kecil dilaksanakan apabila diperlukan agar bagian tersebut
dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Penggantian tersebut dapat dilakukan oleh
kelompok pemelihara jembatan setempat.
Penggantian bagian – bagian kecil meliputi :
 Sistem lantai kendaraan, terutama yang terbuat dari papan kayu yang telah aus/lapuk.
 landasan/perletakan gelagar.
 Perlengkapan jembatan termasuk sandaran.

c. Perbaika Darurat dan Penanganan Sementara

Perbaikan darurat dapat berbentuk dari yang paling sederhana yaitu perbaikan sandaran
jembatan yang rusak atau pemasanganjembatan sementara diatas jembatan yanhg runtuh
akibat banjir atau beban yang berlebihan.
Penanganan sementara harus dilaksanakan dalam hal ini kerusakanjembatan yang
disebabkan oleh kecelakaan atau bencana, untuk menjamin keselamatan struktur iltu sendiri
dan lpemakai jalan.
 Penanggulangan darurat dapat mencakup :
o perbaikan guard rail (pengaman jembatan).
o pembuatan bangunan penahanan tanah untuk menahan timbunan dan sebagainya.
o perbaikan bangunan pengamanan aliran sungai.
o pembuatan pembatasan sementara lainnya atau mengalihkan lalu lintas ke jalan alternative.
o pemasangan jembatan sementara.
o penggantian bagian jembatan yang rusak.
 Penanganan sementara dapat mencakup :
o membuat penyangga sementara dari bagian bawah gelagar.
o penambahan baut untuk memperkuat komponen jembatan.
o pemasangan bangunan sementara di atas bangunan yang sudah ada guna memindahkan
beban bangunan atas yang ada.

6
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pemeliharaan jembatan adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan setelah pekerjaan
pembangunan selesai dilaksanakan. Pekerjaan pemeliharaan ini sangat diperlukan untuk
mempertahankan kondisi jembatan atau suatu struktur untuk selalu berada dalam kondisi siap
layan. Tujuan dari pemeliharaan jembatan adalah untuk meningkatkan kondisi jembatan dari
kondisi yang sudah tidak layak untuk dilewati menjadi layak untuk dilewati kendaraan. Dalam
sistem manajemen, perlu dibuat suatu pedoman guna pelaksanaan pemeliharaan dan
rehabilitasi jembatan yang seragam dan memberikan keyakinan bahwa semua jembatan perlu
dipelihara dan diperbaiki sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya secara efektif.
Langkah – Langkah Pemeliharaan terdiri dari :
3. Pemeliharaan Rutin
4. Pemeliharaan Berkala
Dibagi 3 : Pemeliharaan Berkala Yang Terencana, Perbaikan Ringan dan Perbaika
Darurat dan Penanganan Sementara

7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/348108220/Pengertian-Pemeliharaan
http://eprints.umm.ac.id/36022/3/jiptummpp-gdl-bagussusil-48581-3-babii.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Pasupati
http://seko751974.blogspot.com/2014/09/pemeliharaan-jembatan.html
https://backpackerjakarta.com/megahnya-jembatan-pasupati-bandung-jawa-barat/

6
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai