Dosen pengampu:
Aulia Putra Daulay, S.Hut, M.Sc
Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai harapan
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Aulia sebagai dosen
pengampu mata kuliah Jasa Lingkungan yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
1.1. Latar Belakang 3
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penulisan 4
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
2.1 Ekosistem Jasa Lingkungan Sungai 4
2.2 Badan Pengelolaan Jasa Lingkungan Dengan Baik 6
2.3 Contoh-contoh Pengelolaan Jasa Sungai 6
BAB III 10
PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
Daftar Pustaka 11
BAB I
PENDAHULUAN
Maka dari itu, disini kita akan membahas salah satu bagaian Jasa
Lingkungan yaitu Sungai. Pembahasan ini bertujuan agar kita dapat lebih memahami
pentingnya menjaga keutuhan ekosistem lingkungan dan memanfaatkan jasa
lingkungan dengan sebaik mungkin agar terjadi keseimbangan antara ekosistem jasa
lingkungan dan ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
Bagian ini membahas tentang tema-tema penting yang terkait dalam tema
utama, rumusan masalah, dan tujuan penulisan yang telah dipaparkan pada BAB I
Pendahuluan. Paparan tema harus disusun secara sistematis berdasarkan urutan yang
di sebutkan pada penulisan rumusan masalah dan tujuan penulisan. Dalam
pembahsan, mahasiswa WAJIB menyisipkan kutipan dari referensi yang telah di
rekomendasikan oleh dosen pengampu mata kuliah. Kutipan ini harus muncul dalam
daftar pustaka, dan sebaliknya.
Panjang pembahasan tidak dibatasi. Pembahasan dan seluruh isi BAB II di
ketik dengan format margin 4 cm (kiri), 4 cm (atas), 3 cm (kanan), dan 3 cm (bawah).
Font yang di gunakan adalah Times New Roman ukuran 12 pt. Dengan spasi ukuran
1,5. Judul BAB dan setiap sub-judul yang ada di dalam BAB II pembahasan wajib di
ketik cetak tebal (bold).
2.1 Ekosistem Jasa Lingkungan Sungai
Pemerintah Indonesia memiliki target untuk mengurangi sampah plastik sebesar
70% pada tahun 2025. Semangat ini mulai ditunjukkan pada tahun 2018. menetapkan
Keputusan Presiden Nomor 83, tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional dalam
mengurangi sampah laut Indonesia tahun 2018-2025. Pada periode yang sama, penelitian
yang dilakukan oleh Waste4Change menunjukkan setidaknya ada 20.000 sampah plastik
ukuran besar (plastik makro) yang mengalir ke laut melalui ekosistem sungai di Jakarta
selama satu jam.
Sungai menjadi sumber air untuk minum, sarana irigasi serta menjadi tempat ikan
dan biota air tawar lainnya bernaung. Banyak juga sungai yang dibangun sebagai area untuk
perlindungan banjir. Selain itu, sungai-sungai dapat memiliki nilai budaya dan estetika.
Klasifikasi jasa ekosistem yang paling umum telah dikembangkan oleh Millenium
Ecosystem Assessment (MEA, 2003) dan The Economics of Ecosystems & Biodiversity (TEEB,
2008). MEA dan TEEB membagi jasa ekosistem menjadi empat kategori, yaitu: jasa
pendukung, jasa penyedia, jasa regulasi, dan jasa kebudayaan.
3. Jasa regulasi/Regulation Service artinya sungai di Indonesia juga dapat divaluasi dari
kapasitasnya dalam bertindak seolah-olah sebagai penjaga keteraturan. Berbagai potensi
pengaturan dimiliki oleh sungai-sungai di Indonesia seperti kemampuan pengendalian erosi,
penahan banjir, dan penjaga kualitas air. Sebagai contoh, pada tahun 1973, Master Plan
untuk Drainase dan Pengendalian Banjir Jakarta yang disusun dengan bantuan Konsultan
Teknik Belanda (NEDECO), menggantungkan upaya pengendalian banjir pada dua kanal yang
menampung air yang meluap dari Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan
sungai-sungai lain di Jakarta
4. Jasa Budaya/Cultural Service yang merujuk pada kemampuan ekosistem yang memiliki
manfaat non-material termasuk manfaat estetika, spiritual, dan psikologis. Beberapa sungai
di Indonesia digunakan sebagai sarana kegiatan rekreasi seperti arung jeram di Sungai
Asahan, Sumatera Utara, kayak di Sungai Mahakam, Kalimantan, hingga memancing.
Pemandangan sungai di Indonesia juga berpotensi untuk menarik wisatawan.
Soal pasar hilir-hulu ini, Emil melihat selama ini sinergi kebanyakan masih dilakukan
oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Contoh kawasan DAS yang sudah menerapkan
pola pasar jasa lingkungan di DAS tersebut antara lain terdapat di Cidanau, Banten dan
Cikapundung, Jawa Barat.
• Rehabilitasi Lahan Kritis. Pada tahun 2006, ESP memfasilitasi rehabilitasi 22.867,55 hektar
hutan rusak, hal ini mencakup penanaman 696.427 bibit dari lahan masyarakat yang
dibentuk melalui lebih dari 100 Sekolah Lapangan ESP dan proses Penilaian Mata
Pencaharian berkelanjutan, serta melalui kemitraan antara organisasi masyarakat setempat
dan Departemen Kehutanan dan Perhutani.
• Pelestarian Keanekaragaman hayati. Pada tahun 2006, ESP dan mitra kami membantu
memastikan lebih dari 32.800 hektar hutan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi
dengan manajemen setempat yang lebih baik. Fokus penting diberikan kepada Taman Hutan
Raya yang dikelola oleh provinsi serta program Taman Nasional percontohan PHKA
Departemen Kehutanan dan Desa Lestari. Dengan bekerja sama dengan Rare dan IPB,
Program Diploma untuk Pemasaran Sosial dalam Pelestarian telah dibentuk dan putaran
pertama dari lima siswa memulai kampanye Pelestarian Kebanggaan di lokasi-lokasi ESP.
ESP juga mengembangkan tiga pendekatan untuk Pembayaran Pelayanan Lingkungan, dan
berharap untuk mengembangkan hal ini di tahun-tahun mendatang.
• Rehabilitasi Pantai di Aceh. ESP telah membuat kemajuan berbasis masyarakat sepanjang
garis batas pantai yang secara langsung dipengaruhi oleh tsunami di tujuh masyarakat. Tiga
pusat pertamanan rakyat didirikan di Lamseuni, Banda Aceh, dan di Sawang dan Kuala
Meurisi di Aceh Jaya. Sepanjang 5,7 Kilometer dari garis pantai ditanami kembali di Babah,
Sawang dan Krueng Pandee. Kegiatan-kegiatan ini secara langsung memberi manfaat
kepada lebih dari 2.840 orang.
ABDUL ROHMAN
• Mobilisasi Masyarakat melalui Sekolah Lapangan. Pada tahun 2006, ESP memfasilitasi
Sekolah-sekolah Lapangan dengan 74 kelompok masyarakat yang sekarang melaksanakan
proyek rehabilitasi lahan, pelestarian proyek keanekaragaman hayati dan air dan sanitasi
berbasis masyarakat. Hal ini menghasilkan 126 kelompok masyarakat yang bekerja di ESP
saat ini. Tahun ini, ESP juga meningkatkan sumber daya manusia dengan memperluas kerja
berbasis masyarakat melalui fasilitasi program Pelatihan Pelatih Sekolah Lapangan ESP 12-
minggu di Solok, Sumatra Barat. Tiga puluh enam Asisten Lapangan dan Mitra Program
sekarang Lapangan ESP di ratusan masyarakat di Indonesia.
• Pembentukan Forum Pengelolaan Daerah aliran sungai dan Rencana Kerja. ESP
memfasilitasi pembentukan, pembiayaan dan pelaksanaan rencana pengelolaan daerah
aliran sungai yang didorong oleh berbagai pihak berkepentingan di Daerah aliran sungai
Krueng di Aceh; daerah aliran sungai Deli, sub tangkapan air Lau Petani, dan sub tangkapan
air Wampu di Sumatra Utara;.daerah aliran sungai Batang Arau, Batang Dingin dan Batang
Kranji (gabungan) di Sumatra Barat; daerah aliran sungai Cipunegara-Ciasem dan daerah
aliran sungai Citarum-Cikundul-Cilaku di Jawa Barat; sub tangkapan air Tangsi dari daerah
aliran sungai Progo di Jawa Tengah/Yogyakarta; dan Daerah aliran sungai Brantas Hulu di
Jawa Timur.
• Pembuatan Kebijakan untuk Membantu Pengelolaan Daerah aliran sungai dan Pelestarian
Keanekaragaman Hayati. ESP membuat kemajuan penting pada tujuh inisiatif kebijakan lokal
untuk meningkatkan hak-hak akses masyarakat dan/atau tanggung jawab pengelolaan atas
rehabilitasi lahan dan/atau pelestarian hutan. Di tingkat nasional, ESP telah secara berhasil
bekerja dengan PHKA Departemen Kehutanan untuk memperkuat dan merasionalisasikan
proses penetapan zona untuk pengelolaan Taman Nasional dan Daerah-daerah yang
Dilindungi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan disekitar kita sangat berperan penting dalam dalam kehidupan sehari
hari. Banyak bentuk jasa lingkungan yang saat ini tidak terkendali dengan baik akibat tangan
manusia tidak bertanggung jawab. Maka dari itu pemerintah memberlakukan program
program untuk mengelola jasa lingkungan sungai dengan baik untuk membangun ekonomi
masyarakat sekitar sungai lebih baik serta menjadi ekowisata yang memberdayakan
lingkungan sungai.
3.2 Saran
Untuk menciptakan jasa lingkungan sungai yang berkualitas langkah langkah yang
perlu dibangun oleh pemerintah untuk masyarakat adalah:
3. Memberi modal usaha kepada masyarakat kurang mampu agar bisa ikut serta
memberdayakan jasa lingkungan sungai
4. Mendidik anak-anak sejak dini untuk membuang sampah pada tempatnya, jangan
memancing ikan di sungai sembarangan.
Daftar Pustaka
Aflizar. 2008. Desain Sistim Informasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Untuk
Rehabilitasi dan Konservasi DAS Sumani Kabupaten Solok.
Aldrian, E, Budiman, dan Mimin Karmini. 2011. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan
Iklim di Indonesia. Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Kedeputian Bidang Klimatologi,
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Jakarta.
Anonim. 2006. Kajian Model Pengelolaan Daerah Aliran sungai (DAS) Terpadu.
Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air.
Arsyad S., 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.
Farida et al. 2005. Penilaian Cepat Hidrologis: Pendekatan Terpadu dalam Menilai
Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS). Bogor: Rewarding Upland Poor for Environmental
Services (RUPES) Program World Agroforestry Centre (ICRAF).
Firmansyah, M. Sigit dkk. 2014. Analisa Butiran Sedimen Pantai Goa China Malang
Selatan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Malang.
Kodoatie, Robert J., dan Sugiyanto. 2001. Banjir Beberapa Penyebab dan Metode
Pengandaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sasangko, Djoko. 1985. Teknik Sumber Daya Air Jilid 2 Edisi Ketiga. Percetakan
Sapdodadi: Jakarta.
Sinukaban, N., Suwardjo, A. Barus. 2007. Pemilihan Teknik Konservasi Tanah dan Air
di Daerah Transmigrasi; Konservasi Tanah dan Air Kunci Pembangunan Berkelanjutan oleh
Naik Sunukaban. Penerbit Direktorat Jenderal RLPS Departemen Kehutanan. Hal. 267-278.