Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan
inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas)
dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum
viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang
tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan
kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan
padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola
kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian
melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu
mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola
kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga
kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya
beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin
berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan
terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibat
viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic
terhadap kecepatan batu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristik Molekul Air?
2. Jelaskan Anatomi Akar!
3. Jelaskan Konsep Apoplas dan Simplas!
4. Bagaimana Pengaturan Air di dalam Pembuluh Xylem!

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Karakteristik Molekul Air.
2. Untuk Mengetahui Anatomi Akar.
3. Untuk Mengetahui Konsep Apoplas dan Simplas.
4. Untuk Mengetahui Pengaturan Air di dalam Pembuluh Xylem.

2
BAB II
PEMBAHASAN.

A. Karakteristik Molekul Air


Air memiliki beberapa sifat kimia dan fisika yang tidak dimiliki molekul lain. Air
memiliki karakteristik khas karena sifat kimia dan fisika yang dimiliki. Beberapa
karakteristik molekul air adalah sebagai berikut:
1. Berbentuk cair pada suhu ruang. Semakin besar ukuran molekul suatu senyawa, maka
senyawa tersebut akan memiliki kecenderungan untuk berbentuk cair atau padat pada
suhu ruang. Jika senyawa memiliki ukuran molekul yang kecil, senyawa tersebut
cenderung berbentuk gas atau cair. Air sebenarnya memiliki berat molekul yang kecil,
hanya sekitar 18 gram/mol. Tetapi air berbentuk cair pada suhu ruang. Hal ini karena
dalam molekul-mlekul air terdapat ikatan-ikatan hidrogen yang menyebabkan
molekul-molekulnya tidak mudah terlepas dan berubah bentuk menjadi gas. Penting
untuk diperhatikan bahwa senyawa lain yang memiliki berat molekul kecil dan
berbentuk cair pada suhu kamar adalah molekul yang bersifat polar.
2. Panas spesifik tinggi. Panas spesifik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 gram air murni sebesar 1°C. panas spesifik air lebih tinggi dari dari
semua senyawa lain kecuali amonia cair. Panas spesifik tinggi pada air disebabkan
oleh susunan molekul air yang memungkinkan atom-atom O dan H bergerak secara
bebas sehingga dapat menyerap banyak energi tanpa diikuti oleh kenaikan suhu.
Dalam kaitannya dengan tumbuhan, panas spesifik yang tinggi berguna untuk
menstabilkan suhu tumbuhan walaupun menerima atau kehilangan sejumlah energi.
3. Panas laten vaporasi dan fusi yang tinggi. Panas laten vaporasi adalah energi yang
dibutuhkan untuk menguapkan 1 gram air murni pada suhu 20®C. Panas laten fusi
adalah energi yang digunakan untuk mencairkan 1 gram es pada suhu 0°C. Tingginya
energi yang dibutuhkan disebabkan oleh ikatan hidrogen pada molekul air. Pada
tumbuhan panas vaporasi yang tingg penting untuk menjaga stabilitas suhu daun
melalui proses transpirasi. Viskositas rendah Ikatan-ikatan hidrogen yang harus
diputus agar air dapat mengalir memunculkan anggapan bahwa air memiliki viskositas
(hambatan pengaliran) yang tinggi. Namun, pada kenyataannya, air memiliki

3
viskositas yang rendah. Pada keadaan cair, ikatan hidrogen dimiliki bersama oleh 2
molekul air yang lainnya yang menyebabkan ikatan hidrogen tersebut lemah dan
mudah putus. Air dapat dengan mudah mengalir pada jaringan tumbuhan. Viskositas
air akan menurun pada suhu yang lebih tinggi.
4. Adanya gaya kohesi dan adhesi. Adanya gaya kohesi menjadikan air dapat diangkut
dalam pembuluh xilem dari akar ke daun. Karena berifat polar maka akan mudah
terjadi tarik-menarik antara molekul air dengan berbagai molekul lainnya, misalnya
dengan protein dan polisakarida penyusun dinding sel. Daya tarik-menatik antar
molekul yang tidak sejenis disebut adhesi. Daya tarik-menatik antara molekul yang
sejenis disebut kohesi. Kohesi antar molekul air menyebabkan tegangan permukaan di
mana molekul air pada bagian permukaan ditari oleh molekul air di bagian bawah.
Dari peristiwa ini, butiran tetasan air akan tampak seolah-olah dilapisi oleh kulit ang
bersifat elastis dan butiran air akan cenderung berbentuk bulat.
B. Anatomi Akar
Akar (Radix) merupakan bagian tubuh tumbuhan yang pada umumnya berada dalam
tanah, dan bersama batang serta daun akar membangun bagian vegetatif tumbuhan dan
sebagai organ-organ pokok pada tumbuhan. Pada perkembangannya pertumbuhan akar
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti pada tanah kering perkembangan akar lebih
baik dibanding pada tanah basah, sedangkan pada tanah berpasir perkembangan akar
dangkal dan menyebar secara mendatar dekat permukaan tanah.

Bagian Akar

4
Pada ujung akar terdapat jaringan meristem apikal yang terus berkembang dan
membelah dan membentuk zona pemanjangan sel, zona diferensiasi sel, dan zona
pendewasaan sel. Meristem apikal dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra yang berfungsi
melindungi ujung akar ketika menembus tanah. Sel-sel kaliptra mengandung butir-butir
amilum (kolumela).
Berbeda dengan batang pada tumbuhan, akar memiliki sifat-sifat antara lain tidak
berbuku-buku, tidak mendukung adanya daun, serta tidak berhijau daun. Bentuk akar pada
umumnya meruncing agar lebih mudah menembus tanah dan bersifat geotropi positif
(tumbuh kearah pusat bumi).
1. Fungsi Akar
Pada tumbuhan peranan akar sangat penting bagi tumbuhan, berikut fungsi akar
pada tumbuhan :
a. Tempat melekat dan menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah (media)
b. Menyerap air dan unsur hara seperti garam-garam mineral.
c. Sebagai penyokong batang.
d. Pada beberapa tanaman akar digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan
cadangan. Contoh : ketela pohon, wortel.
e. Pada tanaman tertentu seperti bakau (Rhizopoda sp) akar juga berfungsi sebagai
alat pernapasan.
f. Sebagai alat perkembangan vegetatif pada tumbuhan tertentu.
2. Struktur Anatomi Jaringan penyusun Akar.
Bila kita memotong akar secara melintang kita akan mendapatkan bagian-bagian
jaringan yang menyusun akar dari bagian terluar sampai bagian pusat akar berikut :
a. Epidermis
Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat, dinding selnya tipis
sehingga mudah ditembus oleh air (semipermeabel). Seringkali sel epidermis
memanjang keluar dan membentuk rambut akar yang berfungsi untuk memperluas
bidang penyerapan.
b. Korteks

5
Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, dinding selnya tipis
dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Korteks terdiri dari
jaringan parenkim yang selnya berukuran besar dan memiliki vakuola besar, selain
itu korteks juga terdiri dari jaringan kolenkim, dan sklerenkim.
c. Endodermis
Merupakan lapisan yang terletak antara silinder pusat (stele) akar dengan
lapisan korteks. Endodermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa
ruang antarsel dan dinding selnya mengalami penebalan gabus, deretan sel-sel
endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. Penebalan gabus
ini menyebabkan lapisan ini tidak dapat ditembus air sehingga air harus masuk ke
silinder pusat melalui bagian sel-sel endodermis yang dindingnya tidak menebal
yang disebut sel penerus air.
d. Silinder Pusat (stele)
Silinder Pusat merupakan lapisan yang terletak di tengah akar di bagian sebelah
dalam endodermis, didalamnya terdapat pembuluh-pembuluh akar antara lain
perisikel (perikambium), pembuluh kayu (xilem), pembuluh tapis (floem), dan
empulur.
1) Perisikel (perikambium)
Merupakan lapisan terluar dari silinder pusat.
2) Pembuluh Angkut
Pembuluh angkut terdiri dari Xilem (pembuluh kayu) dan Floem
(pembuluh tapis) yang berperan pada pengangkutan air dan mineral. Xilem
mengangkut air dan mineral dari dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem
mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan.
3) Empulur
Empulur terletak di bagian paling dalam dan diantara berkas pembuluh
angkut.

6
Struktur morfologi akar
3. Perbedaan Struktur Akar pada Tumbuhan Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae
Pada tumbuhan Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae bagian epidermis, korteks,
endodermis, perisikel (perikambium) memiliki letak yang sama yaitu epidermis pada
bagian terluar akar, korteks di bagian sebelah dalam epidermis, endodermis di bagian
sebelah dalam korteks, dan perisikel di sebelah dalam endodermis.
Perbedaan struktur akar pada tumbuhan dicotyledoneae dan monocotyledoneae
yaitu pada berkas pembuluh angkut (xilem dan floem) dimana xilem pada akar
tumbuhan dicotyledoneae berbentuk bintang di pusat, dan tersusun radial atau
membentuk jari-jari bersama dengan floem (pembuluh tapis) dan dipisahkan oleh
kambiu.

7
Sementara pada tumbuhan monocotyledoneae xilemnya terletak berdekatan dengan
floem dan tidak dipisahkan oleh kambium. Sementara itu bagian empulur terletak di
bagian tengah pada tumbuhan dicotyledoneae dan monocotyledoneae.

Penampang melintang akar tanaman Dicotyledoneae

Penampang melintang akar tanaman Monocotyledoneae

4. Bagian-bagian struktur penyusun Akar


Bagian-bagian penyusun organ akar pada tumbuhan dari bagian atas ke bawah
umumnya dapat dijumpai sebagai berikut :
a. Pangkal akar atau leher akar (collum radicis) yaitu bagian akar yang bersambungan
langsung dengan pangkal batang.
b. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar dan bagian
ujung akar.
c. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda terdiri atas jaringan yang
masih berkembang dan mengadakan pertumbuhan.

8
d. Akar lateral (radix lateral), yaitu cabang-cabang akar yang dihasilkan oleh akar
utama (pokok), dan masing-masing masih dapat bercabang lagi. Akar lateral
terbentuk agak jauh di belakang ujung akar pokok dan bagian yang lebih tua berada
di belakangnya. Akar lateral bersifat endogen, artinya akar lateral muncul dari
dalam dan tumbuh keluar mendesak jaringan akar pokok sehingga jaringan akar
pokok tersebut pecah pada bagian luarnya yaitu pada bagian titik akar lateral
tumbuh dari akar pokok.
e. Serabut akar (radix fibrilla), yaitu cabang-cabang akar yang lebih halus dan
berbentuk serabut.
f. Rambut-rambut akar (pillus radicalis), yaitu bagian akar yang merupakan
penonjolan sel-sel epidermis akar. Dengan adanya rambut-rambut akan memperluas
permukaan akar, sehingga memperluas bidang penyerapan air dan garam tanah.
Rambut akar senantiasa dibentuk di dekat ujung akar dan tidak ada di dekat
meristem apikal.
g. Tudung akar (kaliptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, merupakan
jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
5. Perkembangan Akar
Perkembangan akar bermula dari perkecambahan embrio (biji) tanaman, pada
embrio akar berkembang dari akar embrio atau akar lembaga yang terdiri dari jaringan
meristem apikal. Pada perkembangannya akar embrio akan tumbuh menjadi akar utama
atau akar primer dan bertambah panjang sebagai akibat dari pembelahan dan
perpanjangan sel pada jaringan meristem apikal yang dilindungi oleh tudung akar.
Pada titik tumbuh sel akar tidak hanya tumbuh kearah belakang, namun juga kearah
berlawanan untuk mengganti sel-sel pada tudung akar yang rusak sewaktu akar tumbuh
menembus tanah. Dalam perkembangan selanjutnya akar embrio akan memperlihatkan
perkembangan yang berbeda karena pada tumbuhan umumnya dikenal dua macam
sistem perakaran yaitu:
a. Sistem perakaran tunggang (Radix Primeria)
Sistem perakaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Sistem
perakaran ini terjadi apabila akar embrio terus tumbuh menjadi akar utama dan

9
bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Akar utama demikian disebut akar
tunggang.
b. Sistem perakaran serabut (Radix Adventicia)
Sistem perakaran ini umumnya dimiliki tumbuhan monokotil. Sistem perakaran
ini terjadi apabila akar embrio dalam perkembangannya selanjutnya tidak terus
tumbuh tetapi mati, sebagai gantinya akan tumbuh banyak akar pada pangkal
batang, akar tersebut lebih kecil dari akar utama (primer) namun berjumlah banyak
dan bercabang-cabang. Akar pada sistem perakaran ini menyebar ke tanah disekitar
tumbuhan.
Namum ada juga ditemui sistem perakaran serabut yang dijumpai pada
tumbuhan dikotil seperti tumbuhan yang memiliki geragih atau batang memanjat
dan pada tanaman yang diperbanyak dengan stek. Meskipun umumnya akar
tambahan dibentuk pada buku, tetapi ada pula tumbuhan memanjat yang
membentuk akar di bagian ruas, misalnya pada Ficus pumila.

Sistem Perakaran Tunggang dan Serabut

10
C. Konsep Apoplas Dan Simplas
Konsep dan istilah apoplas (apoplast) dan simplas (symplast) pertama diperkenalkan
oleh E. Munch dari Jerman pada tahun 1930. Beliau mengemukakan bahwa dinding sel dari
keseluruhan bagian tanaman dan pembuluh xilem dapat dianggap sebagai suatu sistem
tunggal yang disebut sebagai apoplas. Pada dasarnya bagian apoplas ini merupakan bagian
yang “mati” dari tanaman. Kecuali pada bagian Pita Casparian pada sel-sel endodermis, air
(bersama bahan yang terlarut di dalamnya) dapat bergerak sepenuhnya pada bagian apoplas
ini.
Bagian tanaman lainnya (selain dinding sel dan pembuluh) merupakan bagian yang
hidup dari tanaman. Munch menyebutnya sebagai bagian simplas. Bagian ini meliputi
sitoplasma sel bersama organel-organel yang terdapat didalamnya. Beberapa ahli
menganggap bahwa vakuola bukan merupakan bagian simplas. Bagian simplas dalam
jaringan tanaman merupakan satu kesatuan, karena sitoplasma sel saling berhubungan satu
sama lain dengan adanya celah plasmodermata pada dinding sel.

Uraian diatas mengisyaratkan bahwa air bersama bahan-bahan yang terlarut


didalamnya, termasuk unsur-unsur hara diangkut pada lintasan radial melalui dinding sel
atau bagian apoplas kecuali pada sel-sel endodermis dimana air bergerak melalui bagian
simplas (masuk ke dalam sitoplasma sel) karena adanya Pita Casparian yang tidak dapat
ditembus air.

11
D. Pengaturan Air di dalam Pembuluh Xylem
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti
pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme
a. Pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel-sel akar,
b. Kemudian air itu baru diangkut menuju daun untuk fotosintesis.
Jadi pengangkutan air dan mineral ini dilakukan secara
a. Diluar berkas pembuluh angkut disebut pengangkutan ekstra vaskuler.
b. Didalam berkas pembuluh angkut disebut pengangkutan intra vaskuler.
Pengangkutan air dengan dua cara ini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang
berurutan
a. Artinya pertama air dari tanah masuk menuju berkas pengangkut meelalui organ
diluar berkas yaitu berturutan epidermis - kortex - endodermis - perisikel - baru
Xilem
b. Sedang pengangkutan intravasikuler intinya pengangkutan di dalam pembuluh dari
akar ke daun , Pembuluh atau saluran yang dilalui adalah Xylem atau pembuluh
kayu
2. Pengangkutan Ekstravaskuler
a. Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara
ruang antar sel.
b. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini
dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu
1) Apoplast
2) Simplast

12
1) Pengangkutan Apoplast
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak
hidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk
dengan cara osmosis. Aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai
xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis. Kenapa air berhenti mengalir?
Air tidak mengalir karena terhalang bagian endodermis bersifat impermeable
yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin. Namun ada
bagian yang khusus yaitu celah kaspari yang bisa dilalui air. Dengan demikian,
pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi
terpisah.
2) Pengangkutan Simplas

Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar,
air dan mineral yang terlarut bergerak masuk kedalam sel (inilah yang
membedakan dari keduanya). Air masuk sitoplasma dan vakuola, kemudian
bergerak dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem
pengangkutan ini, menyebabkan air dapat mencapai bagian Xylem yang ada
bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas
jika diurutkan dari luar kedalam. Sel – sel bulu akar menuju sel – sel korteks -
endodermis - perisikel - xilem. Dari sini , air dan garam mineral siap diangkut
keatas menuju batang dan daun secara intravasikular

13
3. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel – sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke
pembuluh kayu (xilem). Selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar
menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun
bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel-
sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan
xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel – sel penyusun jaringan tersebut tersebut
mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di
atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.
4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.
a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata )
yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun
kehilanagan air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya
dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke
seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar
menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses
penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri
merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan dengan proses
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air
dari daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature, kecepatan transprasi akan
semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang
diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di
antaranya adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah,
dan ukuran stomata.

14
b. Kapilaritas Batang

Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh


kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain,
pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas
disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara
molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini
menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara
bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan €taram mineral baik siang maupun malam.
Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar
masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam
xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah
kebocoran ion – ion ini keluar dari stele. Akumulasi mineral di dalam stele akan
menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar,
menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan
getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga
menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada
malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun. Biasanya air yang keluar
dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai
daun rumput atau pinggir daun kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.

15
5. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat
penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh
yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem
(pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula,
terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam
amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan
satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh xylem yang berjalan satu
arah dari akar kedaun, pengengkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala
arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain
tumbuhan yang memerlukannya. Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh
bisa membawa cairan floem dalam satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam
berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang berlaianan. Untuk masing-masing
pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat
penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air adalah molekul sederhana yang terdiri dari satu atom oksigen terikat pada dua
atom hidrogen yang berbeda. Karena elektronegativitas lebih tinggi dari atom oksigen,
ikatan tersebut adalah kovalen polar (ikatan polar). Atom oksigen menarik elektron
bersama dari ikatan kovalen sampai batas jauh lebih besar dibandingkan atom hidrogen.
Akibatnya, atom oksigen memperoleh muatan negatif parsial (δ -), sedangkan atom
hidrogen masing-masing memperoleh muatan positif parsial (δ+). Molekul mengadopsi
struktur bengkok karena dua pasangan elektron mandiri pada atom oksigen. Sudut ikatan
H-O-H adalah sekitar 105 °, sedikit lebih kecil dari yang ideal 109,5 ° dari sp3 hibridisasi
orbital atom.
Karakteristik Molekul Air
Air memiliki beberapa sifat kimia dan fisika yang tidak dimiliki molekul lain. Air
memiliki karakteristik khas karena sifat kimia dan fisika yang dimiliki. Beberapa
karakteristik molekul air adalah sebagai berikut:
1. Berbentuk cair pada suhu ruang.
2. Panas spesifik tinggi.
3. Panas laten vaporasi dan fusi yang tinggi.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.
Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan
temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion
hidrogen (H + ) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH - ).

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan akan menjadi bahan pembelajaran sehingga
Mahasiswa dapat lebih memahami materi Struktur air dan ikatan hidrogen, Karakteristik
molekul air, Air sebagai pelarut dan Ionisasi air dan skala ph.

17
DAFTAR PUSTAKA

Baker, D.A. 1978. Transport Phenomena in Plants. Halsted Press, New York.
Benyamin Lakitan. 2010, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Kochian, L.V. and W.L. Lucas, 1982, Potassiumi Transport in Corn Roots, Plant Physiology
70:172'3-1731.
Marcelle, R., H. Clijsters, and M. Van Poucke (editors). 1986. Biological Control of
Photosynthests. Martious Ni hoff Publishers, Dordrecht.
Milthorpe, F.L. and J. Moorby. 1988. An. Introduction to Crop Physiology. Second Edition.
Cambridge University Pless, Cambridge
Petrucci, R.H. 1982. General Chemistry: Principles bnd Modern Applications. Macmillan
Publishing Co., Inc., ew Yor .
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1985. Plant Phy'siology. Third Edition. Wadsworth Publishing
Co., Belmont, California.
Zeiger, E., G.D. Farquhar, and I.R. Cowan (editors). 1987. Stomatal Function. Stanford
University Press, Stanford, California.
Barabai Rudrud. 2016. Karakteristik Molekul Air. Online:
http://karyacombirayang.blogspot.co.id/2016/10/karakteristik-molekul-air.html
Lakitan Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Oktavian irawan 2014. Anatomi akar dan fisiologi akar. Online:
http://biologitopibiru.blogspot.co.id/2014/09/anatomi-dan-fisiologi-akar.html

18

Anda mungkin juga menyukai