Anda di halaman 1dari 21

AIR DAN SEL

A. AIR

Air adalah komponen penting dalam kehidupan. Tanpa keberadaan air,


kehidupan tak akan bisa berlangsung. Sebagian besar permukaan bumi ditutupi oleh
air. Air juga menyusun sebagian besar tubuh makhluk hidup. Pada manusia, air
menyusun 60-95% tubuh manusia, 67% dalam sel (intrasel) dan 33% di luar sel
(ekstrasel). Keberadaan air sangat penting bagi kehidupan manusia. Air berperan
penting dalam reaksi biokimia, mempertahankan suhu tubuh, mengedarkan sair-sari
makanan, mengangkut zat-zat melintasi membran, dan melarutkan berbagai zat untuk
diekskresikan dari dalam tubuh manusia. Air memiliki banyak keistimewaan yang
dapat mendukung berbagai proses kehidupan. Dengan mempelajari dan memahami
sifat dan karakteristik air, kita akan lebih memahami arti penting air dalam
mendukung kehidupan.

I. Sifat Fisik Air

Air memiliki sifat fisik baik yang bisa diamati secara langsung maupun
tidak. Air tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air memiliki tiga frasa
yang berbeda, cair, gas, dan padat. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh suhu. Air
merupakan pelarut yang baik karena kepolarannya dan kosntanta elektrik yang
tinggi. Air mempunyai tegangan permukaan yang tinggi. Sifat ini mengakibatkan
air dapat membasahi permukaan dengan sangat baik. Tegangan permukaan pada
air berguna dalam sistem kapiler. Salah satu sifat tengangan air yaitu pada sistem
penyerapan air tumbuhan. Tegangan dan sifat pelarut air yang baik menyebabkan
air dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke dalam jaringan tunbuhan seperti
akar, batang, dan daun.

II. Pengaruh Polaritas Air

Molekul air tersusun dari ikatan kovalen antara 2 atom hidrogen dan 1 atom
oksigen (Biggs, Alton, 2008: 161). Oksigen lebih bersifat elektromagnetif jika
dibandingkan dengan hidrogen. Hal ini menyebabkan elektron dari ikatan kovalen
lebih lama berada di dekat oksigen dari pada dengan hidrogen, inilah yang

1
disebut dengan ikatan polar kovalen (Champbell, 2009: 46). Dalam molekul air,
atom oksigen yang sangat elektronegatif menarik elektron pengikat dari masing-
masing dua atom hidrogen kemudian mempolarisasi ikatan tersebut. Hal tersebut
menyebabkan adanya daerah posotif parsial yang berada diantara dua inti
hidrogen. Air adalah suatu molekul dipolar, mulekul air memiliki muatan listrik
yang tersebar secara simetris pada strukturnya. (Harper, 2003: 5). Hal tersebut
menyebablan adanya daerah positif dan negatif parsial disekeliling atom hidrogen
yang menjadikan air suatu molekul dipolar. Sifat polar air menyebabkan tarikan
elektrostatik antar molekul-molekulnya. Ikatan molekul inilah yang disebut
dengan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen dapat terjadi antara oksigen dari suatu
molekul air dengan satu atom hidrogen dari molekul lainnya (Harper, 2003: 5)

Bentuk V pada molekul air menunjukan bahwa ujung-ujung yang


berseberangan pada molekul tersebut memiliki muatan yang berlawanan. Pada
struktur molekul air dapat dilihat bahwa susunan elektron oksigen hampir
tetrahedral, sehingga satu molekul air dapat mengikat hidrogen dengan empat
molekul lain.

Gambar 1. Ikatan hidrogen antar molekul air (Champbell, 2009: 48)

Ikatan hidrogen air menyebabkan air memiliki beberapa karakteristik yang


tidak dimiliki molekul lain. Air memiliki titik didih dan titik lebur yang tinggi.
Adanya ikatan hidrogen juga menyebabkan air memiliki tegangan permukaan
yang tinggi.
2
III. Air Sebagai Pelarut

Air disebut dengan pelarut universal. Air dapat melarutkan lebih banyak zat
jika dibandingkan dengan pelarut lainnya. Air dapat melarutkan senyawa ionik
dan non ionik polar atau senyawa yang mempunyai grup polar. Jika air bertemu
dengan senyawa inoik seperti NaCL, Molekul-molekul air mengelilingi masing-
masing ion Na+ dan CL- sehingga terjadi solvasi atau hidratasi. Jika air bertemu
dengan senyawa molekuler polar seperti alkohol, gula, dan keton, maka akan
terbentuk ikatan hidrogen dengan bagian polar senyawa tersebut.

IV. Manfaat Air Secara Biologis

Air memiliki karakter yang unik yang berbeda dengan molekul lain. Sifat
molekul air yang berbeda menyebabkan air memiliki berbagai manfaat yang
menunjang berbagai proses kehidupan. Beberapa sifat air dan manfaatnya dalam
kehidupan diantarannya:

a. Panas Penguapan yang Tinggi

Air memiliki panas penguapan yang tinggi. Panas penguapan adalah


jumlah kalori yang diabsorbsi jika satu gram cairan diuapkan. Kalori yang
dikeluarkan oleh organisme melalui proses penguapan air akan memberikan
mekanisme fisiologis yang sangat afektif. Sebagai akibat dari sifat tersebut, air
mampu menyerap panas dengan baik. penyerapan panas yang baik
menyebabkan organisme dapat menjaga homeostatis dengan selalu
mempertahankan suhu tubuhnya dalam keadaan konstan.

b. Wujud Cair Air Lebih Padat daripada Wujud Padatnya

Molekul air akan membeku ditandai dengan gerakan molekul-


molekulnya yang bergerak lambat. Pada suhu 0o C gerakan molekul air akan
mulai berkurang. Masing-masing molekul akan berikatan dengan molekul air
lainnya. Ikatan hidrogen tersebut akan membuat jarak yang cukup jauh untuk
membuat es berkurang kepadatannya 10% dari pada air fase cair pada suhu 0 o
C. hal itu berarti es lebih ringan dari pada air. Jika es memiliki masa yang
lebih ringan, maka pada danau atau sungai yang mulai membeku, es akan tetap
berada dipermukaan sungai atau danau. Hal tersebut akan menjaga badan air

3
tetap dalam keadaan cair sehingga akan menjaga proses kehidupan
didalamnya.

c. Air Sebagai Pelarut Serbaguna

Air merupakan pelarut yang baik. Kemampuan air untuk melarutkan


lebih banyak zat jika dibandingkan dengan pelarut lain menjadikan air sebagai
pelarut yang serbaguna. Air dapat melarutkan senyawa ion sepeerti garam.
Daya Tarik antara molekul dan dipolar air mampu mengatasi tarikan antara
ion-ion itu sendiri. Air juga merupakan pelarut yang baik bagi senyawa non
ionik seperti gula, alkohol, keton, aldehid, dan keton. Air menjadi pelarut yang
baik karena polaritasnya yang membuatnya dapat tertarik kearah zat-zat polar
dan bermuatan. Ketika ion atau zat polar dikelilingi oleh molekul air, zat-zat
tersebut akan larut dalam air. Hal tersebut membuat air menjadi pelarut yang
baik.

B. SEL DAN STRUKTURNYA

Setiap makhluk hidup dapat menjalankan fungsinya karena adanya unit dasar
penyusun makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang disebut dengan sel. Sel
berasal dari kata “cella” yang berarti ruangan berukuran kecil. Sel dapat berfungsi
sebagai satuan fungsional untuk menjalankan fungsi kehidupannnya sendiri atau kita
sebut dengan organisme uniseluler. Sel juga dapat berfungsi sebagai unit struktural
yang menyusun tubuh organisme multiseluler agar dapat menjalankan fungsinya. Sel
dapat menjalankan berbagai proses kehidupan. Sel membawa informasi genetik dari
suatu organisme. Sel juga dapat melakukan proses respirasi, perombakan, dan
penyusunan suatu molekul tertentu.

Makhluk hidup ada yang tersusun dari satu sel dan banyak sel. Makhluk hidup
yang tersusun dari satu sel disebut dengan organisme uniseluler. Makhluk hidup
uniseluler atau bersel tunggal menjalankan semua aktivitas hidupnya hanya pada satu
sel tersebut, misalnya protozoa, bakteri, dan archaebakteria. Organisme multiseluler
tersusun dari banyak sel yang saling berkoordinasi menjalankan fungsi tertentu.
Organisme multiseluler contohnya tumbuhan dan hewan.

I. Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik

4
Sel berdasarkan ada tidaknya membran inti dikelompokan ke dalam sel
prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki
membran inti. Sementara, sel eukariotik memiliki membran ini. Perbedaan utama
sel prokartiotik dan eukariotik adalah lokasi DNA-nya. Pada sel eukariotik DNA
terdapat dalam suatu organel yang disebut dengan nukleus. Pada sel prokariotik,
DNA tersebar pada suatu area yang tidak dibatasi oleh membrane yang disebut
nikleoid (Champbell, 2009: 98). Pada sel prokariotik tidak ditemukan adanya
sistem endomembran seperti Retikulum Endoplasma (RE). Sel eukariotik memiliki
sistem endomembran atau organel yang lebih kompleks.

a. Sel Prokariotik

Gambar 2. Struktur Sel Prokariotik (Solomon, 2008: 81)

Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki membran inti (Biggs, Alton,
2008: 186). Karena sel prokariotik tidak memiliki membrane inti, maka
5
kromosom pada bakteri terletak pada membrane plasma atau sitoplasma pada
area yang disebut dengan nucleoid (BSCS, 2006: 161). Sel prokariotik tidak
memiliki sistem endomembran sehingga organel yang ditemukan pada sel
prokariotik belum lengkap. Sel prokariotik ditemukan pada organisme
uniseluler seperti bakteri dan sianobakteri (alga hijau-biru). Secara umum sel
prokariotik memiliki ciri-ciri tidak memiliki membran inti. Bentuk kromosom
sel prokariotik melingkar. Pada sel prokariotik tidak ditemukan adanya protein
histon, plastida, mitokondria, dan badan golgi. Namun sel prokariotik memiliki
organel yang berfungsi sama seperti mitokondria dan kloroplas yaitu mesosom
dan kromatofora. Bakteri merupakan representatif untuk mempelajari sel
prokariotik. Struktur sel prokariotik yaitu:

1. Dinding sel

Bagian paling luar pada sel bakteri (sel prokariotik) adalah dinding
sel. Dinding sel yang ditemukan pada bakteri berbeda dengan dinding sel
pada tumbuhan. Diding sel bakteri tersusun dari peptidoglikan, lipid,
karbohidrat, dan protein, tetapi tidak memiliki selulosa (BSCS, 2006: 161)
Sementara dinding sel pada tumbuhan tersesun dari polimer glukosa yaitu
selulosa, hemiselulosa, pektin, dan lignin. Dinding sel bakteri berfungsi
sebagai pemberi bentuk dan memberi perlindungan pada bakteri. Pada
beberapa jenis bakteri ditemukan adanya struktur tambahan yang disebut
kapsul. Kapsul pada bakteri berfungsi untuk menjaga resistesi bakteri
patogen terhadap fagositosis. Beberapa bakteri yang memiliki kapsul
seperti Streptococcus pneumoniaen dan Neisseria meningitidis.

2. Membran plasma

Membran plasma pada bakteri tersusun atas lemak dan protein


(Prescott, 2002: 46). Membran sel bakteri bersifat selektif permeable. Sifat
selektif permeable mengakibatkan sel bakteri dapat memasukan nutrien,
ion, dan air yang dibutuhkan oleh sel. Melalui membran sel, ion-ion yang
tidak dibutuhkan oleh sel juga disekressikan ke luar sel. Membran plasma
tersusun atas dua lapisan. Pada membran bagian luar (polar)
bersinggungan dengan air disebut dengan membrane hidrofilik. Pada
membrane bagaian dalam (non-polar) yang tidak bersinggungan dengan air
6
bersifat hidrofobik. Lampisan membran plasma memiliki dua sifat tersebut
disebut dengan amfipatik (Prescott, 2002: 46).

3. Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan koloid yang terdiri dari molekul air, lemak
mineral, dan berbagai enzim. Sitoplasma terletak diantara membran
plasma dan nucleoid. Membran plasma dan semua bagian didalamnya
disebut dengan protoplas. Bagian terbesar dari protoplas adalah sitoplasma
(Prescott, 2002: 46). Pada sitoplama bakteri tidak ditemukan organel-
organel yang terdapat dalam sistem membran seperti retikulum
endoplasma, mitokondia, lisosom, dan badan golgi. Bakteri tidak memiliki
sistem endomembran sehingga materi genetik bakteri terdapat dalam
sitoplasma.

4. Ribosom

Ribosom adalah organel tempat berlangsungnya sintesis protein


(Prescott, 2002: 52). Ribosom pada sel prokariotik berukuran lebih kecil
dari sel eukariotik. Ribosom memiliki ukuran yang sangat kecil antara 20-
25 nm. Ribosom tersusun atas sub unit kecil dan sub unit besar yang
memiliki peran penting dalam pembentukan protein. Sub unit kecil
merupakan tempat menempelnya mRNA dalam proses translasi. Sub unit
besar merupakan tempat menempelnya tRNA yang membawa asam
amino sesuai dengan informasi yang dibawa oleh mRNA untuk
membentuk nukleotida. Ribosom ada yang terdapat bebas di sitoplasma
dan ada yang menempel pada retikulum endoplasma (RE).

5. Mesosom

Pada membran plasma, terdapat lekukan ke arah dalam yang akan


membentuk organel yang disebut mesosom. Mesosom merupakan
perkembangan dari membran plasma yang membentuk vesikel dan lamella
(Prescott, 2002: 49). Mesosom berfungsi dalam reaksi oksidasi untuk
menghasilkan enenrgi. Mesosom juga berperan dalam menerima DNA
pada saat peristiwa konjugasi. Pada proses pembelahan sel, mesosom

7
berperan dalam penyebaran kromosom kepada masing- masing sel
daughter (Prescott, 2002: 46).

Gambar 3. Struktur kromosom (Prescott, 2002: 49).

6. Nukleoid

Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik terletak pada membran


inti. Sel prokariotik tidak memiliki membran inti. Oleh karena itu, materi
inti berupa DNA atau kromosom pada sel bakteri tidak dibungkus oleh
membral inti sel. Kromosom pada sel prokariotik terletak pada daerah
yang disebut dengan nucleoid (Prescott, 2002: 54). Nukleoid pada sel
prokariotik memiliki bentuk yang tidak teratur.

7. Flagela

Pada beberapa bakteri terdapat bagian yang berfungsi sebagai alat


gerak yang disebut flagela. Flagela tersusun dari filamen tunggal yang
terdiri atas protein globular. Flagela berbentuk ramping, struktur yang
kaku, dan berukuran 15-20 µm (Prescott, 2002: 53). Contoh bakteri yang
memiliki alat gerak berupa flagel adalah bakteri dari familia
Chlorobacteriaceae. Bakterri dari family tersebut bergerak secara
fototaksis kea rah cahaya dengan menggunakan flagel.

8
8. Pili dan fimbria

Pili adalah struktur seperti flagella berbentuk seperti rambut,


berukuran kecil, dan pendek. Fili biasa disebut dengan fimbria. Satu sel
bakteri bisa diselubungi oleh 1.000 fimbria (Prescott, 2002: 46). Pili
berfungsi untuk melekatkan diri pada substrat. Pili atau fimbria merupakan
pemanjangan dari membran plasma yang membentuk tonjolan-tonjolan
keluar seperti rambut halus. Pili juga bersungsi sebagai alat konjugasi pada
bakteri. Pada proses konjugasi, bakteri akan menempel pada bakteri lain
dan mentransfer DAN melalui Pili. Pili yang digunakan untuk konjugasi
disebut dengan Pili Seks.

Gambar 4. Pili dan Flagela (Prescott, 2002: 63).

b. Sel Eukariotik

Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti (Biggs, Alton, 2008:
186). Materi inti pada sel eukariotik terdapat di dalam inti sel. Hal tersebut karena
pada sel eukariotik materi inti terdapat pada nukleus yang diselubungi oleh
membran inti. Sel eukariotik memiliki sistem endormembran. Struktur sel
eukariotik lebih kompleks dibandingkan dengan sel prokariotik.

9
\

Gambar 5. Struktur Sel Eukariotik (Solomon, 2008, 83)

10
Pada sel eukariotik ditemukan organel yang lebih kompleks. Contoh sel
eukariotik adalah sel tumbuhan dan sel hewan. Berikut adalah organel-organel
yang terdapat dalam sel eukariotik:

1. Nukelus

Nukleus merupakan organel terbesar yang hanya dapat ditemukan


pada sel eukariotik. Nukleus tersusun atas membran plasma,
nukleoplasma, dan nukleolus. Nukleus merupakan organel yang membawa
informasi genetik. Pada nukleus terdapat membran inti yang terdiri dari
dua lapisan yang memisahkan nukleoplasma dan sitoplasma (Solomon,
2008, 84). Pada membran nukleus terdapat pori-pori dibeberapa tempat.
Adanya pori pada membran inti mendukung pertukaran bahan kimia yang
dibutuhkan oleh inti sel. Nukleoplasma merupakan cairan yang terdapat
dalam inti sel. Nukleoplasma tersusun atas air, protein, ion, enzim, dan
asam nukleat. Pada nukleoplasma ditemukan adanya kromatin.

Gambar 6. Struktur nukleus (Solomon, 2008, 88)

11
Pada saat proses mitosis, kromatin akan memendek membentuk
kromosom. Kromosom terdiri dari DNA dan protein. Nukleolus
merupakan organel yang terbentuk pada saat proses transkripsi. Pada saat
proses transkripsi terhenti, nukleolus akan mengecil dan menghilang
sehingga nukleolus bukan merupakan organel tetap. Nukleus berfungsi
untuk mengatur aktivitas sel dan membawa pewarisan sifat.

2. Membran plasma

Membran plasma merupakan bagian terluar dari sel yang membatasi


bagian dalam dan bagian luar sel. komponen penyusun membran plasma
yaitu lemak (fosfolipid dan kolesterol), protein, dan karbohidrat
(glikogen). Membran plasma tersusun atas dua lapisan yang disebut
fosfolipid bilayer. Lapisan fosfolipid yang bersentuhan langsung dengan
molekul air adalah bagian kepala fosfolipid (hidrofilik). Bagian yang tidak
bersentuhan dengan air merupakan ekor dari fosfolipid (hidrofobik).
Membran plasma berfungsi untuk melindungi bagian dalam sel. membran
plasma dapat mengatur agar hanya zat-zat tertentu saja yang dapat masuk
dan keluar sel, sifat demikian disebut dengan selektif permeabel. Pada
membran plasma, glikopretein berfungsi sebagai reseptor terhadap
rangsang dari luar seperti rangsang kimia, hormon, dan mekanik.

3. Sitoplasma

Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat diantara inti sel dan


membran plasma. Sitoplasma terdiri atas padatan dan cairan. Padatan pada
sitoplasma disebut dengan organel. Cairan pada sitoplasma disebut dengan
sitosol. Sitosol terdiri dari fase sol yang bersifat koloid encer dan fase gel
yang bersifat sol agak padat. Sitosol tersusun atas air, asam amino,
vitamin, nukleotida, asam lemak, dan ion. Sitoplasma berfungsi sebagai
tempat penyimpanan bahan-bahan yang berperan dalam metabolisme
seperti enzim, air, lemak, dan protein. Pada sitoplasma juga terjadi
berbagai proses metablisme seperti sintesis asam lemak dan sintesis
protein, pembentukan energi.

12
4. Retikulum Endoplasma

Gambar 7. Retikulum Endoplasma (Solomon, 2008, 90)

Retikulum endoplasma (RE) merupakan membran lipoprotein yang


menghubungkan antara membran inti, ribosom, dan badan golgi.
Retikulum endoplasma berbentuk pipih dan terdapat dalam sitoplasma.
Retikulum endoplasma (RE) terdiri dari Retikulum endoplasma (RE) kasar
dan Retikulum endoplasma (RE) halus. Retikulum endoplasma (RE) kasar
memiliki ribosom yang mlekat pada permukaan sitoplasmik. Sementara
pada retikulum endoplasma (RE) halus tidak ada perlekatan ribosom.
Retikulum endoplasma (RE) kasar memiliki ribosom yang berperan dalam
sintesis protein. Retikulum endoplasma (RE) halus berperan dalam
biosintesis steroid dan mekanisme detoksifikasi.

13
5. Ribosom

Riboisom adalah organel yang tersusun atas RNA dan protein.


Ribosom adalah organel yang berperan dalam sintesis protein (BSCS,
2006: 166). Ribosom ada yang terdapat bebas dalam sitoplasma sel dan
ada yang melekat pada retikulum endoplasma (RE). Ribosom tersusun dari
subunit kecil dan subunit besar. Subunit kecil (30S) tersusun dari molekul
165 rRNA dan 21 polipeptida, smentara ribosom subunit besar (50S)
tersusun dari rRNA 5S dan 23S serta 31 polipeptida.

6. Sentriol

Sentriol merupakan organel dengan struktur tubular yang berperan


dalam pembelahan sel (BSCS, 2006 : 169). Sentriol hanya terdapat pada
sel hewan. Sentriol berperan dalam proses pembelahan sel. Sentriol
berperan dalam mengatur pergerakan kromosom pada fase metaphase.
Dengan adanya sentriol, proses pembagian kromosom pada pembelahan
sel akan terbagi dengan sama pada masing-masing pembelahan.

7. Kompleks golgi/ Badan Golgi

Kompleks golgi merupakan organel polimorfik yang berpedan dalam


ekskresi sel. Komplek golgi berperan untuk mereaksikan protein dengan
glikooksalat, hasil reaksi ini berupa glikoprotein yang akan dibungkus
dalam kantong membran yang disebut vesikel. Vesikel ini akan
mengirimkan hasil ekskresi ke luar membran sel.

8. Lisosom

Lisosom adalah organel yang mengandung enzim hidrolitik yang


berperan dalam pencernaan makromolekul yang masuk ke dalam sel
(Champbell, 2005: 107). Lisosom dapat bergabung dengan vesikel untuk
mencerna partikel makanan yang ada didalam sel (BSCS, 2006: 169).
Lisosom tersusun dari enzim hidrolitik. Contoh enzim hidrolitik pada
lisosom yaitu ribonuklease. Ribonuklease adalah enzim yang dapat
mendegradasi RNA. Lisosom dapat mencerna bagian sel yang sudah tidak

14
dibutuhkan dan benda asing yang masuk ke dalam sel secara fagositosis
dan pinositosis.

9. Mitokondria

Mitokonria adalah organel tempat berlangsungnya respirasi sel.


Mitokondria merupakan organel bermembran ganda. Membran bagian
alam membentuk lekukan dan tonjolan yang disebut krista. Dengan adanya
krista (Champbell, 2005, 110). Krista berfungsi untuk memperluas
permukaan mitokondria untuk mengoptimalkan proses respirasi sel.
Bagian dalam mitokondria disebut dengan matriks. Oksidasi dari derivat
karbohidrat, lemak, dan asam amino terjadi di matriks mitokondria. Hasil
dari proses respirasi sel dalam mitokondria berupa adenosin trifosfat
(ATP) yang akan digunakan sebagai sumber energi bagi sel.

Gambar 8. Struktur Mitokondria (Champbell, 2009: 110)

10. Badan mikro

Badan mikro adalah organel berkecil (0,3-0,5 µm) yang ditemukan di


dalam sel. Badan mikro terdiri dari peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom berperan dalam mengubah senyawa toksik hidrogen peroksida
(H2O2) yang merupakan hasil samping dari respirasi sel di mitokondira
menjadi molekul oksigen dan air. Glioksisom berfungsi untuk mengubah
15
lemak kolesterol dan fitosterol menjadi glukosa dengan menggunakan
enzim glioksisom dan air. Glioksisoam hanya ditemukan pada tumbuh-
tubuhan yang mengandul lemak seperti biji-bijian.

11. Mikrotubul dan mikrofilamen

Mikrotubul tersusun dari dua molekul protein tubulin yang


bergabung membentuk tabung. Sementara, mikrofilamen merupakan
filamen protein yang tersusun dari dua rantai protein aktin dan miosin
yang terpilin menjadi satu. Mikrotbul berperan dalam proses pembelahan
sel. Pada saat tahan pembelahan sel profase, mikrotubul akan menempel
pada kinektokor kromatid yang akan memisahkan kromatid ke kutub
masing-masing. Mikrotubul juga dalam perpindahan atau pergerakan sel
dengan membentuk flagel atau silia. Mikrofilamen berfungsi untuk
memberi tegangan pada sel, mengubah bentuk sel, kontraksi otot, dan
pembelahan sel.

Berdasarkan deskripsi di atas dapat ditemukan beberapa perbedaan


antara sel prokariotik dan eukariotik.

Tabel 1. Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik

No. Pembeda Sel Prokariotik Sel Eukariotik


1. Contoh organisme Bakteri dan ganggang biru Fungi, protista, tumbuhan, dan
hewan
2. Ukuran Sel 1 - 10 µ 5 - 100 µ
3. Metabolisme Anaerob dan aerob Aerob
4. Organel Tidak lengkap Lengkap
5. Organel Terdapat dalam sitoplasma Terdapat dalam inti
6. RNA dan protein Disintesis pada beberapa Sintesis RNA di nukleus, sintesis
kompartemen protein di sitoplasma
7. Sitoplasma Tidak ada sitoskeleton Sitoskeleton tersusun atas filament
protein
8. Pembelahan sel Kromosom memisahkan diri oelah Kromosom memisah melalui
adanya pemisahan membrane gelondong pembelahan
plasma
9. Organisasi seluler Umumnya uniseluler Umumnya multiseluler

16
C. Sel Tumbuhan dan Sel Hewan

Sel tumbuhan dan sel hewan termasuk ke dalam sel eukariotik. Hal tersebut
karena sel tumbuhan dan sel hewan sudah memiliki membran inti sel. Selain itu, sel
tumbuhan dan sel hewan telah memiliki sistem endomembran, dimana kedua sel ini
telah memiliki organel yang lengkap. Namun, sel tumbuhan dan sel hewan memiliki
perbedaan dan ciri khas yang membedakan masing-masing.

Pada bagian luar sel, sel tumbuhan dilengkapi dengan dinding sel yang
menjadikan ciri khas pada sel tumbuhan yang memiliki turgiditas atau kekakuan. Sel
tumbuhan juga memikiki organel kloroplas yang digunakan untuk fotosintesis,
sementara pada sel hewan tidak memiliki dinding sel dan kloroplas. Berikut ini adalah
tabel pembeda antara sel tumbuhan dan sel hewan.

Tabel 2. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan

No. Pembeda Sel Tumbuhan Sel hewan

1. Dinding sel Ada Tidak ada

2. Membran plasma Ada Tidak ada

3. Organel sel

Nucleus Ada Ada, bagian terbesar

Reticulum endoplasma Ada Ada

Ribosom Ada Ada

Peroksisom Ada Ada

glioksisom Ada Tidak ada

Kompleks golgi Ada disebut diktiosom Ada

Mitokondria Ada Ada

Lisosom Tidak ada Ada

Sentriol Tidak ada Ada

plastida Ada Tidak ada

Vakuola Ada Tidak ada/ kecil

17
I. Sel Tumbuhan

Gambar 9. Struktur sel tumbuhan (Solomon, 2008, 84)

Sel tumbuhan memiliki organel yang tidak memiliki oleh sel hewan. Organel-
organel khusus yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan berkaitan erat dengan fungsi
tumbuhan sebagai organisme yang bisa melakukan foto sintesis. Berikut ini adalah
organel atau bagian-bagian yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan.

a. Dinding sel

Dinding sel adalah bagian terluar dari sel tumbuhan. Dinding sel tumbuhan
tersusun atas polisakarida (hemiselulosa dan pektin). Dinding sel tumbuhan
berperan penting dalam menjaga isi sel. Dending sel tumbuhan berperan penting
dalam menjaga kekakuan atau turgiditas sel, sehingga bentul sel tumbuhan selalu
tetap.

b. Plastida

Plastida adalah organel pada tumbuhaan yang mengandung pigmen warna.


Plastid berdasarkan warna pigmen yang dimiliki terbagi menjadi beberapa jenis.

1. Leukoplas

Leukoplas adalah plastida yang tidak mengandung pigmen warna.


Leukoplas ditemukan pada bagian tumbuhan yang tidak terkena cahaya

18
seperti sel embrional, empulur batang, bagian tumbuhan yang berada
didalam tanah.

2. Kromoplas

Kromoplas adalah plastida yang mengandung pigmen warna merah,


jungga/ kuning. Kromoplas dapat ditemukan pada tomat dan apel.

3. Amiloplas

Amiloplas adalah plastida yang mengandung amilum. Amiloplas


berperan penting dalam menyimpan cadangan makanan hasil fotosintesis.

4. Kloroplas

Kroloplas adalah plastida yang mengandung pigmen hijau atau


klorofil. Klorofil berperan dalam menangkap energi cahaya matahari.
Energi tersebut digunakan dalam hidrolisi air yang kemudian direaksikan
dengan karbondioksida untuk menghasilkan oksigen dan cadangan
makanan (glukosa).

Gambar 10. Struktur kroloplas (Solomon, 2008, 96)

Kroloplas berperan sebagai tempat berlangsunya fotosintesis.


Kloroplas merupakan salah satu organel yang memilki membrane ganda.
Membran luar kloroplas berfungsi mengatur keluar masuknya zat.
Membran dalam berfungsi sebagai tempat cairan kloroplas yang disebut
19
dengan stroma. Membran dalam melipat ke arah dalam membentuk
lembaran-lembaran yang disebut dengan grana.

c. Vakuola

Vakuola adalah organel pada tumbuhan yang memiliki ukuran yang besar
jika dibandingkan dengan organel lainnya. Vakuola banyak ditemukan pada sel
parenkim dan kolenkim. Vakuola memiliki berbagai fungsi seperti tempat
menyimpan cadangan makanan hasil fotosintesis, menyimpen pigmen,
menyimpan minyak astiri sebagai hasil metabolit sekunder, menyuimpan sisa
metabolisme (asam oksalat, alkaloid, dan getah karet)

II. Sel Hewan

Sel hewan berukuran lebih kecil dari pada sel tumbuhan. Sel hewan tidak
memiliki dinding sel, sehingga bentuk sel hewan tidak tetap atau selalu berubah. Sel
hewan tidak memiliki vakuola. Namun demikian, pada beberapa hewan uniseluler
memiliki vakuola dengan ukuran yang lebih kecil dari sel tumbuhan. Organel yang
menjadi ciri khas sel hewan yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan adalah sentriol.
Sentriol berperan penting dalam proses pembelahan sel. Sentriol tersusun dari
mikrotubulus yang membentuk suatu struktur seperti jala. Pada saat tahap profase,
sentriol akan mengeluarkan benang-benang spindle yang akan berlekatan dengan
bagian kinektokor pada sentromer. Sentriol kemudian akan memisahan kromosom ke
dua sisi bagian sel untuk membaginya menjadi dua sel pada akhir pembelahan sel.

Gambar 11. Struktur Sel Hewan (Solomon, 2008, 85)


20
DAFTAR PUSTAKA

Biggs, Alton, whtitney Crispen Hagins, Wiliam G. Holliday. (2008). Science Biology.
United State of America: The McGraw-Hill Companies. Inc

BSCS Blue Version Revision Team. (2006). BSCS Biology: A Molecular Approach,
9th Edition. Colombus: McGraw-Hill

Champbell, Neil. (2009). Champbell Biology 9th ed. San Francisco: Benjamin
Cummings Publising

Champbell, Neil. (2005). Champbell Biology 7th ed. San Francisco: Benjamin
Cummings Publising

Murray, Robert K., Darly K. Granner, Peter A. Mayes, Victor W. Rodwell. (2003).
Harper’s Illustrated Biochemistry 26th ed. United State of America: McGraw-
Hill Companies

Prescott, M. Lansing. (2002). Microbiology 5th Ed. United State of America:


McGraw-Hill Companies

Solomon, Eldra P., Linda R. Berg, Diana W. Martin. (2008). Biology. United State of
America: Thomson Higher Education

21

Anda mungkin juga menyukai