A. AIR
Air memiliki sifat fisik baik yang bisa diamati secara langsung maupun
tidak. Air tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air memiliki tiga frasa
yang berbeda, cair, gas, dan padat. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh suhu. Air
merupakan pelarut yang baik karena kepolarannya dan kosntanta elektrik yang
tinggi. Air mempunyai tegangan permukaan yang tinggi. Sifat ini mengakibatkan
air dapat membasahi permukaan dengan sangat baik. Tegangan permukaan pada
air berguna dalam sistem kapiler. Salah satu sifat tengangan air yaitu pada sistem
penyerapan air tumbuhan. Tegangan dan sifat pelarut air yang baik menyebabkan
air dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke dalam jaringan tunbuhan seperti
akar, batang, dan daun.
Molekul air tersusun dari ikatan kovalen antara 2 atom hidrogen dan 1 atom
oksigen (Biggs, Alton, 2008: 161). Oksigen lebih bersifat elektromagnetif jika
dibandingkan dengan hidrogen. Hal ini menyebabkan elektron dari ikatan kovalen
lebih lama berada di dekat oksigen dari pada dengan hidrogen, inilah yang
1
disebut dengan ikatan polar kovalen (Champbell, 2009: 46). Dalam molekul air,
atom oksigen yang sangat elektronegatif menarik elektron pengikat dari masing-
masing dua atom hidrogen kemudian mempolarisasi ikatan tersebut. Hal tersebut
menyebabkan adanya daerah posotif parsial yang berada diantara dua inti
hidrogen. Air adalah suatu molekul dipolar, mulekul air memiliki muatan listrik
yang tersebar secara simetris pada strukturnya. (Harper, 2003: 5). Hal tersebut
menyebablan adanya daerah positif dan negatif parsial disekeliling atom hidrogen
yang menjadikan air suatu molekul dipolar. Sifat polar air menyebabkan tarikan
elektrostatik antar molekul-molekulnya. Ikatan molekul inilah yang disebut
dengan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen dapat terjadi antara oksigen dari suatu
molekul air dengan satu atom hidrogen dari molekul lainnya (Harper, 2003: 5)
Air disebut dengan pelarut universal. Air dapat melarutkan lebih banyak zat
jika dibandingkan dengan pelarut lainnya. Air dapat melarutkan senyawa ionik
dan non ionik polar atau senyawa yang mempunyai grup polar. Jika air bertemu
dengan senyawa inoik seperti NaCL, Molekul-molekul air mengelilingi masing-
masing ion Na+ dan CL- sehingga terjadi solvasi atau hidratasi. Jika air bertemu
dengan senyawa molekuler polar seperti alkohol, gula, dan keton, maka akan
terbentuk ikatan hidrogen dengan bagian polar senyawa tersebut.
Air memiliki karakter yang unik yang berbeda dengan molekul lain. Sifat
molekul air yang berbeda menyebabkan air memiliki berbagai manfaat yang
menunjang berbagai proses kehidupan. Beberapa sifat air dan manfaatnya dalam
kehidupan diantarannya:
3
tetap dalam keadaan cair sehingga akan menjaga proses kehidupan
didalamnya.
Setiap makhluk hidup dapat menjalankan fungsinya karena adanya unit dasar
penyusun makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang disebut dengan sel. Sel
berasal dari kata “cella” yang berarti ruangan berukuran kecil. Sel dapat berfungsi
sebagai satuan fungsional untuk menjalankan fungsi kehidupannnya sendiri atau kita
sebut dengan organisme uniseluler. Sel juga dapat berfungsi sebagai unit struktural
yang menyusun tubuh organisme multiseluler agar dapat menjalankan fungsinya. Sel
dapat menjalankan berbagai proses kehidupan. Sel membawa informasi genetik dari
suatu organisme. Sel juga dapat melakukan proses respirasi, perombakan, dan
penyusunan suatu molekul tertentu.
Makhluk hidup ada yang tersusun dari satu sel dan banyak sel. Makhluk hidup
yang tersusun dari satu sel disebut dengan organisme uniseluler. Makhluk hidup
uniseluler atau bersel tunggal menjalankan semua aktivitas hidupnya hanya pada satu
sel tersebut, misalnya protozoa, bakteri, dan archaebakteria. Organisme multiseluler
tersusun dari banyak sel yang saling berkoordinasi menjalankan fungsi tertentu.
Organisme multiseluler contohnya tumbuhan dan hewan.
4
Sel berdasarkan ada tidaknya membran inti dikelompokan ke dalam sel
prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki
membran inti. Sementara, sel eukariotik memiliki membran ini. Perbedaan utama
sel prokartiotik dan eukariotik adalah lokasi DNA-nya. Pada sel eukariotik DNA
terdapat dalam suatu organel yang disebut dengan nukleus. Pada sel prokariotik,
DNA tersebar pada suatu area yang tidak dibatasi oleh membrane yang disebut
nikleoid (Champbell, 2009: 98). Pada sel prokariotik tidak ditemukan adanya
sistem endomembran seperti Retikulum Endoplasma (RE). Sel eukariotik memiliki
sistem endomembran atau organel yang lebih kompleks.
a. Sel Prokariotik
Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki membran inti (Biggs, Alton,
2008: 186). Karena sel prokariotik tidak memiliki membrane inti, maka
5
kromosom pada bakteri terletak pada membrane plasma atau sitoplasma pada
area yang disebut dengan nucleoid (BSCS, 2006: 161). Sel prokariotik tidak
memiliki sistem endomembran sehingga organel yang ditemukan pada sel
prokariotik belum lengkap. Sel prokariotik ditemukan pada organisme
uniseluler seperti bakteri dan sianobakteri (alga hijau-biru). Secara umum sel
prokariotik memiliki ciri-ciri tidak memiliki membran inti. Bentuk kromosom
sel prokariotik melingkar. Pada sel prokariotik tidak ditemukan adanya protein
histon, plastida, mitokondria, dan badan golgi. Namun sel prokariotik memiliki
organel yang berfungsi sama seperti mitokondria dan kloroplas yaitu mesosom
dan kromatofora. Bakteri merupakan representatif untuk mempelajari sel
prokariotik. Struktur sel prokariotik yaitu:
1. Dinding sel
Bagian paling luar pada sel bakteri (sel prokariotik) adalah dinding
sel. Dinding sel yang ditemukan pada bakteri berbeda dengan dinding sel
pada tumbuhan. Diding sel bakteri tersusun dari peptidoglikan, lipid,
karbohidrat, dan protein, tetapi tidak memiliki selulosa (BSCS, 2006: 161)
Sementara dinding sel pada tumbuhan tersesun dari polimer glukosa yaitu
selulosa, hemiselulosa, pektin, dan lignin. Dinding sel bakteri berfungsi
sebagai pemberi bentuk dan memberi perlindungan pada bakteri. Pada
beberapa jenis bakteri ditemukan adanya struktur tambahan yang disebut
kapsul. Kapsul pada bakteri berfungsi untuk menjaga resistesi bakteri
patogen terhadap fagositosis. Beberapa bakteri yang memiliki kapsul
seperti Streptococcus pneumoniaen dan Neisseria meningitidis.
2. Membran plasma
3. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan koloid yang terdiri dari molekul air, lemak
mineral, dan berbagai enzim. Sitoplasma terletak diantara membran
plasma dan nucleoid. Membran plasma dan semua bagian didalamnya
disebut dengan protoplas. Bagian terbesar dari protoplas adalah sitoplasma
(Prescott, 2002: 46). Pada sitoplama bakteri tidak ditemukan organel-
organel yang terdapat dalam sistem membran seperti retikulum
endoplasma, mitokondia, lisosom, dan badan golgi. Bakteri tidak memiliki
sistem endomembran sehingga materi genetik bakteri terdapat dalam
sitoplasma.
4. Ribosom
5. Mesosom
7
berperan dalam penyebaran kromosom kepada masing- masing sel
daughter (Prescott, 2002: 46).
6. Nukleoid
7. Flagela
8
8. Pili dan fimbria
b. Sel Eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti (Biggs, Alton, 2008:
186). Materi inti pada sel eukariotik terdapat di dalam inti sel. Hal tersebut karena
pada sel eukariotik materi inti terdapat pada nukleus yang diselubungi oleh
membran inti. Sel eukariotik memiliki sistem endormembran. Struktur sel
eukariotik lebih kompleks dibandingkan dengan sel prokariotik.
9
\
10
Pada sel eukariotik ditemukan organel yang lebih kompleks. Contoh sel
eukariotik adalah sel tumbuhan dan sel hewan. Berikut adalah organel-organel
yang terdapat dalam sel eukariotik:
1. Nukelus
11
Pada saat proses mitosis, kromatin akan memendek membentuk
kromosom. Kromosom terdiri dari DNA dan protein. Nukleolus
merupakan organel yang terbentuk pada saat proses transkripsi. Pada saat
proses transkripsi terhenti, nukleolus akan mengecil dan menghilang
sehingga nukleolus bukan merupakan organel tetap. Nukleus berfungsi
untuk mengatur aktivitas sel dan membawa pewarisan sifat.
2. Membran plasma
3. Sitoplasma
12
4. Retikulum Endoplasma
13
5. Ribosom
6. Sentriol
8. Lisosom
14
dibutuhkan dan benda asing yang masuk ke dalam sel secara fagositosis
dan pinositosis.
9. Mitokondria
16
C. Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Sel tumbuhan dan sel hewan termasuk ke dalam sel eukariotik. Hal tersebut
karena sel tumbuhan dan sel hewan sudah memiliki membran inti sel. Selain itu, sel
tumbuhan dan sel hewan telah memiliki sistem endomembran, dimana kedua sel ini
telah memiliki organel yang lengkap. Namun, sel tumbuhan dan sel hewan memiliki
perbedaan dan ciri khas yang membedakan masing-masing.
Pada bagian luar sel, sel tumbuhan dilengkapi dengan dinding sel yang
menjadikan ciri khas pada sel tumbuhan yang memiliki turgiditas atau kekakuan. Sel
tumbuhan juga memikiki organel kloroplas yang digunakan untuk fotosintesis,
sementara pada sel hewan tidak memiliki dinding sel dan kloroplas. Berikut ini adalah
tabel pembeda antara sel tumbuhan dan sel hewan.
3. Organel sel
17
I. Sel Tumbuhan
Sel tumbuhan memiliki organel yang tidak memiliki oleh sel hewan. Organel-
organel khusus yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan berkaitan erat dengan fungsi
tumbuhan sebagai organisme yang bisa melakukan foto sintesis. Berikut ini adalah
organel atau bagian-bagian yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan.
a. Dinding sel
Dinding sel adalah bagian terluar dari sel tumbuhan. Dinding sel tumbuhan
tersusun atas polisakarida (hemiselulosa dan pektin). Dinding sel tumbuhan
berperan penting dalam menjaga isi sel. Dending sel tumbuhan berperan penting
dalam menjaga kekakuan atau turgiditas sel, sehingga bentul sel tumbuhan selalu
tetap.
b. Plastida
1. Leukoplas
18
seperti sel embrional, empulur batang, bagian tumbuhan yang berada
didalam tanah.
2. Kromoplas
3. Amiloplas
4. Kloroplas
c. Vakuola
Vakuola adalah organel pada tumbuhan yang memiliki ukuran yang besar
jika dibandingkan dengan organel lainnya. Vakuola banyak ditemukan pada sel
parenkim dan kolenkim. Vakuola memiliki berbagai fungsi seperti tempat
menyimpan cadangan makanan hasil fotosintesis, menyimpen pigmen,
menyimpan minyak astiri sebagai hasil metabolit sekunder, menyuimpan sisa
metabolisme (asam oksalat, alkaloid, dan getah karet)
Sel hewan berukuran lebih kecil dari pada sel tumbuhan. Sel hewan tidak
memiliki dinding sel, sehingga bentuk sel hewan tidak tetap atau selalu berubah. Sel
hewan tidak memiliki vakuola. Namun demikian, pada beberapa hewan uniseluler
memiliki vakuola dengan ukuran yang lebih kecil dari sel tumbuhan. Organel yang
menjadi ciri khas sel hewan yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan adalah sentriol.
Sentriol berperan penting dalam proses pembelahan sel. Sentriol tersusun dari
mikrotubulus yang membentuk suatu struktur seperti jala. Pada saat tahap profase,
sentriol akan mengeluarkan benang-benang spindle yang akan berlekatan dengan
bagian kinektokor pada sentromer. Sentriol kemudian akan memisahan kromosom ke
dua sisi bagian sel untuk membaginya menjadi dua sel pada akhir pembelahan sel.
Biggs, Alton, whtitney Crispen Hagins, Wiliam G. Holliday. (2008). Science Biology.
United State of America: The McGraw-Hill Companies. Inc
BSCS Blue Version Revision Team. (2006). BSCS Biology: A Molecular Approach,
9th Edition. Colombus: McGraw-Hill
Champbell, Neil. (2009). Champbell Biology 9th ed. San Francisco: Benjamin
Cummings Publising
Champbell, Neil. (2005). Champbell Biology 7th ed. San Francisco: Benjamin
Cummings Publising
Murray, Robert K., Darly K. Granner, Peter A. Mayes, Victor W. Rodwell. (2003).
Harper’s Illustrated Biochemistry 26th ed. United State of America: McGraw-
Hill Companies
Solomon, Eldra P., Linda R. Berg, Diana W. Martin. (2008). Biology. United State of
America: Thomson Higher Education
21