Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelumnya telah diketahui bahwa membran sel adalah tempat  keluar
masuknya zat pada sel atau yang disebut transpor. Transportasi zat pada
membran sel   dibagi menjadi dua yaitu transport pasif dan transport aktif.
Transport pasif merupakan perpindahan pada membran yang tidak
membutuhkan energi. Transport pasif terdiri atas difusi, osmosis, dan difusi
terbantu.  Sedangkan  transport aktif merupakan perpindahan zat yang
membutuhkan energi  karena melawan gradient kosentrasi. Transpor aktif terdiri
atas proses pompa ATP, endositosis dan eksositosis. Pada kegiatan pembelajaran
kali ini kami mempelajari tentang transport pasif (Pratiwi, 2006).
Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologis dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel
dan progresif dimana kemampuan tubuh gagal untuk mmempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan
urenia. Angka kejadian penyakit ginjal kronik ini meningkat setiap tahunnya baik
di Indonesia maupun diseluruh unia. Salah satu langkah pengobatan untuk PGK
yaitu menjalani penggantian ginjal atau hemodialisis. Hemodialisis tidak dapat
menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal karena tidak mampu
mengimbangi hilangnya aktifitas metabolik penyakit ginjal atau endoktrin yang
dilaksanakan oleh ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapi terhadap
kualitas hidup pasien. Oleh karena itu pada pasien yang menderita penyakit ginjal
kronik harus menjalani dialisis sepanjang hidupnya (Smeltzer, 2008).
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari
daerah dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis
sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air,
yangmenggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi.
Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada
volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas suatu zat perunit
jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial
kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat
terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah
yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih
kecil (Ismail, 2006).
Berdasarkan uraian diatas, maka yang melatarbelakangi praktikum
percobaan Osmosis adalah untuk mengetahui bagaimana proses osmosis itu
terjadi, faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis dan prinsip dasar aliran air
pada peristiwa osmosis.
B. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakan praktikum dalam percobaan Osmosis adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengamati gejala osmotik.
2. Untuk menemukan faktor yang mempengaruhi osmosis.
3. Untuk menunjukkan prinsip dasar arah aliran air pada peristiwa osmosis.
C. Manfaat
1. Manfaat Umum
Adapun manfaat umum dari percobaan Osmosis ini adalah untuk
mengetahui gejala osmosis, faktor yang mempengaruhi osmosis, mengetahui
prinsip dasar arah aliran air pada peristiwa osmosis serta dapat mengetahui
apa saja hal-hal dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut mengenai
osmosis dan juga mendapat menambah waawasan pengetahuan.
2. Manfaat Bagi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Adapun manfaat pratikum Osmosis dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat
adalah sebagai bahan informasi ilmiah tentang pengaplikasian peristiwa
osmosis pada kesehatan masyarakat seperti kesalahan dalam pemberiaan
konsentrasi larutan infus karena jika salah maka akan berakibat berbahaya
pada pasien dan sebagai media penyedia air bersih (air hasil osmosis) di
masyarakat, dengan air bersih masyarakat dapat hidup sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Membran
1. Pengertian Membran
Membran adalah bagian luar yang membatasi sel, yang terdiri atas
selaput tipis yang bersifat elastis dan berpori-pori. Membran terbagi atas dua
yaitu membran dasar dan membran luar. Membran dasar adalah salah satu
membran dalam alat korti tempat terdapatnya ujung saraf pendengaran.
Sedangkan, membran luar adalah lapisan lipopolisakarida, protein dan
lipoprotein di bagian luar peptidoglikan pada dinding sel bakteri garam
negatif (Soetomo, 2013).
2. Struktur Membran
Setiap sel yang hidup selalu memasukkan materi yang diperlukan dan
membuang sisa metabolismenya untuk mempertahankan konsentrsi ion-ion
tertentu. Keluar masuknya materi dari luar dan ke dalam sel sangat
dipengaruhi oleh permeabilitas membran. Pengangkatan molekul-molekul
kecil melalui membran dilakukan secara positif (transpor positif) maupun
secara aktif (transpor aktif). Kedua macam transpor itu dilakukan secara
terpadu untuk mempertahankan kondisi intra seluler agar tetap konstan
(Sarkini, 2006).
3. Sifat Membran
Membran bersifat semipermeabel atau selektif permeabel. Artinya,
membran hanya dapat dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut di
dalamnya. Membran berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari
dalam keluar sel. Transpor melalui membran dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu tanspor aktif dan transpor pasif (Pratiwi, 2006).
B. Air
1. Pengertian Air
Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur
hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini
membentuk senyawa H2O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup didunia ini. Fungsi air bagi kehidupan
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan
sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air didalam tubuh manusia itu sendri (Mutma, 2011).
Air adalah molekul yang sederhana dan ringan. Molekul air hanya terdiri atas
satu atom oksigen dan dua atom hidrogen. Berat molekul air hanya 18
gram/mol. Walaupun hanya sederhana dan ringan, molekul air memiliki
karakteristik yang unik. Rangkaian kedua atom hidrogen pada atom oksigen
yang berada di tengah tidak membentuk suatu garis lurus. Ikatan ini
memebentuk sudut 105 ketika dalam bentuk padatan. Dalam bentuk cair,
sudut yang terbentuk tidak tepat 105 tetapi rata-rata sudutnya tetap 105
(Subowo, 2011).
2. Struktur Air
Air adalah molekul sederhana yang terdiri dari satu atom oksigen terikat
pada dua atom hidrogen yang berbeda. Karena elektronegatifitas lebih tinggi
dari atom oksigen, ikatan tersebut adalah ikatan kovalen polar (ikatan polar).
Atom oksigen menarik elektron bersama dari ikatan kovalen sampai batas
jauh lebih besar dibandingkan atom hidrogen. Akibatnya, atom oksigen
memperoleh ikatan negatif parsial, sedangkan atom hidrogen masing-masing
memperoleh muatan positif parsial. Molekul mengadopsi struktur bengkok
karena dua pasangan elektron mandiri pada atom oksigen. Sudut ikatan H-O-
H adalah sekitar 1050, sedikit lebih kecil daripada ideal hibridisasi orbital
atom (Krisno, 2006).
3. Sifat Air
Menurut Burhan (2009), sifat-sifat air yaitu:
a. Dapat Merubah Wujud
Air ketika dalam keadaan suhu normal maka berbentuk cairan.
Namun ketika kita masukkan dalam lemari pendingin perlahan akan
menjadi keras atau padat. Maka ini yang dapat dimaksudkan dari wujud
cair menjadi padat atau padat ke cair.
b. Dari Tempat Tinggi Mengalir Ke Tempat yang Rendah
Contoh yang paing sederhana dari sifat ini adalah sungai atau air
terjun. Gerak air yang ada di gunung mengalir melalui sungai menuju
pantai yang dratannya lebih rendah.
c. Meresap Melalui Celah
Molekul air yang kecil dapat meresap di tempat yang berlubang kecil
dengan lubang yang lebih besar daripada molekul air.
d. Kapilaritas
Air dapat bergerak menuju ke atas melawan gravitasi melaui gaya
kapilaritas zat cair terhadap pori-pori yang dilaluinya.
e. Permukaan Tenang dan Datar
Air saat kita masukkan ke dalam suatu tempat akan selalu datar dan
tenang. Apapun tempatnya dan kemiringannya akan terus tetap demikian.
f. Melarutkan Beberapa Zat
Sifat air ini sering dibuktika sehari-hari yaitu saat membuat teh,
memasak menggunakan garam dan air.
g. Memiliki Berat
Air juga memiliki berat, bukti nyata adalah sebuah ember kosong
saat kita angkat tidak terlalu berat, namun ketika diisi dengan air ember
tadi akan lebih berat saat diangkat.
h. Menempati Ruang
Salah satu keunikan lagi dari air adalah menempati ruang. Saat air
berada pada satu tempat (wadah) maka air akan menyerupai tempatnya.
C. Larutan
1. Pengertian Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solvent. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi (Utami, 2009).
Larutan garam, gula, dan larutan lainnya, jika dimasukan ke dalam
osmometer menunjukan adanya tekanan osmotik. Tekanan osmotik yang
terkandung pada satu larutan dinamakan potensial osmotik (Pratiwi, 2006).
2. Jenis-jenis Larutan
Menurut Pratiwi (2006), jenis-jenis larutan yaitu:
a. Larutan hipotonis adalah sebuah konsentrasi larutan dalam sel lebih rendah
dari pada luar sel atau larutan dengan konsentrasi rendah.
b. Larutan hipertonis adalah sebuah konsentrasi larutan dalam sel lebih tinggi
dari pada luar sel atau larutan dengan konsentrasi tinggi.
c. Larutan isotonis adalah sebuah konsentrasi larutan sama baik di dalam
maupun di luar sel atau kondisi larutan yang seimbang.
D. Osmosis
1. Pengertian Osmosis
Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air
melintasi membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang
berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan
yang hipertonik atau perpindahan air dari molekul larutan yang potensial
airnya tinggi ke potensial yang rendah melalui membran selektif permeabel
(semipermeabel). Membran selektif permeabel adalah selaput pemisah yang
hanya dapat dilalui oleh air dan molekul-molekul tertentu yang larut di
dalamnya. Molekul-molekul yang dapat melewati membran semipermeabel
adalah molekul-molekul asam amino, asam lemak dan air, sedangkan molekul
zat yang berukuran besar misalnya polisakarida dan protein tidak dapat
melewati membran semipermeabel tersebut tetapi memerlukan protein
pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane (Pratiwi, 2006).
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat
pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan
yang konsentrasi zat pelarutnya rendah melalui selaput atau semipermeabel.
Jika didalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermeabel,
ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan
glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan
oleh selaput semipermeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah
akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrasinya
tinggi melalui selaput permeabel (Campbell, 2005).
2. Proses Osmosis
Osmosis adalah perpindahan dan pergerakan molekul zat terlarut dari
larutan yang konsentrasinya tinggi menuju larutan yang konsentrasinya
rendah. Melalui selaput atau membran selektif permeabel. Maka proses
osmosis adalah Jika dalam suatu bejana dipisahkan oleh selaput semi
permeabel ditempatkan dua larutan glukosa sebagai zat terlarut dengan
konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput semipermeabel, maka
air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah
menuju larutan yang berkonsentrasi airnya tinggi melalui selaput permeabel
(Pratiwi, 2006).
Molekul air secara kontinyu menyerap dan melepas sel ke membran
plasma. Setiap penyerapan yang dilakukan tidaklah semua pada ukuran atau
kecepatan karena setiap materi yang diserap, tidak sama ketika konsentrasi
larutan masuk dan keluar pada sel yang berbeda, air bergerak dari darah yang
berkonsentrasi tinggi untuk menghasilkan konsentrasi pada percobaan
(Pratiwi, 2006).
Proses Reverse Osmosis menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan
yang tinggi (sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki
konsentrasi kontaminan sangat rendah. Dengan menggunakan air bertekanan
tinggi di sisi air baku, sehingga dapat menciptakan proses yang berlawanan
(reverse) dari proses alamiah osmosis. Dengan tetap menggunakan membran
semipermeabel maka hanya akan mengijinkan molekul air yang melaluinya
dan membuang bermacam-macam kontaminan yang terlarut. Proses spesifik
yang terjadi dinamakan ion eksklusi, dimana sejumlah ion pada permukaan
membran sebagai sebuah pembatas mengijinkan molekul-molekul air untuk
melaluinya seiring melepas substansi-substansi lain (Uju, 2011).
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Osmosis
Menurut suryadi (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis yaitu:
1. Ukuran molekul yang meresap
Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan
meresap dengan lebih mudah.
2.   Keterlarutan lipid
Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih
cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
3.   Luas permukaan membran
Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran
yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
4.   Ketebalan membran
Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang
harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar
resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
5.   Suhu
Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan
menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang
rendah.

E. Difusi
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat
dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah, sedangkan osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel
selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat (Kustiyah, 2007).
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak. Molekul dan ion
yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan acak ini
mendorong terjadinya difusi. Difusi dapat dibedakan menjadi dua yaitu difusi
sederhana dan difusi terbantu (facilitated diffusion). Difusi sederhana ialah
molekul zat dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan yang sama
dalam suatu ruangan. Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan perantara
protein pembawa (carrier protein). Arah perpindahan molekul seperti halnya
pada difusi biasa yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, hanya saja
protein pembawa membantu proses perpindahan molekul ini. Difusi terbantu
merupakan transpor melalui media pembawa. Pada proses ini, molekul diikat
oleh reseptor pada sesi luar sel dan dilewatkan melalui membran plasma oleh
protein transmembran yang telah mengalami perubahan susunan. Setelah itu,
pembawa kembali pada susunan semula. Protein pembawa juga dapat membuat
celah yang dapat dilalui ion-ion seperti Cl- dan Na- (Purnomo, 2009).

BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum Osmosis yaitu:
Hari / Tanggal : Sabtu, 10 Desember 2016
Waktu : 09.00 WITA- Selesai
Tempat : Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (FKIK) Universitas Tadulako.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum
Osmosis adalah sebagai berikut:
1. Alat
a. Spidol hitam
b. Gelas aqua
c. Penggaris/mistar
d. Gunting
2. Bahan
a. Aquades
b. Telur ayam
c. Selotip
d. Lidi
e. Lilin
f. Tissue
g. Sedotan
h. Korek api
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada pelaksanaan praktikum Osmosis adalah
sebagai berikut:
1. Mengambil sebutir telur, kemudian memukul pelan-pelan bagian ujung telur
yang tumpul sehingga cangkangnya retak-retak dan menjaga selaput di
dalamnya agar tidak pecah.
2. Membersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah
retak-retak dengan cara mengambil retak-retakan cangkang dengan hati-hati
sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa cangkang kurang lebih 3
sentimeter persegi.
3. Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) membuat lubang untuk
memasukkan sedotan.
4. Memasukkan sedotan ke dalam telur dengan hati-hati.
5. Menyalakan lilin dan mengarahkan tetesan lilin ke bagian telur di tempat
masuknya sedotan sehingga sedotan dan telur menjadi rapat (tidak bocor).
6. Mengisi gelas aqua dengan aquades kurang lebih 90 ml.
7. Mengambil potongan lidi (6-8 batang) dan meletakkannya secara miring
dari dasar gelas aqua ke mulut gelas aqua yang berguna untuk menyangga
telur agar tidak tenggelam ke dasar bekerglass.
8. Sebelum memasukkan sedotan, mengukur skala pada sedotan dengan
menggunakan titik 0 dari pangkal sedotan yang berhimpit dengan ujung
telur.
9. Memasukkan telur pada bekerglass yang sudah di isi aquades dengan pelan-
pelan dan mulai mencatat waktunya.
10. Mengamati pergerakkan aquades pada sedotan dengan selang waktu 5 menit
kurang lebih 30 menit atau secukupnya sehingga mendapatkan data yang
reprensentatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
NO Waktu Gambar Keterangan

Mengalami
1. 5 menit kenaikan sebesar
0,5 cm.

Mengalami
kenaikan sebesar
2. 10 menit 0,7 cm, sehingga
tinggi air menjadi
0,7 cm.

Mengalami
kenaikan sebesar
3. 15 menit 0,6 cm, sehingga
tinggi air menjadi
1,3 cm.
Mengalami
kenaikan sebesar
4. 20 menit 1,5 cm, sehingga
tinggi air menjadi
2,8 cm.
Mengalami
kenaikan sebesar
5. 25 menit 1,3 cm, sehingga
tinggi air menjadi
4,1 cm.
Mengalami
kenaikan sebesar
6. 30 menit 1,4 cm, sehingga
tinggi air menjadi
5,5 cm.
B. Pembahasan
Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air
melintasi membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang
berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang
hipertonik atau perpindahan air dari molekul larutan yang potensial airnya tinggi
ke potensial yang rendah melalui membran selektif permeabel (semipermeabel).
Adapun alat dan bahan yang digunakan saat melakukan praktikum osmosis
yaitu sedotan sebagai penyalur zat yang ada didalam telur untuk keluar,
penggaris digunakan untuk mengukur kenaikan cairan, lilin digunakan untuk
menutup bagian pinggir telur agar cairan dalam telur tidak keluar, spidol
berwarna hitam digunakan untuk menandai bagian telur yang akan dipecahkan,
isolasi digunakan untuk merekatkan lidi pada bagian pinggir bekerglass,
bekerglass digunakan wadah sampel, lidi digunakan sebagai penyangga telur,
telur sebagai bahan utama dalam praktikum osmosis dan air digunakan sebagai
media praktikum difusi osmosis.
Pada prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur ayam harus dilubangi
pada kedua kutub telur. Kutub telur pertama dilubangi hingga menembus
cangkang dan selaput telur sebaliknya pada kutub telur berlawanan di lubangi
hingga cangkangnya saja, sehingga dapat mengamati bagaimana molekul air
yang memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke cairan telur yang memiliki
konsentrasi tinggi, serta dapat mengamati bagaimana molekul air menembus
membran sel telur (selaput) yang selektif permeabel. Dalam hal ini air sebagai
pelarut yang memiliki konsentrasi rendah (hipotonis) dan cairan di dalam telur
merupakan pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonis).
Kesetimbangan dinamis akan terjadi jika konsentrasi antara larutan air dan
cairan telur sama dan terbentuk larutan yang isotonis. Perpindahan larutan juga
terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi.
Hasil dari pengatan yang telah dilakukan pada sedotan yang diletakkan
diatas telur mengalami kenaikan albumin telur sebesar 0,5 cm pada menit ke 5.
Albumin pada telur dapat berpindah ke pipet karena adanya proses difusi
osmosis. Proses tersebut di akibatkan oleh molekul-molekul zat pelarut (air) dari
tempat dengan konsentrasi rendah menuju ke tempat dengan konsentrasi yang
tinggi dan melewati membran semipermeabel, sehingga albumin telur dapat
berpindah ke pipet.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaaan Difusi Osmosis yaitu:
1. Osmosis adalah proses perpindahan larutan yang memiliki konsentrasirendah
melalui membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki konsentrasi
lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan konsentrasi. Pada proses osmosis,
molekul-molekul pelarut bermigrasi dari larutan encer kelarutan yang lebih
pekat hingga dicapai keadaan kesetimbangan konsentrasi diantara kedua
medium tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis diantaranya ukuran zat
terlarut dan tebal membran karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat
terlarut menembus membran tersebut dan karena adanya ukuran molekul
yang meresap, keterlarutan lipid, luas permukaan membran, ketebalan
membran, dan suhu.
3. Prinsip osmosis adalah transfer molekul dari lokasi hipotonik menuju
hipertonik dan melewati membran.
B. Saran
1. Saran Untuk Praktikum Selanjutnya
Ada pula saran untuk praktikan selanjutnya adalah sebaiknya bahan
yang digunakan untuk praktikan telah disiapkan. Agar mahasiswa lebih
mudah dalam mengikuti praktikum.
2. Saran Untuk Asisten
Adapun saran dari praktikum untuk asisten yaitu sebaiknya asisten
selalu mendampingi praktikan dalam menangani percobaan agar mahasiwa
yang akan melakukan praktikan dapat berjalan dengan lancar dan tidak
melakukan kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk 2005, Biologi Edisi Kelima. Terj. dari: Biology. 5th ed. oleh Manalu,
W. Erlangga, Jakarta.
Dhita, dkk 2014, ‘Kajian Varietas Apel dan Lama Osmosis’, Pembuatan Sari Apel
(Malus Sylvestris Mill) Dengan Ekstraksi Metode Osmosis, Vol. 2, No. 1,
ISSN. 3146-5261, Hal. 20-23
Hidayat 2012, ‘Difusi Osmosis Pada Kentang’, Penelitian Kentang Terhadap Difusi
Osmosis, Vol, 2. No, 1, ISSN. 3268-4157, Hal. 21-24. 
Pratiwi 2006, Biologi Untuk SMA Kelas X, Erlangga. Jakarta.
Sarkini 2006, Biologi SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.
Soetomo 2013, Kamus Praktis BiologI, Gama Press, Jakarta.
Suryadi 2011, Biologi SMA, Erlangga, Surabaya.
Uju, dkk 2011, ‘Proses Bahan Flavor pada Limbah Cair’, Proses Reconvery Bahan
Flavor Pada Limbah Cair Pengolahan Rajungan  Dengan  Teknologi 
Difusi  Osmosis, Vol. 1, No, 1, ISSN. 2416-4725, Hal. 40-45.
Utami, dkk 2009, Biokimia Untuk SMA Program Ilmu Alam, Aneka Ilmu, Semarang.
Kustiyah 2007, ‘Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model
Palangkaraya’ Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, Vol. 1, No. 1, ISSN.
5142-7285, Hal. 24-37
Ismail 2006, ‘Studi Transfer Massa pada Proses Dehidrasi Osmosis (Solanum
Tuberosum L)’, Jurnal biologi, Vol.30, No. 2, ISSN. 3146-5372, Hal.12-15.
Mutma 2011, Biologi Medik, Mediantara Putra, Bandung.
Subowo 2011, Materi Pokok Biologi Umum, Bumi Aksara, Jakarta.
Krisno, dkk 2006, Biologi Untuk SMA Kelas XII, Gramedia, Jakarta.
Burhan 2009, ‘Studi Transfer Massa pada Prosses Dehidrasi Osmosis’, Jurnal
Biologi, Vol. 6, No. 2, ISSN. 2087-5594, Hal. 73-80.
Smeltzer, dkk 2008, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner dan Suddarth,
EGC, Jakarta.
LEMBAR ASISTENSI
OSMOSIS

NAMA : DEWI SINTAWATI


STAMBUK : N 201 16 027
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : AINI QUR’ANI SAM

NO HARI/TANGGAL KOREKSI PARAF

Anda mungkin juga menyukai