Anda di halaman 1dari 20

PENCERNAAN DAN SEKRETORI SEL, LISOSOM, VESIKEL TRANSPORT,

VESIKEL SEKRETORI, BADAN MIKRO; GLIOKSISOM DAN PEROKSISOM

A. Pencernaan dan Sekretori Sel


Sistem pencernaan sel terletak pada organel bernama lisosom. Fungsi dari
lisosom adalah sebagai pencernaan intraseluler yakni lisosom mampu mendegradasi
dan mencerna zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh sel yang akan dipecah menjadi
produk sederhana yang akan digunakan kembali untuk menyusun material sel yang
baru. Lisosom akan mengambil bahan asing melalui proses fagositosis oleh vakuola
makanan yang disebut fagosom. Bahan yang terdapat dalam fagosom dicerna setelah
lisosom bersatu dengan fagosom dan melepaskan enzim pencernaan (Copper, 2000).
Proses sekresi sudah dimulai pada Retikulum Endoplasma tempat terjadinya
sintesis protein. Protein diangkut ke badan golgi (Golgi aparatus) oleh vesikula
pengangkut. Protein di dalam badan golgi akan disempurnakan sehingga siap
diekskresikan, misalnya dengan memperpendek rantai polipeptida, enzim-enzim
tertentu, atau menambah dengan senyawa tertentu. Kemudian setiap macam protein
ditunaskan dalam bentuk vesikula sekretori untuk ditimbun sampai tahap siap untuk
disekresikan. Jika protein siap disekresi maka senyawa yang terkandung di dalam
vesikula sekretori akan dikeluarkan ke lingkungan ekstrasel (Copper, 2000).

B. Lisosom
Lisosom adalah organel tertutup membran yang mengandung berbagai enzim yang
mampu memecah semua jenis polimer biologis — protein, asam nukleat, karbohidrat,
dan lipid. Fungsi lisosom sebagai sistem pencernaan sel, berfungsi baik untuk
mendegradasi bahan yang diambil dari luar sel dan untuk mencerna komponen-
komponen usang dari sel itu sendiri (Copper, 2000).
Lisosom adalah organel terikat membran asam yang ditemukan dalam sel, biasanya
sekitar 1 mikrometer panjangnya. Lisosom mengandung banyak enzim hidrolitik yang
mengkatalisis reaksi hidrolisis. Membran yang mengelilingi lisosom sangat penting
untuk memastikan enzim ini tidak bocor ke dalam sitoplasma dan merusak sel dari
dalam (Nehra, 2020).

Pembentukan lisosom
Enzim lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom dan
kemudian masuk ke dalam RE. Dari RE enzim dimasukkan ke dalam membran
kemudian dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain ini ada juga enzim yang
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam golgi. Oleh golgi, enzim itu dibungkus
membran kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma. Jadi proses pembentukan
lisosom ada dua macam, pertama dibentuk langsung oleh RE dan kedua oleh golgi
(Cooper, 2000)

Jenis dan contoh lisosom


Ada dua jenis lisosom yang dikenal sampai saat ini, yaitu lisosom primer dan
lisosom sekunder. Perbedaannnya adalah, bahwa lisosom primer merupakan lisosom
yang belum digunakan untuk pencernaan, sedangkan lisosom sekunder merupakan
lisosom primer yang telah bekerja dan menyatu dengan membran fagosom. Secara
struktur lisosom terdiri atas enzim-enzim hidrolitik dan membran lisosom. Enzim-
enzim hidrolitik ini jenisnya bermacam-macam, tergantung substrat apa yang akan
dicerna. Enzim-enzim ini disintesis di retikulum endoplasma kasar, lalu dibawa oleh
vesikel terselubung ke badan golgi untuk dikemas dan dihantarkan ke lisosom melalui
vesikel transportasi. Adapun membran lisosom bertujuan untuk melindungi lisosom
dari kebocoran, supaya enzim-enzim hidrolitik di dalamnya tidak keluar dan melahap
seluruh isi sel, sehingga sel menjadi mati/habis.
Contoh Lisosom pada sel :
1. Pada sel kupffer (Hati) : Menghancurkan senyawa tertentu didalam sel yang
asalnya dari lingkungan
2. Makrofag dan neutrofil menfagositosis senyawa asing dengan cara inaktivasi
dengan pH, misal : Bakteri
3. Pada sel sperma: Akrosome
Cara lisosom bekerja di dalam sel
Proses pencernaan yang dilakukan oleh lisosom:
1. Pencernaan materi ekstrasel
Pada proses pencernaan materi ekstrasel, lisosom mencerna benda-benda asing
yang tidak diinginkan yang berada di luar sel seperti bakteri dan lain-lain.
2. Pencernaan organel intrasel
Yang bertujuan untuk memusnahkan organel yang sudah tua, misalnya
mitokondria, sehingga dapat digantikan oleh organel yang masih baru.

Fungsi lisosom
Fungsi utama lisosom yaitu sebagai pencerna (digestion) dan mengandung
degradative enzymes. Lisosom memecah produk-produk limpah seluler dan debris
dari luar sel menjadi komponen yang sederhana yang di transper ke sitoplasma
sebagai bahan meteri membangun sel baru (Pryor, 2002).
Secara rinci fungsi lisosom adalah sebagai berikut :
1) Melakukan pencernaan intrasel.
2) Autofagi yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki, misalnya organel
lain yang sudah tidak berfungsi. 
3) Eksositosis yaitu pembebasan enzim keluar sel, misalnya pada pergantian tulang
rawan pada perkembangan tulang keras.
4) Autolisis yaitu penghancuran diri sel dengan membebaskan isi lisosom ke dalam
sel, misalnyaterjadi pada saat berudu menginjak dewasa dengan menyerap
kembali ekornya.
5) Menghancurkan senyawa karsinogenik.

Lisosom aktif di dalam sel darah putih


Sel darah putih berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi
sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Enzim – enzim yang digunakan untuk
menghindrolisis itu diproduksi pada bagian lisosom. Endositosis ialah pemasukan
makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian
materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom
awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke
sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut
bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik.  Proses autofagi digunakan untuk pembuangan
dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian
dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom.
Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang
menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Pertama, membran akan membungkus partikel atau
mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim
hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut). Fungsi inilah
yang merupakan mekanisme utama dari sel darah putih dalam membangun sistem kekebalan
tubuh dan melawan kuman penyakit. Karena lisosom sangat diperlukan dalam
menghancurkan dan mencerna berbagai kuman penyakit, maka organel ini sangat aktif pada
sel darah putih. Selain itu, jumlahnya juga dominan pada sel - sel darah putih (Pryor, 2002)

Penyakit yang disebabkan penyimpangan pada Lisosom


Berbagai kelainan turunan yang disebut sebagai penyakit penyimpangan lisosom
(lysosomal storage disease) yang merupakan kelainan genetik yang mengakibatkan ribosom
tidak mensintesis enzim-enzim hidrolitik tertentu. Akibatnya, materi yang menjadi
menumpuk oleh karena ketiadaan enzim-enzim tersebut. Penumpukan organel akhirnya
menyebabkan kelainan-kelainan tertentu pada tubuh manusia (Austin, 2013).
Kelainan-kelainan yang tercakup di dalam LSD:
1. Kerusakan metabolisme glukosaminoglikans (biasa disebut Mukopolisakaridosis)
2. Kerusakan degradasi glikan dari glikoprotein.
3. Kerusakan degradasi glikogen, yang meliputi Pompe Disease, akibat penumpukan
asam alpha glukosidase
4. Kerusakan degradasi komponen sphingolipid.
5. Kerusakan degradasi polipeptida yang meliputi pycnodysostosis, yaitu gangguan
resorpsi tulang akibat defisiensi cathepsin-K
6. Kerusakan degradasi atau transport kolesterol, ester-kolesterol, atau lipid kompleks
lainnya.
7. Defisiensi multipel enzim lisosom dan Kerusakan transport dan pertukaran.

C. Vesikel Transport
Vesikel Transport dapat memindahkan molekul antara lokasi di dalam sel,
Fungsi vesikal transport yaitu digunakan untuk mentransfer molekul – molekul dari
sel satu atau organel sel satu menuju organel atau sel lain . Contoh pada RE kasar
yang mengirim vesikal transport protein menuju bagain Cis pada bagan golgi.
Vesikal transport merupakan aktivitas utama seluler, bertanggung jawab untuk lalu
lintas molekul antara berbagai kompartemen membran tertutup tertentu. Selektivitas
transportasi sangat penting untuk mempertahankan organisasi fungsional dari sel.
Misalnya, enzim lisosom harus diangkut secara khusus dari Golgi ke lisosom , tidak
ke membran plasma atau retkulum endoplasma . Protein ini diangkut dalam vesikal ,
sehingga kekhususan transportasi didasarkan pada kemasan selektif kargo
dimaksudkan dalam vesikal yang mengenali dan berfusi hanya dengan membran
sasaran yang tepat. Dalam biologi sel, vesikal adalah organel kecil dalam sel, yang
terdiri dari cairan tertutup oleh membran lipid bilayer. Vesikal dapat terbentuk secara
alami, misalnya, selama proses sekresi (eksositosis), serapan (fagositosis dan
endositosis) dan transportasi bahan dalam sitoplasma. (Copper, 2000).

D. Vesikel Sekretori
Gelembung versikel sekretori ini merupakan suatu gelembung yang pada bagian
dari sakula yang terdapat di bagian tepi. Versikel sekretori ini merupakan sebuah
versikel besar yang berada disisi yang berhadapan langsung dengan membrane plasma
yang membawa substrat dari aparatus golgi ke membrane sel dan akhirnya isi versikal
sekretori akan di keluarkan dan dibuang. Vesikel sekretori adalah membawa protein
atau lipid yang telah mengalami pemprosesan di dalam lumen sakulus.
Sel-sel yang berfungsi sekretori, untuk proses sekresinya harus menunggu
isyarat dari luar. Vesikel sekretori berasal dari petunasan pada sistem golgi daerah
trans, untuk pembentukannya melibatkan selubung protein yang di sebut klatirin.
Klatirin akan terlepas di saat vesikel telah masak (nature). Begitu ada isyarat untuk
sekresi maka pensekresian senyawa-senyawa yang terkandung di dalam vesikel
sekretori akan di keluarkan ke lingkungan ekstrasel dengan cara ekositosis. Pada
proses ini akan terjadi peleburan antara selaput vesikel sekretori dengan membran sel.
Sehingga senyawa penyusun membran vesikel sekretori akan menjadi komponen
penyusun membran sel. Isi vesikel menjadi lebih padat akibat proses pengemasan di
dalam vesikel dengan menambah ion H yang pompa secara aktif ke dalam vesikel.
Pengeluaran secret dengan cara eksositosis (Copper, 2000).

E. Mikrobodi
Mikrobodi secara morfologis ditandai sebagai partikel dengan diameter mulai dari 0,1
hingga 1,5, um (rata-rata sekitar 0,5, um), yang dibatasi oleh membran tripartit tunggal
dan mengandung matriks granular yang halus. Di hati, estimasi 1.000 mikrobodi per
hepatosit telah dibuat (23). Mereka menunjukkan hubungan spasial yang dekat dengan
retikulum endoplasma. Katalase mereka dapat ditunjukkan secara sitokimia. Karena
mikroba tanpa selaput bagian dalam harus lentur, mereka biasanya tampak bulat atau bulat
telur, tetapi dalam sel mereka mungkin juga tidak beraturan dalam bentuk atau
menunjukkan proyeksi yang tidak biasa (Wayne, 20019).

Glioksisom

Diameter glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 mikrometer. Glioksisom hanya terdapat pada sel
tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian. Aleuron merupakan bentuk dari
protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom banyak ditemukan pada biji-
bijian yang berperan sebagai tempat menyimpan asam lemak untuk pembentukan energi
dalam proses perkecambahan (Tolbert & Essner, 1981).

Adapun fungsi dari glioksisom adalah sebagai berikut :


1. Mengontrol  dan mengkatalisis dekomposisi senyawa secara bertahap; khusus
penyimpanan lemak. 

2. Menyalurkan produk terhadap sintesis senyawa karbon banyak atau karbohidrat.


Mereka sangat penting selama pertumbuhan karena mereka membantu sintesis dinding sel
baru.
3. Sebagai tempat metabolisme asam lemak 

4. Tempat terjadinya siklus glioksilat 

Reaksi-Reaksi Yang Terjadi Pada Glioksisom Dalam Badan Mikro

a. Perubahan asam lemak dalam glioksisom


Salah satu proses utama pada biji yang sedang mengalami perkecambahan adalah
perubahan dari asam lemak dalam glioksisom, menjadi karbohidrat atau disebut
glukoneogenesis (Wayne, 20019).
b. Asam Sitrat Berubah Menjadi Glukosa Dalam Glioksisom
Suatu bentuk khusus dari Peroksisom (sejenis microbody ) ditemukan dalam beberapa
tumbuhan sel, terutama sel-sel kecambah benih . Glyoxysomes mengandung enzim dari
siklus glioksilat - varian dari siklus asam sitrat dengan cara yang disimpan lipid dikonversi
ke karbohidrat. Trigliserida dan aspartate masukkan glioksisom untuk dikonversi menjadi
suksinat, yang diperlukan dalam rangka untuk-menghasilkan proses energi untuk contine
melalui mitokondria dan akhirnya untuk menciptakan sukrosa di sitosol (Wayne, 20019).
c. Siklus Glioksilat dan Glikosida
Siklus glioksilat siklik adalah Serangkaian reaksi yang melibatkan * siklus TCA
intermediet di mana satu molekul suksinat terbentuk dari dua molekul asetil KoA. Reaksi
yang berbeda dari siklus TCA ditandai dengan panah putus dalam diagram. Reaksi-reaksi
ini dikatalisis oleh lyase isocitrate dan malat sintase masing-masing. Siklus glioksilat
menghindari langkah-langkah pembentukan karbon dioksida dari siklus TCA dan dengan
demikian memungkinkan sintesis bersih karbohidrat dari asam lemak melalui suksinat
(glukoneogenesis lihat). Enzim-enzim dari siklus glioksilat aktif dalam minyak biji
berkecambah bantalan dan di lain jaringan tanaman-metabolisme lemak. Siklus juga
terjadi di mikroorganisme tetapi tidak pada hewan tingkat tinggi (Wayne, 20019).

d. Glikosida
Senyawa dibentuk oleh reaksi dari gula pyranose dengan molekul nonsugar (suatu
hidrokarbon alifatik atau aromatik) disebut aglikon tersebut. aglikon ini menggantikan
hidrogen dalam gugus hidroksil dari salah satu atom karbon pada cincin gula. Glukosa
merupakan komponen gula banyak glikosida, senyawa tersebut, yang glucosides disebut.
Beberapa gula langka hanya ditemukan di glikosida, misalnya digilalose, yang hanya
ditemukan di glikosida Digitalis tertentu. kelas utama dari glikosida termasuk glikosida
anthoxanthin itu, penting sebagai pigmen tanaman, glikosida steroid (lihat saponin ,
glikosida jantung ), dan glikosida sianogen, yang melepaskan hidrogen sianida di
hidrolisis. Contoh dari kelompok terakhir adalah amygdalin glukosida, yang diperoleh dari
anggota tertentu dari Rosaceae, misalnya almond (Primus amygdalus) dan peach (Prunus
persica). glikosida sianogen dapat bertindak untuk mencegah binatang pemakan rumput
(Wayne, 20019).

Metabolisme pada glioksisom

Selama perkecambahan tanaman glyoxysomes dalam posisi-key. Mereka mengendalikan dan


mengkatalisis degradasi penyimpanan lemak dan mereka saluran produk degradasi terhadap
sintesis senyawa karbon banyak (terutama karbohidrat). Terutama selama pertumbuhan
banyak karbohidrat yang diperlukan untuk sintesis dinding sel baru. Kegiatan di peroxysomes
dan glyoxysomes menunjukkan betapa pentingnya kompartementalisasi adalah untuk
pengaturan jalur metabolisme. Menentang proses didistribusikan ke kompartemen berbeda.
Mereka menunjukkan juga, bagaimana berinteraksi kompartemen yang berbeda dan bahwa
membran sebagai penyaring selektif mengatur melalui metabolit (Tolbert & Essner, 1981)
Berikut siklus metabolisme pada glioksisom :

Metabolisme glyoxysome: beta - oksidasi asam lemak.

Fotorespirasi glioksisom dan peroksisom

Fotorespirasi (transport metabolit) glioksisom dan perioksisom


Selain terkenal kompartemen terjadi baik hanya dibahas berbagai disebut badan mikro dalam
sel tanaman. Rata-rata mereka dari 0,3-1,2 μ diameter. Mereka dibedakan menjadi
peroxysomes dan glyoxysomes. Dua tipe berbeda dalam fungsi mereka: peroxysomes adalah
situs fotorespirasi, sementara glyoxysomes bertanggung jawab atas mobilisasi senyawa
penyimpanan (lemak). Baik peroxysomes dan glyoxysomes mengandung inklusi kristal. 
Dua jenis wadah tersebut tidak terdistribusi secara merata. Peroxysomes biasanya ditemukan
di sekitar kloroplas dan mitokondria, glyoxysomes terjadi hanya mitokondria dekat (Tolbert
& Essner, 1981)

Di bawah ini adalah proses fotorespirasi pada glioksisom dan perioksisom :

Fotorespirasi: transport metabolit

Fotorespirasi adalah proses setidaknya sebagian menentang fotosintesis. Dalam mitokondria


mengembangkan karbon dioksida sebagai produk sintesis serin. Serin disintesis di bawah
paparan cahaya dan pengambilan oksigen dari dua glycerines. Selama sintesis glyoxalate dari
glycolate adalah hidrogen peroksida cytotoxin berat diproduksi yang segera kemudian
dipecah oleh enzim katalase. Katalase adalah enzim spesifik untuk peroxysomes. Selain itu
adalah fraksi-1-protein yang terlibat, enzim yang mengkatalisis fiksasi karbon dioksida
selama fotosintesis. Ini memiliki dua kegiatan: 
ribulose bisphosphate oxygenase (photorespiration) dan ribulosa oxygenase bisphosphate
(fotorespirasi) (Tolbert & Essner, 1981).

Fotorespirasi hanya secara tidak langsung tergantung pada cahaya. Cahaya diperlukan
untuk menghasilkan 3-P-glycerate melalui fotosintesis. 3-P-glycerate adalah senyawa awal
fotosintesis. Itu harus diberikan terus-menerus karena cukup singkat. 
Produk utama fotorespirasi adalah asam amino glisin dan ini lagi adalah senyawa awal untuk
sintesis asam amino serin (Tolbert & Essner, 1981).

PEROKSISOM

Peroksisom ini adalah salah satu organel yang terbungkus oleh adanya membran
tunggal dari lipid dilapisi serta  juga di dalamnya mengandung protein pencerap (reseptor).
Peroksisom ini memiliki tugas di dalam menurunkan (oksigen) yang terdapat di dalam sel
serta juga melakukan reaksi oksidatif. Peroksisom ini juga mengandung enzim-enzim yang
mentransfer hidrogen dari segala macam substrat menuju oksigen, menghasilkan hidrogen
peroksida yakni sebagai produk sampingan, yang setelah itu menjadi sumber nama organel
tersebut. (Wayne, 2019)

Struktur Peroksisom

Struktur dari peroksisom ini tidaklah mudah ditemukan, disebabkan karna terlalu kecilnya
perbedaan kepadatan dengan lisosom. Karena hal tersebut, kemudian dilakukan injeksi
dengan menggunakan deterjen Triton WR – 1339 serta juga dilanjutkan itu dengan
mikroskop electron (Bianch serta Sheeler, 1980 ; Kleinsmith dan juga Kish, 1988). Hasil
injeksi ini menunjukkan bahwa peroksisom mempunyai karakter yang unik. Berbentuk kecil
seperti bola, mempunyai  ukuran antara mitokondria serta ribosom. Disebabkan karna
ukurannya yang kecil, sekitar 0.2 – 2 µm, maka peroksisom ini dikelompokkan ke dalam
benda – benda mikro (Tolbert & Essner, 1981).

Fungsi Peroksisom
Fungsi utamanya ialah menyederhanakan sebuah asam lemak yang panjang itu
dengan melalui betaoksidasi. Apabila di dalam sel hewan, asam lemak yang ditimbulkan akan
panjang membentuk rantai medium, yang setelah itu akan di bawa ke mitokondria serta
berakhir dengan dipecah menjadi karbon dioksida dan air.

Berikut Fungsi lain dari Peroksisom adalah :

1. Sebagai penghasil suatu enzim katalase serta juga oksidase, yakni memiliki atau
mempunyai fungsi untuk dapat memindahkan hidrogen dari substrat supaya dapat atau
bisa bereaksi dengan oksigen serta bisa atau dapat menghasilkan hidrogen peroksida atau
juga H2O2 ialah sebagai penghasil lainnya.

2. Sebagai bahan bakar respirasi sel yang dihasilkan dari perpecahan asam lemak itu
menjadi bentuk molekul kecil.

3. Di dalam sel hati, fungsi tersebut bisa atau dapat menetralisir racun yang ditimbulkan
oleh alkohol serta senyawa kimia berbahaya lainnya.

Peranan Peroksisom Pada Sel Tumbuhan

Seorang ahli tumbuhan dari Amerika, berhasil menemukan bahwa terdapat 2 enzim utama
yang mempunyai peran penting di dalam peroksisom tumbuhan, yakni asam oksidase serta
katalase. Fungsi yakni membantu tumbuhan di dalam suatu proses fotorespirasi, bersamaan
dengan sel organel lainnya seperti, kloroplas serta mitokondria, yang membentuk jaringan sel
3 in 1. Hal tersebut tentunya, mengakibatkan mengapa seringnya didapati pengamatan bahwa
ketiga sel organel itu selalu berdekatan. Fotorespirasi ini diartikan ialah sebagai respirasi
yang terjadi saat pencahayaan. Menurut ahli tumbuhan tersebut, menyatakan bahwa proses
fotorespirasi ditumbuhan akan berlangsung dengan secara bersamaan itu dengan respirasi
normal (Tolbert & Essner, 1981).

Perbedaannya ialah respon terhadap oksigen pada atmosfer luar, yang mana pada respirasi
normal jenuh itu dengan oksigen sebanyak 2 %, sedangkan untuk fotorespirasi tersebut akan
terus meningkat sampai oksigen yang dihasilkan mencapai 21 %. Jika di dalam fotosintesis
tumbuhan RuBP itu menyatu dengan karbon dioksida, maka akan menghasilkan 2 molekul
asam fosfogliserat. Namun, apabila RuBP itu menyatu dengan oksigen, maka kemudian akan
menghasilkan satu molekul fosfogliserat. Selanjutnya, asam fosfogliserat ini mengalami
reaksi defosforilasi oleh enzim fosfatase yang membentuk asam glikolat (Tolbert & Essner,
1981).

Pembentukan tersebut terjadi di dalam sebuah kloroplas, yang kemudian itu glikolat tersebut
kemudian akan bergerak menuju peroksisom setelah itu juga dioksidasikan oleh glikolat
oksidase untuk kemudian dapat menghasilkan glioksilat dan jugahidrogen
peroksida.Selanjutnya hidrogen peroksida itu akan diurai menjadi oksigen serta air oleh
katalase. Beberapa asam glioksilat kemudian akan menghasilkan asam glisin (Tolbert &
Essner, 1981).

Setelah itu dari 2 asam glisin tersebut, akan bergabung di mitokondria itu dengan membentuk
asam serin serta berkarbon dioksida. Reaksi yang ditimbulkan oleh enzim tersebut merupakan
sumber utama dari karbon dioksida difotorespirasi. Setelah dari itu, serin tersebut akan
kembali ke peroksisom yakni dengan melalui segala macam rangkaian reaksi untuk
membentuk gliserat. Gliserat di dalam kloroplas itu akan dibantu oleh enzim gliserat kinase
serta 1 molekul ATP, untuk membentuk 1 molekul asam fosfogliserat serta juga 1 molekul
(Tolbert & Essner, 1981).

Ciri Peroksisom

Di dalam ciri atau karakteristiknya peroksisom itu memakai oksigen serta juga
hidrogen peroksida di dalam melakukan reaksi osidatif. Enzim yang berada di dalam
peroksisom tersebut kemudian akan menggunakan molekul oksigen guna melepaskan atom
hidrogen dari substrat organik tertentu.

Selanjutnya, hidrogen peroksida tersebut akan dimanfaatkan oleh katalase untuk


melakukan oksidasi substrat lain, ialah seperti alkohol, fenol, asam format, dan formaldehida.
Reaksi itu tentunya memiliki peran ialah sebagai detoksifikasi molekul racun yang ada di
dalam darah.

Dibawah ini merupakan reaksi lengkapnya menurut Giese, tahun 1974.

RH2 + O2 → R + H2O2 H2O2 + H2O2 → O2 + 2 H2O (yakni bentuk katalitik)


katalase

RH2 + H2O2 → R + 2 H2O (yakni bentuk peroksidatik)


katalase

Reaksi di dalam Peroksisom

Pada peroksisom itu dengan menggunakan oksigen (O2) serta juga hidrogen
peroksida (H2O2) di dalam melakukan reaksi oksidatif. Lalu pada Enzim-enzim yang berada
di dalam peroksisom tersebut bisa atau dapat memanfaatkan suatu molekul oksigen supaya
bisa atau dapat melepaskan atom hidrogen yang diterima dari substrat organik (R) tertentu di
dalam suatu reaksi oksidatif yang menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Pada enzim
katalase itu dengan memanfaatkan H2O2 maka bisa atau dapat mengoksidasi substrat lain
(misalnya ialah seperti asam format, formaldehida, fenol, dan alkohol) (Albert, 2002)

Pada Reaksi oksidasi ini peranannya sangat penting di dalam mendetoksifikasi


segala macam jenis molekul racun yang berada di dalam darah. Sehingga apabila terjadi
sebuah penumpukan H2O2 maka setelah itu kemudian akan diubah oleh katalase menjadi O2.
Salah satu dari fungsi yang paling penting dari reaksi oksidatif ini ialah untuk suatu
pemecahan molekul asam lemak di dalam proses itu disebut dengan sebutan beta-oksidasi
(Albert, 2002)

Pembentukan Peroksisom

Terdapat dua teori yang menerangkan mengenai bagaimana peroksisom dibentuk


serta dihasilkan oleh sel. Teori pertama yang disebut dengan model klasik menyatakan bahwa
protein peroksisom ini disintesis dengan bantuan ribosom yang menempel pada endoplasmik
retikulum, setelah itu protein peroksisomal tersebut masuk ke dalam sisternae dari
endoplasmik retikulum serta juga membentuk kantung (ekor) yang selanjutnya menggenting
serta pada akhirnya memisahkan diri itu membentuk peroksisom bebas (Albert, 2002)
Teori kedua ini menyatakan bahwa protein peroksisomal tersebut disintesis dengan
bantuan ribosom bebas, kemudian itu protein peroksisomal laludibebaskan ke sitoplasma
serta juga berkembang dan menjadi peroksisom (Albert, 2002)

Peroksisom ini bisa atau dapat berasal dari retikulum endoplasma serta jugareplikasi
oleh fisi. Peroksisom tersebut juga mempunyai atau memilki komposisi enzim yang berbeda
itu di dalam jenis sel yang berbeda. Matriks peroksisom ini kemudian diterjemahkan di dalam
sitoplasma sebelum dilepas. Terdapat setidaknya 32 protein peroksisom yang disebut dengan
peroksin, yang memiliki peran di dalam proses perakitan peroksisom. peroksin PEX5,
Reseptor protein,  serta peroksin PEX7 tersebut mengantarkan peroksisom ( yakni
mengandung PTS1 atau pun juga urutan asam amino PTS2) serta kembali ke
sitosol.Mekanisme ini disebut dengan mekanisme antar-jemput.Sekarang, telah atau sudah
ada bukti bahwa hidrolisis ATP ini diperlukan untuk daur ulang reseptor untuk sitosol
(Albert, 2002)

Keragaman peroksisom

Peroksisom ini mempunyai atau memiliki komposisi enzim yang berbeda itu di dalam
jenis sel yang juga berbeda. Peroksisom ini mampu untuk beradaptasi dengan kondisi atau
situasi yang berubah-ubah. Contohnya ialah seperti, sel khamir yang ditumbuhkan di dalam
gula mempunyai atau memiliki peroksisom yang kecil, sedangkan untuk sel ragi yang
ditumbuhkan di dalam metanol mempunyai atau memiliki peroksisom yang besar untuk
mengoksidasi metanol. Apabila sel khamir itu ditumbuhkan di dalam asam lemak
peroksisomnya ini membesar untuk memecahkan asam lemak itu menjadi asetil-KoA dengan
melalui beta-oksidasi (Albert, 2002)

Peroksisom Sel Hewan dan Tumbuhan


Ditumbuhan itu terdapat 2 macam peroksisom sedangkan untuk hewan itu hanya
terdapat 1 macam peroksisom. Salah satu dari fungsi terpenting biosintetik dari peroksisom
hewan ini ialah untuk mengkatalisis reaksi pertama dari pembentukan plasmalogen.
Plasmalogen ini merpakan jenis phospolipid terbanyak di myelin. Kekurangan plasmalogen
tersebut kemudian menyebabkan myelin disel saraf itu menjadi abnormal, disebabkan oleh
karna itulah kerusakan peroksisom tersebut berujung pada kerusakan saraf (Albert, 2002)

Peroksisom ini juga sangat penting di dalam tumbuhan. Terdapat 2 jenis atau macam
peroksisom sudah yang diteliti dengan secara ekstensif. Tipe 1 itu terdapat di daun, yang
fungsinya ialah untuk mengkatalisis produksampingan dari reaksi pengikatan CO2
padakarbohidrat, yang dikenal dengan sebutan fotorespirasi. Reaksi tersebut disebut
fotorespirasi disebabkan oleh karna menggunakan O2 dan kemudian melepaskan CO2. Tipe
peroksisom lainnya, itu terdapat didalam biji yangsedang berkecambah. Peroksisom ke 2 ini,
dikenal dengan glioksisom, yang memiliki fungsi penting didalam sebuah pemecahan
asamlemak, yang tersimpan didalam lemak biji, kemudian menjadi gula yang diperlukan di
dalampertumbuhan tanaman muda (Albert, 2002).

Proses pengubahan lemak itu menjadi gula tersebut dilakukan dengan rangkaian
reaksi yang disebut dengan siklus glioksilat. Di dalam siklus glioksilat, 2 molekul asetil-KoA
tersebut dihasilkan dari adanya pemecahan asam lemak, selanjutnya itu digunakan di dalam
membuat asam suksinat. Selanjutnya ialah asam suksinat ini meninggalkan peroksisom serta
kemudian akan diubah menjadi glukosa. Siklus glioksilat tersebut tidak terjadi pada sel
hewan.Hal tersebut menyebabkan sel hewan tersebut tidak dapat mengubah asam lemak itu
menjadi karbohidrat (Albert, 2002).

Reaksi Fotorespirasi Pada Sel Tumbuhan

Selama waktu fotosintesis, CO2 tersebut diubah menjadi glukosa yakni dengan
melalui siklus Calvin, yang pertama dimulai dengan penambahan CO2 itu ke dalam gula 5
karbon, ribulosa-1,5-bifosfat. Namun tetapi, enzim yang terlibat di dalam reaksi ini kadang-
kadang mengkatalisis penambahan O2 itu ke dalam ribulosa-1,5-bifosfat, yang
memilikiakibat pada produksi senyawa dengan 2  karbon, fosfoglikolat (Albert, 2002).

Fosfoglikolat ini kemudian akan diubah menjadi glikolat, yang setelah itu ditransfer
ke peroksisom, setelah itu dioksidasi serta diubah menjadi glisin.Setelah itu glisin ditransfer
ke mitokondria serta diubah menjadi serin.Serin lalu dikembalikan ke di dalam peroksisom
serta diubah menjadi gliserat, yang setelah itu ditransfer kembali ke kloroplas (Albert, 2002).
DAFTAR PUSTAKA

Cooper GM. 2000. The Cell : A Moluclar Approach . 2nd edition . Sunderland (MA) :
Sinauer Associates

Hardin, Jeff, Bertoni, G & Kleinsmith, L.J. (Eds). 2012 . Becker’s World of the Cell. San
Francisco, CA : Person Education, Inc.

Istianti, dkk. 1999. Biologi Sel. JICA : Universitas Negeri Malang.nsport . Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK9886.

Karp,G.C. (Eds). 2010. Cell and Molecular Biology (Concepts and experiments). United
States of America, CA: John wiley & Sons, Inc.

Permana, S, S. Hisanaga, Y. Nagatomo, J. lida, H. Hotani, T. J. Itoh dkk. 2005. Truncation


of the Projection Domain of MAP4 . Cellstructure and function.

Rahmawati. 2017. Sel . Diakses melalui https://www.slideshare.net. Pada tanggal 22 Maret


2020

Riandi. 2011. Media Pembelajaran Biologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tolbert, N & Essner, E. 1981. Microbodies: Peroxisomes and Glyoxysome. Journal of Cell
Biology, 271s-283s

Pryor, Paul R. 2012. Methods in Enzymology. New York: United kingdom. 145-157

Austin. 2013. Lysosomal storage Disorders. Landes Biosciense.

Waynae, Randy. Plant Cell Biology (Second Edition). Astronomy Zoology. 83-98
Albert, B et all. 2002. Molecular Biology of The Cell. 4th edition. New York: Garland
Science.

Nehra, Arjun. 2020. Lysosomes. Available from : https://teachmephysiology.com/

Anda mungkin juga menyukai