ACARA II
PENGAMATAN STRUKTUR SEL ORGANISME
DISUSUN OLEH :
Seiring berjalannya waktu, ditemukan adanya perbedaan yang terdapat pada sel. Ada sel yang
memiliki membran inti, yang biasa disebut sel eukariotik dan ada yang tidak memiliki membran inti
atau bisa disebut dengan sel prokariotik (Rafika, 2015). Sel prokariotik hanya dimiliki oleh bakteri,
sedangkan eukariot dimiliki oleh semua makhluk hidup selain bakteri (Richter. 2019). Ada juga
perbedaan yang ditemukan dari sel hewan dan sel tumbuhan. Di mana dalam sel tumbuhan terdapat
dinding sel, sedangkan sel hewan tidak memiliki dinding sel dan hanya memiliki membran plasma.
Membran plasma sendiri merupakan membran yang membatasi sel dengan lingkungan luar di luarnya.
Untuk mengamati sebuah sel, perlu dilakukan pembuatan sediaan atau preparat terlebih dahulu.
Pembuatan sediaan adalah suatu tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan suatu objek
menjadi media yang siap diawetkan atau diperiksa. Sediaan sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
a) Sediaan segar, atau biasa disebut dengan preparat basah, merupakan sediaan yang dibuat dengan
cara mengiris tipis objek yang akan diamati tanpa ada perlakuan tambahan apapun. Kelemahan
dalam penggunaan preparat basah adalah penampakan preparat di mikroskop terkadang kurang
jelas, sehingga perlu dilakukan pewarnaan pada jaringan. Proses pembuatan sediaan segar lebih
praktis dan tidak memakan banyak waktu, tetapi sediaan ini mudah rusak. (Apriani, 2016).
b) Sediaan awetan, merupakan tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan sesuatu menjadi
tersedia, baik berupa sampel patologi maupun anatomi yang siap dan diawetkan untuk penelitian
dan pemeriksaan (Siregar, 2019). Sediaan awetan ini memperlihatkan ilustrasi sel yang jelas
mengenai interpretasi hasil dari anatomi mikroskopis yang dapat diamati (Siregar, 2019).
III. METODE
A. Alat
1. Mikroskop cahaya
2. Cover glass (3 buah)
3. Object glass (3 buah)
4. Gelas beker (1 buah)
5. Pipet tetes (1 buah)
B. Bahan
1. Preparat awetan (Paramecium sp dan apusan darah)
2. Preparat segar (folium Hydrilla verticilliata)
C. Cara Kerja
A. Cara Pembuatan Preparat Segar
1. Ambil beberapa helai daun Hydrilla sp pada bagian pucuknya.
2. Letakkan daun yang sudah dipilih ke object glass.
3. Teteskan air di atasnya menggunakan pipet tetes.
4. Salah satu ujung cover glass diletakkan pada object glass tanpa menyentuh air yang
mengandung spesimen.
5. Cover glass diletakkan sampai menyentuh spesimen dengan baik hingga air tersebar
merata.
6. Selebihan air dapat dihilangkan dengan menggunakan tissue pada salah satu ujung gelas
objek.
8. Badan Golgi memiliki bentuk seperti kantong pipih. Struktur badan Golgi meliputi berkas
kantung seperti cakram dan bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di
ujungnya. Adapun fungsi badan Golgi adalah sebagai sekresi dan modifikasi protein.
9. Ribosom merupakan organel dengan bentuk butiran halus dan memiliki ukuran 17 – 20 μm.
Organel ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein. Tidak hanya itu, proses
perakitan asam amino juga terjadi di dalam ribosom. Ribosom tersusun atas dua subunit, yaitu
subunit besar dan kecil. Berdasarkan letaknya, ribosom dibagi menjadi dua, yaitu ribosom
bebas yang tersuspensi di dalam sitosol dan ribosom terikat yang melekat pada retikulum
endoplasma kasar.
10. Lisosom merupakan kantong yang dikelilingi membran tunggal dan digunakan untuk mencerna
makromolekul. Lisosom berfungsi dalam pencernaan intrasel, fagositosis, autofag, autolisis,
penghancur senyawa karsinogenik, eksositosis, dan endositosis.
11. Vakuola merupakan organel yang berbentuk kantong dan berisi cairan yang diselubungi
membran tunggal. Vakuola berfungsi untuk menyimpan gas, senyawa organik, pigmen daun,
buah, dan bunga. Berdasarkan jenis dan fungsinya, vakuola dibagi menjadi tiga, yaitu vakuola
kontraktil, nonkontraktil, dan sentral.
12. Sentriol merupakan organel yang terdiri dari tubulin dan berbentuk silinder. Organel ini
memegang peranan penting dalam proses pembelahan sel. Adapun fungsi sentriol adalah
menyelesaikan proses sitokinesis, mengatur spindel mitosis, dan berperan dalam penataan
ruang sel.
Antara sel hewan dan sel tumbuhan juga memiliki beberapa perbedaan, yaitu diantaranya :
Komponen Sel tumbuhan Sel hewan
Ukuran sel Lebih besar Lebih kecil
Bentuk Tetap Berubah / tidak tetap
Lisoson Tidak ada Ada
Sentriol Tidak ada Ada
Plastida (kloroplas) Ada Tidak ada
Dindidng sel Ada Tidak ada
Vakuola Ada / besar Kecil/ ada yang tidak punya
Agar bisa mengamati bentuk sel dan organelnya, media yang dipakai adalah sediaan atau
preparat. Sediaan ini memiliki dua jenis berdasarkan cara pembuatannya, yaitu :
a) Sediaan segar (preparat segar), merupakan sediaan yang dibuat dengan tidak ada perlakuan
apapun selain pengirisan bahan atau objek menjadi bagian yang tipis. Kelemahan dalam
penggunaan preparat basah adalah mudah rusak dan penampakan preparat di mikroskop
terkadang kurang jelas, sehingga perlu dilakukan pewarnaan pada jaringan. Pewarnaan bertujuan
untuk membedakan bagian setiap jaringan sehingga mudah diamati dibawah mikroskop. Tapi
ada pula kelebihannya yaitu cara pembuatannya lebih praktis dan tidak memakan banyak waktu,
serta karena preparat yang digunakan masih fresh, maka berbagai aktivitas sel juga biasanya
masih dapat terlihat.
b) Sediaan permanen (preparat awetan), merupakan tindakan atau proses pembuatan maupun
penyiapan sesuatu menjadi tersedia, baik berupa sampel patologi maupun anatomi yang siap dan
diawetkan untuk penelitian dan pemeriksaan. Dalam pembuatannya, sediaan permanen ini
diperolah dengan melakukan fiksasi yang bertujuan untuk membuat sel agar dapat menyerap
warna, membuat sel tidak bergerak, mematikan sel dan mengawetkannya. Adapun kelemahannya
adalah cara pembuatannya memakan banyak waktu, dan aktivitas dalam sel tidak bisa diamati
karena sel sudah dimatikan. Tetapi sediaan awetan ini memperlihatkan ilustrasi sel yang jelas
mengenai interpretasi hasil dari anatomi mikroskopis yang dapat dilihat.
Membahas tentang sediaan, salah satu contoh sediaan awetan adalah preparat awetan
Paramecium sp. Paramecium merupakan organisme eukariot uniseluler yang artinya tubuhnya hanya
tersusun atas satu sel. Ia masuk dalam kingdom Protista dan genus Protozoa yang memiliki silia
(Cilliata). Berikut adalah beberapa organel yang dimiliki oleh Paramecium sp.
1. Silia berfungsi untuk menyapu partikel makanan kearah mulut serta sangat penting dalam
aktivitas pergerakan.
2. Pelikel berfungsi memberikan dukungan dan mempertahankan bentuk organisme
3. Trikosis berfungsi untuk menangkap mangsa dan dapat digunakan sebagai metode
pertahanan
4. Ektoplasma merupakan lapisan sitoplasma bagian terluar
5. Endoplasma berisi dua nukleus, banyak vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
6. Vakuola kontraktil berfungsi untuk menyimpan air dan berperan penting dalam proses
osmoregulasi.
7. Vakuola makanan berfungsi dalam proses pencernaan dan ekskresi Paramecium sp.
Selain Paramecium sp, sediaan awetan juga dapat dibuat dari apusan darah. Darah merupakan
cairan ekstra sel yang berperan dalam sistem sirkulasi yang menjamin terdistribusinya semua
kebutuhan sel secara merata, meliputi sari makanan dan oksigen. Orgenel sel yang ditemukan pada
sel darah antara lain :
1. Inti Sel, berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan sel.
2. Sitoplasma, merupakan cairan yang berada di dalam sel.
3. Granula, digunakan untuk tempat penyimpanan cadangan makanan atau senyawa lainnya.
Darah terbagi menjadi dua bagian, yaitu sel – sel darah dan cairan darah (plasma darah). Sel – sel
darah sendiri terbagi menjadi tiga jens, yaitu :
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Eritrosit merupakan sel darah yang paling banyak ditemukan dan tidak memiliki inti.
Memiliki bentuk bikonkaf, warna merah muda sedikit transparan.
Fungsi sel darah merah adalah membawa oksigen ke seluruh tubuh manusia.
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit yaitu sel darah yang memiliki inti dan berbentuk bulat
Sel darah putih berfungsi sebagai antibodi dalam tubuh atau membunuh kuman dan
penyakit yang masuk melalui aliran darah.
Sel darah putih juga dibedakan menjadi dua
berdasarkan ada dan tidaknya granula.
Leukosit bergranula meliputi basofil,
eusonofil, dan neutrofil. Sedangkan
leukosit agranular (tidak bergranula)
meliputi limfosit dan monosit.
V. KESIMPULAN
1. Sediaan segar merupakan sediaan yang dibuat dengan cara mengiris tipis objek yang akan diamati
tanpa ada perlakuan tambahan apapun. Kelemahan dari sediaan ini adalah sediaan mudah rusak
dan penampakan preparat di mikroskop terkadang kurang jelas, sehingga perlu dilakukan
pewarnaan pada jaringan. Namun di samping itu, beberapa kelebihannya adalah kita bisa
mengamati aktivitas sel yang sedang terjadi karena preparat masih dalam keadaan segar atau fresh.
Selain itu, proses pembuatan sediaan ini juga tidak memakan waktu yang lama dan cenderung
lebih praktis dari sediaan awetan. Cara membuatnya pun mudah, yaitu hanya dengan mengirisnya
menjadi spesimen yang tipis, lalu letakkan pada object glass, tetesi air, tutup dengan cover glass,
dan amati.
2. Dalam pengamatan sediaan segar preparat Hydrilla sp, dapat ditemukan aktivitas yang terjadi
dalam sel, yaitu pergerakan sitoplasmanya. Jika sel yang diamati berupa sel muda, maka
pergerakan sitoplasmnya membentuk gerak sirkuler, sedangkan pada sel tua terjadi gerak rotasi.
Selain itu juga dapat teramati beberapa organelnya, antara lain dinding sel, membran sel,
sitoplasma, dan kloroplas yang berperan sebagai zat hijau daun untuk fotosintesis.
VII. LAMPIRAN
Abstrak
Jurnal : 5
lembar
LAMPIRAN