Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM IV

MORFOLOGI TUMBUHAN
TPB8116/1 SKS
DAUN MAJEMUK DAN BAGIAN-BAGIANYA

Dosen pengampu:
Ita S.Pd., M.Pd.

Asisten Dosen:
Rahma salsabila
Rusdianur

Oleh :
Muhammad Rijanor
190101110747

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
BANJARMASIN
OKTOBER 2020
PRAKTIKUM IV

DAUN MAJEMUK DAN BAGIAN-BAGIANNYA

Tujuan : Mengenal Macam-Macam Bentuk Daun Majemuk Dan Bagian-


Bagiannya
Hari/tanggal : Selasa, 13 Oktober 2020
Tempat : Di Rumah, Rijanor

A. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :

a. Baki/nampan
b. Alat tulis
c. Pisau atau silet
2. Bahan :

a. Daun jeruk nipis (Citrus Aurantifolia)


b. Daun belimbing (Averrhoa Bilimbi)
c. Daun rambutan (Nephelium Lappaceum)
d. Daun putri malu (Mimosa Pudica)
e. Daun lamtoro (Leocaena Glauca)
f. Daun mawar (Rosa sp)
B. CARA KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan !

2. Mengamati tipe daun majemuk berdasarkan susunan anak daunnya:


menyirip genap, menyirip ganjil, menyirip genap ganda satu, menyirip !

3. Menggambar hasil pengamatan dan berilah keterangan pada gambar


tersebut!
C. TEORI DASAR
1. Pengertian Daun Majemuk

Daun majemuk merupakan sebuah daun tunggal yang karena


torehannya yang amat dalam sehingga mengubah atau memisahkan bangun
daun menjadi helaian-helaian daun tersendiri.

Bagian-bagian dari daun majemuk adalah :

a. Ibu tangkai daun, merupakan tempat duduknya helaian-helaian daun atau


yang disebut sebagai anak daun. Ibu tangkai daun ini dipandang sebagai
penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya. Karena
itu kuncup ketiak pada daun majemuk, letaknya diatas pangkal ibu
tangkai pada batang.
b. Tangkai anak daun, yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung
anak daun. Bagian ini dipandang sebagai penjelmaan pangkal suatu
tulang cabang pada daun tunggal, karena itu pada ketiaknya tidak akan
tumbuh kuncup.
c. Anak daun, merupakan helaian daun yang terpisah-pisah karena torehan
yang dalam.
d. Pelepah daun, merupakan bagian bawah ibu tangkai yang lebar dan
biasanya memeluk batang.

Ciri khas pada daun majemuk adalah :

a. Semua anak daun tumbuh dan luruh secara bersamaan.


b. Pertumbuhan terbatas artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya
tak mempunyai kuncup
c. Tidak ada kuncup yang tumbuh pada ketiak anak daun
Berdasarkan susunan anak daun pada tangkainya, daun majemuk dibedakan
menjadi :

a. Daun majemuk menyirip (pinnatus)


b. Daun majemuk menjari (palmatus)
c. Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
d. Daun majemuk campuran

2. Daun Majemuk Menyirip

Daun majemuk menyirip terbagi atas :

1. Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus). Daun ini


terlihat sebagai daun tunggal, tetapi tangkai daun memperlihatkan suatu
persendian (articulatio), jadi helaian daun tidak langsung duduk pada ibu
tangkai. Sebenarnya daun ini memiliki lebih dari satu helaian daun,
namun yang lainya telah tereduksi, sehingga menyisakan satu anak daun
saja. Misalnya pada berbagai jenis jeruk seperti jeruk bali (Citrus
maxima) dan jeruk nipis (Citrus aurantifolia ).
2. Daun majemuk menyirip genap (paripinnatus). Anak daun letaknya
berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tulang daun, sehingga jumlahnya
umumnya genap. Dalam menentukan apakah suatu daun majemuk
menyirip genap atau tidak, perhatikan ujung ibu tangkai daun jika tidak
terdapat suatu anak daun, berarti daun tersebut menyirip genap. Namun
bisa saja terjadi satu daun majemuk menyirip genap mempunyai anak
daun yang jumlahnya gasal. Contoh daun majemuk menyirip genap
dengan jumlah anak daun genap : Tamarindus indica , sementara yang
anak daunnya jumlahnya gasal : leci (Litchi chinensis ) dan kepulasan
(Nephelium mutabile ).
3. Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus). Ciri khasnya adalah bila
pada ujung ibu tangkai daun terdapat satu anak daun tersendiri. Misalnya
pada mawar (Rosa sp) dan Aglaia odorata.
Daun majemuk menyirip berdasarkan posisi duduk anak daun pada ibu
tangkai dan besar kecilnya anak daun, dibedakan menjadi :

1. Daun majemuk menyirip dengan anak daun berpasang-pasangan. Anak


daun pada ibu tangkai duduk berhadap-hadapan.
2. Menyirip berseling. Anak daun pada ibu tangkai duduk berseling.
3. Menyirip berselang-seling. Anak daun pada ibu tangkai berselang seling
pasangan anak daun yang lebar dengan anak daun yang sempit. Misalnya
pada tomat.

Pada suatu daun majemuk dapat terjadi anak daun tidak langsung
duduk pada ibu tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai tadi. Daun
majemuk ini dinamakan daun majemuk rangkap atau daun majemuk ganda.
Sifat ini hanya terdapat pada daun majemuk menyirip.

Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan atas :

1. Daun majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk
pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai.
2. Daun majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak-anak daun
duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangakai.
3. Daun majemuk menyirip ganda empat, dan seterusnya.

Daun menyirip ganda dibedakan lagi atas :

1. Daun menyirip ganda dengan sempurna, yaitu jika tidak ada satu anak
daun pun yang duduk pada ibu tangkai (biasanya yang menyirip genap).
2. Daun menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang
duduk langsung pada ibu tangkainya (biasanya yang menyirip gasal).
Contoh-contoh :

a. Daun majemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna : daun


kembang merak (Caesalpinia pucherima) dan daun lamtoro (Leucaena
glauca)
b. Daun majemuk menyirip gasal dua tidak sempurna : daun kirinyu
(Sambucus javanica).
c. Daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna : daun kelor
(Moringa oleifera).

3. Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Diginatus)

Daun majemuk menjari apabila semua anak daun tersusun memencar


pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan. Berdasarkan
jumlah anak daunnya dibedakan menjadi :

1. Daun majemuk menjari beranak daun dua (bifoliolatus), jika pada ujung
ibu tangkai terdapat dua anak daun seperti pada Cynometra cauliflora.
2. Daun majemuk menjari beranak daun tiga (trifoliolatus), jika pada ujung
ibu tangkai terdapat tiga anak daun, misalnya pada Hevea brasiliensis.
3. Daun majemuk menjari beranak daun lima (quinquefoliolatus), jika pada
ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun, contohnya pada Gynandropis
pentaphilla.
4. Daun majemuk menjari beranak daun tujuh (septemfoliolatus), jika ada
tujuh anak daun pada ujung ibu tangkainya, contohnya pada Ceiba
pentandra.
5. Jika daun majemuk menjari mempunyai tujuh anak daun atau lebih, maka
dikatakan beranak daun banyak (polyfoliolatus).

Daun majemuk menjari yang bersifat ganda, misalnya daun


majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus), seperti pada
daun Aegopodium sp.
4. Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)

Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi


dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan
pada tangkai anak daun yang disampingnya.

5. Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)

Daun majemuk campuran adalah daun majemuk ganda dengan


cabang-cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung
ibu tangkai daun, tetapi pada cabang-cabang ibu tangkai ini terdapat anak-
anak daun yang tersusun menyirip. Jadi daun majemuk campuran adalah
gabungan dari daun majemuk menjari dan daun majemuk menyirip.

D. HASIL PENGAMATAN
Gambar Hasil Pengamtan
1. Daun jeruk nipis (Citrus Aurantifolia)
a. Gambar pengamatan
Keterangan

a. Ujung daun
a b. Helaian daun
c c. Tulang daun
d. Tangkai daun
d b
e. Tepi daun
e
b. Gambar literatur

Keterangan
a
a. Ujung daun

e b. Helaian daun
d c. Tulang daun
d. Tangkai daun
e. Tepi daun
b
c

Sumber: Azilm, 2018

2. Daun belimbing (Averhhoa Bilimbi)

a. Gambar pengamatan

Keterangan
a a. Ujung daun

b b. Tulang daun
c. Helai daun
c
d. Tepi daun
d
e. Tangkai daun
e
b. Gambar literatur

Keterangan
a. Ujung daun
b
c
b. Tulang daun
c. Helai daun
d d. Tepi daun
e
e. Tangkai daun

Sumber: Eliliana, 2014

3. Daun rambutan (Nephelium Lappaceum)

a. Gambar pengamatan

Keterangan
a. Ujung daun
a b. Tulang daun

d b c. Helai daun
d. Tepi daun
c e. Tangkai daun
e
b. Gambar literatur

Keterangan
c a. Ujung daun
b
b. Tulang daun
c. Helai daun
e
d. Tepi daun
e. Tangkai daun

Sumber: Vonda, 2012

4. Daun putri malu (Mimosa Pudica)

a. Gambar pengamatan

Keterangan

b a. Ujung daun
a b. Helai daun
c. Tangkai daun
c
b. Gambar literatur

Keterangan
a
a. Ujung daun
b. Helai daun
c
c. Tangkai daun

Sumber: Arowana , 2013

5. Daun lamtoro (Luocaena Gauca)

a. Gambar pengamatan

Keterangan

c a. Ujung daun

a b. Helai daun
c. Tepi daun
d. Tangkai daun
b

d
b. Gambar literatur

Keterangan
d a. Ujung daun
b. Helai daun
c
c. Tepi daun
d. Tangkai daun
b

Sumber: Eprisa, 2013

6. Daun mawar (Rosa sp)

a. Gambar pengamatan

Keterangan

a a. Ujung daun
b. Tepi daun
c
b c. Helai daun
d d. Tulang daun
e
e. Tangkai daun
b. Gambat literatur

Keterangan
a. Ujung daun
e b. Tepi daun

c c. Helai daun
d. Tulang daun
d
e. Tangkai daun

b
a

Sumber: Arnold, 2013

Tabel Hasil Pengamatan

No Nama Tumbuhan Jenis Daun Majemuk

1. Jeruk Nipis Menyirip beranak satu

2. Belimbing Menyirip genap

3. Rambutan Menyirip berseling

4. Putri Malu Campuran

5. Lamtoro Menyirp genap ganda dengan


sempurna

6. Mawar Menyirip gasal


E. ANALISIS DATA

1. Daun jeruk nipis (Citrus Aurantifolia)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia
Sumber : Dalimarta (2000)
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, daun jeruk nipis
diklasifikasikan ke dalam kingdom (plantae). Daun jeruk nipis dengan
divisi (magnoliophyta). Daun jeruk nipis ini dimasukan ke dalam kelas
(magnoliopsida). Dengan genus citrus dan termasuk spesies (citrus
aurantifolia).

Daun jeruk nipis merupakan daun majemuk menyirip beranak daun


satu. Daun jeruk mengalami persendian pada satu tangkai anak daun
terdapat dua anak daun yang biasanya satu lebih besar diujung dan satu
lebih kecil melekat ditangkai anak daun. Tangkai anak daunnya sejajar
dengan ibu tangkai daun. Oleh karena itu helain daunnya tidak langsung
terdapat pada ibu tangkai daun.

Menurut Tjitrosoepomo (1985), Daun majemuk menyirip dapat


dibedakan dalam beberapa macam salah satunya daun majemuk menyirip
beranak daun satu. Tanpa penyelidikan yang teliti daun ini tentu akan
disebut srbagai daun tunggal. Tetapi disini tangkai daun memperlihatkan
suatu persendian jadi helaian daun tidak langsung terdapat lebih dari satu
helaian daun, hanya saja yang lainnya telah tereduksi, sehingga hanya
tinggal anak daun saja. Daun demikian biasanya kita dapati pada berbagai
jenis pohon jeruk (citrus aurantifolia).
2. Daun belimbing (Averrrhoa Blimmbi)

Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Oxalidales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : A. Bilimbi
Sumber : Dalimarta (2000)

Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, daun belimbing


diklasifikasi kedalam kingdom (plantae). Dengan divisi (magnoliophyta),
daun belimbing dimasukan kedalam kelas (magnolipsida). Dan dengan ordo
(oxalidales), family (oxalidaceae). Daun belimbing memiliki genus
(averhhoa) dan termasuk spesies (A bilimbi).
Daun belimbing termasuk daun majemuk dimana daun terdiri
banyak helaian daun. Daun tersebut berbentuk bulat telur dengan ujung
yang runcing, bagian tepi daun mengkilap dan buram pada bagian
bawahnya. Sementara struktur tulang daun menyirip dengan tekstur yang
mudah robek. Daun belimbing memiliki panjang berkisar 1,75 cm hingga 9
cm dengan lebar antara 1,25 sampai 4,5 cm. Pada setiap daun terdapat 21 –
45 pasang anak daun. Anak – anak daun tersebut bertangkai pendek dan
berwarna hijau. Sementara bagian bawah daun berwarna hijau muda.
Menurut Fahrian (2009), Daun belimbing merupakan daun majemuk
ganjil. Dengan 21-45 pasang anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat
telur sampai jorong, ujung daun belimbing runcing, pangkal membundar,
bertepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau. Permukaan
bawah berwarna lebih muda.
3. Daun rambutan (Nephelium Lappaceum)

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Sapindaceae
Genus : Nephelium L.
Spesies : Nephelium lappaceum
Sumber : Syamsyudin (2013)

Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, daun rambutan


diklasifikasikan ke dalam kingdom (plantae). Dengan divisi (tracheophyta),
daun rambutan ini dimasukan ke dalam kelas (magnoliopsida). Ordo daun
rambutan ini yaitu (sapindales), memiliki genus (nephelium L) dan termasuk
ke dalam spesies (nephelium lappaceum L).
Daun tanaman rambutan berbentuk majemuk yang letaknya
berselang seling dengan jumlah anak daun 2 sampai 4 pasang. Helaian daun
tanaman rambutan berbentuk bulat lonjong yang memiliki ukuran panjang 7
sampai 20 cm dan lebar 3 sampai 8 cm. Sehingga daun rambutan ini
dikatakan jorong.
Menurut Dalimarta (2007), Daun rambutan merupakan daun
majemuk menyirip yang letaknya berseling. Dengan anak daun berbentuk
bulat lonjong dengan panjang 7,5-20 cm dan lebar 3,8-8,5 cm, ujung dan
pangkal daunnya runcing, bertepi rata, pertulangan menyirip, tangkai
silindirs, warnanya hijau dan sering kali mengering.
4. Daun putri malu (Mimosa Pudica)

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Classis : Angiospermae
Ordo : Rosales
Familia : Mimosaceae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica
Sumber : Syamsyudin (2013)

Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, daun putri malu


diklasifikasikan ke dalam kingdom (plantae). Daun ini ber divisi
(spermatophyta), dimasukan ke dalam kelas (angiiospermae). Daun putri
malu dengan ordo (rosales), family (mimosaceae), bergenus (mimosa) dan
dimasukan ke dalam spesies (mimosa pudica linn).
Putri malu berbentuk menyirip dan anak daunnya berjumlah genap,
tidak ada satu anak daun yang duduk pada ibu tangkai dau. Namun daun
putri malu ini tidak digolongkan tipe daun majemuk menyirip genap ganda
dua yang sempurna, melainkan termasuk tipe daun majemuk campuran,
karena mempunyai cabang-cabang ibu tangkai yang memencar seperti jari
dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, namun cabang tersebut terdapat
anak-anak daun yang tersusun menjari, letak kedua pasang cabang ibu
tangkainya sedemikian dekat satu sama lain, seakan-akan terdapat empat
cabang tangkai pada ujung ibu tangkai daunnya.
Menurut Tjitrosoepomo (1985), Herba memajat atau berbaring atau
setengah pardu; tinggi 0,3-1,5m. akar pena kuat. Batang dengan rambut
sikat yang mengarah miring ke bawah dan duri temple bongkok yang
tersebar. Daun penumpu bentuk lense, panjang 1cm. Daun pada sentuhan
melipatkan diri, menyirip rangka. Sirip terkumpul rapat, panjang 4-5,5 cm.
Anak daun tiap sirip 5-26 pasang, kerap kali berwarna tepi ungu, berumbai,
6-16 kali 1-3 mm. Bongkol memanjang, panjang 1cm, 2-4 menjadi satu;
tangaki dengan rambut sekat yang panjang 2-5 cm. Kelopak sangat kecil,
bergigi 4, seperti selaput putih.

5. Daun lamtoro (Luecaena Glauca)

Klafikasi
Kindom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Family : Leguminoseae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucanena glauca
S umber : Soemarwoto (2004)
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, daun lamtoro
diklasifikasikan ke dalam kingdom (plantae). Dengan divisi
(spematophyta), kelas (dicotyledoneae), family (legumimoseae). Daun
lamtoro ini memiliki genus (leucaena), dan dimasukan ke dalam spesies
(leucanena lucocephala).
Daun lamtoro memiliki daun majemuk menyirip ganda dua dengan
sempurna. Daun lamtoro memiliki ibu tangkai daun, tangkai anak daun, dan
anak daun yang berjumlah 5-20 pasang. Anak daunnya berbangun daun
lanset, ujungnya runcing, dan tepi daunnya rata. Pohon lamtoro juga disebut
sebagai pohon petai cina.
Menurut Dalimarta (2000), Lamtoro merupakan perdu atau pun pohon
kecil dengan tinggi 2-10 m, memiliki batang pohon keras dan berukuran
tidak besar serta batang bulat silindris dan bagian ujung berambut rapat.
Daun majemuk terutai dalam tangkai. Menyirip genap ganda dua sempurna,
anak daun kecil-kecil terdiri dari 5-20 pasang bentuknya lanset, ujung
runcing, tepi rata, panjang 6-12 mm dan lembar 2-5mm. Bunga majemuk
terangkai dalam karangan berbentuk bongkol yang bertangkai panjang dan
berwarna putih kekuningan atau sering disebut cengkaruk.
6. Daun mawar (Rosa sp)

Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Spesies : Rosa sp
Sumber : Ercisli (2005)

Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, daun mawar


diklasifikasikan ke dalam kingdom (plantae). Dengan divisi
(magnoliophyta), kelas (magnolipsida), ordo (rosales). Daun mawar ini
berfamily (rosaceae) dan dimasukan ke dalam spesies (rosa L).
Daun pada bunga mawar juga tergolong majemuk, dimana pada
satu cabang batang terdapat sekitar 5-9 anak daun. Bentuk daunnya sedikit
oval dan kecil dengan panjang 2-3 cm yang memiliki gigi disekitar daun.
Manfaat daun pada tumbuhan hijau ini tentunya untuk melakukan proses
fotosintesis pada tumbuhan.
Menurut Tjitrosoepomo (1985), Daun majemuk menyirip gasal
(imparipinnatus), juga di sini yang menjadi pedoman ialah ada atau
tidaknya satu anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Ditinjau dari
jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan yang benar-benar gasal jika
anak daun berpasangan, sedang di ujung ibu tangkai terdapat anak daun
yang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar dari pada lainnya),
seperti dapat dilihat pada daun pacar cina (Aglaia odorata Lour.) dan mawar
(Rosa sp).
F. KESIMPULAN

1. Daun majemuk adalah daun yang memiliki susunan tangkainya bercabang-


cabang dan pada cabang tangkai ini terdapat helaian daun, sehingga pada
satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun.

2. Ciri-ciri daun majemuk yaitu :

a. Pada satu daun majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan
biasanya pun rontok bersama-samaan pula.

b. Pada suatu daun amjemuk terjadi pertumbuhan yang terbatas, artinya


tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup.
Suatu cabang biasanya selalu bertambah panjang dan mempunyai sebuah
kuncup di ujungnya.

3. Jenis-jenis daun majemuk menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya.
Anatara lain:

a. Daun majemuk menyirip (pinnatus)

b. Daun majemuk bangun kaki (pedatus)

c. Daun majemuk campuran (digitato pinantus)

G. DAFTAR PUSTAKA

Anold, “Ciri-Ciri Bunga Mawar”, https://sawonbudidaya. com. dalam


google.com. 2019.
Arowana, “Putri Malu Tanaman Liar Kaya Manfaat”,
https://malang/arowana.com. dalam google. com. 2013.
Azilm, “Manfaat Dari Daun Jeruk Nipis”, https://steemit/azilm.com. dalam
googe.com. 2018.
Dalimarta, Setiawan, Tumbuhan Obat Indonesia, Bogor: Trubus, 2000.
Dalimarta, Setiawan, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta: Trubs
Agriwidya, 2000.
Dalimarta, Setiawan, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta: Puspa Swara,
2007.
Eliliana, “Daun Belimbing Pengusir Lalat”, https://steemit/eliliana.com.
dalam google. com. 2014.
Eperisa, “Manfaat Daun Lamtoro”, https://eprisa.wordpress. com. dalam
google.com. 2013.
Farhani, G.B, Uji Aktifitas Antibakteri Daun Belimbing Wuluh Terhadap
Bakteri Steptococcus Aureus Dan Achercia Coli Secara Bioautografi.
Jakarta: FMIPA UI, 2009.
Otto, Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan, Jakarta:
Djambanta, 2004.
Syamsyudin, Hasan, Hijau Pakan Tropik, Bogor: IPB Press, 2013.
Tjitrosoepomo, Morfologi Tumbuhan, Yogjakarta: Gadjah Mada Universitasy
Press, 1985.
Vonda, “Membuat Masker Dari Daun Rambutan”,
https://www.vondanote.com. dalam google.com. 2012.

H. LAMPIRAN

1. Bagaimana cara menentukan empat jenis daun majemuk?

2. Jelaskan perbedaan mencolok antara daun majemuk menyirip genap dan


menyirip ganjil ! berikan contohnya!

Jawab :

1. Daun majemuk menyirip (pinnatus), yaitu memiliki anak-anak daun yang


tersusun dikiri dan di kanan ibu tangkai (petiolus coomunis). Biasanya daub-
daun majemuk menyirip memiliki ukuran daun yang kecil.

Daun majemuk menjari (palmatus atau digitatus) yaitu susunan anak-anak


daun yang terpencar dari ujung ibu tangkai daun,

Daun majemuk daun kaki (pedatus), yaitu susunan daun majemuk bangun
kaki hampir sama dengan susuanan daun majemuk menjari. Perbedaanya
dapat dilihat pada dua anak daun terakhir, yang biasanya terletak didekat ibu
tangkai daun, tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak
daunyang disampingnya.

Daun majemuk campuran (digitatopinnatus) yaitu pada ujung ibu tangkai


daun tersusun cabang-cabang yang terpencar seperti jari. Pada cabang-
cabang tersebut duduk anak-anak daun yang tersusun menyirip.
2. Daun menyirip genap yaitu anak daun letaknya berpasang-pasangan di
kanan kiri ibu tulang daun, sehingga jumlahnya genap. Sedangkan daun
menyirip ganjil ujung ibu tangkai daun terdapat satu anak daun tersendiri.
Dalam menentukan apakah suatu daun majemuk menyirip genap atau tidak,
perhatikan ujung ibu tangkai daun jika tidak terdapat anak daun, berarti
daun tersebut menyirip genap. Contoh daun menyirip genap dengan jumlah
anak genap : (tamarindus indica), sementara yang anak daunnya jumlah
ganjil yaitu leci (lithi chinensis) dan kepulusan (nephelium mutabile).

Anda mungkin juga menyukai