Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

Pengamatan Tanaman Puring (Codiaeum variegatum)

Di Susun Oleh:

KELOMPOK 7

NAMA NIM

Ade Mulyani dg Patata 6131419028

Eksanty Mustika Zhahrani 6131419032

Landri ParaJuri 6131419008

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puring (Codiaeum variegatum) , puding,atau kroton adalah tanaman
hias pekarangan populer berbentuk perdu dengan bentuk dan warna daun
yang sangat bervariasi. eragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi
warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu, erta campurannya. Bentuk
daun pun bermacam-macam: memanjang, oval, tepi bergelombang, elainya
"terputus-putus", dan sebagainya.Secara botani, puring adalah kerabat auh
singkong serta kastuba. Ciri yang sama adalah batangnya menghasilkan
lateks berwarna putih ekat dan lengket, yang merupakan ciri khas suku
Euphorbiaceae.Puring berasal dari epulauan Nusantara namun kini telah
tersebar di seluruh daerah tropika dan subtropika, sertamenjadi salah satu
simbol turisme.
Tanaman ini tumbuh dan tersebar dari daerah beriklim panas hingga
daerah subtropika. Hingga saat ini belum ada data pasti yang menunjukkan
asal tanaman ini. Menurut beberapa sumber pustaka, puring sudah lama ada
di Indonesia dan pertama kali ditemukan di kepulauan Maluku yang
dimanfaatkan sebagai tanaman pagar atau pekuburan. Di setiap daerah
puring memiliki nama berbeda-beda. Di Sumatra dikenal dengan nama
tarimas, siloastam (Batak), nasalan (Nias), Pudieng (Minangkabau,
Lampung). Di jawa dikenal dengan nama puring (Sunda, Jawa), Karoton
(Madura). Di Nusa Tenggara dikenal dengan nama demung, puring (Bali),
daun garida (Timor). Di kalimantan di kenal dengan nama uhung dan dolok.
Di Sulawesi : dendiki (Sangir), Kejondon, Kalabambang, dudi, leleme,
kelet, kedongdong disik (Minahasa), nuniki balano (Buol), balenga
semangga (Makassar), dahengora, mendem (Manado). Di Maluku dikenal
dengan nama susurite, salu-salu, fute, ai haru,sinsite, siri-siri (Seram),
galiho, dahengaro, salubuto (Halmahera), dahengora, daliho (Ternate,
Tidore).
Puring Codiaeum variegatum merupakan tanaman asli Indonesia,
tepatnya dari Kepulauan Maluku. Tanaman ini diminati sebagai tanaman
hias karena keindahan daunnya. Daun Puring terkenal dengan bentuk yang
bermacam-macam dan warna yang bermacam-macam pula. Kadangkala
dalam satu pohon, warna yang timbul di daunnya bisa mencapai 4 warna
bahkan lebih (Rizal, 2011).
Dari Indonesia, puring menyebar ke berbagai negara diantaranya
Thailand yang banyak menghasilkan Puring varian baru atau puring
hibridan yang mempunyai bentuk yang indah, Selain itu di Florida banyak
sekali dibiakkan puring varian baru yang dengan nama-nama berbau
Amerika. Di Indonesia, demam puring terjadi pada antara tahun 2009-2010
dimana sampai ada satu varian puring yang harganya sampai 100 Jutaan.
Saat ini harga puring di pasaran mulai normal kecuali puring langka atau
puring-puring mutasi (Rizal, 2011).
Puring biasanya akan menghasilkan warna-warna yang cerah
apabila mendapat paparan sinar matahari yang penuh. Sedangkan apabila
ditanam di daerah yang teduh biasanya warnanya cenderung akan gelap.
Puring termasuk tanaman cukup yang cukup liar karena tahan terhadap
kekeringan. Bahkan apabila terlalu banyak mendapat air, kadang puring
merontokkan daunnya (Rizal, 2011).
Kelebihan dari Puring Codiaeum variegatum adalah
kemampuannya untuk menyerap zat–zat polutan. Bersama dengan lidah
mertua Sanseivera, puring ditanam orang di pinggir jalan untuk mengurangi
polusi. Beberapa jenis puring juga digunakan sebagai lalapan, tapi bisa juga
digunakan sebagai obat pencahar. Perbanyakan puring sangat gampang,
tinggal dipotong kemudian ditancapkan dalam tanah. Apabila ingin
kepastian berhasilnya tinggi, maka puring bisa dicangkok. Bunga puring
jarang sekali berhasil menjadi buah, karena sangat jarang bunga jantan dan
betina muncul bersamaan (Marmadilon, 2012).
Adanya bunga jantan dan betina ini yang membuat Puring relatif
mudah untuk disilangkan. Oleh karena itulah saya tertarik untuk mengamati
keragaman tanman puring.
1.2 Tujuan penelitian
1. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan pada masing masing varietas bibit
tanaman Puring (Codiaeum variegatum)
2. Apakah ada pengaruh pemberian macam hormon terhadap pertumbuhan
bibit tanaman Puring (Codiaeum variegatum)?
3. Apakah terdapat interaksi antara perlakuan varietas dan macam hormon pada
pertumbuhan bibit tanaman Puring (Codiaeum variegatum)?

1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan masing-masing varietas bibit
tanaman Puring (Codiaeum variegatum).
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian macam hormon terhadap
pertumbuhan bibit tanaman Puring (Codiaeum variegatum)
3. Untuk mengetahui interaksi antara perlakuan varietas dan macam hormon
pada pertumbuhan bibit tanaman Puring (Codiaeum variegatum)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan puring merupakan tanaman perdu yang termasuk famili


Euphorbiaceae. Berdasarkan pakar botani tanaman tebu ini dapat diklasifikasi dan
morfologi adalah sebagai berikut :

 Klasifikasi tanaman puring


Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Super divisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Codiaeum Juss

Spesies : Codiaeum variegatum (L.) Rumph

Secara garis besar ada empat jenis puring, yaitu Meidum baill, Pictum hook,
Croton pictus lood, dan phylovren lour. Jenis yang paling umum diperdagangkan
adalah Croton. Varietas puring yang terkenal adalah puring nuri (C. variegatum
’Miami’), puring gelatik (C. variegatum ‘Belvalen’), puring ketapang (C.
variegatum ‘Miami’), puring banci (C. variegatum ‘Imperialis), Poring bor (C.
variegatum ‘Jan Bier), puring buntut ayam (C. variegatum ‘Majestic’), Puring jet
(C. variegatum ‘exotica’), cactus tiang/petung (C. variegatum ‘Majestic’), dan
cactus gendong (C. variegatum ‘Mac Art’) dan lain-lain

Bentuk daun tanaman puring bervariasi, ada yang berbentuk pita yang
panjangnya 5 cm – 30 cm, elips, oblong, bulat, hingga seperti ujung tombak.
Permukaan daun ada yang rata, bergelombang, dan berpilin. Warna daun juga
bervariasi, ada yang berwarna hijau tua polos dan ada pula yang memiliki lebih dari
tiga macam warna dengan variasi hijau, coklat, merah, biru dan kuning. Coraknya
ada yang berbintik-bintik, bergaris-garis, dan belang-belang. Daun dan tangkainya
memiliki getah berwarna bening hingga putih. Bunga telanjang dengan benang sari
yang banyak dan tersusun berangkai dalam satu tangkai bunga. Batang berkayu dan
bergetah, tinggi mencapai 3 meter dan memiliki percabangan yang banyak

Tanaman puring selain sebagai penghias pagar dan pekarangan rumah


pucuk daun mudanya juga dapat dimanfaatkan sebagai lalapan (sayuran), tanaman
hias, dan obat-obatan tradisional. Kegunaan penting, antara lain adalah sebagai
berikut :

1. Akar dan kulit tanaman puring digunakan untuk menyamak kulit karena
tanaman puring mengandung zat penyamak.
2. Air rebusan daun puring bias digunakan untuk memperlancar keluarnya
keringat. Caranya, air rebusan tersebut digunakan untuk mandi. Jika
diminum, air rebusan daun puring juga dapat membantu menurunkan panas
badan karena demam.
3. Air rebusan daun puring jenis air mancur dapat digunakan untuk mencegah
penyakit rajasinga.
4. Papagan kulit batang yang diseduh dengan air panas lalu diminum dapat
mengurangi rasa sakit perut akibat diare
5. Dalam farmakologi Cina disebutkan tanaman ini memiliki rasa pahit,
dingin, beracun. Melancarkan peredaran darah, peluruh keringat dan
pencahar ringan. Akar dan kulit batang mempunyai rasa pedas, yang
berkurang bila digodok bersama dengan scutellaria. Efek farmakologi ini
diperoleh dari penggunaan daun, ranting muda, akar dan kulit batang.
6. Sebagian dari ibu - ibu mungkin kebingungan ketika buah hatinya sakit,
sakit perut misalnya. jika ibu mempunyai tanaman puring bisa
memanfaatkannya sebagai obatnya. berikut ini caranya;
a. ambil secukupnya daun puring muda, yang beerwarna kuning dan
masih segar
b. lumatkan sampai halus
c. tambahkan sedikit air bersih, aduk sampai menjadi bahan seprti
bubuk
d. oleskan pada perut anak

BAB III
METODE PENGAMATAN
3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 oktober 2019 bertempat ditaman


rektorat , pada jam 19.25.

3.2 Matode Pengamatan

Matode yang di gunakan dalam pengamatan ini yaitu matode kualitatif yaitu
pengamatan yang dilakukan dengan cara melihat secara langsung dengan
menggunakan indra. Sehingga hasil pengamatan oleh merupakan hasil kualitatif.

3.3 Variabel yang diamati

1. Akar

2. Batang

3.Daun

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Morfologi akar puring

Akar tanaman puring adalah akar tunggang dan berwarna kuning muda.
Menjulang kebawah semakin bertambah umur tanaman semakin kuat akarnya.

 Morfologi batang tebu

Sosok batang puring yaitu bulat, pertumbuhan batang tegak menjulang


keatas dengan percabangan banyak. Batang puring bergetah semakin
bertambah umur tanaman batang berkayu dan mengeras.

 Morfologi daun tebu


Tanaman puring memiliki daun yang tergolong tidak lengkap karena terdiri dari
helaian dan tangkai daun, tanpa ada pelepah nya. Daun puring tersusun berselang-
saling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas batang tanaman.Bentuk daun
puring salonjong (oblongus), masing-masing daun mempunyai corak warna yang
berbeda, Tepi daun bergelombang dan Ujung daun runcing (acutus), lebar daun
puring berukuran sekitar >= 10cm
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tumbuhan puring merupakan tanaman perdu yang termasuk famili


Euphorbiaceae. Daun puring mengandung senyawa saponin,
flavanoida, dan polifenol. Itulah sebabnya tanaman ini dimanfaankan sebagai obat
tradisional. Dan pada daunnya banyak terdapat stomata yang berpotensi
mengurangi pencemaran udara.

5.2 Saran

Sebaiknya jika ingin membuat penelitian tanaman puring, alat dan bahan
baku yang digunakan dipilih dengan tepat
DAFTAR PUSTAKA

http://slametsuradi.blogspot.com/2016/08/makalah-anatomi-tumbuhan-puring.html
http://mittho-floweris.blogspot.com/2011/12/puring-sejita-warna-sejuta-manfaat.html
http://slametsuradi.blogspot.com/2016/08/makalah-anatomi-tumbuhan-
puring.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai