SURVEY PASAR
Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
2023
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pasar adalah tempat orang berjual beli,
sedangkan tradisi adalah sikap, cara berpikir dan bertindak yang selalu berpegang pada
norma dan adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun. Dari pengertian diatas, pasar
tradisional adalah tempat dimana orang-orang melakukan jual beli di suatu tempat sesuai
adat dan tradisi. Di Indonesia, keberadaan pasar tradisional tidak hanya menjadi persoalan
perekonomian semata, namun juga merambah ke dalam norma, bidang budaya, dan
peradaban yang telah ada sejak lama di berbagai wilayah di Indonesia.
Sebagai pusat aktivitas sosial ekonomi individu, model hubungan ekonomi yang
terjadi di pasar tradisional mengarah pada interaksi sosial yang erat antara pembeli,
pedagang, dan pemasok sehingga menjadi warisan sosial yang mengungkapkan perlunya
sosialisasi antar individu. Fungsi pasar tradisional kemudian menjadi pusat pertemuan, pusat
pertukaran informasi, kegiatan seni populer bahkan ditawarkan paket wisata. Dengan
demikian, pasar tradisional merupakan aset perekonomian daerah sekaligus memperkuat
hubungan sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, pasar tradisional bukan sekedar ruang
melainkan institusi sosial yang terbentuk dari proses interaksi sosial dan kebutuhan
masyarakat (Basri, 2002).
Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual
beli. Menurut ilmu ekonomi pasar berkaitan dengan kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas
pasar adalah adanya kegiatan transaksi jual beli. Produsen sebagai penyedia produk pasca
panen harus melakukan penanganan dengan baik agar hasil pertanian yang dipanen tidak
mengalami kerusakan saat panen, pasca panen dan pada saat pendistribusian ke pedagang
atau pembeli langsung agar bahan masih dalam kondisi baik dan segar. Begitupun juga
pedagang hasil pertanian yang menerima bahan baku dari petani juga harus memperhatikan
penanganannya agar kualitas hasil pertanian di jual dalam keadaan baik (Koentjoro, 2006).
1
sayur dan buah seperti memberikan jaring pembungkus pada buah apel dan pir untuk
mencegah lalat buah meletakkan telurnya pada buah dan melindungi buah dari kerusakan
mekanisme yang disebabkan oleh benturan yang menimbulkan memar, dan melindungi buah
dari sengatan sinar matahari secara langsung.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kualitas di setiap komoditas yang berhubungan dengan sifat pasca panen
pasar tradisional?
C. Tujuan
Mengetahui kualitas setiap komoditas yang berhubungan dengan sifat pasca panennya
dipasar tradional.
2
PEMBAHASAN
Tinjauan Pustaka
1. Pir
Buah pir adalah sebutan untuk pohon dari genus Pyrus dan buah yang dihasilkan.
Beberapa spesies pohon pir menghasilkan buah yang enak dimakan karena mengandung
banyak air, masir dan manis. Pohon pir berketinggian sedang, bisa mencapai 10-17 meter tapi
sebagian spesies merupakan pohon yang pendek yang memiliki daun yang rimbun. Daun
buah pir berselang-seling, berbentuk lonjong yang lebar tapi bisa juga berbentuk membujur
panjang (lanceolate) yang langsing. Panjang antara 2 sampai 12 cm. Pada sebagian spesies,
daun berwarna hijau mengkilat atau sedikit berbulu berwarna keperakan. Bentuk buah pir
Bartlett bulat atau pangkal buah kecil dengan ujung lebar tumpul,kulit buah jika sudah
matang berwarna dasar hijau muda atau hijau kekuningan,kadang-kadang memperlihatkan
rona kemerahan,daging buahnya putih padat dan rasanya manis sedang, seperti rasa buah
jambu biji (Sjaifullah, 1997). Suhu penyimpanan optimal buah pir yaitu antara -1 sampai 4
°C dengan lama penyimpanan 8-30 minggu (Tranggono dan Sutardi, 1990). Sebagian besar
pohon merontokkan daunnya di musim dingin (deciduous) dengan perkecualian dua spesies
Pir di Asia Tenggara selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen).
Tanaman Jeruk memiliki daun berbentuk oval atau elips, berwarna hijau mengkilap,
dan memiliki aroma khas saat diusap. Bunga jeruk umumnya berwarna putih atau kemerahan,
sering kali harum, dan muncul secara berkelompok. Buah jeruk berbulat atau lonjong,
3
kulitnya tebal dan dapat dikupas, dan dagingnya berair serta kaya akan vitamin C. Terdapat
berbagai varietas jeruk, termasuk jeruk manis, jeruk keprok, jeruk nipis, jeruk mandarin, dan
sebagainya. Masing-masing memiliki karakteristik rasa, ukuran, dan warna yang berbeda.
Buah jeruk dapat diklasifikasikan ke dalam keluarga Rutaceae dan genus Citrus.
Berikut adalah beberapa tingkatan klasifikasi untuk buah jeruk:
3. Terong
Tanaman terong adalah tanaman semusim yang tumbuh tegak dengan batang
yang bercabang. Ada beberapa jenis terong yang sering dijumpai, antara lain terung
gelatik,terung kopek, terung craigi, terung jepang,terung medan dan terung bogor
(Fitrianti dkk,2018). Tanaman terong memiliki daun yang berbentuk oval dengan tepi
bergerigi, dengan lobus yang kasar. Bunganya berbentuk payung dan berwarna ungu atau
putih. Buah terung mempunyai bentuk yang beragam sesuai dengan varietasnya, bentuk
yang dikenal meliputi panjang silindris, panjang lonjong, lonjong (oval), bulat lebar dan
bulat. Terong memiliki panjang 10–20 cm (4-8 inci) dan 5–10 cm (2-4 inci) lebarnya,
berwarna ungu gelap, tetapi ada juga varietas dengan warna yang berbeda-beda seperti
putih, hijau, atau kuning. Batang terong biasanya berduri (Muldiana & Rosdiana ,2017). .
Berikut klasifikasi Tanaman Terong:
4
g. Spesies (Species): Solanum melongena
4. Brokoli
Warna bunga pada brokoli sesuai dengan kultivar, ada yang memiliki
Warna bunga hijau muda, hijau tua dan hijau kebiru-biruan (ungu).
Pembungaan utama terbentuk pada ujung batang (memanjang yang tidak
bercabang)
Biji brokoli memiliki bentuk dan warna yang hampir sama, yaitu
bulatkecil berwarna coklat sampai kehitaman. Biji berukuran kecil (diameter
sekitar1mm) berbentuk bulatan dan terbungkus oleh cangkang berwarna hitam
(Purwanto, 2021). Berikut klasifikasi tanaman Brokoli :
a. Kingdom: Plantae
b. Divisi: Spermatophyta
c. Sub-divisi: Angiospermae
5
d. Kelas: Dicotyledoneae
e. Famili: Cruciferae
f. Genus: Brassica
g. Species: Brassica oleraceae L.
6
HASIL SURVEI PASAR
a. Pir
7
1. nama umum: Jeruk
2. nama latin: Citrus x sinensis
3. jenis organ: daging buah berupa butiran kecil yang berisi cairan yang rasanya
manis ataupun asam dan banyak mengandung vitamin C.
4. jenis kulit: kulit bagian luar (flavedo) yang berbatasan dengan epidermis dan
kulit bagian dalam (albedo) yang merupakan jaringan busa.
5. suhu penyimpanan: suhu ruang
6. kelembaban udara:
7. pengemasan: peti plastik
8. praktik penyimpanan komoditas: Disimpan di dalam toko terbuka
9. asal usul produk: dari toko induk buah yang menjual buah dengan sekali
banyak.
10. jenis kerusakan yang di alami: rusak fisik pada buah, yaitu bercak bergerigi
pada kulit jeruk disebabkan oleh jamur Phyllosticta citricarpa yang menyerang
kulit buah.
c. Terong
8
5. suhu penyimpanan : Suhu ruang
6. kelembaban udara:
7. pengemasan: peti plastik
8. praktik penyimpanan komoditas: disimpan didalam toko
9. asal usul produk:
10. jenis kerusakan yang di alami:terong mengalami bonyok dikarenakan
penyimapanan yang tidak benar
d. Brokoli
9
KESIMPULAN
Mengetahui kualitas setiap komoditas yang berhubungan dengan sifat pasca panennya
di pasar dapat membantu pembeli dalam memilih produk yang berkualitas dan
meminimalkan kerugian. Dalam memilih produk, pembeli perlu memperhatikan beberapa hal
seperti segar atau tidaknya produk, apakah produk tersebut memiliki kerusakan atau tidak,
dan apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan pembeli. Dengan mengetahui kualitas
setiap komoditas, pembeli dapat memilih produk yang berkualitas dan sesuai dengan
kebutuhan mereka .
10
DAFTAR PUSTAKA
Muldiana, S., & Rosdiana. (2017). Respon tanaman terong (Solanum malongena l.)
terhadap interval pemberian pupuk organik cair dengan interval waktu yang
berbeda. In Seminar Nasional 2017 Fakultas Pertanian UMJ “Pertanian dan
Tanaman Herbal Berkelanjutan di Indonesia” (pp. 155–16litas 2).
Tranggono dan Sutardi, 1990. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Pusat Antar Universitas
Pangan Dan Gizi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Yuliani, Fitri. 2012. Isolasi Senyawa Lutein Dari Ekstrak Bunga Brokoli Sebagai
Antioksidan. Skripsi: Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan, Institut Pertanian Bogor
11