Oleh :
Kelompok 4
Aggota : Firda Amaliyah R 10307017
Khori Indriyani S 10307025
M. Rifki Abdillah 10307029
Widya Dwiyani 10307049
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 16 Juni 2022
Waktu : 2 x 2 Jam
Dosen Penilai : Nurul Mukminah, S.Pt., M.Si
LABORATORIUM TPHP
PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
JURUSAN AGROINDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
2.3.1 Brokoli
Brokoli merupakan tanaman sayuran yang dimanfaatkan bagian bunganya.
Secara tata nama tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Brassicales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Brokoli memiliki tangkai daun agak panjang dan helai daun berlekuk-lekuk
panjang. Tangkai bunga brokoli lebih panjang dan lebih besar dibandingkan dengan
kubis bunga. Massa bunga brokoli tersusun secara kompak membentuk bulatan
berwarna hijau tua, atau hijau kebiru-biruan, dengan diameter antara 15-20 cm atau
lebih. Bunga brokoli berwarna hijau dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis
bunga. Brokoli tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi tidak
sekompak kubis (Fatharanni & Anggraini, 2017).
Buah adalah bagian dari tanaman yang strukturnya mengelilingi biji dimana
struktur tersebut berasal dari indung telur sebagai fundamen (bagian) dari bunga itu
sendiri (Sediaoetama, 2010). Sehingga dapat dikatakan buah menjadi bagian
tumbuhan yang berasal dari bunga atau putih dan biasanya berbiji. Buah juga
berfungsi sebagai pelengkap zat gizi yang dibutuhkan tubuh, khususnya vitamin C.
2.4 Jeruk
Secara tata nama tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae ( biji berkeping dua)
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sinensis
Buah bentuk bola, atau bentuk bola tertekan berwarna kuning, oranye atau
hijau dengan kuning. Daging buah kuning muda, oranye kuning atau kemerah-
merahan dengan gelembung yang bersatu dengan yang lain. Buah jeruk manis
pacitan memiliki bentuk bulat dengan bagian atas hampir meruncing dan bagian
bawah mendatar. Kulitnya lebih tebal dibandingkan dengan jeruk siam. Daging
buahnya berwarna kuning atau merah oranye, rasanya manis,kandungan air dalam
dagingnya banyak dan buahnya sangat rapat satu sama lain.
2.6 Stroberi
Buah stroberi yang sebenarnya adalah buah semu, bukan buah yang
sebenarnya. Buah stroberi yang dikenal masyarakat selama ini adalah reseptakel
atau jaringan dasar bunga yang membesar. Buah yang sebenarnya adalah biji-biji
kecil berwarna putih yang disebut dengan achen. Achen berasal dari sel kelamin
betina yang telah diserbuki dan kemudian berkembang menjadi buah kerdil. Achen
menempel pada permukaan reseptakel yang membesar. Biji stroberi berukuran
kecil, pada setiap buah menghasilkan banyak biji. Biji berukuran kecil terletak di
antara daging buah.
2.7 Pepaya
Buah pepaya berbentuk oval memanjang dengan ukuran mencapai 15 cm
hingga 45 cm dan diameter 10 sampai 30 cm. Saat matang, tekstur buahnya lembut,
selembut buah alpukat matang, atau bahkan lebih lembut lagi. Warna kulitnya hijau,
ada pula yang berwarna agak jingga. Secara tata nama tumbuhan (taksonomi)
diklasifikasikan ke dalam :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Caricales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
2.9 Alpukat
Buah alpukat memiliki daging yang bertekstur lembut dan berwarna
kehijauan pada bagian dekat kulit dan berwarna kuning pada bagian yang semakin
dekat dengan biji. Buah alpukat mengandung lemak sehat yang dapat meningkatkan
kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). Alpukat merupakan jenis
tumbuhan dengan biji berkeping dua atau dikotil dengan bentuk bulat seperti bola
berdiameter 2,5-3 cm dan berwarna putih kemerahan.
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Penggaris, Untuk mengukur panjang sampel;
2. Jangka Sorong, Untuk mengukur diameter sampel;
3. Mikrometer, Untuk mengukur ketebalan sampel;
4. Penetrometer, Untuk mengukur sifat fisik sampel pada tanah;
5. Reflektometer, Untuk mengukur padatan terlarut sampel;
6. Timbangan, Untuk mengukur keadaan berat sampel;
7. Pisau, Untuk memotong sampel dengan ukuran kecil; dan
8. Talenan.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Apel 7. Terong
2. Jeruk 8. Bawang Daun
3. Pepaya 9. Tomat
4. Jambu Merah 10. Buncis
5. Alpukat 11. Brokoli
6. Strawberry 12. Bayam
3.2 Prosedur Praktikum
Bahan Warna Aroma Rasa Berat Ukuran (cm) Kekerasan Edible Total
Kulit Daging (gram) Panjang Lebar Portion Padatan
(%) Terlarut (°
brix)
Apel Merah Putih Khas apel pada Manis 159 - - 1,449 56,7 13,5
kecoklatan umumnya
Terong Ungu Putih Khas terong Sedikit 73 - - 0,9456 90
kehitaman pada umumnya manis
Bawang Green - Khas daun Getir 48,1 45 2,5 - - -
Daun yellow bawang pada
umumnya
Stroberi Merah Merah Khas stroberi Asam 10 3,07 3,76 0,698 90 6
pada umumnya
Pepaya Dark Yellow Khas pepaya Cukup 137 22,9 10,48 1,04 82,81 11
yellow orange pada umumnya manis
Tomat Brown Red Khas tomat pada Cukup 44 4,7 41,36 0,638 65,90 0,4
orange orange umumnya asam
Buncis Green Green Khas bunci pada Sedikit 9 19,5 1,03 0,66 100 -
umumnya manis
Jambu Biji Green Pink Khas jambu biji Manis- 188 7,29 6,79 0,60 99,5 -
Merah merah sedikit
asam
Alpukat Coklat Hijau Khas alpukat Sedikit 250,6 10 7 3 61,45 1
pada umumnya manis
Bayam Hijau Hijau Khas bayam - 61,3 - - 0,3 60,03 -
pada umumnya
Brokoli Dark - Busuk Hambar 141 - - - 74,4 -
green
Jeruk Dark Orange Khas jeruk segar Manis 73 4,6 5,3 0,83 74,4 9
yellow asam
green
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan untuk memahami jenis dan
karakteristik fisik dari buah dan sayur , sampel sayur yang digunakan adalah terong,
bawang daun, tomat, buncis, bayam dan brokoli. Sedangkan sampel buah yang
digunakan adalah apel, strawberry, pepaya, jambu merah, alpukat dan jeruk. Tidak
hanya memahami jenis dan karakteristik nya saja , pada pengamatan ini dilakukan
perhitungan edible portion sampel dan mengukur Total Padatan Terlarut (TPT)
°brix pada buah.
Berdasarkan tabel 4.1 sampel sayur memiliki berat yang berbeda terong
memiliki berat 73gr , bawang daun 48,1 gr , tomat 44 gr, buncis 9 gr, bayam 61,3
gr dan brokoli 141 gr. Sampel yang paling terberat adalah sayuran brokoli.
Kekerasan yang dimiliki setiap sampel pun berbeda pada tomat kekerasan nya
0,638 , buncis 0,66 dan bayam memiliki nilai kekerasan 0,3. Rasa pada setiap
sampel sayur pun berbeda ada yang memiliki rasa sedikit asam pada tomat , sedikit
manis pada buncis , rasa hambar pada brokoli, dan getir pada sampel bawang daun.
Aroma yang ditimbulkan pada setiap sampel sayur ini memiliki aroma yang khas
dan ada juga yang tidak beraroma seperti buncis. Berdasarkan pengamatan fisik
pada warna sampel sayur terong memiliki warna ungu , bawang daun berwarna
hijau kekuningan tomat berwarna merah orange , buncis dan bayam berwarna hijau
, dan brokoli berwarna hijau tua. Masing-masing sayur dan buah mempunyai sifat
fisik yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat kematangan juga menyebabkan
perbedaan sifat fisik. Sifat fisik buah dan sayur penting dalam sortasi dan
pengkelasan mutu (grade). Sifat fisik buah dan sayur yang sering diamati antara lain
warna, aroma, rasa, bentuk, ukuran, dan kekerasan. Biasanya untuk wama, aroma,
rasa, bentuk, ukuran, dan kekerasan dilakukan secara subjektif, sedangkan berat
ditetapkan secara objektif. Menggunakan timbangan (Muchtadi, 2010).
Berdasarkan hasil perhitungan edible portion pada tabel 4.1 Edible portion terong
sebesar 90% , bawang daun 76,9% , tomat 65,90% , buncis 100% , bayam 60,03 %
, dan brokoli sebesar 74,4 %. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut edible portion
terbesar terdapat pada sampel buncis yaitu 100% dan edible portion terkecil yaitu
pada sampel bayam yaitu 60,03% , rendahnya nilai edible portion pada bayam
dikarenakan bagian yang terbuang pada bayam cukup banyak yaitu pada tangkainya
yang panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi edible portion di antaranya jenis.
berat daun, umbi, biji, bagian-bagian yang tidak dapat dimakan seperti bonggol,
tangkai, dan bagian yang cacat karena terserang hama yang sering terjadi pada
sayuran.
Berdasarkan tabel 4.1 pengamatan buah dengan menghitung kadar Total
Padatan Terlarut (TPT) dan edible portion pada buah. Kandungan total padatan
terlarut (TPT) menunjukkan kandungan gula yang terdapat pada buah tersebut
(Arzam 2015). Kandungan gula sering diukur dalam bentuk padatan terlarut total.
Padatan terlarut total mencakup gula dan asam, akan tetapi gula menempati porsi
yang. Sampel apel memiliki berat 159 gr , strawberry 10 gr dengan nilai kekerasan
0,7 rasa asam aromanya wangi berwarna merah dengan nilai TPT nya 6°brix. Berat
pada pepaya 1379 gr dengan nilai kekerasan 1,04 rasa agak manis aromanya khas
pepaya berwarna brown oranye dengan nilai TPT 0,4°brix. Jambu merah memiliki
berat buahnya 188 gr , kekerasan 3 , rasa manis sedikit asam , beraroma wangi khas
jambu dan berwarna hijau kuning, memiliki kadar TPT 6°brix. Buah alpukat
memiliki berat sebesar 250,6 gr , kekerasan 3 rasanya sedikit manis , warna buah
nya hijau, memiliki kadar TPT 1°brix. Dan sampel yang terakhir adalah buah jeruk
berat buah sebesar 73 gr dengan nilai kekerasan 0,83 , rasa pada buah manis asam
, warna buah dark yellow green , dan memiliki kadar TPT 9° brix. Kadar nilai Total
Padatan Terlarut yang terbesar adalah pada buah jeruk sebesar 9°brix yang memiliki
rasa manis sedikit asam. Karena buah pada tingkat kematangan lanjut memiliki
kandungan TPT paling tinggi, karena terjadi hidrolisis pati menjadi gula dan akan
menyentuh puncak klimakterik (Arifiya, 2017). Tingginya kadar TPT pada buah
jeruk karena buah jeruk sudah masuk masa matang , dan tingkat kemanisan nya pun
meningkat dan nilai kadar TPT saat diuji menggunakan spectrometer menunjukkan
angka tinggi. Sedangkan edible portion pada buah apel sebesar 56,7 % , buah
strawberry 90% , pepaya 65,90% , jambu merah 99,5% , buah alpukat 61,45% dan
buah jeruk 74,4%. Edible portion terbesar terdapat pada buah jambu biji merah
sebesar 99,5%. Karena pada saat praktikum berlangsung bagian biji yang terdapat
pada buah tidak dibuang dan dianggap bisa dimakan. Faktor yang mempengaruhi
edible portion pada buah dipengaruhi jenis, daging buah, biji, dan kulitnya baik
yang bisa dimakan atau yang tidak bisa dimakan. Semakin besar nilai edible portion
maka semakin banyak bagian yang dapat dimakan dan semakin sedikit bagian yang
terbuang atau tidak dapat dimakan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Seluruh praktikan harus memahami betul setiap prosedur percobaan agar
praktikum berjalan lancar dan dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA