Anda di halaman 1dari 5

1.

1 DASAR TEORI

Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan tradisional yang secara turun
temurun telah digunakan sebagai ramuan obat tradisional. Pengobatan tradisional dengan
tanaman obat diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Pengembangan obat tradisional diusahakan agar dapat sejalan dengan pengobatan modern.
Menteri kesehatan Republik Indonesia mendukung pengembangan obat tradisional, yaitu
fitofarmaka, yang berarti diperlukan adanya pengendalian mutu simplisisa yang akan
digunakan untuk bahan baku obat atau sediaan galenik. Salah satu cara mengendalikan mutu
simplisia adalah dengan melakukan standarisasi simplisia. Standarisasi simplisia mempunyai
pengertian bahwa simplisia yang digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi
persyaratan tertentu. Parameter mutu simplisia meliputi susut pengeringan, kadar air, kadar
abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut dan kadar sari larut etanol. Untuk uji
kebenaran bahan dilakukan uji makroskopik (Febriani, dkk., 2015).
Dalam rangka identifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
dengan melakukan determinasi, pemeriksaan makroskopi, dan mikroskopi. Disamping itu
juga dapat dilakukan pemeriksaan kandungan senyawanya baik golongan senyawa seperti
glikosida, alkaloid, saponin, protein, karbohidrat, maupun senyawa identitasnya. Bahan yang
telah diidentifikasi/ dideterminasi selanjutnya dibersihkan dari kotoran dengan air mengalir,
ditiriskan dan dibuat penampang melintang, diberi kloralhidrat, dipanaskan dan diperiksa di
bawah mikroskop. Bahan yang sudah bersih selanjutnya diiris tipis dengan ketebalan 3-6
mm, dikeringkan dengan oven pada suhu 40-50 °C hingga kadar air sekitar 10% (Mulyani,
dkk., 2013).
Amilum merupakan campuran dua macam stuktur polisakarida yang berbeda yaitu
amilosa (17-20%) dan amilopektin Amilum juga didefinisikan sebagai karbohidrat yang
berasal dari tanaman, sebagai hasilfotosintesis, yang disimpan dalam bagian tertentu tanaman
sebagai cadangan makanan farmasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu amilum alami dan amilum
modifikasi. Amilum alami (native starch) adalah amilum yang dihasilkan dari sumber umbi-
umbian dan belum mengalami perubahan sifat fisika dan kimia atau diolah secara fisika-
kimia. Jika amilum alami digunakan sebagai eksipien dalam tablet maka terdapat dua
kekurangan yang berpengaruh terhadap sifat fisik granul yaitu mempunyai daya alir dan
kompaktibilitas yang kurang baik (Rissang Bagus Sigit Priyanta.,dkk, 2016).
Amilum merupakan campuran dua macam stuktur polisakarida yang berbeda yaitu
amilosa (17-20%) dan amilopektin (8380%). Amilum juga didefinisikan sebagai karbohidrat
yang berasal dari tanaman, sebagai hasilfotosintesis, yang disimpan dalam bagian tertentu
tanaman sebagai cadangan. Sifatnya yang inert dan dapat tercampurkan dengan sebagian
besar bahan obat merupakan kelebihan dari amilum sebagai eksipien (Priyanta, dkk, 2011).
Amilum merupakan hmopolimer glukosan dengan ikatan α-glikosidik. Amilum terdiri dari
dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi
tidsk larut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai sturktur lurus sedangkan amilopektin
mempunyai cabang (Pramesti, dkk, 2015).
Pati atau amilum merupakan salah satu polimer alami yang tersusun dari struktur
bercabang yang disebut amilopektin dan struktur lurus yang disebut amilosa. Pati diperoleh
dengan cara mengekstraksi tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti sagu, singkong,
jagung, gandum, dan ubi jalar. Pati juga dapat diperoleh dari hasil ekstraksi biji buah-buahan
seperti pada biji nangka, biji alpukat, dan biji durian (Cornelia, et al., 2013). Ekstraksi pati
merupakan proses untuk mendapatkan pati dari suatu tanaman dengan cara memisahkan pati
dari komponen lainnya yang terdapat pada tanaman tersebut (Cave, et al., 2013). Pati
merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat dalam batang dan biji suatu tanaman dan
membentuk butiran dalam sel di plastid, terpisah dari sitoplasma. Sumber pati terbesar
adalah berasal dari jagung dan beras. Pati merupakan serbuk amorf lunak berwarna putih dan
tanpa rasa manis. Tidak larut dalam air, alkohol dan eter (Jain, et al., 2014). Kegunaan pati
dari berbagai tanaman berfungsi sebagai eksipien farmasi (Hu, et al., 2015). Pati tersedia
secara luas dan berguna dalam produksi tablet karena sifatnya yang inert, murah dan
penggunaannya sebagai pengisi, pengikat, desintegran dan glidan (Adetunji, et al., 2006).
Pati memiliki kelebihan sebagai eksipien yaitu dapat tercampurkan dan memiliki sifat inert
dengan sebagian besar bahan obat (Priyanta, et al., 2012).
Di dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Adanya lamela-
lamela ini disebabkan karena pada waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan berbeda kadar
airnya sehingga indeks pembiasan berbeda. Lamela-lamela ini akan hilang apabila dibubuhi
alkohol keras, sebab air akan diserap alkohol tersebut, sehingga indeks pemmbiasannya
menjadi sama. Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dibedakan menjadi :
a. Butir amilum tunggal : pada sebutir amilum terdapat sebuah hilus.
b. Butir amilum setengah majemuk : terdapat dua hilus yang masing-masing dikelilingi oleh
lamela, tetapi kemudian terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya.
c. Butir amilum majemuk : tiap butir mempunyai lebih dari satu hilus dan hilus-hilus ini
dikelilingi oleh lamella masing-masing. (Dr. Siti Sunariyati, M.Si, 2017).
Klasifikasi singkong :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot utilissima (Putriyani Ratnasari, 2017) .
Tanaman singkong tidak memiliki bunga, termasuk tanaman berkormus karena
memiliki akar, batang, daun sejati, tinggi tanaman 235 cm, berumur 2 bulan. Tanaman
saingkong mempunyai sistem perakaran serabut, akar berwarna putih kekuningan,
panjang akar 30 cm, panjang rambut akar 50 cm, termasuk tumbuhan dikotil, akar
menggembung berisi cadangan makanan.
Permukaan batang berwarna coklat, dalam batang berwarna putih kekuning-
kuningan, memiliki diameter selebar 2-4cm, batangnya beruas-ruas. Permukaan daun
rata, tulang daun menjari, jenis daun tunggal, bentuk daun lingkaran, daun berwarna hijau
(berklorofil), tangkai daun berwarna merah, ujung daun lancip, tangkai daun panjang,
berwarna kemerahan.
Bunga berukuran sangat kecil, berwarna putih, kelopak berjumlah 5 buah
berwarna hijau dan berukuran lebih besar dari ukuran bunga, bunga tidak memiliki alat
kelamin jantan maupun betina. Umbi memiliki diameter 2-5cm, panjang 20-60cm, daging
umbi berwarna putih/ kekuning-kuningan, kulit umbi berwarna coklat, dagingnya
bergetah. (Putriyani Ratnasari, 2017).
Klasifikasi kentang :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum tuberosum L
Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun. Daunnya terletak berselang-seling
pada batang tanaman. Daun berbentuk oval agak bulat dan meruncing, dan bertulang
daun menyirip seperti duri ikan. Daun berkerut-kerut dan permukaan bagian bawah daun
berbulu. Warna daun hijau muda sampai hijau tua hingga kelabu. Ukuran daun sedang
dengan tangkai pendek. Daun tanaman berfungsi sebagai tempat proses asimilasi dalam
rangka pembentukan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Hasil fotosintesis
atau asimilasi digunakan dalam pertumbuhan vegetatif, pertumbuhan generatif, respirasi,
dan persediaan makanan.
Batang berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung varietasnya, tidak
berkayu, dan bertekstur agak keras. Batang kentang umumnya lemah sehingga mudah
roboh bila terkena angin kencang. Warna batang umumnya hijau tua dengan pigmen
ungu. Batang bercabang-cabang dan setiap cabang ditumbuhi oleh daun-daun yang
rimbun. Permukaan batang halus. Ruas batang tempat tumbuhnya cabang mengalami
penebalan. Diameter batang kecil dengan panjang mencapai 1,2 m. Batang tanaman
berfungsi sebagai jalan zat hara dari tanah ke daun, juga untuk menyalurkan hasil
fotosintesis dari daun ke bagian tanaman yang lain (Sa-madi, 2007).
Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar
tunggang bisa menembus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabut
tumbuh menyebar kearah samping dan menembus datar. Akar tanaman berwarna
keputih-putihan dan berukuran sangat kecil. Akar tanaman berfungsi untuk me- nyerap
zat-zat hara yang diperlukan tanaman untuk memperkokoh berdirinya tan- tama,,
Tanaman kentang ada yang berbunga dan ada juga yang tidak ber-
bunga,tergantung varietasnya. Warna bunga bervariasi, kuning atau ungu. Kentang
varietas Desiree berbunga ungu, varietas Cipanas, Segunung, dan Cosima bunga dan be-
nang sarinya berwarna kuning sedangkan putiknya berwarna putih. Bunga kentang
tumbuh dari ketiak daun teratas. Jumlah tandan bunga juga bervariasi. Bunga kentang
berjenis kelamin dua. Bunga yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan
buah dan biji. Buah berbentuk buni dan di dalamnya terdapat banyak biji. (Putriyani
Ratnasari, 2017) .
Klasifikasi gandum :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Triticum
Spesies : T. aestivum L
Pada umumnya, kernel berbentuk ofal dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3
mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum
terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga
(germ). Bagian kulit dari biji gandum sebenarnya tidak mudah dipisahkan karena
merupakan satu kesatuan dari biji gandum tetapi bagian kulit ini biasanya dapat
dipisahkan melalui proses penggilingan (Putriyani Ratnasari, 2017) .

Anda mungkin juga menyukai