Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TUGAS MATA KULIAH FARMAKOGNOSI

TANAMAN OBAT INDONESIA PENGHASIL AMYLUM SERTA CARA MWMPEROLEHNYA


(Amylum Solani)

DISUSUN OLEH :
BELLA YUNIA ASARI
22152206

POLITEKNIK KESEHATAN JEMBER


2023

JL.PANGANDARAN NO.42, PLINGGAN, ANTIROGO, KEC. SUMBERSARI,


KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR 68125
1
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang

Di indonesia, bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah beras, jagung, sagu, dan
kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan atau
senyawa yang terkandung didalamnya sebagian besar adalah karbohidrat.

Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat. Hasil
dari metabolisme primer turunan dari karbohidrat berupa senyawa-senyawa polisakarida yaitu
amilum.

Amylum (Amilum, pati), adalah: karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud
bubuk putih, tawar, dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh
tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis). Pati merupakan
sumber energi yang penting bagi makhluk hidup. Pati tersusun atas dua macam karbohidrat,
amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat
keras, sedangkan amilopektin, menyebabkan sifat lengket, Amilosa memberikan warna ungu
pekat pada tes Iodin, sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Di alam, pati banyak terkandung
dalam beras, gandum, jagungg, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak
juga terkandung dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.
Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan,
dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah
untuk dicerna.

Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah jagung (Zea
mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela rambat (Ipomoea
batatas), ketela pohon (Manihot utilissima). (Gunawan, 2004)

Fungsi amilum dalam dunia faramasi digunakan sebagai bahan penghancur atau pengembang
(disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DESKRIPSI TANAMAN KENTANG

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang
dikonsumsi pada bagian umbi di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran umbi. Kentang
banyak mengandung karbohidrat yang tinggi jika dibandingkan dengan beras, jagung, dan
gandum (Samadi, 1997). Di Indonesia umbi kentang umumnya diperdagangkan sebagai kentang
segar atau olah dan dikonsumsi sebagai pengganti nasi.

a) Klasifikasi Tanaman Kentang

Solanum tuberosum L ( Pati Kentang )

Kingdom : Plantae (tumbuhtumbuhan)


Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Subdivisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)
Clasis : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Ordo :Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum Linn

b) Morfologi tanaman Kentang

Tanaman kentang merupakan tanaman berbiji belah, termasuk tanaman semusim, dan
berbentuk semak. Pada umumnya, tanaman kentang berasal dari umbi termasuk tanaman
kentang yang dibudidayakan di Indonesia.

1. Akar

4
Akar memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang bisa
menembus sampai kedalaman 45 cm. Sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar
(menjalar) ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar berwarna keputih-
putihan, halus dan berukuran sangat kecil. Dari akar-akar ini ada akar yang akan
berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon) dan akhirnya menjadi
umbi (Setiadi dan Nurulhuda, 2003).

2. Batang Batang yang berada di atas permukaan tanah berwarna hijau polos, hijau
kemerahan, atau ungu tua. Penampang lintang batang berbentuk bulat atau bersudut. Batang
yang bersudut dapat bersayap dan tidak bersayap, sayap dapat berupa lebar (> 0,5 cm) atau
sempit (<0,5 cm) dan tepi sayap dapat lurus atau bergelombang. Tanaman berbentuk semak
dan panjang batang 50 cm – 120 cm. Pertumbuhan batang memiliki tiga tipe yaitu tegak,
menyebar dan menjalar (Soelarso, 1997).

3. Daun

Daun majemuk menempel di satu tangkai. Jumlah helai daun umumnya ganjil,
saling berhadapan dan di antara pasang daun terdapat pasangan daun kecil seperti
telinga yang di sebut daun sela. Pada pangkal tangkai daun majemuk terdapat
sepasang daun kecil yang disebut daun penumpu (stipulae). Tangkai lembar daun
sangat pendek dan seolah-olah duduk. Warna daun hijau muda sampai hijua gelap
dan tertutup oleh bulu-bulu halus (Sunarjono, 2007). 6

5
4. Bunga

Bunga kentang berjenis kelamin dua (herma-phrodite atau bunga sempurna), warna
mahkota bunga putih, merah jambu, atau ungu. Daun kelopak, daun mahkota dan
benang sari masing-masing berjumlah 5 buah dengan satu buah putik. Mahkota
berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang, benang sari berwarna kuning
melingkari putik. Bunga kentang tersusun dalam bentuk karangan bunga yang
tumbuh pada ujung batang. Satu karangan memiliki 1-30 bunga tapi umumnya 7-15
pada tiap karanagn bunga. Susunannya ada yang sederhana atau majemuk. Bunga
kentang membuka pada pagi hari dan menutup pada sore hari yang berlangsung 3-7
hari (Soelarso, 1997). Satu minggu setelah penyerbukan, bakal buah akan membesar
dan berkembang menjadi buah. Buah berwarna hijau tua sampai keungu-unguan,
berbentuk bulat, berukuran kira-kira 2,5 cm dan berongga dua. Buah kentang
mengandung 500 bakal biji dan yang dapat berkembang menjadi biji hanyalah
berkisar antara 100-300 biji. Buah bisa dipanen pada umur 6-8 minggu setelah
penyerbukan (Setiadi dan Nurulhuda, 2003).

5. Umbi

6
Umbi terbentuk dari cabang samping diantara akar–akar. Proses
pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang
dari rhizome atau stolon yang diikuti pembesaran sehingga rhizome
membengkak. Umbi berfungsi menyimpan bahan makanan seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air (Samadi, 1997).

Rukmana (1997) menyatakan bahwa umbi kentang memiliki


morfologi bervariasi, dilihat dari bentuk warna kulit, warna daging, dan
mata tunasnya seperti disajikan pada tabel berikut.

No Bagian Umbi Ciri – ciri visual


1 Bentuk umbi Bulat, bulat lonjong, dan lonjong memanjang
2 Warna kulit umbi Putih, kuning dan merah.
3 Warna daging umbi Putih, putih kekuning–kuningan dan kuning.
4 Mata tunas Dangkal, menengah (medium) dan dalam.

Selain mengandung zat gizi, umbi kentang mengandung zat solanin yang
beracun dan berbahaya bagi yang memakannya. Racun solanin akan
berkurang atau hilang apabila umbi telah tua sehingga aman untuk dimakan.
Tetapi racun solanin tidak dapat hilang apabila umbi tersebut keluar dari
tanah dan terkena sinar matahari. Umbi kentang yang masih mengandung
racun solanin berwarna hijau walaupun telah tua (Samadi, 1997).

2.2 DESKRIPSI AMYLUM SOLANI

7
Amylum solani ( pati kentang ) adalah pati yang diperoleh dari umbi (Solanum
Tuberosum L) berupa serbuk sangat halus dan putih. Kentang (Solanum tuberosum L.) temasuk
dalam ordo Solanales dan famili dari Solanaceae. Kentang tergolong tanaman semusim yang
berbentuk perdu. Kentang memiliki batang berbentuk segi empat maupun segi lima, dengan
tekstur agak keras dan berwarna hijau tua berpigmen unggu. Batang tanaman ini berdiameter
kecil dengan panjang sekitar 50 – 120 cm. Akar dari tanaman kentang menjalar dan berukuran
kecil serta halus. Akar tanaman ini memiliki warna agak putih dan mampu masuk ke tanah
sampai dengan kedalaman 45 cm. Tetapi pada umumnya akar kentang masuk dan bergerombol
pada kedalaman tanah 25 cm. Kentang merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan.
Kentang termasuk ke dalam tanaman berkeping dua atau dikotil. Terdapat beberapa jenis
kentang yang digolongkan menjadi tiga warna, yaitu kentang putih, kentang merah, dan kentang
kuning. Contoh jenis dari kentang putih, antara lain, Donata, Radosa, Sebago, dan Matta.
Sedangkan jenis kentang merah, antara lain Desire, Arka, dan Red Pontiak. Untuk jenis yang
terakhir, yaitu kentang kuning, misalnya Eigenhrimer, Patrones, Rapan-106 dan Thung. Bagian
yang dibuat untuk pembuatan amylum yaitu bagian umbi kentang. Umbi kentang merupakan
satu - satunya bagian dari tanaman tersebut yang dapat dikonsumsi. Umbi kentang memiliki
kulit yang tipis. ketabalan kulit kentang dipengaruhi dari jenis varietasnya dan juga keadaan
lingkunganya. Umbi adalah organ tumbuhan yang mengalami perubahan ukuran dan bentuk
sebagai akibat perubahan fungsinya. Umbi kentang memiliki bentuk dan ukuran yang
bermacam- macam, ada yang bulat, bulat telur, maupun bulat memanjang. Sedangkan warna
dari umbi kentang ada yang kuning, merah, dan juga putih, semua itu tergantung dari jenis.
Kegunaannya dalam bidang farmasi yaitu sebagai bahan baku pembalut wanita, kapsul untuk
industri obat obatan.

Nama Lain : Tepung Kentang

Nama Tanaman Asal : Solanum Tuberosum (L)

Keluarga : Solanaseae

Zat Berkhasiat utama : Amilosa dan Amilopektin.

Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat

Pemerian : Serbuk halus , warna putih , tidak berbau

8
Bagian yang digunakan : Pati yang diperoleh dari ubi.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Mikroskopik : butir tunggal,tidak beraturan, atau bulat telur ukuran 30μm


sampai 100μm, atau membulat ukuran 10μm sampai 35 μm. Butir majemuk jarang, terdiri dari
maajemuk 2 sampai 4. Hilus berupa titik pada ujung yang sempit ,dengan lamela konsentris
jelas terlihat. Amati di bawah cahaya terpolarisasi,tampak bentuk silang berwarna hitam
memotong pada hilus.

2.3 KANDUNGAN ZAT AKTIF

Kentang merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang bergizi. Zat gizi yang terdapat
dalam kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi, fosfor, magnesium, natrium, kalsium, dan
kalium), protein, serta 9 vitamin terutama vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga
mengandung lemak dalam jumlah yang relatif kecil, yaitu 1,0 – 1,5% (Samadi, 1997).
Komposisi kimia dipengaruhi oleh varietas, tipe tanah, cara budidaya, cara pemanenan, tingkat
kemasakan dan kondisi penyimpanan (Sunarjono, 2007). Perbandingan protein terhadap
karbohidrat umbi kentang lebih tinggi daripada biji serealia dan umbi lainnya. Selain itu,
kandungan asam amino pada kentang juga seimbang, sehingga sangat baik bagi kesehatan
(Rusiman 2008).

Umbi kentang tidak mengandung lemak, kolesterol, namun mengandung karbohidrat,


sodium, protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi, serta kandungan vitamin B6 yang
cukup tinggi jika dibandingkan dengan beras (Rusiman, 2008). Tingginya kandungan
karbohidrat menyebabkan umbi kentang dikenal sebagai bahan pangan yang dapat
menggantikan bahan pangan penghasil karbohidrat lain, seperti beras, gandum dan jagung.

Melihat kandungan gizinya, kentang merupakan sumber utama karbohidrat. Sebagai


sumber utama karbohidrat, kentang sangat bermanfaat untuk meningkatkan energi di dalam
tubuh, sehingga manusia dapat melakukan aktivitas. Di samping itu, karbohidrat sangat penting
untuk meningkatkan proses metabolisme tubuh, seperti proses pencernaan dan pernafasan. Zat
protein dalam tubuh manusia bermanfaat untuk membangun jaringan tubuh, seperti otot-otot
dan daging. Sebagai sumber 10 lemak, kentang dapat meningkatkan energi. Kandungan gizi
lainnya, seperti zat kalsium dan fosfor bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi. Selain
itu, kandungan zat besi (Fe) dapat bermanfaat dalam pembentukan sel darah merah
(haemoglobin) (Samadi, 1997).

2.4 MANFAAT KENTANG BAGI KESEHATAN

1. Mengendalikan Gula Darah

Kentang mengandung pati resisten yang tidak dipecah dan diserap sepenuhnya oleh
tubuh. Pati ini bermanfaat dalam mengurangi resistensi insulin sehingga dinilai membantu
mengendalikan kadar gula darah. Khasiat kentang ini terbukti secara ilmiah dalam
jurnal Medicine (Baltimore). Sebuah penelitian terhadap penderita diabetes tipe-2 menemukan
bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung pati resisten membantu menghilangkan
kelebihan gula darah dengan lebih baik setelah makan. Kamu juga bisa meningkatkan
kandungan pati resisten dengan menyimpan kentang rebus dalam lemari es semalaman,
kemudian konsumsilah dalam kondisi dingin.

2. Menjaga Kesehatan Pencernaan


9
Salah satu manfaat kentang adalah menjaga kesehatan pencernaan. Kandungan pati
resisten di dalamnya menjadi sumber nutrisi untuk bakteri yang menguntungkan di usus.
Bakteri baik mencerna pati resisten dan mengubahnya menjadi asam lemak rantai pendek
butirat. Kandungan kentang ini dipercaya membantu mengurangi peradangan di usus besar,
memperkuat pertahanan usus besar, dan mengurangi risiko kanker kolorektal. Hal ini dibuktikan
dalam sebuah ulasan yang diterbitkan World Journal of Gastroenterology. Akan tetapi,
dibutuhkan berbagai penelitian lebih lanjut pada manusia untuk memperkuat temuan tersebut.

3. Menurunkan Tekanan Darah

Kulit kentang panggang merupakan sumber kalium dan magnesium yang baik. Ketika
kamu tidak mendapatkan cukup kalium dalam makanan, tubuh akan mempertahankan natrium
berlebih yang bisa meningkatkan tekanan darah. Kalium, kalsium, dan magnesium yang
terkandung dalam kentang dinilai bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah secara
alami. Kalium mendorong terjadinya vasodilatasi, yaitu pelebaran pembuluh darah sehingga
tekanan darah menurun. Bukan hanya menurunkan tekanan darah, makanan yang tinggi kalium
juga dapat melindungi jantung dan mengurangi risiko stroke.

4. Membuat Kenyang Lebih Lama

Ada pula manfaat kentang untuk diet yang bisa membuat kamu merasa
kenyang. Dalam sebuah penelitian, kentang dinilai sebagai makanan yang paling
mengenyangkan di antara 38 makanan umum lainnya. Makanan ini dianggap bisa membantumu
dalam mengendalikan atau menurunkan berat badan dengan mengurangi rasa lapar. Protein
tertentu dalam kentang yang dikenal sebagai potato proteinase inhibitor 2 (PI2), juga dapat
menekan nafsu makan sekaligus memicu produksi cholecystokinin (CCK) yang menimbulkan
rasa kenyang. Bagi kamu yang memiliki alergi gluten, kentang bisa dijadikan pengganti
nasi yang tepat karena bebas gluten. Selain baik untuk penderita intoleransi gluten, penderita
penyakit celiac yang sensitif terhadap gluten juga bisa mengonsumsi kentang.

5. Meningkatkan Kesehatan Tulang

Manfaat kentang untuk kesehatan selanjutnya adalah meningkatkan kesehatan tulang. Ini
berasal dari kalsium, zat besi, magnesium, zinc, dan fosfor yang terkandung di dalamnya.
Berbagai kandungan kentang tersebut mendukung tubuh dalam membangun dan
mempertahankan struktur maupun kekuatan tulang. Zat besi dan zinc yang dimiliki kentang
juga berperan penting dalam produksi dan pematangan kolagen.

6. Mengurangi Resiko Penyakit Kronis

Kentang kaya akan senyawa flavonoid, karotenoid, dan asam fenolik. Senyawa ini
bertindak sebagai antioksidan dalam tubuh yang mampu menetralkan radikal bebas.
Penumpukan radikal bebas bisa meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung,
diabetes, dan kanker. Hal ini didukung oleh penelitian tabung reaksi dalam jurnal Nutrition and
Cancer, yang mengungkapkan bahwa antioksidan milik kentang dapat menekan pertumbuhan
sel kanker hati dan usus besar. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjutan pada manusia untuk
membuktikan manfaat makan kentang ini.

7. Menjaga Kesehatan Jantung

Salah satu manfaat kentang rebus adalah menjaga kesehatan jantung. Ini berasal dari
kandungannya, seperti vitamin C, vitamin B6, serat, dan kalium, yang mendukung kesehatan
10
jantung. Di samping itu, serat dalam kentang punya peran dalam menurunkan jumlah total
kolesterol dalam darah sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.

8. Membantu Metabolisme Tubuh

Manfaat lainnya dari kentang adalah membantu proses metabolisme tubuh karena
adanya kandungan vitamin B6. Vitamin B6 dikenal sebagai zat yang berguna untuk proses
pemecahan protein dan karbohidrat menjadi asam amino dan glukosa.

9. Menjaga Kesehatan Kulit

Kentang mengandung vitamin C, yang dapat bekerja sebagai antioksidan untuk


membantu mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari, polusi, dan asap. Vitamin C
juga membantu kolagen dalam menghaluskan kerutan dan memperbaiki tekstur kulit secara
menyeluruh. Manfaat kentang untuk wajah juga didukung oleh penelitian yang menjelaskan
bahwa masker kentang dapat mencegah munculnya keriput dan membuat wajah tampak
bercahaya.

10. Meningkatkan Kesehatan Otak

Enzim yang dikandung kentang, yakni asam alfa lipoat, dinilai mampu meningkatkan
fungsi otak atau kognitif secara keseluruhan. Enzim ini juga disebut dapat mengendalikan gejala
Alzheimer. Kandungan kentang, seperti zinc, fosfor dan vitamin B kompleks, juga dianggapp
berperan dalam manfaat ini. Selain itu, kentang banyak mengandung kolin yang dapat
membantu proses pembelajaran, memori, pergerakan otot, dan mengatur suasana hati. Kolin
juga berperan dalam penyerapan lemak, perkembangan otak pada masa awal, menyalurkan
impuls saraf, dan mempertahankan struktur membran sel .

2.5 SYARAT TUMBUH KENTANG

Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi atau daerah
pegunungan dengan ketinggian 1000–3000 m dpl. Pada dataran medium, tanaman
kentang dapat di tanam pada ketinggian 300-700 m dpl. (Samadi, 1997).
Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kentang adalah suhu rendah (dingin)
dengan suhu rata–rata harian antara 15–20o C. Kelembaban udara 80- 90% cukup
mendapat sinar matahari (moderat) dan curah hujan antara 200–
300 mm per bulan atau rata–rata 1000 mm selama pertumbuhan (Rukmana,
1997).
Suhu tanah optimum untuk pembentukan umbi yang normal berkisar
antara 15–18o C. Pertumbuhan umbi akan sangat terhambat apabila suhu tanah kurang
dari 10o C dan lebih dari 30o C (Samadi, 1997).
Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainasenya baik dengan
reaksi tanah (pH) 5–6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol dengan ciri–ciri
solum tanah agak tebal antara 1–2 m, berwarna hitam atau kelabu sampai coklat tua,
11
bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung dan bertekstur remah. Jenis
tanah Andosol memiliki kandungan unsur hara sedang sampai tinggi, produktivitas
sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral (Rukmana, 1997).

Daerah yang berangin kencang harus dilakukan pengairan yang cukup dan
sering dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang yang berkelanjutan
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman
dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal pertanaman yang lain.

2.6 CARA BUDIDAYA TANAMAN KENTANG

1. Penyiapan Lahan
Lokasi penanaman kentang yang paling baik adalah tanah bekas
sawah karena hama dan penyakit berkurang akibat sawah selalu berada
dalam kondisi anaerob (Samadi, 1997). Kegiatan persiapan lahan tanaman
kentang hingga siap tanam dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap awal
dari kegiatan tersebut adalah perencanaan yang meliputi penentuan arah
bedengan, terutama pada lahan berbukit, pembuatan selokan,
pemeliharaan tanaman dan pemupukan.
Tahap berikutnya adalah pengolahan tanah dengan cara pembajakan
atau pencangkulan sedalam kurang lebih 30 cm hingga gembur, kemudian
diistirahatkan selama 1–2 minggu. Pengolahan tanah dapat diulangi sekali
lagi hingga tanah benar–benar gembur sambil meratakan tanah dengan
garu atau cangkul untuk memecah bongkahan tanah berukuran besar.
Setelah pembajakan tanah dan penggemburan dilakukan pembuatan
bedengan dan selokan untuk irigasi atau pengairan. Bedengan dibuat
membujur searah Timur–Barat, agar penyebaran cahaya matahari dapat
merata mengenai seluruh tanaman. Bedengan berukuran lebar 70–100 cm,
tinggi 30 cm, jarak antar bedeng yang merupakan lebar selokan adalah 40
cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Kedalaman
selokan sama dengan tinggi bedengan (30 cm). Selanjutnya di sekeliling
petak– petak bedengan dibuat selokan untuk pembuangan air (drainase)
sedalam 50 cm dengan lebar 50 cm (Samadi, 1997).

Pemupukan dasar adalah tahapan terakhir dari kegiatan persiapan lahan.


Pupuk dasar yang terdiri dari pupuk organik dan pupuk anorganik
diberikan sebelum tanam. Pupuk organik diberikan pada permukaan
bedengan kira–kira satu minggu sebelum tanam. Pemberian pupuk
12
organik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan dicampurkan
dengan tanah bedengan sampai kedalaman 20 cm ketika penggemburan
tanah terakhir dan dengan diberikan pada lubang tanam. Pupuk anorganik
yang berupa TSP diberikan sebagai pupuk dasar sebanyak 300 kg sampai
350 kg per hektar bersamaan dengan pemberian pupuk organik (Samadi,
1997). Kebutuhan pupuk organik mencapai 20–30 ton per hektar.
2. Persiapan Bibit

Dalam mempersiapkan bibit perlu dilaksanakan pemeliharaan


terhadap bibit sebelum dilaksanakan penanaman, dalam hal ini dilakukan
seleksi untuk membuang yang rusak atau sakit secara visual atau terlihat
oleh mata telanjang sehingga akan diperoleh bibit yang berkualitas baik
dan dapat berproduksi tinggi serta memberikan keuntungan yang besar.
Menurut Rukmana (1997), bibit kentang bermutu harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. Bibit bebas hama dan penyakit
b. Bibit tidak tercampur varietas lain atau klon lain (murni)
c. Ukuran umbi 30–45 gram berdiameter 35–45 mm (bibit kelas 1) dan
45–60 gram berdiameter 45–55 mm (bibit kelas 2) atau umbi belah
dengan berat minimal 30 gram.
d. Umbi bibit tidak cacat dan kulitnya kuat.

Varietas kentang unggul telah banyak beredar di lapangan, berasal


dari pemuliaan di dalam negeri dan atau introduksi dari luar negeri. Beberapa
varietas kentang yang banyak diminati dan dibudidayakan oleh petani adalah
sebagai berikut (Setijo pitojo, 2004) :
a. Varietas Cipanas
Varietas kentang Cipanas adalah hasil persilangan dari varietas Thung
1510 dan Desiree. Tanaman kentang Cipanas berumur antara 95 – 105 hari.
Tanaman ini memiliki karakteristik morfologi sebagai berikut: tinggi tanaman
berkisar antara 50 cm – 56 cm; batang tanaman berwarna hijau tua, memiliki
penampang berbentuk segi lima, dan bersayap lurus; daun tanaman berbentuk
oval, berwarna hijau tua dengan urat utama hijau muda, dan permukaan bawah
daun berbulu; jumlah tandan bunga antara 3 – 7 buah; putik berwarna putih
dan benang sari berwarna kuning. Potensi hasil varietas Cipanas adalah

13
13 – 34 ton/ha dengan rata-rata 24,9 ton/ha. Umbi berkulit putih, mata umbi
dangkal, dan permukaan umbi rata.
Daging umbi berwarna kuning dan berkualitas sangat baik.

b. Varietas Cosima
Varietas Cosima yang banyak beredar di Indonesia adalah introduksi dari
jerman Barat. Tanaman kentang Cosima berumur antara 100 – 110 hari. Tanaman ini
memiliki karakteristik morfologi sebagai berikut: tinggi tanaman mencapai 75 cm;
batang tanaman berwarna hijau tua, memiliki penampang berbentuk segi lima, dan
bersayap rata; daun tanaman berbentuk oval dengan ujung meruncing, berwana hijau
dengan urat utama hijau muda, dan permukaan bawah daun berkerut serta berbulu;
jumlah tandan bunga berkisar antara 5 – 11 buah; putik berwarna putih; benang sari
berjumlah lima buah dan berwarna kuning; dan buah berbentuk bulat pipih. Potensi
hasil kentang varietas Cosima berkisar antara 19 – 36 ton/ha, dengan hasil rata-rata 28,5
ton/ha. Kulit umbi berwarna kuning muda dan daging umbi kuning tua.
Umbi kentang varietas Cosima memiliki kualitas sedang. Tanaman kentang
varietas Cosima cukup tahan terhadap nematoda Meloidogyne sp., tahan terhadap
busuk daun Phytophthora infestans, dan agak peka terhadap layu bakteri
Pseudomonas solanacearum (Setijo pitojo, 2004).
c. Varietas Segunung
Varietas Segunung adalah hasil persilangan antara varietas Thung 151 C dan
Desiree. Tanaman kentang Segunung berumur 100 hari. Tanaman ini memiliki
karakteristik morfologi sebagai berikut: tinggi tanaman mencapai 70 cm; batang
berwana hijau muda berpigmen ungu, memiliki penampang berbentuk segi empat, dan
bersayap bergerigi; daun dan urat utama daun berwarna hijau muda, berbentuk oval
agak bulat dengan ujung runcing, dan permukaan bawah daun berkerut serta berbulu;
jumlah tandan bunga delapan buah, putik berwarna putih, dan benang sari berwarna
kuning.
Potensi hasil kentang varietas Segunung mencapai 25 ton/ha. Umbi berkulit
kuning, halus, dan mata umbi dangkal. Daging umbi berwarna kuning dan berkualitas
baik. Varietas Segunung cukup tahan terhadap busuk daun Phytophthora infestans dan
cocok ditanam di dataran tinggi (Setijo pitojo, 2004).

14
Ciri umbi bibit yang siap tanam adalah telah melampaui
istirahat atau masa dormansi selama 4 bulan sampai 6 bulan dan
telah bertunas sekitar 2 cm. penanaman umbi bibit yang masih
dalam masa dormansi atau belum bertunas pertumbuhannya
akan lambat dan produktivitasnya rendah. Umbi bibit yang
disimpan terlalu lama sampai pertumbuhan tunasnya panjang
harus dilakukan perompesan lebih dulu yang dikerjakan
sebelum masa tanam. Jika tidak dilakukan perompesan,
tanaman akan tumbuh lemah.

3. Penanaman

Waktu tanam yang sesuai sangat berpengaruh terhadap


produktivitas tanaman. Waktu tanam yang paling baik di daerah
dataran tinggi adalah pada kondisi cerah. Khusus di dataran
menengah waktu tanam yang palingbaik adalah musim kemarau
agar pada saat pembentukan umbi kentang keadaan suhu malam
hari paling rendah.
Penanaman bibit kentang yang paling baik dilakukan pada
pagi atau sore hari. Penanaman pada siang hari dapat
menyebabkan kelayuan sehingga tanaman terhambat
pertumbuhannya, bahkan tanaman menjadi mati (Samadi,
1997).
Jarak tanam pada penanaman kentang sangat bervariasi
tergantung varietasnya. Varietas Granola yang dibubidayakan di
BBTPH Tawangmangu ditanam dengan jarak tanam 30 x 70 cm
dengan kedalaman lubang tanam antara 8–10 cm.
Penanaman bibit kentang yang paling sederhana yaitu
dengan cara umbi bibit diletakkan dalam alur tepat di tengah–
tengah dengan posisi tunas menghadap keatas dan jarak antara
umbi bibit dalam alur adalah 25– 30 cm. Khusus di dataran
menengah, jarak tanam diatur 50–30 cm untuk sistem bedengan
atau 60–70 cm x 30 cm untuk sistem guludan (Rukmana,
1997).

15
4. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi hal–hal sebagai berikut :


a. Pengairan
Pada awal pertumbuhan diperlukan ketersediaan air
yang memadai. Pengairan harus kontinyu sekali seminggu
atau tiap hari, tergantung cuaca dan keadaan air. Waktu
pengairan yang paling baik adalah pagi hari atau sore hari
saat udara dan penguapan tidak terlalu tinggi dan penyinaran
matahari tidak terlalu terik. Cara pengairan adalah dengan
sistem dileb (digenangi) hingga air basah, kemudian air
dibuang melalui saluran pembuangan air (Rukmana, 1997).
b. Penyulaman
Bibit yang tumbuh abnormal atau mati harus segera diganti
atau disulam dengan bibit yang baru. Waktu atau periode
penyulaman maksimum 15 hari setelah tanam. Cara
penyulaman ialah dengan mengambil bibit yang mati,
kemudian meletakkan umbi bibit yang baru dan
menimbunnya sedalam kurang lebih 7,5 cm. Penyulaman
dilakukan pagi atau sore hari (Rukmana, 1997).
c. Penyiangan
Penyiangan dilakukan segera setelah terlihat adanya
pertumbuhan rumput dengan memperhitungkan pula bila
selesai kegiatan ini akan dilanjutkan dengan pembumbunan.
Waktu penyiangan umumnya saat tanaman kentang berumur
1 bulan. Cara menyiangi adalah mencabuti atau
membersihkan rumput dengan alat bantu tangan atau kored.
Penyiangan dilakukan secara berhati–hati agar tidak merusak
perakaran tanaman kentang. Penyiangan sebaiknya
dilakukan pada daerah kira– kira 15 cm disekitar tanaman
(Rukmana, 1997).
d. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan sebanyak 2 kali selama satu
musim tanam yaitu pembumbunan pertama dilakukan pada

16
umur 30 hari setelah tanam, pembumbunan yang kedua
dilakukan setelah umur 40 hari setelah tanam atau 10 hari
setelah pembumbunan pertama (Anonim, 1989).
Tujuan pembumbunan ialah memberi kesempatan agar stolon
dan
umbi berkembang dengan baik, memperbaiki drainase tanah,
mencegah umbi kentang yang terbentuk terkena sinar
matahari dan mencegah serangan hama penggerek umbi
(phithorimaea opercuella). Cara pembumbunan adalah
menimbun bagian pangkal tanaman dengan tanah sehingga
terbentuk guludan–guludan (Rukmana, 1997). Ketebalan
pembumbunan pertama kira – kira 10 cm, pembumbunan
kedua juga kira-kira 10 cm sehingga ketinggian
pembumbunan mencapai kira–kira 20 cm.
e. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanam yaitu
menggunakan kombinasi Urea, TSP, KCl, ata ZA, TSP, KCl
dengan waktu dan dosis pemberian pupuk seperti pada tabel
berikut.

Tabel Jadwal Pemberian Pupuk Anorganik


dan PPC pada Tanaman Kentang Per Hektar
No Perlakuan Waktu Pemberian ( HST )
0 21 45
1 Pupuk Kandang 15 -20 ton
2 Pupuk anorganik
Urea / Za 165 / 350 kg 165 / 365 kg
TSP 400 kg
KCl 100 kg 100 kg
3 PPC ( Supermes ) 7 - 10 hari sekali
Sumber : Samadi (1997)

Keterangan : HST : Hari Setelah Tanam


PPC : Pupuk Pelengkap Cair
Pemberian pupuk susulan dilakukan dengan menyebar
pupuk it u di sekeliling tanaman pada jarak 10 cm dari
batang tanaman dengan dosis sekitar 10–20 g per tanaman
atau diberikan pada barisan diantara tanaman kurang lebih

17
20–25 cm kemudian segera menimbunnya dengan tanah
sambil membumbun.
f. Hama dan Penyakit
Menurut Rukmana (1997), hama dan penyakit yang
menyerang tanaman kentang antara lain :
Hama Kentang
 Hama Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala : Ulat menyerang daun dengan memakan bagian
ephidermis dan jaringan hingga habis daunnya.
Pengendalian :
1) Mekanis dengan memangkas daun yang telah ditempeli telur
2) Kimia dengan Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC.
 Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala : Kutu daun menghisap cairan dan
menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus bagi
tanaman kedelai.
Pengendalian :
1) Dengan cara memotong dan membakar daun yang terinfeksi.
2) Menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.
 Orong – orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala : Menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan
tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka
terhadap infeksi bakteri.
Pengendalian : Menggunakan tepung Sevin 85 S yang
dicampur dengan pupuk kandang.
 Hama penggerek umbi (Phtoremae poerculella Zael)
Gejala : Pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat
adanya jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang
merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang
bila di belah, akan terlihat adanya lubang – lubang karena
sebagian umbi telah dimakan.
Pengandalian : Secara kimia menggunakan Selecron 500
EC, Ekalux 25 EC, Orthene & 5 SP.
 Lammnate L.Hama trip (Thrips tabaci)

18
Gejala : Pada daun terdapat bercak – bercak berwarna
putih, selanjutnya berubah menjadi abu–abu perak dan
kemudian mengering. Serangan ini dimulai dari ujung –
ujung daun yang masih muda.
Pengendalian :
1) Dengan cara memangkas daun yang terserang.
2) Menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC,
Diazenon, Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP.
Penyakit Kentang
 Penyakit busuk daun
Gejala : Timbul bercak – bercak kecil berwarna hijau
kelabu dan agak basah, lalu bercak – bercak ini akan
berkembang dan warnanya berubah menjadi coklat hitam
dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan
sporangium. Selanjutnya daun akan membusuk dan mati.
Pengendalian : Menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M
-45, Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80 WP.

 Penyakit layu bekteri


Penyebab bakteri Pseudomonas solanacearum.
Gejala : Beberapa daun muda pada pucuk tanaman
layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning.
Pengendalian :
1) Dengan cara menjga sanitasi kebun, pergiliran tanaman.
2) Secara kimia dapat menggunakan bakterisida,
Agrimycin atau Agrept 25 WP.
 Penyakit busuk umbi
Penyebab jamur Colleotrichum coccodes
Gejala : Daun menguning dan menggulung, lalu layu dan
kering. Pada bagian tanaman yang berada dalam tanah
terdapat bercak – bercak berwarna coklat. Infeksi akan
menyebabkan akar dan umbi muda busuk.
Pengendalian : Dengan cara pergiliran tanaman, sanitasi
kebun dan penggunaan bibit yang baik.

19
 Penyakit fusarium
Penyebab jamur Fusarium sp
Gejala : Infeksi pada umbi menyebabkan busuk umbi
yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini menyerang
kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui
luka – luka yang disebabkan nematoda / faktor mekanis.
Pengendalian :
1) Dengan menghindari terjadinya luka pada saat
penyiangan dan pendangiran.
2) Kimia menggunakan Benlate.
 Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab jamur Alternaria solani. Jamur hidup di sisa
tanaman sakit dan berkembang biak di daerah kering.
Gejala : Daun terinfeksi bercak kacil yang tersebar tidak
teratur, berwarna coklat tua, lalu meluas ke daun muda.
Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak teratur,
kering, berkerut dan keras.
Pengendalian : dengan pergiliran tanaman.
 Penyakit karena virus – virus yang menyerang adalah :
1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun
menggulung.
2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun.
3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis
lokal.
4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak.
5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung.
6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas.
Gejala : akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus
dan pucat dengan umbi kecil–kecil / tidak menghasilkan
sama sekali, daun menguning dan mati.
Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian,
kutu daun Aphis spiraecola, A gossypii dan Myzus
persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan
nematoda.

20
Pengendalian : tidak ada pestisida untuk mengendalikan
virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan
menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan,
memangkas dan membakar tanaman sakit, memberantas
vektor dan pergiliran tanaman.

g. Penanganan Pasca Panen


Penanganan pasca panen bertujuan agar mutu sayuran tetap baik seperti pada
saat dipanen. Menurut Kitinoja dan Kader (1993) pasca panen dimulai sejak
komoditas dipisahkan dari tanaman (dipanen) dan berakhir bila komoditas tersebut
dikonsumsi. Kegiatan pasca panen kentang meliputi : pencucian, pemilihan
(sortasi), pengkelasan (grading), pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan

a) Pencucian
Pencucian umbi kentang yang telah dipanen, dibersihkan dengan cara
memasukkannya kedalam bak air. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan
kotoran, residu pestisida, dan sumber-sumber kontaminasi. Biasanya
ditambahkan suatu bahan kimia yaitu klorin kedalam air pencucian yang
bertujuan untuk mengendalikan mikroorganisme. Klorin efektif bila larutan
dijaga pada pH netral. Perlakuan klorin dengan konsentrasi 100-150 ppm dapat
membantu mengendalikan patogen selama proses lebih lanjut. Setelah itu, bahan
dikeringkan dengan cara meniriskan dan memberikan udara (Muchtadi, D.,
1996).
b) Pemilihan (sortasi)
Penyortiran merupakan kegiatan memilih umbi kentang yang secara fisik
dan fisiologis mempunyai kondisi yang baik. Umbi kentang yang baik memiliki
ciri yaitu bentuk bulat atau oval, warna kulit kentang tergantung varietas
misalnya varietas Granola berwarna kuning, umbi kentang yang jelek memiliki
ciri yaitu bentuk tidak beraturan, warna kulit hijau, dan ada bercak-bercak hitam
akibat serangan hama dan penyakit. Perlakuan sortasi tergantung juga kepada
peruntukannya atau tempat pemasarannya (misalnya pasar swalayan, restoran,
atau hotel). Menurut Peleg (1985) kriteria penyortiran berdasarkan pada warna,
bentuk, berat, kerusakan mekanis dan busuk, serta derajat kematangan.

21
c) Pengkelasan (grading)
Grading hampir sama dengan sortasi. Kalau sortasi adalah
pemisahan/pengelompokan berdasarkan mutu yang erat kaitannya dengan
kondisi fisik (busuk, lecet, memar) bahan sedangkan grading lebih kearah
mengelompokkan umbi kentang yang baik berdasarkan ukuran umbi.
d) Pengemasan
Pengemasan adalah memasukkan dan menyusun hasil panen kedalam
suatu wadah atau tempat yang cocok dan baik sehingga komoditi tersebut
terlindungi dari kerusakan mekanis, fisiologis, kimiawi, dan biologis.
Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi
kehilangan air, dan mempermudah dalam hal pengangkutan dan perhitungan.
Kemasan yag baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut: tidak toksik, dapat
menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk, dan berat
harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas (Satuhu, 2004).
e) Penyimpanan
Tujuan utama penyimpanan adalah mengendalikan laju transpirasi,
respirasi, infeksi penyakit, dan mempertahankan produk dalam bentuk yang
paling berguna bagi konsumen. Umbi kentang disimpan pada suhu 15 ˚C - 25
˚C dan kelembaban 85%-95% selama 10 hari atau lebih untuk meningkatkan
pembentukan peridermis dan penyembuhan luka akibat panen. Setelah
penyembuhan, suhu penyimpanan diturunkan, besarnya penurunan suhu
bergantung pada lamanya penyimpanan (pantastico et al., 1986).
Penyimpanan adalah upaya untuk memperpanjang ketersediaan produk
sehingga membantu memenuhi kebutuhan pemasaran, distribusi, dan
penggunaan. Penyimpanan yang baik seharusnya dirancang untuk mencegah
menurunnya kelembaban, terjadinya pembusukan, dan perkecambahan dini,
serta menghilangkan panas akibat respirasi. Selama penyimpanan, cahaya
dihalangi untuk menghindari terbentuknya klorofil pada kulit umbi yang dapat
menyebabkan penghijauan umbi sehingga terbentuk glikoalkaloid atau solanin
yang beracun dan menyebabkan rasa pahit.
Kondisi penyimpanan yang paling ideal adalah ruangan yang dilengkapi
pengaturan kelembaban dan suhu yang tepat. Dalam berbagai tipe penyimpanan
berskala besar yang modern, kentang disimpan pada tumpukan yang besar atau
didalam ruangan. Sebagian besar produsen memiliki ruang penyimpanan

22
bersuhu rendah untuk memperpanjang umur simpan dan menyediakan pasokan
kentang secara terus menerus Sumoprastowo (2004).
f) Pengangkutan
Pengangkutan Kentang yang telah siap dipasarkan, dapat diangkut
menggunakan alat angkut seperti truk. Tujuan pengangkutan adalah untuk
memudahkan kentang yang telah siap dijual sampai ke tangan konsumen.
Pengangkutan yang tepat dapat menjadikan waktu dan tenaga kerja lebih efisien
(Rahardi, 1993).

DAFTAR PUSTAKA

23
1. LAPORAN FARMAKOGNOSI PEMBUATAN AMYLUM SOLANI ( Pati
Kentang ) 2018
2. http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/96/4/BAB%20II.pdf
3. https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/130067-1673848086.pdf
4. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/15615/MzA2NDc=/Budidaya-
tanamankentang-Solanum-Tuberosum-Ldi-luar-musim-tanam-abstrak.pdf
5. LAPORAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA2019 “Penanganan Pasca Panen Tanaman Kentang”

24

Anda mungkin juga menyukai