Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGROSTOLOGI

TANAMAN MAKANAN TERNAK


(LEGUM)
Oleh :
Kelas : C
Kelompok : 6
RISMAYANI SUHERMAN

200110140134

LULU INTAN APRILIAN

200110140137

KIKI KURNIAWATI

200110140138

MUHAMMAD ARIEF

200110140233

RIZKY SEPTIAN
KEVIN FAHRIZAL
IBRAHIM RASYID RR.
ASTRI HADAYANI

200110140245
200110140254
200110140257
200110140258

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015
I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hijauan Makanan Ternak (HMT) merupakan hijauan yang biasa diberikan
pada ternak sebagai pakan setiap harinya. HMT merupakan sumber serat kasar
yang utama. Di dalam sistem pemeliharaan ternak tradisional di Indonesia HMT
merupakan bagian terbesar dari keseluruhan pakan yang diberikan. Pada
umumnya hijauan yang diberikan terdiri dari rumput dan leguminosa yang mudah
didapat di sekitar lokasi peternakan.
Hijauan merupakan sumber bahan pakan ternak yang utama dan sangat besar
peranannya bagi ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) baik untuk
hidup pokok, pertumbuhan produksi (daging dan susu) maupun untuk reproduksi.
Hijauan adalah salah satu jenis bahan makanan ternak yang berasal dari
tanaman dan mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh ternak. Berdasarkan
penyajiannya, hijauan dibedakan menjadi hijauan segar (Kadar air > 80 %) dan
hijauan kering (Kadar air < 80 %). Setiap jenis hijauan memiliki karakteristik
yang berbeda diantaranya dari ciri, morfologi (bentuk, warna dan bau) dan nilai
gizinya. Sedangkan berdasarkan kelompoknya (family), hijauan dibagi menjadi 3
kelompok besar, yakni : kelompok rumput-rumputan (Graminae), kelompok
kacang-kacangan (Leguminoceae), dan kelompok daun-daunan. Dalam makalah
ini akan dibahas beberapa jenis tanaman hijauan ternak baik rumput maupun
legume.
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tanaman Hijauan Ternak.
2. Apa saja jenis tanaman hijauan ternak yang termasuk kelompok rumputrumputan.
3. Apa saja jenis tanaman hijauan ternak yang termasuk kelompok legum.
1.2 Tujuan Dan Manfaat
1. Mengetahui pengertian Hijauan Makanan Ternak.

2. Mengetahui jenis tanaman hijauan ternak yang termasuk kelompok


rumput-rumputan.
3. Menegtahui jenis tanaman hijauan ternak yang termasuk kelompok legum.

II
TINJAUAN PUSTAKA

Hijauan adalah semua bentuk bahan pakan yang berasal dari tanaman atau
rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong
dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 1996).
Hijauan diartikan sebagai pakan yang mengandung serat kasar, atau bahan
yang tak tercerna, relatif tinggi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ternak ruminansia
membutuhkan sejumlah serat kasar dalam ransumnya agar proses pencernaan
berjalan secara lancar dan optimal. Sumber utama dari serat kasar itu sendiri
adalah hijauan (Siregar 1994).
Salah satu jenis pakan ternak yaitu hijauan segar. Hijauan segar merupakan
bahan pakan ternak yang diberikan pada ternak dalam bentuk segar, baik dipotong
dengan bantuan manusia atau langsung disengut langsung oleh ternak dari lahan
hijauan pakan ternak. Hijauan segar umumnya terdiri dari daun-daunan yang
berasal dari rumput-rumputan (Gramineae) dan tanaman biji-bijian atau kacangkacangan (Leguminosa) (AAK, 1983).
Rumput (Gramineae) merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai sifat
tumbuh, yaitu membentuk rumpun, tanaman dengan batang merayap pada
permukaan, tanaman horisontal dengan merayap tetapi tetap tumbuh ke atas dan
rumpun membelit (Siregar, 1994).
Rumput dalam pengelompokkannya dibagi menjadi dua yaitu rumput
potong dan rumput gembala. Yang termasuk dalam kelompok rumput potongan
adalah rumput yang memenuhi persyaratan: memiliki produktivitas yang tinggi,
tumbuh tinggi secara vertikal dan banyak anakan seerta responsif terhadap
pemupukan.Termasuk kelompok ini antara lain: Pennisetum purpureum,
Pannicum maximum, Euchlaena mexicana, Setaria sphacelata, Pannicum
coloratum dan Sudan grass (AAK, 1983).
Rumput gembala merupakan jenis rumput yang memiliki ciri-ciri antara lain
: tumbuh pendek atau menjalar dengan stolon, tahan terhadap renggutan atau
injakan, memiliki perakaran yang kuat dan tahan kekeringan. Termasuk kelompok
ini antara lain: Brachiaria brizhantha, Brachiaria ruziziensis, Brachiaria mutica,
Paspalum dilatatum, Digitaria decumbens, Choris gayana, African star grass
(Cynodon plectostachyrus) (AAK, 1983).

Legum (Leguminosae) yaitu tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk
bunga kupu-kupu. Hijauan pakan jenis leguminosa (polong-polongan) memiliki
sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan
protein, Ca dan P. Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam
pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat
tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari
udara, itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein dan
mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan
tanah. Contohnya: Kaliandra (Calliandra callothyrsus), Siratro (Macroptilium
antropurpureum), Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena glauca),
Banhinia (Rufescens lam) dan Turi (Sesbania Grandivora) (Tillman.dkk, 1991).

III
PEMBAHASAN
3.1 Clotalaria
Nama daerah : Jawa : orok-orok

Tinggi hingga 2.7 m, batang bagian atas bercabang baik. Berdaun trifoliate,
perbungaan tandan di ujung, yang tersusun rapat, berwarna kuning, berurat ungu
kemerahan. Polong membumbung agak silindris, berwarna hitam ketika matang,
dengan biji berjumlah 5070. Biji berbentuk jantung, berwarna jingga kekuningkuningan atau coklat.
Crotalaria pertama diimpor dari Afrika Timur pada tahun 1916 oleh Kebun
Raya Bogor. Kemudian dibudidayakan dan menyebar sampai ke Pulau Jawa dan
Sumatra. Kini tumbuhan ini telah tersebar ke seluruh daerah tropika yang lembab
dan kadang-kadang tumbuh meliar. Daerah asal : wilayah tropis (afrika, amerika
selatan, asia).
Crotalaria tumbuh di daerah berrumput di lahan hutan pantai terbuka, padang
semak, padang rumput, pinggir jalan dan kebun, dengan ketinggian hingga 1800
m. Di Jawa tumbuhan ini ditanami dari dataran rendah hingga ketinggian 1500 m.
Tumbuhan ini dapat tumbuh pada lahan berkualitas buruk dan padat sehingga
dapat memperbaiki kualitas tanah. Tumbuhan ini juga dapat bertahan pada
kekeringan.
Kandungan nutrisi : mempunyai kandungan N tinggi (3,01 % N).

3.2 Desmodium intortum


Nama local: daun hijau

Tumbuh merayap dan membelit (trailing). Memiliki akar tunggang yang kuat
dan perakaran keluar dari setiap node batang yang menyinggung tanah yang
lembab. Bentuk batang persegi, bertekstur kasar dan memilki panjang ruas 3-11
cm. Bentuk batang yang berlekuk, berbulu dan berwarna coklat kemerahan. Daun
berjenis trifoliate (7 cm x 5 cm), memiliki bintik coklat kemerahan pada

permukaan atas.. Bunga-bunga berwarna violet. Polong berukuran 5 cm dengan 812 biji. Ada 595.000 biji per kg. Tanamanan ini berasal dari Amerika Tengah.
Jenis legum ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah kecuali tanah asin
tetapi toleran terhadap keadaan asam dan genangan air. Lebih suka pada
kesuburan sedang dan pH > 5. Pertumbuhan optimum pada 25-30 C. Tanaman
ini tumbuh pada ketinggian tempat 200-3.000 m dpl dengan curah hujan 900 m
dpl. Legum ini dapat diperbanyak dengan stek atau biji dengan kebutuhan 2-3
Kg/ha.
Hasil panen 80-100 kg / ha. Produksi BK sebanyak dari 12-19 ton / ha / thn.
Daun D. intortum memiliki kandungan protein yang tinggi, tetapi juga
mengandung tanin yang terkondensasi. Kandungan zat lainnya adalah Protein,
riboflavin and vitamin A.

3.3 Desmodium uncinatum


Nama-nama umum: silverleaf

Daun trifoliate, dengan stipula coklat pendek. Leaflet berwarna hijau gelap di
sisi atas dengan luas permukaan mengkilap putih dekat vena sentral, sering
dikelilingi oleh daerah mengkilap gelap; sisi bawah berwarna hijau terang dan
seragam dalam warna, kedua sisi berbulu. Segmen pod ditutupi dengan bulu. Akar
tunggang yang kuat.
Berasal dari Amerika Selatan: Argentina (subtropis), Bolivia, Brasil, Paraguay,
Peru, Uruguay, Venezuela (barat).
Tumbuh baik pada pH 5,0, cukup toleran terhadap kemasaman tanah.
'Silverleaf' tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan melebihi 1.000 mm

dengan distribusi yang baik sepanjang tahun. Umumnya tumbuh pada ketinggian
sedang (2.000 m) di daerah tropis dan dataran rendah di daerah subtropis.
Produksi hasil biji yaitu 330 kg / ha. Kandungan nilai gizi yang tinggi
meskipun tingkat tannin dapat melebihi 3%. Hal ini dapat bertindak sebagai 'bypass' protein meningkatkan efisiensi pencernaan, tetapi juga memperlambat
bersepeda nitrogen dari drop daun.

3.4 Dolichos lablab


Indonesia : Kacang biduk, kara gajih, kacang bado, kara wedus (Jawa), kacang
peda (Sunda).

Kacang komak (Dilochos lablab L.) merupakan


tanaman tahunan merumpun atau memenjat,
berbentuk agak perdu, agak tegak atau menjalar
dengan panjang batang antara 3- 6 m. Panjang
daun 7,5-15 cm, tipis, beranak daun tiga, anak
daun bundar telur melebar, dan berbulu halus. Dari
tandannya banyak terdapat bunga. Warna buganya putih, biru, atau ungu.
Polongnya memiliki panjang 4-5 cm, lebarnya berbentung pedang dan halus yang
berisi 2-4 biji. Kacang komak ini berasal dari Afrika diantaranya Angola,

Botswana, Kamerun, Ghana dan lain-lain. selain itu kacang komak juga berasal
dari India dan Asia tenggara.
Selain itu komak juga dapat tumbuh pada tanah yang kurang
subur. komak menyenangi curah hujan 650-3000mm/tahun. Komak lebih
menyenangi dataran rendah, tetapi dapat dibudidayakan di lahan kering sampai
ketinggian 2000m dpl. Komak dapat tumbuh dengan suhu terbaik rata-rata suhu
harian 18-300 C. Untuk pertumbuhan yang baik di perlukan suhu yang tinggi (18300 C), suhu minimum untuk dapat tumbuh adalah 3oC.
Populasi optimal 125.000 pohon/ha, dengan hasil 1,2 t/ha. Kandungan
protein kacang ini berkisar antara 21-29%, kandungan protein kacang komak di
Jawa Timur berkisar antara 22-23%. Kandungan lemak rendah, yaitu 1%, sangat
cocok untuk orang-orang yang diet terhadap makanan dengan kandungan lemak
tinggi. Biji kacang ini juga mengandung vitamin A, B, dan C yang cukup tinggi.
Biji tanaman ini mengandung tannins, phytate, dan trypsin inhibitors,
kandungannya sangat beragam tergantung varietasnya, namun dengan
perendaman atau pemanasan akan menghilangkan aktivitas dari senyawa ini.

3.5 Gliricidia sepium


Nama lokal gamal/cebreng.

Gamal adalah tanaman asli di kawasan Pantai Pasifik Amerika Tengah.


Pohon berukuran kecil sampai sedang tinggi sekitar 10-12 m. Daun bersirip ganjil,
panjang sekitar 30 cm. Helai daun 5-20 cm, berbentuk oval sampai bulat, panjang
2-7 cm dan lebar 1-3 cm. Bunga membentuk kelompok tangkai pada batang muda
dan tua. Bunga keluar tunggal dengan 20-40 per tangkai, merah muda sampai
ungu muda, bercampur putih. Buah polong hijau dan kuning-coklat muda ketika
tua, panjang 0-18 cm, lebar 2 cm, biji 4-10, kuning-coklat muda sampai coklat
dan hampir bulat.

Tanaman gamal tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 0-1300


meter dari permukaan laut dan dapat tumbuh mencapai ketinggian 10 meter.
Tahan terhadap kekeringan dan dapat tumbuh pada tempat yang memiliki tanah
kurang subur, curah hujan 650-3.500 mm/tahun. Suhu rata-rata tahunan pada
berbagai tempat tumbuh bervariasi dari 21-29 oC. Daun akan layu ketika suhu
malam hari turun dibawah 15 oC.
Pada kondisi dibawah optimal , produksi biomas mencapai 12 ton berat
kering per hektar per tahun.
Gliricidia sepium memiliki nilai pakan yang tinggi, dengan protein kasar
20-30% dalam bahan kering, serat kasar 15%.

3.6 Glycine whigtii


Nama lokal : kedelai abadi, glisin, kedelai liar, kudzu Rhodesia atau kacang bulu.

Daun trifoliate, panjang hingga 6 inci. Memiliki akar tunggang yang dalam
dan batang melilit. Batang dapat tumbuh hingga 10 m dengan spesies pendukung
yang memadai (pohon). Tipe bunga cluster berwarna putih atau ungu. Buah
(polong/pod) berbulu, panjang 1-4 cm, tiap polong berisi 3-8 biji berbentuk
lonjong.
Glycine whigtii berasal dari Afrika dan Asia kemudian tersebar luas di Hindia
Timur, Asia tropis dan Timur, Tengah dan Afrika Selatan. Telah diperkenalkan ke
banyak pulau-pulau Pasifik Selatan, termasuk dataran tinggi Papua Nugini.
Glycine whigtii ditemukan di padang rumput, dalam situasi yang teduh di
semak, belukar dan hutan atau di daerah yang rusak dari permukaan laut sampai
ketinggian 3000 m di daerah tropis. Glycine whigtii tumbuh baik ketika suhu

berkisar 22-27 C dan dengan curah hujan tahunan rata-rata antara 750 dan 1500
mm. Glycine whigtii ini lebih memilih pH tanah di atas 6,5 tapi dapat tumbuh
pada pH 6 dan bahkan lebih rendah (5,8). Dalam kondisi netral, glycine whigtii
memiliki ketahanan yang baik terhadap hama dan penyakit.
Produksi glycine whigtii bervariasi antara 3,85 dan 10 ton/ ha, tergantung
pada kondisi lingkungan.
Tanaman ini mengandung protein kasar yang umumnya tinggi yaitu sekitar
11-20%. Bahkan kadang-kadang bisa mencapai 30%. Serat kasarnya umumnya
cukup tinggi dimana bisa mencapai 26-42.6%. Kandungan Ca dan P adalah
masing-masing 1.5% dan 0.29%. Selain rumput untuk digembalakan tanaman ini
bisa juga diberikan dalam bentuk segar atau hay. TDN hijauan segar adalah 57.3%
sedangkan dalam bentuk hay 53.3%. Hijauan ini sangat disukai ternak ruminansia.
3.7 Leucaena leucocephala
Nama lokal: lamtoro

Ciri-ciri morfologis : Semak atau pohon hingga 18 m, bercabang ketika


semak dan bercabang kuat setelah bertunas, dengan kulit keabu-abuan dan lentisel
menonjol. Daun biparipinnate dengan 4-9 pasang pinnae, variabel panjang hingga
35 cm, dengan kelenjar besar (sampai 5 mm) di dasar tangkai daun; leaflet 11-22
pasang / pinna, 8-16 mm x 1-2 mm, akut. Bunga banyak, di kepala bulat dengan
diameter 2-5 cm, benang sari (10 per bunga) dan putik 10 mm, kepala sari pilose,
pecah di saat fajar. Pod 14-26 cm x 1,5-2 cm, liontin, coklat pada saat jatuh
tempo. Biji 18-22 per pod, 6-10 mm, coklat. Daerah asal :Semenanjung Yucatan
dan Tanah Genting Tehuantepec di Meksiko selatan

Lingkungan tempat hidup yang cocok pada tanah dengan pH di atas 5,5,
atau di atas 5.0 di mana kejenuhan aluminium sangat rendah. Tanaman ini cukup
tahan kering dan bisa ditanam di mana-mana, termasuk di wilayah dengan curah
hujan antara 6503.000 mm (optimal 8001.500 mm) pertahun. Namun,
tumbuhan ini tidak dapat tumbuh dalam genangan air. Ketinggian tempat di atas
1000 m dpl dapat menghambat pertumbuhannya. Lamtoro menyukai iklim tropis
yang hangat (suhu harian 25-30 C).
Produksi hijauan tanaman lamtoro dapat mencapai 20 ton bahan
kering/ha/tahun. Kandungan zat-zat makanan, nilai nutrisi per 100 g (3.5 oz)
Energi148 kcal (620 kJ) Karbohidrat 26,2 g Lemak 0,5 g Protein10,6 g Vitamin A
equiv. 416 g (46%) Tiamina (Vit. B1) 0.23 mg (18%) Vitamin C 20 mg (33%)
Kalsium 155 mg (16%).
3.8 Indigofera sp
Nama lokal : Tarum

Memiliki ciri morfologis, tipe daun imparipinate. Tipe bunga cluster.


Umumnya, Indigofera sp.memiliki tipe buah polong, berisi 1-20 biji yang
kebanyakan bulat sampai jorong. Semainya dengan perkecambahan epigeal,
keping bijinya tebal, cepat rontok, dan memiliki akar tunggang.
Sebagian besar tumbuhan tarum (Indigofera sp.) ini berasal dari benua Afrika
seperti di negara Tanzania, Kenya, dan Zimbabwe. Indigofera sp.
Sebagian besar tanaman Indigofera sp. ditemukan pada tanah hitam retak
(kering) yang netral basa. Tidak cocok di tanah yang asam. Toleransi salinitas
sedang. Curah hujan tahunan yang cocok adalah 250-1.100 mm dengan distribusi
uni dan bi -modal , dan musim kering untuk 8 bulan . Sangat toleran kekeringan ,
tetapi juga toleran terhadap genangan air sementara dan kemungkinan banjir
jangka pendek. Iklim yang baik untuk Indigofera sp. adalah yang panas dan

lembab, dengan rentang suhu 17 -

. Tumbuhan ini dapat tumubuh dari

ketinggian yang dekat dengan permukaan laut sampai 2.100 mdpl.


Pemanenan Indigofera sp. dilakukan dengan pemotongan optimum padan 0,75
sampai 1,5 meter dari permukaan tanah, tanaman yang sudah di panen/dipotong
bisa dipotong kembali 60 - 70 hari, tergantung kelebatan tanaman. Produksi
yang dapat dihasilkan oleh tanaman Indigofera sp. adalah 7 sampai 10 ton /Ha.
Indigofera sp. sangat baik dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak dan
mengandung protein kasar 27,9%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22% dan fosfor
0,18%. Legum Indigofera Sp. memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran
terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas.

IV
SIMPULAN
1. Hijauan Makanan Ternak (HMT) merupakan hijauan yang biasa diberikan
pada ternak sebagai pakan setiap harinya. HMT merupakan sumber serat
kasar yang utama. Di dalam sistem pemeliharaan ternak tradisional di
Indonesia HMT merupakan bagian terbesar dari keseluruhan pakan yang
diberikan. Pada umumnya hijauan yang diberikan terdiri dari rumput dan
leguminosa yang mudah didapat di sekitar lokasi peternakan.
2. Hijauan makanan ternak yang termasuk dalam kelompok rumput adalah
Pennisetum purpureum, Pannicum maximum, Euchlaena mexicana,
Setaria sphacelata, Pannicum coloratu, Sudan grass, Brachiaria
brizhantha,

Brachiaria

ruziziensis,

Brachiaria

mutica,

Paspalum

dilatatum, Digitaria decumbens, Choris gayana, African star grass


(Cynodon plectostachyrus).
3. Hijauan makanan ternak yang termasuk dalam kelompok legume adalah
Kaliandra

(Calliandra

callothyrsus),

Siratro

(Macroptilium

antropurpureum), Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena glauca/


Leucaena leucocephala), Banhinia (Rufescens lam) dan Turi (Sesbania
Grandivora).

DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yayasan
Kanisius: Yogyakarta.
Akoso, B.T. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisius: Yogyakarta.
Hacker, J.B. (1992) Desmodium uncinatum (Jacq.) DC. In: 't Mannetje, L. and
Jones, R.M. (eds) Plant Resources of South-East Asia No. 4. Forages. pp.
116118. (Pudoc Scientific Publishers, Wageningen, the Netherlands).
Hassen A, Rethman NFG, Van Niekerk W A, Tjelele TJ. 2007. Influence of
season/ year and species on chemical composition and in vitro digestibility
of five Indigofera accession. J Animal Feed Science and Technology.
Kanisius, A. A. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah.
Yogyakarta: Erlangga.
Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. PT. Penebar Swadaya: Jakarta.
Tillman, A.D., Hartadi, H. Reksohadiprojo, S., Prawirokusumo, S., Lebdosoekojo,
S. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.
http://www.tropicalforages.info/key/Forages/Media/Html/Indigofera_schimperi.ht
m
http://www.tropicalforages.info/key/Forages/Media/Html/Desmodium_uncinatum.
htm
http://www.tropicalforages.info/key/Forages/Media/Html/Desmodium_intortum.ht
m

Anda mungkin juga menyukai