Anda di halaman 1dari 5

Keanekaragaman Gen

“Family monokotil”

Disusun
Oleh:

Supiati
Miftahul Jannah

X MIPA 2

TA: 2018/2019

SMA NEGERI 1 BANTAENG


Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati sangat diperlukan untuk kelestarian hidup organisme dan
berlangsungnya daur materi (aliran energi). Walaupun begitu, tetap kuantitas dan kualitas
keanearagaman hayati di suatu wilayah dapat menurun atau bahkan dapat menghilang.
Keanekaragaman hayati dapat kita jaga kelestariannya serta dapat disembuhkan
kembali. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi organisme hidup yang mempunyai
tiga pembagian tingkat, yaitu gen, spesies dan ekosistem. Menurut UU No.5 Tahun 1994,
keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman yang ada di antara makhluk hidup yang ada di semua
wilayah yaitu daratan, lautan dan perairan atau akuatik, serta komplek-komplek ekologi yang
termasuk dari keanekaragamannya, meliputi keanekaragaman dalm spesies, antara spesies dengan
ekosistem. Kemudian Keanekaragaman hayati menurut SOerjani (1996) adalah menyangkut
keunikan suatu spesies dan genetik di mana makhluk hidup tersebut menetap. Keanekaragaman
hayati dikatakan unik spesies hidup di suatu habitat yang khusus atau makanan yang disantapnya
sangat khas. Sebagai contoh yaitu komodo di pulau komodo, Flores, Rinca, Gili Motang dan Panda
yang ada di China hanya memakan daun bambu, dan koala yang ada di Australia yang hanya memakan
daun kayu putih.

Dilihat dari pengertiannya maka keanekaragaman hayati dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu
keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis atau spesies serta keanekaragaman ekosistem.

A. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman hayati adalah perbedaan atau variasi gen yang terdapat dalam suatu spesies
makhluk hidup. Contoh, buah durian yang memiliki kulit tebal, kulit tipis, dagingnya tebal,
berdanging buah tipis, biji besar atau biji kecil. Demikian pula dengan buah pisang yang mempunyai
ukuran, warna, bentuk dan tekstur serta rasa daging buah yang tidak sama dengan yang pisang
lainnya. Pisang mempunya beberapa variasi yaitu pisang raja uli, pisang raja molo, pisang raja jambe,
pisang raja sereh.
keanekaragaman sifat genetik pada suatu makhluk hidup dikendalikan oleh gen-gen yang ada
didalam kromosom yang dimilikinya. Kromosom tersebut didapatkan dari kedua induknya melalui
pewarisan sifat. Namun, gen juga dapat dipengaruhi dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Contohnya bibit yang diambil dari batang induk mangga yang memiliki sifat genetik berbuah dengan
besar,dan bila ditanam pada area yang berbeda maka ada kemungkinan tidak menghasilkan buah
mangga berukuran besar seperti sifat genetik induknya.
Keanekaragaman gen juga dapat ditingkatkan melalui hibridisasi atau perkawinan silang antara
spesies satu dengan spesies yang berbeda sifat atau melalui proses domestikasi (budidaya
tumbuhan liar atau hewan). Contohnya adalah proses hibrid dari tanaman anggrek akan
mendapatkan warna yang beragam, hibridisasi sapi fries Holland dengan sapi bali, dan hibridisasi
berbagai jenis tanaman atau hewan tertentu dengan spesies liar untuk mendapatkan jenis yang
tahan terhadap penyakit. Dengan cara hibridisasi ini maka kita dapat memperoleh sifat genetik
yang baru dari suatu organisme-organisme pada suatu spesies.
Tumbuhan Monokotil
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil pada saat
berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu keping biji.Kelas monokotil
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a. Susunan akarnya berupa akar serabut.b. Batangnya beruas-
ruas yang tampak jelas.c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.d. Bagian bunga, misalnya
mahkota dan kelopak berjumlah tiga atau kelipatannya.e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya
(keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah.f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar
karena tidak mempunyai cambium,kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar,
misalnya nanas seberang danpalem raja.Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa
ordo (bangsa) dan setiap bangsadikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku
tumbuhan monokotil yang penting adalah sebagai berikut

1. Suku rumput-rumputan (Gramineae)


Suku rumput rumputan, poaceae, glumiflorae, atau gramineae adalah salah satu suku anggota
tumbuhan berbunga. Menurut system klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa
poales, klad commelinids (EuMonokotil)

Anggota suku ini adalah yang paling tinggi populasinya di dunia karena banyak tanaman budidaya
yang menjadi anggotanya dan ditanam luas sebagai bahan pangan utama. Didalamnya termasuk
tumbuhan seperti padi, gandum, jagung, jelai, jewawut, serta sorgum (cantel). Selain itu, bambu
dan tebu juga termasuk didalamnya. Bahan pakan ternak juga memanfaatkan anggota suku ini,
beberapa di antaranya merupakan tumbuhan pengganggu (gulma) yang pneting, seperti alang-alang
dan rumput bandotan. Ada anggotanya yang merupakan sumber wangi-wangian, yaitu rumput akar
wangi dan serai (termasuk sitronela).

Ciri-ciri suku rumput-rumputan ini, ia punya daun yang berbentuk pita, tulang daun sejajar dan
melekat langsung pada batang, batang agak berongga, berakar serabut bunganya berbentuk bulir,
dan mudah terbang kalau tertiup angin. Penyerbukan suku rumput-rumputan ini banyak dibantu
oleh angin. Beberapa contoh tumbuhan didalam suku ini adalah :

 Jagung (Zea mays L.)

Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang
terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika
Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian
penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi
komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan
bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai
produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia. Jagung merupakan tanaman model yang menarik,
khususnya di bidang biologi dan pertanian. Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi
objek penelitian genetika yang intensif, dan membantu terbentuknya teknologi kultivar
hibridayang revolusioner. Dari sisi fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat
efisien memanfaatkan sinar matahari. Dalam kajian agronomi, tanggapan jagung yang dramatis dan
khas terhadap kekurangan atau keracunan unsur-unsur hara penting menjadikan jagung sebagai
tanaman percobaan fisiologi pemupukan yang disukai
 Padi (Oryza sativa L.)

Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Meskipun
terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu
pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang disebut padi liar.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan
gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas
penduduk dulu. Sejumlah ciri suku (familia) ini juga menjadi ciri padi, misalnya berakar
serabut, daun berbentuk lanset (sempit memanjang), urat daun sejajar, memiliki pelepah
daun, bunga tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa loret, floret
tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki satu floret,
buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan bulir (Ing. grain) atau kariopsis.

 Gandum (Triticum spp.)

Gandum (Triticum spp.) adalah sekelompok tanaman serealia dari suku padi-padian yang kaya
akan karbohidrat. Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan
ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Pada umumnya, biji gandum
(kernel) berbentuk opal dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3 mm. Seperti jenis serealia
lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian
kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ).

 Tebu (Saccharum officinarum)


Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu
rumput-rumputan. Saccharum officinarum merupakan spesies paling penting
dalam genus Saccharum sebab kandungan sukrosanya paling tinggi dan kandungan
seratnya paling rendah (Wijayanti, 2008).
Beberapa peneliti berkesimpulan bahwa tanaman tebu berasal dari India,
berdasarkan catatan-catatan kuno dari negeri tersebut. Bala tentara Alexander
the Great mencatat adanya tanaman di negeri itu ketika mencapai India pada
tahun 325 SM (Tjokroadikoesoemo dan Baktir, 2005). Ciri ciri tanaman tebu
yaitu mempunyai batang yang tinggi dapat mencapi 3-5 meter atau lebih, memiliki
daun tidak lengkap, tanaman tebu berakar serabut, dan ujung daunnya meruncing.

Anda mungkin juga menyukai