Anda di halaman 1dari 27

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain

gandum dan padi.Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,

jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.Penduduk

beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga

menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat,

jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil

minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung

atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya).

Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan

furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai

penghasil bahan farmasi.

Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara

umum para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau

Amerika Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah

menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu.

Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., adalah

salah satu jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal dari Amerika.

Orang-orang Eropa yang datang ke Amerika membawa benih jagung tersebut ke

negaranya. Melalui Eropa tanaman jagung terus menyebar ke Asia dan Afrika. Baru
2

sekitar abad ke-16 tanaman jagung ini oleh orang Portugis dibawa ke Pakistan,

Tiongkok dan daerah-daerah lainnya di Asia termasuk Indonesia.

Tanaman jagung sudah lama diusahakan petani Indonesia dan merupakan

tanaman pokok kedua setelah padi. Penduduk kawasan timur Indonesia seperti Nusa

Tenggara Timur, Madura, sebagian Maluku, dan Irian Jaya sudah biasa

menggunakan jagung sebagai makanan pokok sehari-hari. Produksi jagung Indonesia

sebagian besar berasal dari pulau Jawa (± 66%) dan sisanya barasal dari di propinsi

luar Jawa terutama Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, dan

Nusa Tenggara Timur.

Populasi tanaman atau jarak tanam merupakan salah satu factor yang dapat

mempengaruhi produksi tanaman. Peningkatan produksi jagung manis dapat

dilakukan dengan cara perbaikan tingkat kerapatan tanaman. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan ialah dengan penambahan tingkat kerapatan tanaman persatuan luas.

Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan daun tanaman akan menjadi

sakling menutupi hingga penerimaan cahaya matahari menjadi tidak sesuai. Akar

tanaman juga akan saling bertemu dan berkompensi dalam memanfaatkan unsur hara

dan air . Sedangkan jarak tanam yang terlalu jauh menyebabkan penyerbukan

tanaman tidak berlangsung dengan baik karena tanaman jagung melakukan

penyerbukan silang.

Tanaman jagung secara spesifik merupakan tanaman pangan yang sangat

bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan. Jagung merupakan makanan

pokok kedua setelah padi di Indonesia. Sedangkan, berdasarkan urutan bahan


3

makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi.

Tanaman jagung hingga kini dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk

penyajian, seperti : tepung jagung (maizena), minyak jagung, bahan pangan, serta

sebagai pakan ternak dan lain-lainnya. Khusus jagung manis (sweet corn), sangat

disukai dalam bentuk jagung rebus atau bakar (Derna, 2007).

Jagung manis merupakan komoditas pertanian yang sangat digemari terutama

oleh penduduk perkotaan, karena rasanya yang enak dan manis banyak mengandung

karbohidrat, sedikit protein dan lemak. Budidaya jagung manis berpeluang

memberikan untung yang tinggi bila diusahakan secara efektif dan efisien

(Sudarsana, 2000).

Jagung manis mengandung kadar gula yang relatif tinggi, karena itu biasanya

dipungut muda untuk dibakar atau direbus. Ciri dari jenis ini adalah bila masak

bijinya menjadi keriput dan bermanfaat sebagai bahan makanan, makanan ternak,

bahan baku pengisi obat dan lain-lain (Harizamrry, 2007).

Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara

yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen

secara kuantitatif maupun kualitatif. Lingga dan Marsono (2001) menyatakan

bahwa, pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih

unsur untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman.


4

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Jagung?
2. Bagaimana Morfologi Tanaman Jagung?
3. Bagaimana Klasifikasi Ilmiah?
4. Apa Saja Syarat Tumbuh Tanaman Jagung?
5. Apa Saja Kandungan Gizi Tanaman Jagung?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman jagung berdasarkan

pengaturan jarak tanam dan dosis pupuk disesuaikan dengan peralkuan apa

bila ada perlakuan.

2. Untuk melihat atau mengetahui penampilan tanaman akibat persaingan antar

tanaman dalam memperebutkan faktor-faktor lingkungan(cahaya,hara,air).

3. Untuk mengetahui pengaruh pupuk BOKHASI dan NPK terhadap tanaman

jagung

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya

bagi para petani yang membudidayakan tanaman jagung.

2. Bagi petani jagung di Riau diharapkan dapat memberikan tambahan

wawasan dalam menyikapi kemungkinan timbulnyapermasalahan, serta

dalam pengambilan keputusan dalam usahatanijagung.

3. Bagi konsumen jagung (pabrik pengolah bahan pangan/pakan)diharapkan

dapat dipergunakan untuk pertimbangan dalam menentukanharga maupun

jumlah kebutuhan bahan baku jagung.


5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Jagung

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap

pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi

tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya

berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.

Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum

bunga jantan. (Anonim, 2011a)

Secara lengkap dilihat dari segi taksonomi tumbuhan tanaman jagung

diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) , Divisio :

Spermatophyta (tumbuhan berbiji) , Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

,Classis : Monocotyledone (berkeping satu) ,Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Familia : Graminaceae ,Genus : Zea ,Species : Zea mays L.

Di Indonesia daerah-daerah penghasil tanaman jagung adalah Jawa Tengah,

Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara

Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus daerah Jawa Timur

dan Madura, tanaman jagung dibudidayakan cukup intensif karena selain tanah dan

iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman jagung, di daerah tersebut

khususnya Madura jagung banyak dimanfaatkan sebagaimakanan pokok (Warisno,

2007).
6

Tanaman jagung berakar serabut terdiri dari akar seminal, akar adventif dan

akar udara (Goldsworthy dan Fisher, 1980), mempunyai batang induk, berbentuk

selindris terdiri dari sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang

berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang bervariasi 60-300 cm, tergantung pada

varietas dan tempat Selama fase vegetatif bakal daun mulai terbentuk dari kuncup

tunas. Setiap daun terdiri dari helaian daun, ligula dan pelepah daun yang erat

melekat pada batang (Sudjana, Rifin dan Sudjadi, 1991).

Batang tanaman jagung padat, ketebalan sekitar 2 – 4 cm tergantung pada

varietasnya. Genetic memberikan pengaruh yang tinggi pada tanaman. Tinggi

tanaman yang sangat bervariasi ini merupakan karakter yang sangat berpengaruh

pada klasifikasi karakter tanaman jagung (Singh, 1987).

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah

dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.

Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung

berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-

sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman

menanggapi defisit air pada selsel daun (Puslitbangtan, 1993). Diantara beberapa

varietas tanaman jagung memiliki jumlah daun rata-rata 12 - 18 helai. Varietas yang

dewasa dengan cepat mempunyai daun yang lebih sedikit dibandingkan varietas yang

dewasa dengan lambat yang mempunyai banyak daun. Panjang daun berkisar antara

30 - 150 cm dan lebar daun dapat mencapai 15 cm. beberapa varietas mempunyai

kecenderungan unutk tumbuh dengan cepat. Kecenderungan ini tergantung pada

kondisi iklim dan jenis tanah ( Berger, 1962 ).


7

Bunga jantan terletak dipucuk yang ditandai dengan adanya rambut atau

tassel dan bunga betina terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan

stigma (Idris, Zainal, Mohammad, Lassim, Norman dan Hashim, 1982). Bunga

jagung tergolong bunga tidak lengkap karena struktur bunganya tidak mempunyai

petal dan sepal dimana organ bunga jantan (staminate) dan organ bunga betina

(pestilate) tidak terdapat dalam satu bunga disebut berumah satu (Sudjana, Rifin dan

Sudjadi, 1991).

Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada

umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun

memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul

dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas

prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini

daripada bunga betinanya protandri (Soemadi, 2000).

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada

endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan

kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan

amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan

amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi

lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui

mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen

dan sukrosa. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan

karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih
8

banyak. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari (Anonim, 2011a).

Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji terbesar dengan berat

rata-rata 250-300 mg. biji jagung memiliki bentuk tipis dan bulat melebar yang

merupakan hasil pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung

diklasifikasikan sebagai kariopsis. Hal ini disebabkan biji jagung memiliki struktur

embrio yang sempurna. Serta nutrisi yang dibutuhkan oleh calon individu baru untuk

pertumbuhan dan perkembangan menjadi tanaman jagung (Johnson, 1991).

Jagung merupakan salah satu pangan dunia yang terpenting selain gandum

dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung

juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa

daerah di Indonesia juga menggunakan jagung sebagai bahan pangan yang penting.

Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam untuk pakan ternak dan

bahan baku industri (Suprapto, 1999).

Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang mengandung sumber

hidrat arang yang dapat digunakan untuk menggantikan (mensubstitusi) beras sebab ,

Jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori yang terkandung pada

padi,Kandungan protein di dalam biji jagung sama dengan biji padi, sehingga jagung

dapat pula menyumbangkan sebagian kebutuhan protein yang diperlukan manusia,

Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi tanah yang

agak kering pun jagung masih dapat ditanam (AAK, 2006)


9

Prospek usaha tani tanaman jagung cukup cerah bila dikelola secara intensif

dan komersial berpola agribisnis. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor

komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi

kebutuhan pangan. Hasil penelitian agroekonomi tahun 1981- 1986 menunjukkan

bahwa permintaan terhadap jagung terus meningkat. Hal ini berkaitan erat dengan

laju pertumbuhan penduduk, peningkatan konsumsi perkapita, perubahan pendapatan

dan pemenuhan kebutuhan benih(Rukmana, 1997)

Syarat tumbuh bagi tanaman jagung manis yakni cahaya matahari cukup atau

tidak ternaungi, suhu optimum 24 – 30 0C, curah hujan merata sepanjang umur

tanaman antara 100 – 200 mm per bulan, ketinggian tempat optimal hingga 300 mdpl

(Emedinta, 2004).

Salah satu faktor penentu produktivitas jagung adalah populasi tanaman yang

terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi tanaman

tersebut, viabilitas benih dianjurkan lebih dari 95% karena dalam budidaya tidak

diperkenankan melakukan penyulaman tanaman yang tidak tumbuh karena

peluangnya untuk tumbuh normal sangat kecil dan biasanya tongkol yang terbentuk

tidak berisi biji ( Suryana, 2003).

Sistem jarak tanam mempengaruhi cahaya, CO2, angin dan unsur hara yang

diperoleh tanaman sehingga akan berpengaruh pada proses fotosintesis yang pada

akhirnya memberikan pengaruh yang berbeda pada parameter pertumbuhan dan

produksi jagung (Barri, 2003).


10

Jarak yang lebih sempit mampu meningkatkan produksi per luas lahan dan

jumlah biji namun menurunkan bobot biji (Maddonni et al, 2006). Peningkatan

produksi akibat pengurangan jarak juga didapatkan ketika jarak antar tanaman

berkurang, persentase peningkatan produksi perlahan secara nyata ditentukan oleh

persentase peningkatan intersepsi cahaya matahari. Jarak tanam yang rapat akan

meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma karena tajuk tanaman

menghambat pancaran cahaya ke permukaan lahan sehingga pertumbuhan gulma

terhambat, disamping juga laju evaporasi dapat ditekan (Dad Resiworo, 1992).

Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman budidaya

akan memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi antar tanaman

itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam optimum untuk memperoleh hasil

yang maksimum. Sebagai parameter pengukur pengaruh lingkungan, tinggi tanaman

sensitive terhadap factor lingkungan tertentu seperti cahaya. Tanaman yang

mengalami kekurangan cahaya biasanya lebih tinggi dari tanaman yang mendapat

cahaya (Sitompul dan Guritno, 1995).

Pupuk urea Salah satu pupuk yang paling tinggi kandungan nitrogennya

adalah pupuk urea dimana kadar N nya 45% - 46%. Pupuk ini bersifat higroskopis

dimana pada kelembaban relatif 73% sudah mulai menarik air dan udara. Pupuk

urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi lebih cepat. Pemupukan Nitrogen

pada tanaman yang perlu diperhatikan adalah frekwensi dan waktu pemberiannya,

karena unsur N yang telah diaplikasikan mudah hilang dari tanah yang disebakan

oleh pencucian dan erosi, hal ini disebabkan unsur N yang diberikan dalam bentuk

urea diaplikasikan secara bertahap, misalnya 1/3 bagian diberikan pada umur 30 hari
11

dan 1/3 bagian pada umur 45 hari. Bobot 100 butir biji dan hasil pipilan jagung dari

pemberian pemupukan N dan penyiangan gulma (Agrivigor, 2007).

Purwono dan Rudi Hartono (2010) mengemukakan bahwa pengembangan

tanaman pangan menganjurkan pedoman umum pemupukan pada tanaman jagung

manis. Pertumbuhan jagung semakin meningkat dengan meningkatnya dosis

pupuk N yang diberikan, tetapi peningkatan itu lebih besar pada penyiangan

gulma dari pada tanpa penyiangan. Unsur N yang diberikan pada tanaman

jagung adalah 90 Kg-120 Kg N/ha jadi untuk konversikan kedosis pupuk urea yang

dibutuhkan adalah 250-300 Kg/ha.


12

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan dilahan praktikum yang telah disediakan oleh

fakultas pertanian Universitas Islam Riau. Jalan Kaharuddin Nasution Km 11.

kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya. Kegiatan selama4 bulan terhitung

dari tanggal 18 September 2017

B. Bahan dan Alat

Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pupuk kandang,

bibit Jagung Manis,Urea,KCL,TSP. Sedangkan alat yang digunakan adalah

cangkul, angkong, tali raffia, gembor, parang ,meter , kamera dan alat-alat

tulis lainnya.

C. Pelaksana pratikum

1. Pengerjaan lahan

Pembagian lahan dilaksanakan pada tanggal 18 September 2017 dengan

luas lahan 4.5 x 1.2 meter. Pengerjaan lahan dilaksanakan pada tanggal

25 September 2017. Pembersihan lahan menggunakan angkong, garu dan

cangkul.

2. Pengolahan tanah / pelebaran bedengan

Pengolahan tanah dilakukan pada tanggal September 2017. Setelah lahan

bersih dari rerumputan atau gulma lalu dilakukan dengan membalik tanah

dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk

memperbaiki aerasi . Tanah yang akan ditanami cangkul sedalam 30-40


13

cm. Setelah diolah dilakukan perapian bedengan sesuai dengan ukuran

yang telah ditetapkan. Yaitu dengan merapikan ukuran panjang dan lebar

bedengan dengan menggunakan meteran.

3. Pemupukan dasar

Pemberian Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap

bedengan setelah dilakukan pengolahan tanah. Bedengan diberikan 1

karung pupuk kandang. Cara pemberian pupuk kandang yaitu dengan

cara ditebar merata diatas bedengan, lalu diaduk pada tanah bedengan

tersebut dengan menggunakan cangkul dan menggemburkan tanahnya.

4. Penanaman

Sebelum melakukan penanaman di lakukan pemupukan yaitu TSP

dengan dosis yang telah di tentukan setiap perlakuan masing. Penanaman

jagung dilakukan secara serentak pada sore hari. Penanaman dilakukan

dengan cara tugal dengan kedalaman tugal 3 cm dengan jumlah 2 benih

per lubang tanam. Dengan jarak tanam 50 x 25cm. Penanaman jagung ini

untuk satu bedengan ditanam dua baris dengan jumlah populasi 44

tanaman.

5. Pemupukan

a. Dosis NPK

Pemberian perlakuan dosis NPK dilakukan sebanyak sekali,yaitu pada

saat 14 setelah penanaman. Pemberian pupuk dilakukan sesuai dengan

perlakuan masing-masing

b. Dosis KCL
14

Pemberian perlakuan dosis urea dilakukan sebanyak sekali,yaitu pada

saat 21 setelah penanaman. Pemberian pupuk dilakukan sesuai dengan

perlakuan masing-masing

c. Pengaturan Jarak Tanam

Jarak tanam jagung manis harus sesuai dengan perlakuan masing-

masing.

P = 25 Cm

L = 50 Cm

6. Pemeliharaan

a. Penyiraman

penyiraman dilakukan sekali sehari bila tidak ada hujan, untuk

menjaga kelembapan tanah penyiraman dialakukan pada pagi hari.

Dan dilakukan secara terus menerus sampai panen.

b. Penyisipan

Penyisipan dilakukan pada benih yang tidak tumbuh, penyisipan

dilakukan seminggu setelah tanam, tujuannya agar seragamnya

pertumbuhan tanaman dan tidak saling memperebutkan unsur hara

karena keragaman tanaman.

c. Penyiangan

Pada praktek ini penyiangan gulma dilakukan sekali dalam dua

minggu sampai tanaman panen. Penyiangan dilakukan secara


15

manual dengan menyabuti gulma yang ada disekitar tanaman

jagung tersebut.

d. Pembubunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk

memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan

menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena

adanya aerasi.Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, Tanah di

sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul,

kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan

terbentuk guludan yang memanjang.

e. Pemupukan

Pemupukan dilakukan 14 hari setelah tanam pemupukan Di

Sesuaikan Dengan Perlakuan

f. Pengendalian hama dan penyakit

Untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dapat


dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Kultur teknis
pembakaran tanaman dan pengolahan tanah yang intensif.

b) Pengendalian fisik / mekanis


 Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang
terserang kemudian memusnahkannya.
 Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat
sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2
16

dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2


minggu.

g. Pengendalian Hayati

Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen SI-NPV (Spodoptera

litura- Nuclear Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep,

Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan

Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis, nematoda

Steinernema sp,. Predator Sycanus sp,. Andrallus spinideus,

Selonepnis geminada, parasitoidApanteles sp., Telenomus

spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.

h. Pengendalian Kimiawi

Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah

monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos,

sianofenfos,karbaril, matador zeon, actara, dan amistartop.

D. Panen Buah Jagung

Panen jagung manis dilakukan setelah memenuhi kriteria panen yaitu pada tongkol

telah menunjukan karakteristik ukuran maksimal dan rambut sudah kering > 50%

dari total populasi perbedengan.

A. Parameter yang diamati

1. Tinggi Tanaman ( cm )
17

Pengamatan pengukuran tinggi tanaman dilakukan 2 minggu sekali setelah

tanam dengan interval 2 minggu sampai akhir praktikum. Pengukuran

dilakukan dengan cara mengukur tanaman ini mulai dari pangkal batang

sampai daun tertinggi. Data hasil pengukuran di tampilkan dalam bentuk

tabel.

2. Umur berbunga (HST)

Penghitungan umur berbunga dilakukan dengan menghitung jumlah hari

beberapa semenjak tanaman ditanam dilapangan. Pengamatan dilakukan

apabila bunga muncul >50% dari populasi yang terdapat pada plot. Data

hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk tabel.

3. Luas lapisan tongkol buah (cm)

Pengamatan luas daun total dilakukan pada akhir penelitian menggunakan

rumus:

Luas Daun Total = P x L x a x J

Keterangan :

P : Panjang Daun (cm)

L : Lebar Daun (cm)

a : Konstanta (7,26)

J : Rerata Jumlah Daun (9,33)

4. Lilit Batang

Pengamatan terhadap diameter batang dilakukan dengan cara melilitkan

tali plastik atau benang nilon ke batang jagung kemudian ditarik lurus dan
18

diukur menggunakan penggaris.Pengamatan dilakukan pada akhir

praktikum. Data hasil pengamatan di tampilkan dalam bentuk tabel.

5. Jumlah Tongkol Perplot

Pengamatan jumlah tongkol di lakukan setelah panen.Dengan menghitung

berapa tongkol yang ada per plotnya.

6. Berat Pertongkol

Pengamatan jumlah biji pertongkol dilakukan setelah panen dilakukan ini

bertujuan untuk mengetagui tingkat keberhasilan tanaman jagung.

7. Panjang Tongkol Persampel

Panjang tongkol tanaman jagung diukur setelah panen dilakukan ini

bertujuan untuk mengetahui keberhasilan budi daya tanaman jagung.


19

IV. HASIL PEMAHASAN

A. TINGGI TANAMAN

Tabel.1.hasil pengamtan tinggi tanaman

Tanggal I II III IV V VI VII VIII


pengamatan

16 Oktober 2017 3,1 3,2 3,5 3,2 3,7 3,3 3,1 3

23 Oktober 2017 6,4 7,5 6,6 7,6 7,1 7,4 7,2 7

6 November 2017 26,2 39 30 30,2 36 39 42 40,9

20 November 2017 89 94,3 95,1 101,4 110,9 116 122 120,1

4 Desember 2017 132,9 180 180,4 189 182,3 183 188 183

18 Desember 2017 187 194 188 187 185 189 183 185

kesimpulan data diatas.

Dari delapan sempel tersebut dapat dilihat pertumbuhan tanaman jagung

sangat cepat tumbuh, dan dari hasil pengamatan tanaman sampel 1-8 pada

pertumbuhan awal pada usia 1-3 minggu usia tanam dan pada pertengan pada usia 8-

10 minggu usia tanaman.


20

B. UMUR BERBUNGA

Tabel. 2. Hasil pengamtan umur berbunga

Tanggal I II III IV V VI VII VIII


pengamatan

26 November 2017 47 47 47 47 47 47 47 47

29 November 2017 50 50 50 50 50 50 50 50

kesimpulan data diatas.

Dari tabel diatas dapat diketahui muncul bunga pada tanaman jagung yaitu

adalah dari 47 hari sampai 50 hari, tanaman yang palinga cepat tumbuh bunganya

adalah pada sempel 1.

C. LUAS LAPISAN TONGKOL BUAH

Tabel 3. Luas lapisan tongkol buah

TABEL I II III IV V VI VII VIII


PENGAMATAN

23,7 22,5 22,9 22,9 24,5 25,1 23,9 24,9


Panjang/cm

14,5 15,7 14,3 14,4 14,9 15,1 14,7 14,9


Lebar/cm

Kesimpulan data diatas

Dari hasil pengamatan sempel dapat di rata-ratakan yakni panjang: 23,42 dan

lebar: 14,31.

D. LILIT BATANG
21

Tabel 4. Hasi pengamatan Lilit batang tanaman

TANGGAL Sampel Lilit batang(cm)


PENGAMATAN
I 11,4 cm
18 Nov 2017

II 13,00 cm
18 Nov 2017

Kesimpulan data diatas

Dari tabel diatas dapat dilihat lilit batang yang paing besar adalah dari sampel

II yang mencapai 13,00 cm sedangkan sampel I mencapai 11,4 cm

E. JUMLAH TONGKOL PERPLOT

Tabel 4. Hasil panen jagung

TABEL Tanaman yang Jumlah tongkol


PENGAMATAN hidup perplot

8 13
21 Des 2017

Kesimpulan data diatas

Dari data diatas dapat dilihat tanaman yang bertahan hidup hanya 13 bantang

yang lain mati, dan jumlah tongkol perplot pencapai 10 buah perplot pada tanaman

jagung.
22

F. BERAT PERTONGKOL

Tabel 5. Hasil pengamatan berat pertongkol

I II III IV V VI VII VIII


TANGGAL
PENGAMATAN
450g 389g 459g 498g 501g 500g 498g 505
21 Des 2017

Kesimpulan data diatas

Dari data diatas dapat dilihat tanaman janjung yang paling berat terdapat pada

sampel I yang mencapai 450g. hingga 505g .

G. PANJANG TONGKOL

Tabel 6. Hasil pengamatn panjang tongkol tanaman

TABEL I II III IV V VI VII VIII


PENGAMATAN

22,2 22 21,4 21,4 24 24,8 23,4 24,3


Panjang/cm

Kesimpulan data diatas

Dari hasil pengamatan tanaman yang panjang tongkilnya terdapat pada

tanaman sempel I yang mencapai 22,2 cm – 24,3


23

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanaman jagung merupan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

keluarga rumput-rumputan yang bersal dari amerika dan tersebar keseluruh

asia dan afrika, kebutuhan pada jagung ini sangat penting bagi kehidupan

sehari-hari manusia. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari

pemberian pupuk kcl dan bokasi seperti pada perlakuan k0b3 yang merupakan

tanpa pemberian pupuk kcl dan di beri pupuk bokasi sebanyak 144,1 g

pertanaman, hasil yang di dapat dari hasil perlakuan ini cukup menguntungkan

karena mendpatkan hasil sekitar 4 tongkol jagung,

B. Saran

Dalam melakukan suatu percoban perlu perawantan yang baiak dan evektif

supaya pertumbuhan tamanan jagung normal dan sebiknya pada kegitan

peratikum ini harus lebih giat lagi untuk menjalankan supaya mendapatakan

hasil yang evisen dan efektif


24

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, D., 2008. Pengaruh Dosis Pupuk N, P dan K terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jagung Manis di Lahan Kering Dikutip dari
http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=15

Lutfiafifah. 2011. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman


Jagung,http://lutfiafifah.wordpress.com/2011/02/03/pengendalian-terpadu-
hama-dan-penyakit-tanaman-pada-tanaman-jagung-di-kelurahan-situ-gede-
bogor-barat/

Nurul, Risa, 2009. Budidaya Tanaman Jagung Manis.http://www2.bbpp-


lembang.info/index.php?option=com_content&view=article&id=412&Itemid=
304.

Widiyati, N., A.F. Fadhly, R. Amir, dan E.O. Momuat. 2001. Sistem pengolahan
tanah dan efisiensi pemberian pupuk NPK terhadap petumbuhan dan hasil
jagung. Risalah Penelitian Jagung dan Serealia Lain.
25

Lampiran

Dokumentasi.
26
27

Anda mungkin juga menyukai