(Laporan Praktikum)
Oleh
Reza Fadilla (19713038)
I. PENDAHULUAN
dan dalam upaya mencapai swasembada jagung hibrida maka produktivitas harus
ditingkatkan dan biaya produksi harus ditekan seefisien mungkin. Salah satu cara
untuk meningkatkan produktivitas dengan biaya rendah yakni penggunaan
varietas jagung hibrida. Pada tahun 2015, penggunaan jagung hibrida di Indonesia
baru mencapai 56% dari total 3,79 juta ha luas panen jagung hibrida, dan sisanya
petani menggunakan jagung hibrida bersari bebas dengan tingkat produktivitas
yang lebih rendah dibandingkan hibrida (Kementan, 2017) Alasan utama petani
menanam varietas hibrida adalah pertama karena varietas tersebut menghasilkan
produksinya yang tinggi, yaitu sekitar 10 ton/Ha, yang merupakan keunggulan
varietas hibrida dibandingkan varietas non-hibrida. Keunggulan tersebut berupa
peningkatan hasil, ukuran sel, tinggi tanaman, ukuran daun, perkembangan akar,
jumlah biji, ukuran benih dan bentuk lainnya (Badan Litbang Pertanian, 2016),
dan adanya bantuan benih (Kementan, 2019).
I.2 Tujuan
Tujuan dari Praktikum yaitu mengetahui cara produksi benih jagung
hibrida yang baik dan benar.
I.3 Manfaat
Adapun manfaat Praktikum yaitu, sebagai sarana mahasiswa Teknologi
Perbenihan untuk belajar dan menerapkan ilmu produksi benih jagung hibrida.
3
atau tiga buku di atas permukaan tanah yang berfungsi sebagai penyangga supaya
tanaman jagung tidak mudah rebah. Akar tersebut juga membantu penyerapan
unsur hara dan air (Riwandi dkk., 2014).
Batang. jagung memiliki tinggi berkisar antara 150 sampai dengan 250
cm yang terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling berasal dari setiap
buku. Ruas-ruas bagian atas berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah agak
bulat pipih. Tunas batang yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga
betina. Percabangan (batang liar) pada jagung umumnya terbentuk pada pangkal
batang. Batang liar adalah batang sekunder yang berkembang pada ketiak daun
terbawah dekat permukaan tanah (Riwandi dkk., 2014).
Daun. jagung bervariasi antara 8 helai sampai dengan 15 helai, berwarna
hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas kelopak daun,
lidah daun (ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita dengan ujung
meruncing. Pelepah daun berfungsi untuk membungkus batang dan melindungi
buah. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih
banyak dibandingkan dengan tanaman jagung yang tumbuh di daerah beriklim
sedang.
Bunga. tanaman jagung disebut juga tanaman berumah satu, karena bunga
jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman, tetapi letaknya terpisah. Bunga
jantan dalam bentuk malai terletak di pucuk tanaman, sedangkan bunga betina
pada tongkol yang terletak kira-kira pada pertengahan tinggi batang. Biji jagung
mempunyai bagian kulit buah, daging buah, dan inti buah (Riwandi dkk., 2014).
Jagung mempunyai bunga jantan dan bunga betina yang terpisah. Bunga jantan
tumbuh di bagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga atau inflorescence.
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun atas
tongkol.
Tongkol. tumbuh dari buku, di antara batang dan dan pelepah daun. Pada
umumnya, satu tanaman hanya menghasilkan satu tongkol produktif meskipun
memiliki sejumlah betina. Beberapa varietas unggul menghasilkan lebih dari satu
tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung
cenderung untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini dari pada bunga betinanya atau
protandri. Bunga 12 betina jagung berupa tongkol yang terbungkus semacam
5
pelepah dengan rambut. Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik (Prahasta
A., 2009).
terakhir (daun pembungkus mulai membuka tetapi malai belum keluar dari
gulungan daun)' Untuk mencegah agar tidak ada tanaman yang terlewatkan tidak
tercabut bunga jantanya, maka pencabutan dilakukan setiap hari selama periode
berbunga biasanya pada umur antara 45-56 hst, pada kondisi cuaca/iklim mikro
di pertanaman)Pencabutan malai tanaman betina Setelah terjadi penyerbukan
umur tanaman 70 HST' tanaman induk jantan dipangkas tidak menghasilkan'
Pemangkasan ini menghindari terjadinya pencampuran antara hasil F1 dengan
tanaman induk jantan'
Pengendalian Hama Tanaman. Di pertanaman jagung ada beberapa
jenis hama yang diantaranya berstatus penting yaitu lalat bibit (Atherigona sp.),
ulat tanah (Agrothis sp.), lundi/uret (Phylophaga hellen),, penggerek batang
jagung (Ostrinia furnacalis), ulat grayak (Spodoptera litura,, Mythimna sp.),
penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), dan wereng jagung (Peregrinus
maydis). Penyakit – penyakit yang dapat menyerang tanaman jagung diantaranya
penyakit bulai, peyakit Virus Mozaik Kerdil, hawar daun, hawar upih daun,dan
busuk tongkol. Rendahnya hasil jagung disebabkan oleh banyak faktor
diantaranya faktor fisik (iklim, jenis tanah dan lahan) dan faktor biologis (varietas,
hama, penyakit dan gulma), serta faktor sosial ekonomi. Menurut Baco dan
Tandiabang (1988) tidak kurang dari 50 spesies serangga telah diketemukan dapat
menyerang tanaman jagung di Indonesia. Hama dan penyakit merupakan kendala
dalam peningkatan produksi jagung. Kehilangan hasil akibat serangan penggerek
batang pada kondisi cekaman kekeringan di Bantaeng (Sulsel) sebesar 12,70%
(Wafiah et al. 1998). Sedangkan untuk serangan ulat grayak, bila terjadi serangan
berat (out break) dapat menyebabkan tanaman tinggal tulang-tulang daun saja.
Data kerusakan akibat serangan ulat grayak pada tanaman kedelai mempunyai
tingkat infestasi rata-rata tiap bulan pada tahun 1987 di seluruh Indonesia berkisar
antara 10– 40% (BPS 1988).
9
Gambar 2. Penanaman
Gambar 3.Penyiangan
Gambar 5.Pemupukan
Gambar 6. Roguing
5.1 Kesimpulan
Kegiatan proyek mandiri yang telah saya lakukan dapat terhadap
pengembangan benih padi pandan wangi mengalami keuntungan, karena di
peroleh R/C > 1 yaitu 1.19 dan B/C > 0 yaitu 0.19 dengan potensi hasil 3.500 dan
harga pernjualan 5.173,2.
5.2 Saran
Selama proses penanaman perlu diperhatikan pengendalian hama dan
penyakit pada padi, dengan memberikan insektisida, herbisida, dan fungisida.
Dapat juga dilakukan roguing varietas lain dan roguing pada hama yang ada pada
padi.
16
DAFTAR PUSTAKA