PENDAHULUAN
Latar Belakang
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah
dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai
pakan ternak , diambil minyaknya dibuat tepung, dan bahan baku industri. Jagung
merupakan salah satu komoditas strategis yang perlu disentuh oleh kebijakan
kita tidak bergantung lagi pada negara eksportir yang hanya akan menguras devisa
besar petani masih menanam varietas lokal yang potensi hasilnya rendah, benih
berkualitas tinggi belum banyak ditanam petani jagung ditanam bersama komoditi
Produksi jagung pada tahun 2013 (ASEM) sebesar 18,51 juta ton pipilan
kering atau mengalami penurunan sebesar 0,88 juta ton (4,54%) dibanding
tahun 2012. Penurunan produksi ini terjadi di Jawa sebesar 0,62 juta ton dan
di luar Jawa sebesar 0,26 juta ton. Penurunan produksi tejadi karena adanya
2
penurunan luas panen seluas 137,43 ribu hektar (3,47%) dan penurunan
zaman, tak terkecuali dibidang genetika yang semakin pesat sejak ditemukannya
varietas unggul atau hibrida. Hibrida dapat memberikan hasil biji lebih tinggi
daripada varietas bersari bebas. Namun harga benih varietas hibrida jauh lebih
mahal daripada benih bersari bebas, dan setiap kali tanam petani harus membeli
benih baru. Selain itu, produksi benih varietas bersari bebas juga sederhana dan
dapat dengan mudah dilaksanakan oleh kelompok petani atau kelompok tani
(Sagala, 2008).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk dapat mengetahui teknik
persilangan pada tanaman menyerbuk silang pada tanaman jagung (Zea mays L.).
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
percabangan yang amat lebat, yang menyerap hara pada tanaman. Akar layang
penyerapan unsur hara. Akar layang ini tumbuh di atas permukaan tanah, tumbuh
rapat pada buku – buku dasar dan tidak bercabang sebelum masuk ke tanah
(Saragi, 2008).
Tanaman memiliki batang yang kaku dengan tingginya berkisar antara 1,5
m - 2,5 m dan terbungkus oleh pelepah daun yang berselang seling yang berasal
dari setiap buku. Buku batang mudah terlihat. Pelepah daun terbentuk pada buku
buku berikutnya. Pada lidah daun (ligula), setiap pelepah daun kemudian
membengkok menjauhi batang sebagai daun yang panjang, luas dan melengkung.
Ligula ini melekat kuat melingkupi batang dan ujung pelepah (Lubis, 2009).
Daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis, mempunyai ibu tulang
daun yang terletak tepat di tengah-tengah daun. Tangkai daun merupakan pelepah
yang biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung. Daun pada
jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina (tongkol)
muncul dari axillary apical tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik
tumbuh apikal diujung tanaman. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari
saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Hampir 95 % dari persariannya
berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5 % yang berasal dari serbuk sari
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung
pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat
secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8 – 20 baris biji. Biji
jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (seedcoat), endosperm dan
Syarat Tumbuh
Iklim
Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah
tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal yakni
sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian
biji, tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam
jagung akan merana dan tidak mampu membentuk buah. Menghendaki suhu
optimum 21o - 34o C. Di Indonesia, suhu semacam ini terdapat di daerah dengan
hasil yang baik. Distribusi hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman jagung
kurang lebih 200 mm tiap bulan. Untuk memperoleh hasil yang baik, tanaman
jagung membutuhkan keadaan air yang cukup, terutama pada fase perbungaan
Tanah
Tanah yang baik untuk jagung adalah gembur dan subur, karena tanaman
ini memerlukan aerase dan drainase yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada
berbagai jenis tanah asalkan mendapatkan pengelolahan yang baik. Tanah dengan
dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik
ketersediaan air dalam tanah berada dalam kondisi baik (Putranto, 2008).
Tanaman jagung dapat tumbuh disegala macam tanah, tetapi akan tumbuh
lebih subur bila ditanam pada tanah yang gembur dan kaya akan humus. Jagung
tidak memerlukan persyaratan khusus, sehingga dapat tumbuh baik pada berbagai
jenis tanah, bila mendapatkan pengelolaan yang baik. Tanah-tanah dengan tekstur
berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik, asalkan
memerlukan tanah yang gembur, subur dan kaya akan unsur hara, aerasi dan
drainase baik, kaya akan bahan organik dengan keasaman tanah (pH) antara 5,6 –
baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama
nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena
pada umumnya tanah di Indonesia miskin hara dan rendah bahan organiknya,
Teknik Persilangan
pollen atau serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang dangkal berisi
cairan kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan masuknya
dengan meletakkan pollen pada stigma yang berasal pada satu bunga, satu
tanaman, tetapi masih dalam satu spesies. Perkawinan silang (crossing) adalah
perkawinan dengan meletakkan pollen pada stigma yang berasal dari dua jenis
bunga yang berbeda pada spesies yang sama baik. Jika persilangan dilakukan
siang hari, putik mengering sehingga tidak akan terjadi pembuahan, kalaupun
terjadi pembuahan kualitas buah tidak maksimal. Umur bunga satu atau dua hari
Penyerbukan silang adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma bunga
yang berbeda. Contoh dari persilangan ini adalah ubi kayu, alfalfa, jagung, padi
dan kepala putik.c. Sterilitas dan inkompatibilitasd. Adanya bunga monocious dan
Tahapan Persilangan
induk betina, kastrasi, isolasi, pengumpulan serbuk sari dan penyerbukan. Pada
yang ada di sekitar bunga dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang
tidak dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu (Desentia, 2015).
Isolasi dilakukan agar bunga yang tidak diserbuki oleh serbuk sari (pollen)
asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun bunga betina harus
dikerudungi atau disungkup dengan kantung plastic. Kantung ini bisa terbuat dari
kertas tahan air, kain, plastic, selotipe dan lain-lain. Ukuran kantung disesuaikan
Pengumpulan serbuk sari dari tanaman tetua jantan dapat dimulai beberapa
jam sebelum kuncup-kuncup bunga itu mekar. Bila letak pohon tetua betina jauh
dari tanaman tetua jantan, maka pengangkutan kuncup-kuncup bunga dari tetua
jantan ke tetua betina akan memakan waktu yang lama. Agar kuncup bunga itu
tidak lekas layu dan tahan lama dalam keadaan segar, hendaknya kuncup bunga
itu dipetik dan diangkut pada pagi hari sebelum matahari terbit atau pada sore hari
Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viable atau
anter dari tanaman tetua jantan yang sehat, kemudian penyerbukannya dilakukan
pinset, tusuk gigi yang steril, yaitu dengan mencelupkan alat—alat tersebut ke
9
cokelat, sebaiknya dilapisi juga dengan plastic. Hal ini agar serbuk sari tidak
terkena air saat hujan. Setelah dilakukan penyerbukan, alat kelamin betina atau
putiknya disungkup kembali dengan serbuk sari dan akan dibuka saat pemanenan.
Hal ini dilakukan agar mencegah terjadi jatuhnya serbuk sari dari tetua jantan
waktu dan proses penyerbukan yang dilakukan. Waktu yang optimal untuk
melakukan proses penyerbukan pada tanaman jagung adalah pada pagi hari. Salah
satu upaya untuk meningkatkan protein biji jagung adalah dengan memanfaatkan
tongkol yang telah diserbuki ditutupi dengan kantong khusus untuk melindungi
dimana faktor ini akan mengurangi laju pada proses fisiologi. Dalam cekaman
seperti ini tanaman memiliki cara sendiri untuk menghadapi efek yang merusak
Pemilihan tetua menjadi salah satu tahap yang krusial dalam proses
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tetua antara lain : 1.
Salah satu tetua memiliki dan membawa karakter unggul atau karakter yang
menjadi target pemuliaan, 2. Salah satu atau kedua tetua memiliki adaptasi
penampilan agronomis yang baik, dan 3. Kedua tetuaa sebaiknya memiliki jarak
bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan dan
semula; daya hasil berkurang, tinggi tanaman lebih kecil, tongkol lebij
kecil, dan lain - lain. Penurunan vigor ini masih berlanjut jika tanaman
inbrida S1 sendiri untuk menghasilkan inbrida S2. Turunnya vigor ini disebut
bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif mudah untuk dilakukan
(Pahlevie, 2009).
alat dan bahan. Kemudian bunga betina (tongkol) yang akan diserbuki dipilih.
Tongkol yang dipilih yaitu tongkol yang belum diserbuki, ditandai dengan rambut
pada ujung tongkol belum keluar atau keluar dalam jumlah sedikit, dan ukuran
tongkol masih kecil. Tanaman yang akan dipakai sebagai tetua jantan (sumber
serbuk sari) dipilih. Malai yang dipilih yaitu malai yang siap untuk dijadikan tetua
terkumpul pada kantong. Setelah kantong dirasa sudah cukup terisi oleh serbuk
sari, dengan segara kantong tersebut digunakan untuk membungkus tongkol yang
12
sudah dipilih sebelumnya, dan ditutup dengan rapat. Kantong berisi serbuk sari
yang sudah ditutupkan pada tongkol, digoyang-goyangkan agar serbuk sari jatuh
berbunga. Ini berarti bahwa waktu tanam tetua jantan dan betina harus
diperhatikan supaya saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan. Pada tetua
betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, pada pagi hari, bila melalui waktu
tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika
stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga
membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua
akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan
sebelum rambutnya keluar. Setelah rambut keluar, tepung sari (pollen) ditaburkan
ke atas rambut tongkol, dan tongkol ditutup dengan kantong yang semula dipakai
benang sari. Dua kepala putikyang menyerupai rambut tidak boleh rusak. Oleh
jagungdilakukan pada saat bunga jantan keluar, tetapi sebelum mekar, jadi
sampai dengan bulan Mei 2018. Percobaan ini dilakukan di Lahan Dasar
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pinset berfungsi untuk
pengambilan serbuk sari, Gunting berfungsi untuk memotong serbuk sari , Kaca
digunakan sebagai pelabelan nama agar dapat mengetahui yang mana yang
disilangkan, Cawan Petri sebagian wadah letak serbuk sari. Kamera Handphone
menyiram tanaman. Spidol untuk menandai persilangan dan plank. Meteran untuk
(Zea mays L.) dengan varietas Bonanza F1 berfungsi sebagai bahan percobaan,
Top soil berfungsi sebagai bahan organik untuk kesuburan tanah, Pupuk TSP,
Pupuk KCL, Pupuk Urea berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan dan Air
berfungsi untuk merendam benih dan menyiram tanaman yang ada pada lahan
percobaan.
15
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan pada hari Selasa tanggal 27 Februari 2018 yang
tanam. Lahan diolah sedalam 30 cm sampai gembur, dibuat lubang tanam dengan
jarak 20-30 cm, lahan dibentuk perplot berbentuk persegi panjang 1,5 x 2 m.
Penanaman Benih
tanam antara 3-5 cm, dan tiap lubang diisi 2 butir benih. Pada saat penanaman
benih sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Jadi,
penanaman yang baik dilakukan pada waktu musum penghujan hampir berakhir.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman tanaman jagung dilakukan setiap hari, tepatnya pada sore hari
dengan banyak air yang diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan air perplot.
merata.
Pemupukan
diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 300 kg/Ha, pupuk TSP dengan dosis
Penyulaman
Penyulaman benih yang tudak tumbuh dilakukan pada umur satu minggu
setelah tanam. Lubang tanam diperika, benih yang tidak tumbuh dibuang, dan
Penyiangan
perakaran tanaman yang pada umur tersebut belum kuat mencengkeram tanah.
lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi lingkungan. Sanitasi yang baik dan
Disungkupkan bunga betina yang telah muncul agar tidak diserbuki bunga
jantan secara alami dengan amplop coklat.
6. Polinasi.
Gambar 6. Polinasi
7. Isolasi.
Dilakukan isolasi agar bunga betina tidak dapat diserbuki oleh bunga
jantan lain secara alami.
Gambar 7. Isolasi
19
8. Pelabelan.
Gambar 8. Pelabelan
Panen
dengan cara tongkol dipotong dari batang lalu dijemur dalam keadaan utuh.
Jagung yang telah siap panen ditandai dengan jagung/kelobot telah kering
Parameter Pengamatan
Tinggi tanaman jagung diambil satu minggu sekali dan pengukuran tinggi
jagung mulai dilakukan 15 HST atau pada saat tanaman jagung berumur 2 MST
hingga ± 7 MST.
Jumlah Daun
20
Jumlah daun dihitung setiap satu minggu sekali dimulai dari 2 MST
hingga ± 7 MST. Perhitungan jumlah daun dimulai dari daun yang terletak di
Diameter dihitung setiap satu minggu sekali dimulai dari 2 MST hingga ±
Persilangan dilakukan setelah bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina
Persentase Perkecambahan
Varietas : Bonanza F1
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data jumlah daun sampai 5
2 2 2 2 3 3 12 2,4
3 2 4 4 4 4 18 3,6
4 5 4 4 3 4 20 4
5 7 5 5 4 5 26 5,2
6 8 6 6 6 6 32 6,4
7 9 7 7 8 7 38 7,6
dan terendah pada MST ke 2 sedangkan selama 7 MST sampel tanaman jumlah
dan terendah pada MST ke 2 sedangkan selama 7 MST sampel tanaman diameter
Betina 51 51 51 51 51 255 51
Jantan 51 51 51 51 51 225 51
Tetua
Persilangan ke- Keterangan
Betina Jantan
10
= 1 x 100%
10
= 10 %
Pembahasan
Tinggi tanaman jagung (Zea mays L.) yang telah diamati dari mst 2 hingga
mst ke 7 menunjukkan pertumbuhan tanaman yang bagus dan hormon serta gen
yang berperan dalam proses pertumbuhan berjalan sesuai fungsinya, selain itu
dilakukan pada mst ke 3 setelah tanam. Hal ini sesuai dengan literatur
menambah unsur hara yang ada dalam tanah sehingga mampu mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
faktor eksternal dan internal, faktor eksternal diantaranya suhu, keadaan disekitar
25
internal diantaranya gen dan hormon pada daun. Hal ini sesuai denga literatur
mudah diperoleh atau diukur terutama pada pohon bagian bawah. Hal ini sesuai
dengan literatur Fradana (2014) yang menyatakan bahwa bentuk batang berkaitan
berumur 51 hari. Pada umur tersebut mulai dilakukan penyungkupan agar tidak
terjadi penuerbukan alami. Hal ini sesuai dengan literatur Maintang dan Nurdin
dalam) atau penyerbukan silang adalah kegiatan yang sangat erat kaitannya
sebesar 10%. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan dalam persilangan rendah.
Adapun kendala dalam persilangan pada tanaman jagung ini adalah cuaca yang
buruk, waktu persilangan yang kurang tepat, kondisi bunga jantan dan betinanya,
hingga pemulianya sendiri kurang mengerti dan kurang teliti. Hal ini sesuai
polinasi adalah pagi hari dimana bunga betina belum keluar semua dengan
sederhana.
lingkungan seperti cuaca yang ekstrim dan perbedaan kematang alat kelamin
jantan dan betina. Hal ini sesuai dengan literatur Nungroho dan Budi (2014) yang
yang tidak sinkron antar tetua (jantan dan betina). Selain itu ada beberapa faktor
seperti kegagalan tanaman untuk berbunga, rendahnya produksi polen, polen tidak
Kesimpulan
2. Pertumbuhan jumlah daun tertinggi pada MST ke 7 dan terendah pada MST
4. Umur berbunga jagung Bonanza F1 adalah 51 hari. Pada umur tersebut mulai
waktu berbunga yang tidak sinkronantar tetua (jantan dan betina), mandul si
Saran
persilangan pada tanaman jagung agar tongkol yang dihasilkan sesuai dengan ciri-
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, A., Azrai, M., Suwarno, W. B., Sutjahjo. 2015. Pendugaan Keragaman
Genetik Dan Heritabilitas Jagung Hibrida Silang Puncak Pada Perlakuan
Cekaman Kekeringan. IPB. Bogor
BPS. 2014. Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Angka Sementara Tahun 2013).
Berita Resmi Statistik No. 22/03/ Th. XVII.Jakarta.
Rahmi, C. 2013. Analisis Usahtani dan Pemasaran Jagung (Studi Kasus Desa
Pamah, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi). USU Press. Medan.
Sembiring, S.A. 2014. Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi pada
Sistem Pola Tumpang Sari.USU Press. Medan.
Wijaya. 2007. Dasar – Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.