DAFTAR ISI j
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i o
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii j
PENDAHULUAN o
Latar Belakang…………………………………………………………….2
s
Tujuan Praktikum……………………………………………………........3
u
Kegunaan Penulisan……………………………………………………….3
m
TINJAUAN PUSTAKA
a
Botani Tanaman Sorgum (Sorghum)……………………………………...4
r
Syarat Tumbuh
t
Iklim……………………………………………………………….5
o
Tanah………………………………………………………………6
,
PENGENDALIAN GULMA GANDA RUSA (Asystasia intrusa) PADA
KESIMPULAN 4
DAFTAR PUSTAKA .
k
PENDAHULUAN
Latar Belakang
adaptasi yang luas. Tanaman sorgum mempunyai ketahanan tumbuh lebih baik
dibanding tanaman lain di lahan kering dengan iklim kering, daya adaptasi
agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input
lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno et all, 1996).
Pada lahan kering gulma tumbuh lebih awal dan populasinya lebih padat
seringkali menjadi masalah utama setelah faktor air dalam sistem produksi
tanaman di lahan kering. Pada kondisi terjadi kekeringan pada bulan pertama
kompetisi gulma adalah jenis gulma, kerapatan gulma, waktu kehadiran gulma,
antara gulma dan tanaman pokok semakin hebat, pertumbuhan tanaman pokok
gulma dan pertumbuhan atau hasil tanaman pokok merupakan suatu korelasi
utama yang selalu diperebutkan bagi dua jenis tumbuhan yang berbeda dan
persaingan. Hal ini terjadi apabila unsur yang diperlukan tersebut dalam jumlah
tanaman, maka tingkat kompetisinya semakin meningkat hingga suatu saat akan
mencapai klimaks kemudian akan menurun secara bertahap. Saat tanaman peka
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini untuk mengetahui pengendalian
Kegunaan Peulisan
bunga sempurna dimana kedua alat kelaminnya berada di dalam satu bunga.
Rangkaian bunga sorgum berada di bagian ujung tanaman. Bentuk tanaman ini
secara umum hampir mirip dengan jagung yang membedakan adalah tipe bunga
sempurna (Candra,2011).
seminal (akar-akar primer) pada dasar buku pertama pangkal batang, akar-akar
koronal (akar-akar pada pangkal batang yang tumbuh ke arah atas) dan akar udara
perakaran sekunder 2 kali lipat dari jagung sehingga faktor utama penyebab
dari ruas (internodes) dan buku (nodes). Bentuk batangnya silinder dengan ukuran
diameter batang pada bagian pangkal antara 0,5 – 5,0 cm. Tinggi batang tanaman
sorgum bervariasi yaitu antara 0,5–4,0 m tergantung pada varietas (House, 1985).
dan struktur tanaman yang tinggi sangat ideal dikembangkan untuk pakan ternak
Tanaman sorgum memiliki jenis daun yang berbentuk mirip seperti daun
jagung,tetapi daun sorgum dilapisi oleh sejenis lilin yang agak tebal dan berwarna
putih. Lapisan lilin ini berfungsi untuk menahan atau mengurangi penguapan air
(Mudjisihono, 1987).
tanaman, Bunga tersusun dalam malai, Rangkaian bunga ini nantinya akan
bunga berbentuk malai bertangkai panjang tegak lurus terlihat pada pucuk batang.
Setiap malai mempunyai bunga jantan dan bunga betina. Persarian berlangsung
hampir tanpa bantuan serangga. Kira-kira 95% dari bunga betina yang berbuah
Syarat Tumbuh
Iklim
pada lahan yang kurang subur, air yang terbatas, dan input yang rendah, bahkan di
lahan berpasirpun masih dapat tumbuh dengan baik. Tanaman sorgum baik
ditanam pada kisaran ketinggian 0-500 mdpl. Apabila ditanam pada ketinggian
lebih dari 500 mdpl, tanaman sorgum akan terhambat pertumbuhannya dan
tumbuh di daerah yang terletak antara 0o - 50o LU hingga 0o - 40o LS. Pada lahan
5
yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal
yakni sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan
pengisian biji, tanaman sorgum perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya sorgum
ditanam diawal musim hujan dan menjelang musim kemarau (Lubis, 2009).
Curah hujan yang dibutuhkan tanaman ini adalah 600 mm/tahun. Tanaman
ini mampu hidup diatas suhu 47°F (Kusuma dkk., 2008). Sorgum dapat
berproduksi dengan baik pada lingkungan yang curah hujannya terbatas atau tidak
teratur. Tanaman ini mampu beradaptasi dengan baik pada tanah yang sedikit
Tanah
tanah sedang. Tanaman ini mampu hidup hampir di seluruh kondisi lahan karena
tanaman sorgum dapat hidup pada tanah dengan kemasaman tanah berkisar 5,50
(PMK) yang masam, namun untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang
optimal perlu dipilih tanah ringan atau mengandung pasir dan bahan organik yang
gulma. ketersediaan air, dan tingkat kesuburan tanah. Pada lahan yang kurang
perkebunan. Pada kondisi alami biji dapat berkecambah pada 30 hari setelah
kemudian menghasilkan buah polong dengan biji setelah 8 bulan atau lebih
(Haryatun, 2008).
yang relatif tinggi, tanaman ini banyak menghasilkan daun dan menghasilkan
organ vegetatif. Merupakan rumput liar subur dan kompetitif yang membutuhkan
unsur hara tinggi terutama N dan P. Menghasilkan biji dengan baik dengan
viabilitas hingga 85% yang dapat bertahan hingga 8 bulan didalam tanah
(Mercado, 2001).
menurunkan hasil produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air,
sinar matahari, dan ruang tumbuh dengan tanaman pokok, (2) menurunkan
kualitas hasil produksi tanaman pokok, (3) menimbulkan senyawa beracun yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, (4) menjadi inang alternatif bagi hama
dan pathogen, dan (5) meningkatkan biaya usahatani (Sukman dan Yakup, 2002).
7
Asystasia intrusa
bercabang kecil dan memiliki bulu-bulu akar. Akar berwarna putih kecoklatan.
Asystasia intrusa merupakan tanaman herba yang tumbuh cepat dan mudah
Bunga tersusun dalam tandan yang rapat seperti bulir, berwarna putih atau
Buah kotak, 2-3 cm panjangnya, dalam satu buah kotak berbiji empat
atau kurang. Saat buah belum masak kulit buah berwarna hijau, namun saat buah
ringan sehingga mudah diterbangkan oleh angin. Biji ini pecah dari polong
dengan keadaan lingkungan yang tepat baik dari suhu dan penyinaran yang cukup.
Bila penyinaran matahari lama saat biji pecah maka jarak loncat biji semakin jauh
pertama adalah gulma darat (Terestrial Weeds). Tumbuhan ini hidup dan
kedua adalah gulma air (Aquatic Weeds). Gulma ini pertumbuhan dan persyaratan
hidupnya harus berada di daerah perairan, gulma air dibedakan menjadi terapung
dipermukaan air misalnya Eichornia crassipes dan Salvina molesta dan tenggelam
diperlukan oleh gulma untuk menjalani satu siklus hidupnya yaitu berawal dari
Berdasarkan pada batasan atau pengertian tersebut maka gulma dapat digolongkan
menjadi 3 yaitu gulma semusim atau gulma setahun. Contoh gulma semusim
(Sembodo, 2010).
hidup lebih dari dua musim atau dua Tahun Gulma yang memiliki organ
10
musiman. Contoh gulma musiman antara lain: Lalang (I. cylindrica), Paitan
Semua jenis gulma yang termasuk dalam famili Poaceae atau Gramineae
gulma berdaun sempit gulma ini ditandai dengan ciri utama yaitu tula ng daun
sejajar, berbentuk pita dan terletak berselang seling pada ruas batang, batang
berbentuk selindris, beruas dan berongga. Akar gulma ini tergolong akar serabut
(Malangyoedo, 2014).
gan dan paling beragam jenisnya semua jenis berdaun lebar ciri-ciri yang dimiliki
gulma tersebut sebagai gambaran umum bentuk daun gulma golongan ini
lonjong, bulat, menjari atau berbentuk hati, akar ini umumnya akar tunggang
(Malangyoedo, 2014).
mengambil unsur hara, antara tanaman yang dibudidayakan dengan gulma yang
tumbuh di piringan, pasar pikul dan gawangan mati. Kemudian, persaingan dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman. Periode kritis ialah periode atau saat dimana
menurunkan hasil produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air,
sinar matahari, dan ruang tumbuh dengan tanaman pokok, (2) menurunkan
kualitas hasil produksi tanaman pokok, (3) menimbulkan senyawa beracun yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, (4) menjadi inang bagi hama dan
pathogen, dan (5) meningkatkan biaya usahatani (Sukman dan Yakup, 2002).
Persaingan yang terjadi antara gulma dan tanaman pada awal pertumbuhan
panen akan berpengaruh terhadap kualitas hasil. Besar kecilnya persaingan antara
gulma dan tanaman juga ditentukan oleh cara penanaman, umur varietas yang
ditanam, tingkat ketersediaan unsur hara, dan laju pertumbuhan (Irfan, M. 1999).
budidaya yang tepat seperti penggunaan varietas unggul, pemupukan yang tepat,
saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman
Dengan kata lain pengendalian bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai
tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomi atau tidak melampaui
ambang ekonomi, sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma
sampai nol. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada
dasarnya ada enam macam metode pengendalian gulma, yaitu : mekanis, kultur
teknis, fisik, biologis, kimia dan terpadu. Pengendalian gulma dengan cara
kimia lebih diminati akhir-akhir ini, terutama untuk lahan pertanian yang cukup
keuntungan yaitu penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit dan lebih mudah dan
selain hama/ penyakit itu sendiri, untuk menurunkan atau mengendalikan populasi
untuk suatu tanah merupakan tindakan yang sangat membantu mengatasi masalah
gulma. Penanaman rapat agar tajuk tanaman segera menutup ruang kosong
tanah sedang.
8. Bunga tersusun dalam tandan yang rapat seperti bulir, berwarna putih atau
9. Persaingan yang terjadi antara gulma dan tanaman pada awal pertumbuhan
produktif.
Yogyakarta.
Irfan, M. 1999. Respon Tanaman Jagung (Zea mays) Terhadap pengolahan tanah
Jakarta. Hal. 83
1,No.4 (2012)
Wardoyo, S.S. 2002. Aplikasi herbisida pada lahan pertanian melalui sistem olah