PENGARUH LINGKUNGAN
Disusun Oleh :
Muhammad Zahrudin Afnan 19030204001
JURUSAN BIOLOGI
PRODI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami bisa
menyelesaikan Laporan Praktikum Pengaruh Lingkungan. Adapun tujuan
penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika.
Terselesaikannya laporan praktikum ini tentu bukan karena kerja keras kami
semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu, khususnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Endang Susantini, M.Pd., Ibu Dra. Isnawati, M.Si., Ibu Lisa
Lisdiana, S.Si., M.Si., Ph.D., dan Bapak Guntur Trimulyono, S.Si., M.Sc. selaku
dosen pengampu mata kuliah Genetika.
2. Kak Shinta Nadya Mega Ariesta dan Kak Alif Alia Koirun Nisa selaku koas
mata kuliah Genetika tahun 2020.
3. Anggota kelompok 7 yang saling membantu dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini, serta pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna dan
banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, kami kelompok 7 selaku penyusun laporan
menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini
bisa lebih baik lagi. Kami berharap Laporan Praktikum Pengaruh Lingkungan ini
bermanfaat bagi semua pihak dan bagi kami selaku penyusun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................2
4.1 Hasil.....................................................................................................9
4.2 Pembahasan.........................................................................................9
4.3 Diskusi...............................................................................................12
BAB V PENUTUP..........................................................................................15
5.1 Simpulan............................................................................................15
5.2 Saran..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................16
LAMPIRAN....................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan faktor abiotik (cahaya matahari, kecepatan angin, kelembaban udara,
curah hujan, dan kesuburan tanah) (Gardner et al., 1991). Perkecambahan
memiliki banyak arti yang di definisikan oleh banyak ilmuwan. Misalnya,
perkecambahan adalah munculnya pertumubuhan aktif yang menyababkan
pecahnya kulit biji dan munculnya semai (Amen, 1963). Perkecambahan
adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang
memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji,
misalnya radikula dan plumula (Sudjadi, bagod, 2006). Hasil perkecambahan
ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan
embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi
batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar (Istamar
Syamsuri, 2004). Masalah yang dianalisis pada tulisan ini adalah melihat
bagaimana pengaruh pertumbuhan tanaman bayam (Amarantus sp.) yang di
tumbuhkan di tempat dengan intensitas cahaya yang berbeda yaitu di tempat
terang dan gelap serta perbedaan diantara keduanya.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh intensitas sinar terhadap warna kecambah pada
tanaman Bayam (Amarantus sp.)
2. Mengetahui perbedaan antara biji yang ditanam di lingkungan terang dan biji
yang di tanam di lingkungan yang gelap
1.4 Manfaat
Agar kita dapat mengetahui pengaruh intensitas sinar matahari
terhadap warna kecambah pada tanaman Bayam (Amarantus sp.) dan
perbedaan antara biji yang ditanam di lingkungan terang dan biji yang di
tanam di lingkungan yang gelap.
2
BAB II
3
KAJIAN PUSTAKA
4
perkecambahan, bahan makanan cadangan diubah menjadi bentuk yang dapat
digunakan, baik untuk tumbuhan maupun manusia (Astawan, 2008: 165).
Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis antara
lain yaitu imbibisi dan absorbsi air, hidrasi jaringan, absorbsi O2, pengaktifan
enzim dan pencernaan, transpor molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio,
peningkatan respirasi dan asimilasi, inisiasi pembelahan dan pembesaran sel dan
munculnya embrio (Gardner 1991: 291).
5
pertama kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan makanan di
dalamnya telah habis digunakan oleh embrio (Campbell et al., 2000: 365).
2. Perkecambahan hipogeal Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil
tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah
menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh
tumbuhan yang mengalami perkecambahan ini adalah kacang ercis, kacang
kapri, jagung, dan rumput-rumputan embrio (Campbell et al., 2000: 366).
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
3.3 Prosedur Praktikum (Alur)
- Siapkan 2 wadah
- Gunting kapas sesuai wadah yang digunakan (3
lapis)
- Letakkan kapas pada wadah
- Basahi kapas didalam baskom yang berisi air
- Letakkan 30 biji pada setiap wadah dengan jarak
antar biji 2x panjang biji
- Beri label wadah A (terang) dan wadah B (gelap)
WADAH A WADAH B
(Terang) (Gelap)
8
BAB IV
4.1 Hasil
Gelas A Gelas B
Hari
Hijau Kuning* % % Hijau Kuning* % %
ke
Hijau Kuning Hijau Kuning
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 14 0 46,2 0 - - - -
3 22 0 72,6 0 0 20 0 66
4 22 0 72,6 0 20 0 66 0
5 24 0 79,2 0 21 0 69,3 0
6 23 0 75,9 0 20 0 66 0
14 25 0 82,5 0 21 0 69,3 0
4.2 Pembahasan
9
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada gelas A tanaman tumbuh
sejak hari kedua dan seluruh tanaman memiliki kecambah yang berwarna hijau
hingga hari akhir pengamatan, serta jumlah terbanyak biji yang tumbuh adalah
sebanyak 25. Gelas B baru boleh dibuka setelah gelas A tumbuh minimal
sebanyak 15 kecambah. Hal ini dikarenakan apabila gelas B dibuka maka akan
terkena cahaya, sedangkan pada pengamatan ini apabila gelas B terkena cahaya
selama 1 detik saja maka sama saja gelas B ditanam pada lingkungan yang
terang. Pada gelas B pada hari pertama dibuka penutupnya, seluruh
kecambahnya berwarna kuning, serta jumlah terbanyak biji yang tumbuh adalah
sebanyak 22. Kemudian setelah dibuka penutup gelas B, hari selanjutnya
kecambah pada gelas B seluruhnya berubah menjadi warna hijau. Namun, pada
hari ke-7 sampai hari ke-13 gelas B muncul kecambah yang berwarna kuning
lagi.
10
ke-13 gelas B muncul kecambah yang berwarna kuning lagi. Hal ini dapat
terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi. Seperti yang disampaikan
oleh Susantini, dkk yang berbunyi pada biji-biji yang mengalami mutasi gen
pengontrol pembentukan klorofil akan menghasilkan kotiledon berwarna
kuning, walaupun ditumbuhkan di tempat yang cahayanya mencukupi untuk
pembentukan klorofil. Sedangkan biji normal untuk gen pembentukan klorofil
akan tumbuh pada tempat yang tidak bercahaya akan menghasilkan kotiledon
yang berwarna kuning, tetapi bila segera dipindahkan ke tempat yang bercahaya
maka warna kotiledon akan segera berubah menjadi hijau (Susantini, dkk,
2020:1).
11
Pada pengamatan ini media tanam yang digunakan adalah kapas.
Alasan kami menggunakan kapas adalah karena kapas memiliki daya serap
yang baik serta dapat mempertahankan kelembaban lebih lama. Sehingga, biji
yang ditanam pada kapas akan lebih cepat tumbuh.
4.3 Diskusi
Jawab : yaitu pada variabel bebas, dimana pada percobaan ini gelas A dan
gelas B mendapat perlakuan yang berbeda. Dimana gelas A diberi penutup
berupa plastik bening, sedangkan pada gelas B diberi penutup berupa
plastik hitam. Sehingga, gelas A dikatakan ditumbuhkan pada lingkungan
yang terang dan gelas B ditumbuhkan pada lingkungan yang gelap.
Jawab : ya. Karena penutup pada gelas B yaitu plastik hitam yang
diletakkan diseluruh permukaan wadah, sehingga cahaya tidak bisa
menembus biji pada gelas B.
12
Jawab : pada hari terakhir di tempat gelap persentase kecambah yang
berwarna kuning adalah sebesar 66%, sedangkan pada hari terakhir
percobaan persentase kecambah yang berwarna kuning adalah sebesar 0%.
Percobaan yang telah terjadi adalah perlakuan perbedaan intensitas cahaya
pada gelas B ketika di tempat gelap dan gelas B ketika sudah dipindah di
tempat terang. Pada hari terakhir di tempat gelap, gelas B masih ditutup
dengan plastik hitam yang tidak dapat menembus cahaya, sedangkan pada
hari terakhir percobaan, penutup plastik hitam sudah dilepas sehingga
gelas B mendapatkan cahaya.
Jawab : ya. Karena pada hari terakhir di tempat gelap, gelas B masih
ditutup dengan plastik hitam yang diletakkan diseluruh permukaan wadah,
sehingga cahaya tidak bisa menembus biji pada gelas B. Saat biji tidak
mendapatkan cahaya, maka warna kecambah akan menjadi kuning.
7. Beri ulasan dan alasan, mengapa tidak ada perbedaan warna antara
kecambah dalam gelas A!
Kesimpulan
13
Jawab : Ada. Data hari pertama gelas B dibuka, yaitu pada hari ke-3
pengamatan. Karena pada hari pertama gelas B dibuka, kecambah
berwarna kuning total.
ke B
Jawab :
10. Rumuskan satu pernyataan umum yang didukung oleh semua data yang
Anda peroleh tadi (no. 1-9)!
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Amen, 1963 dalam Gardner, dkk, 1991. Gardner, F.P., Pearce, R.B., dan Mitchell,
R.L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (Penerjemah: Herawati Susilo).
Jakarta: UI-Press.
Ariyanto. 2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Campbell, Neil A., and Reece, Jane B. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub
Tropis. Terjemahan. Kerjasama Direktorat Jenderal Rehabiltasi Lahan dan
Perhutanan Sosial dengan Indonesia Forest Seed Project. Jakarta
Suroso, 2013. “Ensiklopedia Sains dan Kehidupan”. Tarity Samudra Berlian: Jakarta.
16
LAMPIRAN
A. Laporan Sementara :
1. M. Zahrudin Afnan
Gelas A Gelas B
Hari
Hijau Kuning* % % Hijau Kuning* % %
ke
Hijau Kuning Hijau Kuning
1 0 0 0 0 0 0 0 0
10 20 10 66 33 11 19 36,3 62,7
11 23 7 75,9 23,1 0 0 0 0
17
12 26 4 85,8 13,2 0 0 0 0
13 30 0 100 0 0 0 0 0
14 30 0 100 0 0 0 0 0
2. Lusiana Anggraini
Gelas A Gelas B
Hari
Hijau Kuning* % % Hijau Kuning* % %
ke
Hijau Kuning Hijau Kuning
1 0 0 0 0 0 0 0 0
3 24 0 79,2 0 27 0 89,1 0
4 26 0 85,8 0 27 0 89,1 0
5 26 0 85,8 0 25 0 82,5 0
6 27 0 89,1 0 25 0 82,5 0
7 27 0 89,1 0 25 0 82,5 0
8 27 0 89,1 0 25 0 82,5 0
9 27 0 89,1 0 22 0 72,6 0
10 27 0 89,1 0 22 0 72,6 0
11 27 0 89,1 0 22 0 72,6 0
12 27 0 89,1 0 22 0 72,6 0
13 27 0 89,1 0 22 0 72,6 0
14 27 0 89,1 0 22 0 72,6 0
18
Gelas A Gelas B
Hari
Hijau Kuning* % % Hijau Kuning* % %
ke
Hijau Kuning Hijau Kuning
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 14 0 46,2 0 - - - -
3 22 0 72,6 0 0 20 0 66
4 22 0 72,6 0 20 0 66 0
5 24 0 79,2 0 21 0 69,3 0
6 23 0 75,9 0 20 0 66 0
14 25 0 82,5 0 21 0 69,3 0
19
B. Hasil Pekerjaan :
Kegiatan Gambar
Wadah A mulai
tumbuh hari ke-n
Wadah B sudah
tumbuh separuh
20
Penampakan kedua Terang
wadah pada hari
ke-14
Gelap
Lusiana Anggraini
21
Wulida Mamluatul Faza
22