Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

KUALITAS AIR & PLANKTON

Oleh:
KELOMPOK 9
Ira Hasanah (19030204062)
Nailul Minakh (19030203072)
Anisa Fitria (190210103077) UNEJ
Firda (190210103118) UNEJ

PENDIDIKAN BIOLOGI B 2019

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perairan merupakan suatu ekosistem yang memiliki peran dan manfaat yang sangat
besar bagi kehidupan manusia. Kehidupan di dalamnya sangat beragam. Mulai dari
organisme mikroskopik sampai ukuran yang makro dapat terlihat langsung oleh mata tanpa
bantuan alat. Salah satu organisme yang terdapat di perairan adalah plankton. Plankton
merupakan organisme mikroskopis yang berada di permukaan perairan dan berfungsi
sebagai produsen ekosistem perairan. Sebagai biota mikroskopis perairan, plankton sangat
berperan sebagai produsen primer dan sekunder (Nybakken, 2012).
Pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya
matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggihan geografis
dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi.
Di samping itu pola temperatur perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen
(faktor yang di akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari
air pendingin pabrik, penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan,
sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung. Kecerahan suatu perairan
menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai
kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna. Kecerahan yang
mendukung adalah apabila pinggan secchi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan.
(Barus, 2003).
Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah plankton
menyerupai tumbuhan yang bebas melayang dan hanyut dalam perairan serta mampu
berfotosintesis. Zooplankton adalah organisme renik yang hidup melayang-layang
mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad hewani (Gusrina, 2008). Fitoplankton
merupakan pensuplai utama oksigen terlarut di perairan, sedangkan zooplankton meskipun
sebagai pemanfaat langsung fitoplankton, merupakan produsen sekunder perairan
(Nybakken, 2012). Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan.
Keragaman spesies plankton di dalam ekosistem perairan sering digunakan sebagai tolak
ukur untuk mengetahui produktivitas primer perairan dan kondisi ekosistem perairan
tersebut. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Plankton
menjadi salah satu bioindikator untuk mengetahui produktivitas ekosistem perairan karena
memiliki peran sebagai produsen. Produktivitas primer adalah laju pembentukan senyawa-
senyawa organik yang kaya energi dari senyawa-senyawa anorganik. Sedangkan ekosistem
dengan keragaman rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari
luar dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi. Kondisi suatu
ekosistem tidak stabil dan rentan yang terjadi dapat mempengaruhi produktivitas primer
perairan tersebut sehingga berdampak pada jaring makanan ekosistem.
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah
pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas,
pH, konduktivitas, kecerahan, alkalinitas ), sedangkan yang kedua adalah pengukuran
kualitas air dengan parameter biologi (plankton dan benthos). Dari latar belakang tersebut
kami dapat menguji suhu,kecerahan, kecepatan arus, pH,kada BOD, dan CO2 yang
terkandung dalam air di Danau Ketintang Universitas Negeri Surabaya untuk mengetahui
kualitas air danau tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam praktikum ekologi dengan topik plankton dan kualitas air maka diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengidentifikasi kadar CO2 dalam perairan danau UNESA ?
2. Bagaimana mengidentifikasi kadar BOD dalam perairan danau UNESA ?
3. Bagaimana mengidentifikasi suhu dan pH dalam perairan danau UNESA?
4. Bagaimana mengidentifikasi kecepatan arus perairan danau UNESA ?
5. Bagaimana mengidentifikasi kecerahan danau perairan danau UNESA ?
6. Bagaimana mengidentifikasi indeks keanekaragaman plankton yang ada di perairan
danau UNESA ?
C. Tujuan
Dalam praktikum ekologi dengan topik plankton dan kualitas air maka tujuan praktikum
ini sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi kadar CO2 dalam perairan danau UNESA
2. Untuk mengidentifikasi kadar BOD dalam perairan danau UNESA
3. Untuk mengidentifikasi suhu dan pH dalam perairan danau UNESA
4. Untuk mengidentifikasi kecepatan arus perairan danau UNESA
5. Untuk mengidentifikasi kecerahan danau perairan danau UNESA
6. Untuk mengidentifikasi indeks keanekaragaman plankton yang ada di perairan danau
UNESA
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada saat ini, air yang merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di bumi mengalami
penurunan kualitas. Penurunan kualitas air disebabkan tercemar berbagai macam limbah.
Kegiatan manusia juga seringkali menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan
kualitas air. Semua aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kegiatan
industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada
penurunan kualitas air. Zat organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan
pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun drastic sehingga biota air akan mati.
Perairan dikatakan tercemar apabila badan air tersebut tidak sesuai lagi dengan peruntukannya
dan tidak dapat lagi mendukung kehidupan biota yang ada di dalamnya (Ningrum, 2018: 2).
Plankton merupakan organisme mikroskopis yang melayang-layang dalam air dan
mempunyai kemampuan renang yang sangat lemah serta pergerakannya selalu dipengaruhi oleh
arus air. Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Plankton adalah sebagai kajian untuk
mengetahui kualitas kesuburan suatu perairan yang sangat diperlukan untuk mendukung
produktivitas perairan (Nurruhwati et al., 2017: 103).
Berikut ini merupakan kualitas air jika dilihat dari sifat fisika dan sifat kimianya:
1. Kualitas Air Berdasarkan Sifat Fisika
a. Warna
Terjadinya perubahan warna dalam air disebabkan keberadaan material lain seperti
mineral, organisme yang hidup di dalam air, ekstrak senyawa-senyawa organik dan
tumbuh-tumbuhan. Perubahan yang terjadi diakibatkan oleh lingkungan, cuaca, dan
material lain yang berada di dalam air (Pramleonita et al., 2018: 27).
b. Suhu
Suhu yang semakin tinggi dalam suatu perairan, maka kelarutan oksigen akan semakin
rendah, dan daya racun semakin tinggi. Kenaikan suhu pada siang hari dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan, cuaca, dan angin. Intensitas cahaya matahari yang masuk ke
dalam permukaan dapat menyebabkan terjadinya perubahan suhu pada pagi dan siang
hari. Kenaikan suhu akan mengakibatkan penurunan jumlah oksigen terlarut di dalam
air, dan akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia, dan dapat menyebabkan ikan dan
biota air lainnya mengalami kematian apabila suhu melampaui batas suhu tertentu
(32oC) (Pramleonita et al., 2018: 27).
c. Kecerahan
Nilai kecerahan di atas 35 cm tergolong kurang baik, karena diasumsikan terjadinya
pengurangan plankton dan fitoplankton, sehingga air akan semakin transparan dan
dapat menaikkan suhu air. Kecerahan dipengaruhi oleh zat-zat terlarut dalam air.
Makin besar kecerahan air, maka penetrasi cahaya juga makin tinggi, sehingga proses
fotosintesis bisa berlangsung semakin dalam. Akan tetapi semakin besar nilai
kecerahan pada suatu perairan, maka suhu air semakin besar (Pramleonita et al., 2018:
28).
d. Kecepatan Arus
Arus perairan adalah suatu gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal
dan vertical masa air. Arus air juga berfungsi sebagai mensuplai zat hara, memudahkan
organisme didalam perairan tersebut, membersihkan kotoran yang ada, dan
melangsungkan pertukaran O2 dan CO2 (Modalo et al., 2018: 61).
2. Kualitas Air Berdasarkan Sifat Kimia
a. pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Nilai pH mempunyai range skala 0
hingga 14. Air dikatakan netral bila mempunyai pH dengan nilai 7. Artinya larutan atau
air mengandung konsentrasi yang seimbang antara ion H+ dan OH-. Substansi yang
mempunyai pH kurang dari 7 dikatakan bersifat asam dan mengandung lebih banyak
H+ dibandingkan dengan ion OH-. Substansi dengan pH lebih rendah dikatakan lebih
bersifat asam dan substansi dengan pH lebih dari 7 dikatakan bersifat basa. Nilai pH 7
– 8,5 merupakan kisaran nilai yang ideal untuk produktifitas biologi, sedangkan nilai
pH dibawah 4 akan merugikan bagi kehidupan akuatik. Kebanyakan organisme akuatik
tidak menyukai kisaran fluktuasi harian pH yang lebar karena pada kondisi ini akan
berdampak pada kematian organisme. Oleh karena itu, air dengan kisaran fluktuasi pH
yang rendah akan lebih mendukung bagi kehidupan akuatik (Ayuniar dan Hidayat,
2018: 69-70).
Kenaikan pH terjadi pada siang hari menunujukkan terjadinya proses kimia dan
biologi berupa proses fotosisntesis dari fitoplankton, mikroalga, dan tanaman air
lainnya yang menghasilkan O2, sehingga nilai pH air naik. Sedangkan, pada waktu
malam hari sampai menjelang pagi hari, semua biota di dalam air mengalami respirasi,
sehingga menghasilkan senyawa CO2 yang menyebabkan pH air kolam tersebut turun.
Selain itu, pada siang hari banyaknya daun, sampah, dan kotoran binatang masuk ke
dalam perairan menyebabkan nilai pH naik. Dampak perubahan pH secara ekstrem dan
melebihi standar acuan, dapat menyebabkan terganggunya metabolisme, pertumbuhan
menurun, dan organisme perairan mudah terserang penyakit dan stress (Pramleonita et
al., 2018: 28-29).
b. Dissolved Oxygen (DO)
Pada siang hari kenaikan kadar DO disebabkan oleh fitoplankton, mikroalga, dan
tumbuhan air lainnya yang berada di kolam budidaya melakukan proses fotosintesis
sehingga menghasilkan gas O2, akibatnya kadar DO pada siang hari meningkat.
Sedangkan pada malam sampai menjelang pagi hari biota air seperti ikan melakukan
proses respirasi yang menghasilkan gas CO2, sehingga kadar DO pada pagi hari
cenderung lebih rendah dibandingkan siang hari. Ketersediaan oksigen bagi biota air
menentukan lingkaran aktivitasnya, demikian juga laju pertumbuhan bergantung pada
oksigen. Kekurangan oksigen dalam air dapat mengganggu kehidupan biota air,
termasuk pertumbuhannya. Upaya untuk mengontrol kadar oksigen yang masuk ke
dalam perairan dapat dilakukan dengan pembuatan kincir. Kincir tersebut bertujuan
untuk memperbanyak bidang kontak udara yang masuk dalam air dengan cara
memecah udara, sehingga udara menjadi butiran kecil- kecil, atau bisa juga dengan
mengalirkan air dengan cara membuat tiruan air terjun yang bertujuan untuk
memperpanjang bidang gesek antar udara dengan air (Pramleonita et al., 2018: 30).
c. Kesadahan
Kadar kesadahan hampir tidak mempengaruhi biota yang berada di dalam air, akan
tetapi kesadahan mempengaruhi keberadaan unsur-unsur hara yang diperlukan oleh
fitoplankton sebagai produsen primer. Kenaikan kadar kesadahan pada siang hari
dikarenakan terjadinya proses fotosintesis oleh mikroalga, fitoplankton, plankton dan
organisme air dengan menggunakan CO2. Senyawa CO2 diubah menjadi senyawa
bikarbonat (CO32-) (Pramleonita et al., 2018: 31).
d. Karbondioksida
Penurunan kadar CO2 pada siang hari, dikarenakan pada malam hari sampai pagi hari
makhluk hidup yang berada di perairan mengalami proses respirasi, sehingga kadar
karbondioksidanya meningkat. Sedangkan, penurunan kadar CO2 pada siang hari
disebabkan oleh penggunaan CO2 pada proses fotosintesis oleh fitoplankton,
mikroalga, dan tanaman air lainnya sehingga kadarnya berkurang karena gas CO 2
diubah menjadi oksigen. Penurunan kadar CO2 pada siang hari juga disebabkan karena
terjadinya pembentukan sejumlah kecil senyawa karbonat dan bikarbonat karena
adanya proses fotosintesis pada waktu siang dan menghasilkan senyawa oksigen,
sehingga pada siang hari kadar kesadahan dalam kolam sedikit meningkat (Pramleonita
et al., 2018: 31).
e. Amonia
Sisa hasil metabolisme organisme yang dikeluarkan dalam bentuk fases masuk ke
dalam air. Kenaikan kadar NH3 pada siang hari dikarenakan terjadinya reaksi reduksi
senyawa NO2 menjadi NH3, dan proses fotosintesis di dalam perairan (Pramleonita et
al., 2018: 32).
f. Biochemiycal Oxygen Demand (BOD)
Kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand disingkat BOD) adalah
suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan
mikroorganisme untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi
aerobik. Proses oksidasi biokimia ini berjalan sangat lambat dan dianggap lengkap (95-
96%) selama 20 hari. Tetapi penentuan BOD selama 20 hari dianggap masih cukup
lama sehingga penentuan BOD ditetapkan selama 5 hari inkubasi, maka biasa disebut
BOD5 (APHA, AWWA, WEF, 2012). BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik
yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah O 2 yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi O2 tinggi yang
ditunjukkan dengan semakin kecilnya O2 terlarut, maka kandungan bahan-bahan
buangan yang membutuhkan O2 tinggi. Semakin besar kadar BOD, maka merupakan
indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar. Kadar BOD dalam air yang tingkat
pencemarannya masih rendah dan dapat dikatagorikan sebagai perairan yang baik
berkisar 0 – 10 mg/L (Ayuniar dan Hidayat, 2018: 70).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan pada praktikum ini adalah penelitian observasi
dan eksperimental. Pada penelitian observasi dilakukan untuk pengambilan sampel air
dan pengamatan plankton pada sampel air menggunakan mikroskop, sedangkan,
eksperimental digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
pengaruh lain dalam kondisi yang dikendalikan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


• Tempat Praktikum : Danau FMIPA UNESA
• Tempat Analisis : Laboratorium Ekologi FMIPA
• Tanggal Praktikum : 23 September 2021
• Waktu Penelitian : 07.00-12.00 WIB

C. Variabel Penelitian
Variabel control :a.Mengukur kadar BOD :botol winkler terang, metilen
blue,penyimpanan botol dalam ruangan
b. Mengukur kadar CO2 : botol winkler gelap, 5 tetes larutan PP,
titrasi NaOH
c.Analisis komunitas plankton:menyaring 150 liter air, formalin
Variabel manipulasi : Danau unesa, waktu praktikum
Variabel respon :Suhu, pH, kecepatan arus, kecerahan, oksigen,BOD,CO2
plankton

D. Definisi Operasional Penelitian


Variabel manipulasi dalam praktikum ini meliputi mengukur kadar BOD atau
mengukur kadar oksigen dalam air yang meliputi botol winkler untuk mengambil air di
danau untuk diuji, metilen blue sebagai penanda warna biru dimana jika dalam 5 hari
berwarna biru artinya banyak mengandung oksigen dan berwarna keruh artinya banyak
mengandung karbondioksida, Lalu mengukur CO2 untuk mengetahui kadar
karbondioksida dalam air danau dengan 5 tetes larutan PP sebagai indokator saat titrasi
dengan NaOH. Kemudian komunitas plankton dalam perairan dengan menyaring 150
liter air danau agar mendapatkan jenis-jenis plankton lalu diberi formalin agar plankton
mati dan dapat diamati.
Variabel kontrol meliputi danau unesa dan waktu praktikum, dimana dapat
menggunakan perairan air namun dalam praktikum ini menggunakan danau ketintang
FMIPA UNESA, waktu praktikum yang bervariasi setiap kelompok namun dimulai
dengan waktu yang sama.
Variabel respon disini adalah meliputi suhu dalam danau menggunakan
termometer manual, kecerahan dalam danau menggunakan alat yaitu secchidisk, pH
dalam danau menggunakan pH meter, kecepatan arus menggunakan sterofoam dan tali
lalu diarahkan di tengan danau lalu tunggu dan stopwatch untuk mendapatkan hasil
kecepatan arus.

E. Alat dan Bahan


Dalam praktikum ini, alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut :
Alat :
1. Botol winkler terang 2 botol
2. Botol winkler gelap 2 botol
3. Gabus persegi 1 buah
4. Tali raffia secukupnya
5. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
6. Pipet tetes 9 buah
7. Spet suntikan 1 ml 9 buah
8. Buret 1 buah
9. Secchi disk 1 buah
10. Plankton net 1 buah
11. Timba plastic 1 buah
12. Botol vial 4 buah
13. Mikroskop 1 buah
14. Gelas Beaker 1 buah
15. Selotip secukupnya
16. Kertas Label secukupnya
Bahan:

1. Larutan MnSO4
2. Larutan KOH-KI
3. Larutan H2SO4 pekat
4. Larutan amilum 1%
5. LarutanNa2S2O3 0,025 M
6. Metilen blue
7. Larutan NaOH
8. Indikator PP
9. Larutan formalin 4%
10. Sampel air danau/bosem unesa
F. Rancangan Percobaan
Mengukur Kadar BOD

Sampel Air
• Dimasukkan dalam botol winker dan ditutup
• Diteteskan 1 ml metilen blue dalam botol winkler kemudian tutup dan
bolak-balik botol
• Disimpan dalam lemari es
• Diamati perubahan warna

Hasil

Mengukur Kadar CO2

Sampel Air
• Diambil dan dimasukkan ke dalam botol winkler gelap lalu ditutup.
• Dituangkan sampel air tersebut sebanyak 100 ml dalam erlenmeyer.
• Diteteskan larutan PP sebanyak 10 tetes ke dalam Erlenmeyer.
• Diamati perubahan warna pada sampel air tersebut pada erlenmeyer,
bila terjadi perubahan warna menjadi merah muda berarti CO2 = 0
ppm.
• Ditritasi dengan NaOH sampai warna air menjadi merah muda. jika
tidak terjadi perubahan warna pada sampel air pada erlenmeyer,
• Dilakukan pengulangan sebanyak 3x

Hasil
Mengukur Suhu Air

Termometer
• Dimasukkan kedalam air Danau Unesa Ketintang
• Diamati dan dicatata hasil pengukuran suhu
• Dilakukan pengulangan sebanyak 3x

Hasil

Mengukur pH Air

pH Meter
• Dikalibrasi menggunakan aquades
• Dimasukkan kedalam air Danau Unesa Ketintang
• Dilakukan pengulangan sebanyak 3x

Hasil

Mengukur Kecepatan Arus

Gabus ukuran 10 cmx 10 cm


• Dilempar ke Danau Unesa Ketintang
• Dicatat waktunya menggunakan stopwatch hingga gabus kembali ke
tepi danau/tempat pertama kali melempar
• Dilakukan pengulangan sampai 3x

Hasil

Mengukur Kecerahan Danau

Secchi disk
• Ditenggelamkan ke dalam danau hingga warna hitam pada piringn
tidak terlihat
• Diukur bekas air pada tali secchi disk menggunakan meteran
• Dilakukan pengulangan sebanyak 3x

Hasil
Mengidentifikasi plankton

Sampel Air
• Disiapkan jaring plankton
• Diambil air sampel dengan timba 30 liter diidi penuh
• Dituang air dalam jarring plankton dan diulangi hingga mencapai 150
liter
• Hasil saringan dituangkan dalam botol plankton
• Hasil saringan diberi formalin 4% sebanyak 1 tetes kemudian
diidentifikasi

Hasil

G. Langkah Kerja
Mengukur Kadar BOD
1. Sampel air diambil dan dimasukkan dalam botol winkler terang kemudian ditutup.
2. Diteteskan 1 ml metilen blue dalam botol winkler kemudian tutup dan bolak-balik
botol
3. Botol disimpan dalam lemari es
4. Diamati perubahan warna

Mengukur Kadar CO2

1. Sampel air diambil dan dimasukkan ke dalam botol winkler gelap lalu ditutup.
2. Dituangkan sampel air tersebut sebanyak 100 ml dalam erlenmeyer.
3. Diteteskan larutan PP sebanyak 10 tetes ke dalam Erlenmeyer.
4. Diamati perubahan warna pada sampel air tersebut pada erlenmeyer, bila terjadi
perubahan warna menjadi merah muda berarti CO2 = 0 ppm.
5. Jika tidak terjadi perubahan warna pada sampel air tersebut pada erlenmeyer, maka
ditritasi dengan NaOH sampai warna air menjadi merah muda.

Mengukur Suhu Air

1. Termometer dimasukkan kedalam air Danau Unesa Ketintang

2. Diamati dan dicatata hasil pengukuran suhu


3. Dilakukan pengulangan sebanyak 3x

Mengukur pH air
1. Ph meter dikalibrasi menggunakan aquades
2. Dimasukkan kedalam air Danau Unesa Ketintang
3. Dilakukan pengulangan sebanyak 3x

Mengukur Kecepatan Arus

1. Gabus ukuran 10 cm x 10 cm dilempar ke danau/Bosem

2. Dicatat waktunya menggunakan stopwatch hingga gabus kembali ke tepi


danau/tempat pertama kali melempar

3. Dilakukan pengulangan 3x kemudian dicatat

Mengukur Kecerahan Danau

1. Secchi disk ditenggelamkan ke dalam danau hingga warna hitam pada piringn
tidak terlihat
2. Diukur bekas air pada tali secchi disk menggunakan meteran
3. Dilakukan pengulangan 3x kemudian dicatat
Mengidentifikasi planton

1. Ditentukan lokasi pengambilan sampel

2. Disiapkan jaring plankton

3. Diambil air sampel dengan timba 30 liter diisipenuh

4. Dituang air dalam jaring plankton dan diulangi hingga mencapai 150 liter

5. Hasil saringan dituangkan dalam botol plankton

6. Hasil saringan diberi formalin 4% sebanyak 1tetes kemudian diidentifikasi


BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
A. Hasil
1. Data Hasil Pengukuran parameter kualitas air

Kecerahan Kecepatan
CO2 Suhu
Stasiun Pengulangan DO BOD Air danau Arus pH
(ppm) (℃)
(cm) (m/s)
1 Hari ke 1 0,033
20 2,2 37 8,28 30
(++++)
2 2 Hari ke 5 0,024
12 1,0 40 8,21 30
(+++)
3 14 0,032
1,1 - 38 8,24 30
Rata-rata 15,33 1,43 - 38,33 0,030 8,24 30

𝐴𝑥𝑛𝑥8000 15,33𝑥 0,025𝑥8000 3066


DO = = = = 12,46
𝑣−4 250−4 246

CO2 = V. Titran NaOH × 10 = 1,43 × 10 = 14,3

Keterangan BOD :
++++ = Biru pekat
+++ = Biru terang
++ = Biru pudar
+ = Jernih keruh

2. Data Hasil Pengukuran Biodiversitas Plankton

Stasiun Nama Spesies


TOTAL
Fitoplankton
Jumlah Zooplankton Jumlah
II 1. Anabaena sp. 5 1. Philodina roseola 1
7
2. Moina sp. 1
No Klasifikasi Per- Jumlah Foto hasil pengamatan Foto Referensi
besaran

1 Kingdom : Plantaee 10x 5

Phylum : Cyanophyta

Class : Cyanophyceae

Ordo : Nostocales
(Junda dan Hala,
Famili : Nostocaceae
2012)
Genus : Anabaena

Spesies : Anabaena sp.

2. Kingdom : Animalia 10x 1

Phylum : Rotifera

Class : Eurotatoria

Subclass : Bdelloidea

Famili : Philodinidae

Genus : Philodina

Spesies :Philodina
roseola

3. Kingdom : Plantaee 10x 1

Phylum : Cyanophyta

Class : Branchiopoda

Ordo : Cladocera

Famili : Moinidae

Genus : Moina

Spesies : Moina sp
Analisis
Berdasarkan tabel 1 hasil pengamatan pada praktikum plankton dan kualitas air
di danau Unesa Ketintang, didapatkan tiga faktor yang menjadi indikator terhadap
kualitas air di danau Unesa Ketintang yaitu faktor fisika, faktor kimia dan faktor
biologi. Pada faktor fisika meliputi kecerahan, kecepatan arus, suhu. Kecerahan air di
Danau Unesa Ketintang dikur menggunakan Secchi disk dan diperoleh hasil rata-rata
𝑠
sebesar 38,33 cm. Besar kecepatan arus ini dapat diperoleh melalui persamaan v = 𝑡

dan didapatkan hasil rata-rata kecepatan arus 0,030 m/s. Selanjutnya, mengukur suhu
air danau menggunakan thermometer diperoleh hasil suhu di tepi danau 300 C.
Parameter kimia dapat diukur dari pH, oksigen terlarut, dan karbondioksida.
Berdasarkan parameter kimia, kelompok kami menghitung DO (oksigen terlarut)
𝑎.𝑛.8000
melalui persamaan DO = dihasilkan rata-rata DO pada bagian tepi danau
𝑣−4

sebesar 12,46 mg/L. Selanjutnya menghitung CO2 dan diperoleh hasil sebesar 14,3 ppm
pada bagian tepi danau. Kemudian mengamati BOD menggunakan botol winkler yang
telah ditetesi metilen blue selama 5 hari dan didapati hasil bahwa pada hari pertama
BOD menunjukkan warna biru pekat, sedangkan pada hari kelima warna biru terang.
Lalu mengukur pH air danau dengan pH meter, di bagian tepi air danau menunjukkan
rata-rata sebesar 8,24. Berdasarkan parameter biologi, setelah mengamati dan
mengidentifikasi plankton yang ada di air danau Unesa didapati 3 jenis plankton
berbeda. Jenis plankton yang pertama dari fitoplanton terdapat Anabaena sp. dengan
jumlah lima dan jenis plankton yang kedua adalah dari zooplankton yaitu jenis
Philodina roseola dan jenis Moina sp. dengan jumlah masing-masing 1.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum plankton dan kualitas air di
Danau Unesa Ketintang, didapatkan hasil pada pengamatan kualitas air danau Unesa
dimana terdapat tiga faktor yang menjadi indikator terhadap kualitas air di Danau Unesa
Ketintang yaitu yang pertama adalah faktor fisika yang meliputi kecerahan, kecepatan
arus, dan suhu. Kedua adalah faktor kimia yang meliputi pH, BOD, dan karbondioksida.
Sedangkan yang ketiga merupakan faktor biologi yaitu meliputi keanekaragaman
plankton.
Pada uji coba tingkat kecerahan di air danau Unesa Ketintang menggunakan
Secchi disk sebagai tolak ukur didapatkan hasil rata-rata kecerahan sebesar 38,33 cm.
Data kecerahan air digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran air pada suatu
kawasan. Tingkat pencemaran setiap perairan dapat ditentukan dengan nilai kecerahan
air dimana nilai kecerahan air yang rendah menunjukkan kawasan perairan tersebut
tercemar. Kecerahan air kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda-
beda ganggang/alga, warna air, faktor manusia. Tingkat kekeruhan air yang
dipengaruhi oleh plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan
karena banyak mengandung diatom sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk
pertumbuhan ikan. Menurut Mazwar (2008) kecerahan dapat berpengaruh langsung
terhadap perkembangan dan pertumbuhan fitoplankton karena semakin dalam cahaya
matahari yang masuk ke dalam air maka akan semakin banyak cahaya yang bisa
digunakan oleh fitoplankton untuk melakukan fotosintesis. Selain itu nilai kecerahan
yang rendah akan menyebabkan peningkatan suhu air yang akan mengganggu aktivitas
ikan terutamanya ikan yang sensitive terhadap perubahan suhu yang tinggi.
Pada uji coba kecepatan arus diukur didapatkan hasil rata-rata kecepatan arus
0,030 m/s Dalam pelaksanaannya, uji coba ini dilakukan saat keadaan sekitar benar-
benar tenang dan tidak dapat menyebabkan terganggunya pengambilan data sehingga
dapat membuat data yang diperoleh valid. Berdasarkan perolehan data tersebut, dapat
diketahui bahwa kecepatan arus di danau Unesa Ketintang tergolong rendah.
Suhu air Danau Unesa Ketintang diukur menggunakan termometer yaitu
sebesar 30oC yang artinya suhu air Danau Unesa Ketintang berada dalam suhu normal.
Suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat mengatur
proses kehidupan, penyerapan organisme dan kemampuan berkembang biak. Suhu
yang dapat ditolerir organisme pada suatu perairan berkisar antara 20-30°C, suhu yang
sesuai dengan fitoplankton 25- 30°C, sedangkan suhu untuk pertumbuhan dari
zooplankton berkisar 15-35°C. Suhu air mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kecepatan laju metabolisme dan respirasi biota air serta proses metabolisme
ekosistem perairan sehingga suhu air bukan saja merupakan parameter fisik yang
mempengaruhi sifat kimia perairan, tetapi juga sifat fisiologi organisme pada medium
air tersebut. Pengaruh secara langsung dapat untuk kenaikan suhu adalah dapat
menaikkan laju maksimum fotosintesis, sedangkan pengaruh secara tidak langsung
yakni dalam merubah struktur hidrologi kolom perairan yang dapat mempengaruhi
distribusi dalam fitoplankton (Azwar,2001).
Nilai DO dalam air pada kedalaman yang sama di setiap lokasi memiliki nilai
yang berbeda dengan nilai kandungan oksigen terlarut pada pengamatan siang berkisar
antara 12,1-14,5. Kandungan oksigen terlarut (Disolved Oxygen) sangat berperan
dalam menentukan banyaknya organisme dalam perairan DO dan sangat berperan
dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air (Yazwar, 2008).
Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesis dan absorbsi atmosfer atau udara. Kualitas air dalam suatu perairan dapat
dilakukan dengan mengetahui beberapa parameter kimia seperti DO. Semakin banyak
jumlah DO (dissolved oxygen), maka kualitas air semakin baik. Jika kadar oksigen
terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi
anaerobik yang mungkin terjadi.
BOD didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan untuk
memecahkan bahan-bahan organic yang terdapat dalam air pada kondisi aerobic.
Pemecahan bahan organic diartikan bahwa bahan organic digunakan oleh organisme
sebagai bahan makanan dan energi diperoleh dari proses oksidasi. BOD merupakan
parameter yang umum dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran bahan organik
pada air limbah. Tingginya kadar BOD dalam suatu perairan biasanya ditunjukkan
dengan tinggnya kandungan mikroorganisme dalam perairan(Santoso,2018).
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan
dan untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis.
Karbondioksida sangat diperlukan untuk proses fotosintesis yaitu sebagai
sumber karbon. Kadar CO2 yang optimal untuk perairan tawar sebaiknya mengandung
kadar < 5 mg/l (Boney, 1989). Pada raktikum ini, diketahui air danau mengandung
kadar CO2 sebesar 14,3 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa kadar CO2 di Danau Unesa
Ketintang melebihi batas normal namun angka tersebut masih bisa ditolerir untuk
kelangsungan hidup plankton. Karbondioksida tersebut akan diperlukan untuk
fotosintesis oleh tumbuh-tumbuhan. Kandungan karbondioksida bebas dalam air tidak
boleh dari 25 ppm. Namun d kadar CO2 14,3 mg/L masih dapat ditolerir oleh organisme
akuatik karena masih dapat bertahan hidup disertai dengan kadar O2 yang cukup
(Andi,2008).
Perubahan nilai pH berperan sebagai indicator kualitas perairan. Pada
pengkuran pH air danau Unesa Ketintang, di bagian tepi air danau menunjukkan rata-
rata sebesar 8,24. Perairan danau memiliki nilai pH normalnya berkisar pH 6,7 – 8,6.
Hal ini dkarenakan karena kedalaman danau dangkal sehingga pH tanah sangat
mempengaruhinya. Pada nilai pH yang lebih rendah (<4) sebagian besar tumbuhan
akan mati karean tidak dapat bertoleransi pada pH yang rendah. Rendahnya nilai pH
mengindikasikan menurunnya kualitas peraiean sehingga berdampak pada kehidupan
biota di dalamnya (Susana,2009). Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produktifitas perairan dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
organisme perairan sehingga seringkali dijadikan petunjuk untuk menyatakan baik
buruknya suatu perairan. Kondisi pH berkaiatan dengan karbondioksida dan alkalinitas
dikarenakan semakin tinggi pH maka karbondioksids semakin rendah dan semakin
tinggi pH maka semakin tinggi nila alkalinitas (Prasetyawan dkk., 2017) .
Pada faktor biologi, yang diamati adalah keberadaan jenis plankton dapat
dijadikan sebagai salah satu indicator suatu perairan karena sangat dipengaruhi oleh
kualitas air. setelah mengamati dan mengidentifikasi plankton yang ada di salah satu
stasiun danau Unesa Ketintang didapati 3 jenis plankton berbeda. Jenis plankton yang
pertama dari fitoplanton terdapat Anabaena sp. dengan jumlah lima dan jenis plankton
yang kedua adalah dari zooplankton yaitu jenis Philodina roseola dan jenis Moina sp.
dengan jumlah masing-masing 1. Rendahnya keanekaragaman plankton hal ini
dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak mendukung untuk pertumbuhan dan
perkembangan plankton karena pada stasiun terdapat sampah sehingga menutupi
permukaan air dan menghalangi masuknya cahaya matahari dan menghambat
fotosintesis fitoplankton. Hal ini sesuai dengan pendapat (Soliha dkk., 2016) bahwa
keanekaragaman yang tinggi menunjukkan lokasi tersebut sangat cocok dengan
pertumbuhan plankton dan indeks dan indeks keanekaragaman yang rendah
menunjukan lokasi tersebut kurang cocok dengan pertumbuhan plankton.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan , bahwa:
1. Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum plankton dan kualitas air di danau
Unesa Ketintang, didapatkan hasil pada pengamatan kualitas air danau Unesa
dimana terdapat tiga faktor yang menjadi indikator terhadap kualitas air di danau
Unesa Ketintang yaitu yang pertama adalah faktor fisika yang meliputi kecerahan,
kecepatan arus, suhu. Kedua adalah faktor kimia yang meliputi BOD, kadar CO2,
pH. Sedangkan yang ketiga merupakan faktor biologi yaitu meliputi keberadaan
plankton. Data yang diperoleh pada masing-masing faktor dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat pencemaran suatu kawasan perairan serta memiliki pengaruh
yang besar terhadap organisme perairan sehingga seringkali dijadikan petunjuk
untuk menyatakan kualitas suatu perairan.
2. Plankton yang ada di air danau Unesa terdapat 3 jenis plankton berbeda. Jenis
plankton yang pertama dari fitoplanton terdapat Anabaena sp. dengan jumlah lima
dan jenis plankton yang kedua adalah dari zooplankton yaitu jenis Philodina
roseola dan jenis Moina sp. dengan jumlah masing-masing 1.
B. Saran
Adapun saran yang kami berikan adalah
1. Dalam melakukan titrasi, sebaiknya perlu adanya ketelitian sehingga dalam
menghitung nilai yang dihasilkan sesuai dengan kualitas air tersebut.
2. Dalam melaksanakan praktikum, perlu dipersiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dengan baik agar praktikum dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Andi, M, dan Akhmad, M. 2008. “Peubah Kualitas Air yang Berpengaruh Terhadap Plankton
di Tambak Tanah Sulfat masam Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan”.
Jurnal Riset Akuakultur.Vol. 3(3): pp. 364.

Azwar, E. 2001. “Pengaruh Aktivitas Pabrik Semen Andalas Terhadap Kelimpahan, Deversitas
dan Produktivitas Plankton di Perairan Pantai Lhoknga Kabupaten”. Ejurnal

Ayuniar, L. N. dan J. W. Hidayat. 2018. “Analisis Kualitas Fisika dan Kimia Air di Kawasan
Budidaya Perikanan Kabupaten Majalengka”. Jurnal EnviScience. Vol. 2(2):pp. 69-70.
Boney, A.D.,Arnold,D & Gusrina,L. 2008. Budidaya Ikan Jilid I. Klaten: PT. Macaan Jaya
Cemerlang. Klaten

Modalo, R. J., R. M. “Rampengan, E. T. O. R. Djamaluddin, H. W. K. Manengkey, N. E.


Bataragoa. 2018. Arah dan Kecepatan Arus Perairan Sekitar Pulau Bunaken pada
Periode Umur Bulan Perbani di Musim Pancaroba II. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis.
Vol. 1(1): pp. 61.
Ningrum, S. O. 2018. “Analisis Kualitas Badan Air dan Kualitas Air Sumur di Sekitar Pabrik
Gula Rejo Agung Baru Kota Madiun”. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 10(1):
Nurruhwati, I., Zahidah, A. Sahidin. 2017. “Kelimpahan Plankton di Waduk Cirata Provinsi
Jawa Barat”. Jurnal Akuatika Indonesia. Vol. 2(2): pp. 103.
Pramleonita, M., N. Yuliani, R. Arizal, S. E. Wardoyo. 2018. “Parameter Fisika Dan Kimia
Air Kolam Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus)”. Jurnal Sains Natural Universitas
Nusa Bangsa. Vol. 8(1): pp. 27-32.
Prasetyawan,I. B., Maslukah,L & Rifai,Z. 2017.”Pengukuran Sistem Karbondioksida (CO2)
Sebagai Data Dasar Penentuan Fluks Karbon Di Perairan Jepara”. Buletin Oseanografi
Marina. Vol. 6(1) : pp. 9-16.
Santoso, A.D. 2018. “Keragaman Nilai DO,BOD,Dan COD Di Danau Bekas Tambang Batu
Barastudi Kasus Pada Danau Sangatta NorthPt. Kpc Di Kalimantan Timur”. Jurnal
Teknologi Lingkungan.Vol. 19(1): pp.89-96.
Soliha,S.Y., Rahayu & Triastinurmiatiningsih. 2016. “Kualitas Air Dan Keanekaragaman
Plankton Di Danau Cikaret, Cibinong, Bogor”. Ekologia. Vol 16 (2): pp. 1-10.
Susana, T. 2009.”Tingkat Keasaman (pH) dan Oksigen Terlarut Sebagai Indikator Kualitas
Perairan Sekitar Muara Sungai Cisadane”. JTL. Vol . 5 (2):pp 33-39
Yazwar. 2008.” Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya dengan Kualitas Air di Danau
Toba”. e-jurnal. Universitas Sumatera Utara.
LAMPIRAN
1. Laporan Resmi
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM EKOLOGI
KUALITAS AIR & PLANKTON

Hari & Tanggal Praktikum : Kamis, 23 September 2021


Lokasi Praktikum : Danau UNESA Ketintang
Nama kelompok Praktikum : Kelompok 9
1. Ira Hasanah (19030204062)
2. Nailul Minakh (19030203072)
3. Anisa Fitria (190210103077) UNEJ
4. Firda (190210103118) UNEJ
Tujuan Praktikum : 1. Untuk menganalisis faktor fisika, kimia, dan biologi
dalam menentukan kualitas air danau UNESA
Ketintang.
2. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman plankton.
1. Data Hasil Pengukuran parameter kualitas air

Kecerahan Kecepatan
CO2 Suhu
Stasiun Pengulangan DO BOD Air danau Arus pH
(ppm) (℃)
(cm) (m/s)
1 Hari ke 1 0,033
20 2,2 37 8,28 30
(++++)
2 2 Hari ke 5 0,024
12 1,0 40 8,21 30
(+++)
3 14 0,032
1,1 - 38 8,24 30
Rata-rata 15,33 1,43 - 38,33 0,030 8,24 30

𝐴𝑥𝑛𝑥8000 15,33𝑥 0,025𝑥8000 3066


DO = = = = 12,46
𝑣−4 250−4 246

CO2 = V. Titran NaOH × 10 = 1,43 × 10 = 14,3

Keterangan BOD :

++++ = Biru pekat


+++ = Biru terang
++ = Biru pudar
+ = Jernih keruh
2. Data Hasil Pengukuran Biodiversitas Plankton

Stasiun Nama Spesies


TOTAL
Fitoplankton
Jumlah Zooplankton Jumlah
II 1. Anabaena sp. 5 3. Philodina roseola 1
7
4. Moina sp. 1

No Klasifikasi Per- Jumlah Foto hasil pengamatan Foto Referensi


besaran

1 Kingdom : Plantaee 10x 5

Phylum : Cyanophyta

Class : Cyanophyceae

Ordo : Nostocales
(Junda dan Hala,
Famili : Nostocaceae
2012)
Genus : Anabaena

Spesies : Anabaena sp.

2. Kingdom : Animalia 10x 1

Phylum : Rotifera

Class : Eurotatoria

Subclass : Bdelloidea

Famili : Philodinidae

Genus : Philodina

Spesies :Philodina
roseola
3. Kingdom : Plantaee 10x 1

Phylum : Cyanophyta

Class : Branchiopoda

Ordo : Cladocera

Famili : Moinidae

Genus : Moina

Spesies : Moina sp

2. Dokumentasi Praktikum
a. Mengukur Faktor Fisika

Gambar

Mengambil sampel air danau Mengukur pH air menggunakan pH meter

Mengukur kecerahan air menggunakan secchidisk Mengukur suhu air danau


Mengukur kecepatan arus saat gabus berada di tengah
Proses pengukuran kecepatan arussaat gabus
danau buatan UNESA, Ketintang
berada di tepi danau UNESA, Ketintang

b. Mengukur BOD

Gambar

Proses pemberian metilen blue Penyimpanan hari ke-3 di dalam lemari es

Penyimpanan hari ke-5 di dalam lemari es


c. Mengukur CO2

Gambar Keterangan

Proses titrasi hingga sample airberubah warna


menjadi merah muda

d. Identifikasi Plankton

Gambar

Mengambil air sampel dengan timba Air dituang dalam jaring plankton dan diulangi
hingga mencapai 150 liter
Hasil penyaringan sampel air menggunakan
Proses pengamatan
jaring plankton

Hasil planton yang berhasil diamati


Hasil planton yang berhasil diamati

Hasil planton yang berhasil diamati

Anda mungkin juga menyukai