Anda di halaman 1dari 12

PRODUKTIVITAS PRIMER

Tia Aprianti Lestari


13/345242/PN/13068
Manajemen Sumberdaya Perikanan

Intisari
Produktivitas primer sangat berpengaruh karena merupakan awal dari rantai makanan di
perairan. Tingginya produktivitas primer diharapkan nantinya produksi ikan dalam
budidaya meningkat sehingga dapat memenuuhi kebutuhan protein hewani bagi
masyarakat. Tujuan dari praktikum limnologi acara produktivitas primer suatu perairan
ialah untuk memperlajari cara pengukuran produktivitas primer perairan dengan
menggunakan metoda botol terang dan botol gelap, mengetahui produktivitas primer suatu
perairan, dan mengetahui kepadatan plankton yang diduga berpengaruh terhadap
produktivitas primer suatu perairan. Pelaksanaan praktikum limnologi acara produktivitas
primer perairan dilaksanakan di kolam jurusan perikanan UGM dan danau lembah UGM
apada hari sabtu 18 Oktober 2014 pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB. Metode yang
digunakan dalam praktikum produktivitas primer ialah metode botol terang-gelap yang
ditanam pada kedalaman 30 cm dan 50 cm dari permukaan air. Penanaman dilakukan pada
pukul 06.00 WIB dan pengamatan dilakukan pada pukul 12.00 WIB dan 18.00 WIB.
Produktivitas primer paling tinggi terjadi pada siang hari pukul 12.00 WIB baik untuk
kolam maupun danau. Pada kolam kedalaman 30 cm 0,000233 inlet 0,000018 outlet,
kedalaman 50 cm 0,000297 inlet dan 0,0000036 outlet. Sedangkan danau pada kedalaman
30 cm 0,0003 inlet dan 0,000034 outlet, kedalaman 50 cm 0 inlet dan 0,000029 outlet.
Semakin tinggi densitas dan diversitas maka produktivitas primer suatu perairan itu
semakin baik, hal tersebut didukung dengan cahaya sebagai sumber untuk fotosintesis.
Produktivitas primer di kolam lebih tinggi dibanding dengan produktivitas primer di
danau, sehingga kolam perikanan sangat mendukung kegiatan perikanan khususnya
budidaya.
Kata kunci : danau, densitas, kolam, plankton, produktivitas primer.
PENDAHULUAN
Kolam atau danau memiliki banyak sekali manfaat bagi manusia, misalnya untuk
aktifitas sehari-hari yaitu untuk konsumsi air minum serta untuk kebutuhan lainnya. Danau
atau kolam juga berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan-ikan yang sangat nantinya
dapat dimanfaatkan manusia untuk dikonsumsi. Pemanfaatan lainnya adalah sebagai bahan
cadangan air yang digunakan sebagai parameter kedalaman sumur penduduk sehingga bila
air danau debitnya sangat kecil maka dapat dipastikan kedalaman sumur penduduknya

akan semakin dalam. Pelestarian danau sangat diperlukan mengingat banyaknya manfaat
dari sebuah danau. Salah satu syarat yang sangat penting adalah produktivitas primer yang
ada di perairan itu. Produktivitas primer sangat berpengaruh karena merupakan awal dari
rantai makanan di perairan. Tingginya produktivitas primer diharapkan nantinya produksi
ikan dalam budidaya meningkat sehingga dapat memenuuhi kebutuhan protein hewani
bagi masyarakat.
Produktivitas primer merupakan laju penyimpanan energi radiasi matahari oleh
organisme produsen dalam bentuk bahan organik melalui proses fotosintesis oleh
fitoplankton. Dalam tropik level suatu perairan fitoplankton merupakan produsen utama
perairan (Odum, 1996). Produktivitas primer sering diasumsikan sebagai jumlah karbon
yang terdapat dalam material hidup. Tinggi rendahnya produktivitas primer dapat diketahui
dengan melakukan pengukuran biomassa plankton (fitoplankton) dan klorofil-a
(Baksir,1999). Produktivitas suatu perairan ditentukan oleh beberapa faktor meliputi
cahaya, nutrien, suhu, jenis fitoplankton. Ketersediaan cahay secara kuantitatif dan
kualitatif tergantung pada waktu (harian, musiman, tahunan), letak geografis, kedalaman,
awan, inklinasi matahari, material terlarut dalam air, partikel tersuspensi dalam air.
Intensitas cahaya mempengaruhi tinggi rendahnya aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton.
Pengaruh intensitas cahaya terhadap aktivitas fotosintesis dapat ditunjukkan dalam grafik
kuadratik, yang berarti jika intensitas cahaya terlalu tinggi akan mengurangi produksi
energi oleh fotosintesis (Andriani, 2007).
Pertumbuhan dan reproduksi fitoplankton dipengaruhi oleh kandungan nutrien di
dalam badan perairan. Laju pertumbuhan fitoplankton tergantung pada ketersediaan
nutrien, terutama unsur N dan P (Andriani, 2007). Suhu secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh terhadap produktivitas primer suatu perairan. Secara langsung, suhu
perperan dalam mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesis. Sedangkan
secara tidak langsung suhu berperan dalam membentuk stratifikasi kolom perairan yang
akibatnya dapat mempengaruhi distribusi vertikal fitoplankton. Tingginya suhu
memudahkan penyerapan nutrien bagi fitoplankton (Effendi, 2003). Tingginya pasokan
nutrien akan memacu peningkatan produktivitas primer oleh fitoplankton (Welch, 1992).
Nilai produktivitas primer ini dapat digunakan sebagai indikasi tentang tingkatan tingkatan
kesuburan ekosistem perairan danau (Barus, 2004).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas primer
perairan. Faktor-faktor tersebut bisa dibagi menjadi 3 yaitu faktor kimia, fisika, dan
biologi. Faktor kimia seperti kandungan fosfat dan nitrat adalah merupakan hara yang
pentong untuk pertumbuhan dan reproduksi phytoplankton. Bila dikaitkan dengan faktor
fisika dan level air maka pada level air yang rendah dengan tersedianya sinar matahari
menghasilkan produktivitas primer yang tinggi. Disamping faktor kimia dan fisika, faktor
biologi seperti perbandingan komposisi biomassa phytoplankton dan zooplankton,
memperlihatkan bahwa jumlah individu dalam populasi phytoplankton jauh lebih besar
dibandingkan dengan jumlah individu dalam populasi zooplankton, dan karena yang
melakukan fotosintesa didalam ekosistem perairan adalah phytoplankton, ini berakibat
langsung terhadap tingginya produktivitas primer (Kaswadji, 1976).

Komposisi dalam suatu perairan dipengaruhi oleh proses-proses fisika, kimia, dan
biologi yang terjadi. Air tawar berasal dari hujan atmosfer yang mengandung bervariasi zat
organik dan anorganik. Partikel-partikel tersebut berasal dari garam-garam lautan, debu,
atau emisi industri sebagai inti dari uap air yang mengalami kondensasi menjadi
awan. Hujan jatuh ke daratan menyebabkan aliran permukaan diatas tanah dan batuan
yang melarutkan bermacam-macam zat sehingga kandungan mineral air hujan
meningkat. Air mengalir mencapai kolam, danau atau waduk, bahan partikel yang lebih
besar mengendap karena gerakan turbulensi kurang cukup untuk mensuspensi kembali
(Boyd 1979).
Tujuan dari praktikum limnologi acara produktivitas primer suatu perairan ialah
untuk memperlajari cara pengukuran produktivitas primer perairan dengan menggunakan
metoda botol terang dan botol gelap, mengetahui produktivitas primer suatu perairan, dan
mengetahui kepadatan plankton yang diduga berpengaruh terhadap produktivitas primer
suatu perairan.
METODE
Pelaksanaan praktikum limnologi acara produktivitas primer perairan dilaksanakan
di kolam jurusan perikanan UGM dan danau lembah UGM apada hari sabtu 18 Oktober
2014 pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB. Adapun alat dan bahan yang digunakan ialah
botol terang, botol gelap, plastik, alumunium foil, rafia, ember, botol cuka, botol air
mineral, plankton net, sedgwick rafter, mikroskop, erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur,
pipet tetes, larutan 4% formalin, reagen oksigen, MnSO4, larutan H2SO4 pekat, 1/80 N
Na2S2O3, indikator amilum.
Metode yang digunakan dalam praktikum produktivitas primer ialah metode botol
terang-gelap. Prinsip kerja yang dilakukan, pertama setiap botol diisi air permukaan dari
perairan yang ditetapkan produktivitas primernya. Pengisian dilakukan pada waktu
matahari belum cukup entensif bersinar ( sekitar pukul 06.00 WIB). Pengukuran kadar
oksigen terlarut dilakukan pada siang hari pukul 12.00 WIB dan sore hari pukul 18.00
WIB. Perhitungan produktivitas primer dilakukan dengan menggunakan rumus :
produktivitas primer kotor =

[(LB DB)( 0,375)]


( Pq)t

, dengan LB= kandungan oksigen

terlarut akhir dalam botol terang; DB = kandunagn oksigen terlarut akhir dalam botol
gelap; Pq ialah hasil bagi fotosintesis (molekul O2 yang dihasilkan dibagi molekul CO2
yang digunakan) = 1,2 ; 0,375 merupakan faktor koreksi dari berat molekul 12 atom O
terhadap 6 atom C pada persamaan fotosintesis; t ialah waktu inkubasi. Selain itu
kepadatan plankton juga dihitung. Kepadatan plankton dapat diketahui dengan mengambil
sampel air kemudian memfiksasi menggunakan larutan 4% formalin. Sampel dimasukkan
ke dalam sedgwick rafetr kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop. Kepadatan
plankton dihitung dengan menggunakan rumus, densitas plankton =

d x b/c
a

individu/liter; dengan d merupakan jumlah semua plankton; b ialah volume air di dalam
botol; c adalah volume sedcwick rafter; a ialah sampel air. Indeks diversitas plankton dapat


2
dihitung dengan rumus : plankton H =
log
dengan H merupakan
N
N
indeks keragaman; Ni ialah cacah individu dalam suatu genus; N ialah cacah individu
dalam suatu genera.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Praktikum Produktivitas Primer perairan dilaksanakan di kolam Perikanan UGM dan
Danau Lembah UGM. Untuk pengambilan data dibagi menjadi 2 stasiun pengamatan
yaitu inlet dan outlet pada kolam Perikanan UGM dan Danau Lembah UGM. Dari
praktikum ini diperoleh data hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM


12:00
Inlet
30 cm
0.00023
3

50 cm

Outlet
30 cm

50 cm
0.000003
0.000297 0.000018 6

18:00
Inlet
30 cm

50 cm
0.0000
0.00014 7

Outlet
30 cm

50 cm

0.000012 0.000012

Tabel 1. a. Densitas Plankton Kolam Tabel 1. b. Diversitas Plankton


Perikanan UGM
Kolam Perikanan UGM
12:00
18:00
12:00
18:00
Inlet
Outlet
Inlet
Outlet Inlet
Outlet Inlet
Outlet
257.936 258.946 223.111 281.862
2.22219 2.80735
2.569043
1
1
6
9
2.5791 2
5

Tabel 2. Produktivitas Primer Danau Lembah UGM


12:00
Inlet
30 cm
0.0003

Outlet
50 cm 30 cm
0
0.000034

50 cm
0.000029

Tabel 2. a. Densitas Plankton Danau Lembah


UGM
12:00
18:00
Inlet
Outlet
Inlet
Outlet

18:00
Inlet
Outlet
30 cm 50 cm 30 cm 50 cm
0
0
0
0
Tabel 2. b. Diversitas Plankton Danau
Lembah UGM
12:00
18:00
Inlet
Outlet
Inlet
Outlet

109.088
2

320.721767
6

201.966
115,922835 8

1.0865
18

3.1943
89

1.1545
91

2.0115
89

Produktivitas primer dapat diartikan sebagai kandungan bahan-bahan organik yang


dihasilkan dari proses fotosintesis oleh organisme berklorofil dan mampu mendukung
aktivitas biologi di perairan tersebut. Produktivitas primer dapat diketahui nilainya dengan
cara mengukur perubahan kandungan DO yang dihasilkan dari proses fotosintesis.
Produksi oksigen dapat menjadi dasar pengukuran adanya kesetaraan yang kuat antara
O2 dan pangan yang dihasilkan (Odum 1970).
Berdasarkan hasil pengamatan untuk denistas dan diversitas plankton antara kolam
dan danau, nilai densitas dan diversitas kolam secara umum memiliki nilai yang lebih
tinggi. Kecuali pada oulet pukul 12.00 WIB densitas dan diveristas plankton di danau lebih
besar daripada di kolam. Hal ini dipengaruhi oleh kandungan nutrisi yang berada pada
perairan tersebut. Semakin banyak nutrisi yang tersedia, maka tingkat densitas dan
diversitas akan meningkat. Adanya masukan nitrat dan fosfat dapat menyebabkan suplai
unsur dan senyawa dalam perairan meningkat. Fitoplankton dapat menghasilkan energi
jika tersedia bahan nutrisi yang paling penting yaitu nitrat dan fosfat (Nybakken, 1992).

Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Kedalaman 30 cm


00
0
0

0
Inlet

Produktivitas Primer (mg C/m3/s) 0


00

Outlet
0

0
12.5 12.75
Waktu Pengamatan

Grafik 1. a. Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Kedalaman 30 cm


Berdasarkan grafik di atas nilai produktivitas primer kolam perikanan pada
kedalaman 30 cm untuk inlet pada pukul 12.00 WIB mengalami penurunan ke pukul 18.00
WIB. Hal yang sama terjadi untuk outlet dimana pada pukul 18.00 WIB memiki nilai
prduktivitas primer lebih kecil dibandingkan dengan pukul 12.00 WIB. Hal tersebut karena
intensitas cahaya matahari di siang hari lebih besar daripada sore atau malam hari,
sehingga laju fotosintesis meningkat dan menyebabkan nilai produktivitas primernya
tinggi. Karena menurut Nyabakken (1982), produktivitas primer dipengaruhi oleh faktor
kedalaman, semakin dalam suatu perairan maka semakin rendah produktivitas primernya..

Produktivitas Primer Danau Lembah UGM Kedalaman 30 cm


00
0
0
0
Produktivitas Primer (mg C/m3/s) 0
0
0
0
0
0
12.5 12.75

Inlet
Outlet

Waktu Pengamatan

Grafik 1. a. Produktivitas Primer Danau Lembah UGM Kedalaman 30 cm


Berdasarkan hasil pengamatan untuk danau lembah di kedalam 30 cm dari
pada pukul 12.00 WIB ke pukul 18.00 WIB pada perairan inlet mengalamai penurunan
nilai produktivitas primernya. Hal ini dikarenakan pada siang hari cahaya matahari cukup
tinggi sehingga membantu aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton yang menghasilkan
oksigen yang tinggi. Meningkatnya laju fotosintesis mengakibatkan meningkatna
produktivitas primer pada perairan outlet danau lembah. Intensitas cahaya pada pukul
12.00 WIB belum mengalami asimptot sehingga proses fotosintesis juga meningkat.Hal
yang sama juga terjadi pada perairan outlet dimana peningkatan produktivitas primer
terjadi pada pukul 12.00 WIB terjadi penurunan pada pukul 18.00 WIB. Hal ini terjadi
karena pada siang hari intensitas cahaya matahari terpenuhi, terjadi proses fotosintesis
sehingga mampu menghasilkan produksi bahan organic dengan bantuan energy matahari.
Sedangkan pukul 18.00 WIB matahari mulai hilang sehingga tidak terjadi fotosintesis.
Faktor cahaya yang menurun maka produktivitas primernya pun juga akan menurun
(Wetzel,1975).

Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Kedalaman 50 cm


00
0
0
0
Produktivitas Primer (mg C/m3/s) 0
0
0
0
00
0
12.5 12.75

Inlet
Outlet

Waktu Pengamatan

Grafik 2. Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Kedalaman 50 cm


Nilai produktivitas primer di kolam perikanan dengan kedalam 50 cm untuk inlet
pada pukul 12.00 WIB terjadi penurunan ke pukul 18.00 WIB. Sebaliknya nila
produktivitas primer untuk outlet pada pukul 18.00 WIB memiliki nilai produktivitas
primer yang tinggi dibandingkan dengan pukul 12.00 WIB. Penurunan nilai produktivitas
primer ini dipengaruhi bahan organik dan organisme yang terkandung yang akan
mempengaruhi tingkat cahaya yang masuk. Intensitas cahaya yang memasuki lapisan
perairan menurun sejalan dengan penambahan kedalaman dengan kata lain cahaya
mengalami peredupan. Hasil pengukuran intensitas cahaya pada tiap meter kedalaman
menujukkan nilai peredupan bervariasi. Hal ini menujukkan terdapatnya bahan-bahan
tersuspensi yang berbeda pada tiap kedalaman (Sunarto et al., 2004).

Produktivitas Primer Danau Lembah UGM Kedalaman 50 cm


0
0

0
0
Produktivitas Primer (mg C/m3/s) 0

Inlet
Outlet

0
00

0
0
12.5 12.75
Waktu Pengamatan

Grafik 1. Produktivitas Primer Danau Lembah UGM Kedalaman 50 cm

Berdasarkan grafik dia atas nilai produktivitass primer Primer Danau Lembah
UGM Kedalaman 50 cm untuk inlet bernilai 0, sedangakn untuk outlet memiliki nilai
sangat kecil yaitu 0,000002. Rendahnya nilai produktivitas primer ini dipengaruihi oleh
kedalaman dan waktu pengambilan sampel. Semakin dalam suatu perairan maka proses
fotosintesis akan semakin berkurang sehingga produktivitas primer menurun. Pada sore
hari intenstas cahayabmatahri juga menurun sehingga laju fotosintesi menurun.
Ketersediaan cahaya di dalam perairan baik secara kuantitatif maupun kualitatif tergantung
pada waktu, tempat, kondisi prevalen di atas permukaan perairan atau dalam perairan.
Panjang gelombang yang lebih pendek dari 400nm atau lebih panjang dari 700 nm secara
efektif diabsorbsi oleh lapisan atas dekat permukaan perairan. Laju pertumbuhan
fitoplankton sangta tergantung pada ketersediaan cahaya di dalam perairan. Laju
pertumbuhan plankton mengalami penurunan apabila perairan berada pada kondisi cahaya
yang rendah. Fotosintesis akan meningkat sejalan dengan meningkatnya intensitas cahaya
hingga mancapai nilai asimptot, di mana sistem menjadi jenuh cahaya. Fotosintesis tidak
akan terjadi hingga cahaya melalui suatu batas di mana produksi dan respirasi memiliki
nilai yang sama. (Baksir, 1999)

Produktivitas Primer Danau Lembah UGM Pukul 12.00


00
0
0
0
Produktivitas Primer (mg C/m3/s) 0
0
0
0
0
0
0
30 cm 50 cm

Inlet
Outlet

Kedaalaman

Grafik 3. Produktivitas Primer Danau Lembah UGM Pukul 12.00


Berdasrakan grafik di atas nilai produktivitas primer danau pada pukul 12.00 WIB
untuk inlet mengalami penurunan hingga mencapai nilai 0 pada kedalam 50 cm. Begitupun
pada periaran outlet produktiviats primer menurun seiring dengan bertambahnya
kedalamam. Semakin dalam suatu perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin
berkurang, sehinggafotosintesis menurun dan produktivitas primer juga menurun.

Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Pukul 12.00


0 0
0
0
0
0
0
0
00 0
0

Produktivitas Primer (mg C/m3/s)

Inlet
Outlet

Kedalaman

Grafik 3. Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Pukul 12.00


Berdasarkan grafik di atas nilai produktivitas primer berdasarkan waktu antara
danau dan kolam pada pukul 12.00 di pos inlet untuk danau mengalami penurunan dari
kedalam 30 ke 50, sedangkan pada danau menunjukan kenaikan dari kedalam 30 ke 50.
Untuk nilai produktivitas primer pada danau dan kolam di pos outlet keduanya
menunjukan sedikit penurunan dari kedalam 30 ke 50. Hal tersebut dipengaruhi kedalam n.
Menurut Nybakken (1982), hal ini dipengaruhi oleh faktor kedalaman, semakin dalam
suatu perairan maka semakin rendah produktivitas primernya.

Produktivitas Primer Danau Lembah UGM Pukul 18.00


1
0.8
0.6
Produktivitas Primer (mg C/m3/s) 0.4

Inlet
Outlet

0.2

0
0
0
30 cm 50 cm

Kedalaman

Grafik 4. Produktivitas Primer Danau Lembah UGM Pukul 18.00


Pada pukul 18.00 WIB produktivitas primer di danau lembah UGM memiliki nilai
0. Hal tersebut dikarenakan pada sore atau malam hari sinar matahari semakin berkurang,
sehingga laju fotosintesi menurun dan produktivitas primer menurun. Faktor cahaya

matahari yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat-sifat optis dari air. Sebagian
cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian lagi akan dipantulkan ke luar dari
permukaan air. Dengan bertambahnya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut
akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara kulitatif maupun kuantitatif.
Cahaya gelombang pendek merupakan yang paling kuat yang mengalami pembiasan yang
menyebabkan kolom air yang jernih akan terlihat berwarna biru dari permukaan.

Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Pukul 18.00


0

0
Produktivitas Primer (mg C/m3/s)

0
Inlet
0

Outlet

Kedalaman

Grafik 4. Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Pukul 18.00


Berdasarkan hasil pengamatan produktivitas primer kolam perikanan UGM untuk
outlet cenderung sama pada setiap kedalam. Sedangkan pada inlet nilai produktivitas
primernya menurun seiring dengan bertambahnya kedalam. Hal tersebut dipengaruhi
intensitas cahaya matahari. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi produktivitas
primer adalah intensitas cahaya matahari, kecerahan, ketersediaan nutrient dan suhu
perairan. Faktor ini juga biasa dijadikan sebagai faktor pembatas penyebaran dan
pertumbuhan populasi phytoplankton (Payne, 1986). Menurut Salmin (2005), oksigen
terlarut adalah factor yang sangat penting dalam sistem aquatic, terutama dalam proses
respirasi bagi setiap organisme.
Hasil pengamatan pada siang hari lebih tinggi dibandingkan dengan data pada
malam atau sore hari dikarenakan pada siang hari intensitas cahaya lebih tinggi dibanding
sore hari, sehingga proses fotosintesis pada fitoplankton lebih optimal yang berakibat pada
tingginya nilai produktivitas primer. Secara umum diversitas dan densitas plankton di
kolam perikanan juga cukup besar dibandingkan dengan danau. Sehingga produktivitas
primer di kolam lebih baik dari pada danau. Kaitannya dengan kesuburan perairan semakin
tinggi produktivitas primer bersih suatu perairan maka semakin besar pula daya dukungnya
bagi komunitas penghuninya, sebaliknya jika produktivitas primer bersih fitoplanktonnya
rendah maka menunjukkan daya dukung yang rendah pula terhadap suatu perairan
(Kristiani, 2011). Kondisi produktivitas di daerah danau relatif lebih kecil dibanding di
perairan kolam. Hal ini diakibatkan oleh kondisi perairan yang kurang baik karena
perairannya sering mengalami pendangkalan dan memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi,

hal ini menyebabkan turunnya nilai kandungan oksigen terlarut, sehingga nilai
produktivitas primer ikut mengalami penurunan karena banyak mikroorganisme yang mati
akibat lingkungan yang kurang baik. Dilihat dari densitas dan diversitas plankton, di kolam
lebih baik dibanding dengan di danau, ini menunjukkan bentuk linier hubungan antara
produktivitas primer dengan nilai kepadatan plankton. ( Nybakken, 1992 ). Berdasarkan
hasil pengamatan yang dihubungkan dengan teori pendukungah kolam perikanan UGM
memiliki produktivitas primer lebih tinggi dari pada danau Lembah UGM, sehingga kolam
perikanan UGM memiliki kualitas perairan yang terbaik daripada danau. Hal tersebut
dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk pada danau lebih sedikit karena di danau
terdapat banyak bahan organik yang berasal dari limbah disekitarnya. Selain itu nilai
densitas dan diversitas plankton di kolam lebih besar daripada danau.
Dengan menghitung produktifitas primer suatu perairan kita dapat menentukan
nilai produktivitas primer, nilai produktivitas primer dapat menjadi acuan lebih buruknya
perairan. Nilai produktifitas primer yang tinggi menunjukkan perairan yang baik. Hal ini di
karenakan peningkatan produktivitas primer sebanding dengan kadar O2 terlarut dalam air
oleh organism produsen (Odum,1993) dengan di ukurnya produktivitas primer maka dapat
di tentukan perairan mana yang baik untuk tempat hidup ikan. Produktifitas primer
merupakan salahsatu daya dukung dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan.
Dengan mengetahui produktifitas primer suatu perairan maka kita dapat menentukan
sector yang cocok di gunakan dalam usaha perikanan. Selain itu dengan mengetahui
produktifitas primer, dapat mengidentifikasi perairan yang buruk dan baik. Kemudian
dapat mengambil langkah yang tepat dalam memperbaiki perairan jika itu perairan buruk.
KESIMPULAN
Produktivitas primer dapat diamati dengan menggunakan metode botol terang
gelap. Produktivitas primer di kolam lebih tinggi dibanding dengan produktivitas primer di
danau. Produktivitas primer paling tinggi terjadi pada siang hari pukul 12.00 WIB baik di
kolam maupun di danau yang disebabkan oleh tingginya intensitas cahaya. Nilai
produktivitas primer akan menurun seiring bertambhanya kedalaman. Semakin tinggi nilai
produktivitas primer maka semakin baik dan mendukung kehidupan mikroorganisme yang
hidup didalamnya.
SARAN
Setelah mengetahui cara pengukuran produktivitas primer suatu perairan perlu
adanya sosialisasi mengenai produktivitas primer kepada para pembudidaya ikan.
Penyediaan bahan harus lebih banyak agar tidak menghambat kegiatan praktikum ketika
bahan tersebut terisa sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani. 2007. Hubungan Produktivitas Fitoplankton dengan Biomass dan Nutrien N-P di
perairan Pantai Kabupaten Luwu. Jurnal Ilmu Kelautan Universitas Hassanudin vol
17 (3) : 193-202.
Baksir, Abdurrachaman. 1999. Tesis Hubungan antara Produktivitas Primer Fitoplankton
dan Intensitas Cahaya di Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Barus, T. A. 2004. Pengertiam Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Darat. USU.
Medan.
Boyd. E. C., 1979. Water Quality in Warm Water Fish Ponds. Auburn Univercity
Agricultural Experiment Stasion. Alabama. 389 p. College. Philadelphia.
Effendie, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta
Kaswadji, R. F. 1976. Studi Pendahuluan Tentang Penyebaran dan Kemelimpahan
Phytoplankton di Delta Upang, Sumatera Selatan. Karya Ilmiah Fakltas perikanan
IPB Bogor. Bogor.
Nyabakken, JW.1992. Biologi: Laut Suatu Pendekatan Ekologis Penerjema:H Muhammad
Ridwan. PT. Gramedia. Jakarta.
Odum, E.D. 1970. Fundamentaly of Ecology 3th ed. W.B Sounders Company. Philadelphia.
Odum, E.P. 1996. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. Gadjah Mada University.
Yogyakarta.
Odum, Eugene P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Payne, A.I. 1986. The ecology of tropical lakes and river. John Willey and Sons. New
York.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarutdan BOD Sebagai Salah Satu Indicator untuk Menentukan
Kualitas Perairan Oseana. Volume XXX. No 3, 2005:21-26
Wetzel, Robert G. 1975. Limnology, Lake and River Ecosystem, 3th Edition. Sounders
College. Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai