Disusun oleh:
M ABDULLAH AZZAM
22742013
Akibat pencemaran ini banyak pula usaha-usaha budidaya yang ditutup atau
tertinggal tidak diusahakan lagi. Ini jelas disebabkan oleh belum adanya teknik
pengelolaan kualitas air tercemar secara khusus untuk kegiatan budidaya perikanan.
Dulunya pengelolaan kualitas air lebih menekankan kepada wadah atau tempat budidaya
itu sendiri, baik itu berupa kolam, tambak, keramba, jaring apung, maupun bak-bak
budidaya. Akan tetapi, dalam era industrialisasi telah menyebabkan terjadinya penurunan
kualitas air.
Pembudidaya ikan selalu menginginkan teknik dan cara pengelolaan yang pasti
terhadap kualitas air untuk berbagai usaha dalam budidaya perikanan, terutama dalam era
industrialisasi yang perkembangannya sangat pesat. Langkah pertama yang paling
penting dalam pengelolaan kualitas air ini adalah persyaratan- persyaratan standar atau
baku mutu air terhadap organisme air yang akan dipelihara. Kemudian persyaratan
kualitas air terhadap organisme target sangat dipengaruhi oleh spesies, ukuran, habitat,
jenis kegiatan dan teknologi yang digunakan dalam kegiatan budidaya.
1.2 Tujuan
3. Untuk mengetahui cara budidaya ikan air yang benar dengan pengelolahan kualitas air
yang baik
1.3 manfaat
Faktor kimia yang dapat mempengaruhi kualitas air terutama adalah Alkalinitas,
Kesadahan, pH, DO, COD, nitrat, nitrit, fosfat, amoniak dan sebagainya. Alkalinitas
merupakan kumpulan anion di dalam air yang menggambarkan kapasitas air sebagai
buffer. Satuan alkalinitas dalam mg/L yang dinyatakan ekivalen dengan CaCO,. Semakin
sadah air maka akan semakin baik kolam/tambak tersebut untuk pemeliharaan ikan. Nilai
kesadahan optimal untuk udang 120 mg/L. Peningkatan kandungan CO, di dalam air
kolam/tambak dapat menyebabkan kematian ikan karena CO, yang tinggi adalah racun
bagi ikan. Sedangkan peningkatan kandungan CO, bebas dalam air kolam/tambak
budidaya perikanan akan dapat menurunkan nilai pH air. Artinya semakin tinggi CO,
maka akan semakin tinggi keasamannya dan pH semakin rendah menyebabkan
alkalinitasnya semakin rendah. Jadi CO, sangat erat kaitannya dengan pH maupun
alkalinitas air. Kesadahan Total (dalam air tawar) merupakan istilah yang digunakan
untuk meggambarkan proporsi ion Magnesium dan Calcium. Parameter ini diukur untuk
membuat kondisi kolam/tambak seperti lingkungan alaminya. Untuk air tawar, total
kesadahan harus terletak di antara 5-20 ppm, sementara untuk nilai yang idealnya adalah
lebih tinggi. Kesadahan hampir tidak berhubungan langsung dengan ikan budidaya yang
dipelihara baik di kolam maupun dalam tambak, namun hardness sangat mempengaruhi
adanya unsur-unsur hara yang diperlukan oleh fitoplankton sebagai produser primer.
Misalnya kelarutan fosfat. Fosfat akan tersedia/terlarut di dalam air apabila kesadahannya
di atas 20 ppm. Berdasarkan besarnya kandungan ion Ca2+ ataupun ion Mg2+, maka
dikenal Air lunak hardnessnya berkisar antara 0-75 ppm, Air medium 75-150 ppm, Air
keras 150-300 ppm, dan Air sangat keras > 300 ppm (Syafriadiman et al., 2005).
1.1 praktikum ini dilakukan selama 16 minggu yaitu pada tanggal 7 September sampai
dengan 18 Desember di lab b politeknik negeri lampung
Setiap kelompok mengambil sampel tanah di kolam sampel tanah di bawa ke lab
Setelah itu tanah di bagi menjadi 3 bagian sebagian tanah ada yang dicampur air dan
sebagian lainnya dibulatkan
Sampel tanah yang sudah di bagi menjadi beberapa bagian diuji mulai dari kepadatan
tanah dan kontur tanah.
3 Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok.
Setiap kelompok mengambil sampel tanah di dasar kolam yang sudah kering
sebanyak 20 gram setelah itu sample tanah di timbang
Setelah itu masukan sample tanah 20 gram ke dalam oven pada suhu 250o selama 2
jam keluarkan sample tanah dan timbang.
Perbedaan berat awal sampel dan berat abu merupakan kadar bahan organic dalam
tanah
Tiap kelompok menyiapkan sampel air yang diambil melalui kolam yang telah
ditentukan sebelumnya.
Tiap kelompok memilih kolam yang akan dijadikan tempat untuk pengecekan
kecerahan air mengunakan sachidisk.
Setelah itu masing-masing kelompok diberi tugas mengamati kecerahan air selama
5 hari senin-jumat pada siang hari.
Tanah liat=70%
Pasir =20%
Debu =10%
X=20%
Y=70%
Z=10%
Hasil 1= Clay
09,10,2023
Jam:13:40
Kecerahan: 50 cm
10,10,2023
Jam:14:00
Kecerahan:50 cm
11,10,2023
Jam:13:15
Kecerahan:50 cm
12,10,2023
Jam:14:13
Kecerahan:40 cm
13.10,2023
Jam:15:25
Kecerahan:40 cm
Kecerahan air merupakan pengukuran daya
tembus cahaya sinar matahari kedalam air.
Pengukuran kecerahan air dapat dilakukan
dengan menggunakan lempengan/kepingan
Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari
suatu perairan dengan alat tersebut adalah
satuan meter. Daya tembus cahaya matahari ke
dalam air ini akan mempengaruhi tingkat
kesuburan fitoplankton yang ada. Jumlah
cahaya yang diterima oleh fitoplankton
diperairan bergantung pada intensitas cahaya
matahari yang masuk kedalam air dan daya
perambatan cahaya didalam air.
Minggu 7 pengelolahan faktor kimia perairan
X=50 ml+50 ml
=100 ml
hasil dari perhitungan salinitas yang mulannya
30 ppm menjadi 15 ppm dengan garam 3 gram
dan air 100 ml.
Minggu 10 pengelolahan Amonia,h2SS,COD
Fisika
Suhu : 28,4oC
pH : 7,45
kecerahan : 10 cm
=0,0173
Kimia
Suhu : 27,6oC
pH ; 7,34
kecerahan: 10 cm
=0,0173
Kimia
NH3: 0,0173
NO2: 0,3 mg/l
NO3: 12,5 mg/l
DO: 2,7
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya bahan dan alat lebih mencukupi dan ruangan
sebaiknya lebih steril karena lab menyimpan bahan atau alat yang berbahaya. Untuk mahasiswa
diharapkan lebih serius dalam menjalani praktikum. Untuk praktikum selanjutnya diharapkan
mahasiswa lebih aktif lagi dalam praktikum dikarenakan pentingnya praktikum dalam menunjang
kesuksesan mahasiwa di masa yang akan mendatang dan untuk fasilitas praktikum lebih
diperlengkap agar mahasiwa dapat lebih banyak belajar dalam praktikum.
Daftar pustaka
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Jakarta
Effendi, Mohamad Ichsan MI, Prof, DR, M.Sc. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan
Pusaka Nusatama. Jakarta