Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGGLOLAAN KUALITAS AIR


Rekap laporan praktikum minggu 1-14

Disusun oleh:
M ABDULLAH AZZAM
22742013

PRODI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanpa air mustahil ada kehidupan, begitu pentingnya air. Untuk itu kualitas air perlu
dipertahankan sesuai dengan peruntukannya, khususnya bagi kehidupan organisme
budidaya perairan. Pengaruh berbagai faktor (fisika, kimia dan biologi) air sangat mudah
terpengaruh, sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan komposisi air dari H₂O
menjadi H₂O + X (dimana X adalah jumlah pertambahan komposisi air akibat masuknya
bahan-bahan asing dalam interval waktu tertentu). Dalam era industrialisasi saat ini,
jumlah pertambahan komposisi air alami (X) meningkat drastis akibat sungai, danau,
pantai dan laut telah dijadikan sebagai tong pembuangan limbah industri yang ada di
sekitarnya. Perubahan komposisi air alami ini seiring dengan waktu tentu lambat laun
tanpa disadari jumlahnya akan bertambah terus sebagai puncak penyebab terjadinya
pencemaran perairan.

Akibat pencemaran ini banyak pula usaha-usaha budidaya yang ditutup atau
tertinggal tidak diusahakan lagi. Ini jelas disebabkan oleh belum adanya teknik
pengelolaan kualitas air tercemar secara khusus untuk kegiatan budidaya perikanan.
Dulunya pengelolaan kualitas air lebih menekankan kepada wadah atau tempat budidaya
itu sendiri, baik itu berupa kolam, tambak, keramba, jaring apung, maupun bak-bak
budidaya. Akan tetapi, dalam era industrialisasi telah menyebabkan terjadinya penurunan
kualitas air.

Pembudidaya ikan selalu menginginkan teknik dan cara pengelolaan yang pasti
terhadap kualitas air untuk berbagai usaha dalam budidaya perikanan, terutama dalam era
industrialisasi yang perkembangannya sangat pesat. Langkah pertama yang paling
penting dalam pengelolaan kualitas air ini adalah persyaratan- persyaratan standar atau
baku mutu air terhadap organisme air yang akan dipelihara. Kemudian persyaratan
kualitas air terhadap organisme target sangat dipengaruhi oleh spesies, ukuran, habitat,
jenis kegiatan dan teknologi yang digunakan dalam kegiatan budidaya.
1.2 Tujuan

Tujuan dari mata kuliah ini adalah untuk mengetahui

1.Cara mengelola kualitas air yang layak untuk budidaya perikanan

2. Untuk mengetahui tantangan-tantangan yang dihadapi dalam budidaya perikanan

3. Untuk mengetahui cara budidaya ikan air yang benar dengan pengelolahan kualitas air
yang baik

1.3 manfaat

1. Mendapatkan pengalaman baru dalam bidang pengelolahan kualitas air

2. Mendapatkan pengetahuan tentang proses pengelolahan kualitas air dalam budidaya


perikanan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Parameter kulitas air pada budidaya perikanan


Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air secara umum dapat digolongkan ke dalam
3 faktor yaitu faktor fisika (physical factors), kimia (chemical factors) dan biologi (biological
factors).

1. Parameter fisika perairan


Faktor-faktor fisika yang dapat mempengaruhi kualitas air terutama adalah
cahaya, suhu, densitas air (berat jenis air = BJ), kekeruhan, kecerahan, dan warna air,
salinitas dan daya hantar listrik (DHL). Sebagai akibat terjadinya penyerapan dan
penyebaran cahaya/ sinar-sinar ini, dapat menimbulkan 2 jenis stratifikasi dalam kolom
air, yaitu (1) stratifikasi cahaya (Euphotic zone, Disphotic zone dan Aphotic zone) dan
(2) suhu (Epilimnion, metalimnion dan hypolimnion). Sifat-sifat euphotic zone ini
terutama adalah mempunyai cahaya yang cukup banyak, terjadi proses fotosintesa dan
hasil fotosintesis lebih besar dari respirasi. Di disphotic zone juga terjadi proses
fotosintesa, namun sangat lemah dan di lapisan ini akan dijumpai titik/lapisan tipis di
mana jumlah sinar yang jatuh hanya tinggal 1% dari jumlah sinar yang sampai di
permukaan air. Titik ini disebut titik konpensasi (conpensation point) dengan
keistimewaan di mana fotosintesis sama dengan respirasi. Aphotic zone disebut juga
dengan zone gelap. Zone ini tidak ada sinar matahari, tidak terjadi peristiwa fotosintesa.
Jelas, bahwa di zone ini nilai fotosintesis lebih kecil berbanding respirasi. Suhu pada
Epilimnion relatif tinggi dan proses metabolisme relatif lebih cepat. Setiap kenaikan
temperatur 10°C, kecepatan metabolisme meningkat dua kali, artinya kebutuhan O, untuk
proses metabolisme meningkat pula dua kali. Metalimnion (thermocline) merupakan
tempat sebagai lapisan terjadinya perubahan temperatur

2.parameter kimia perairan

Faktor kimia yang dapat mempengaruhi kualitas air terutama adalah Alkalinitas,
Kesadahan, pH, DO, COD, nitrat, nitrit, fosfat, amoniak dan sebagainya. Alkalinitas
merupakan kumpulan anion di dalam air yang menggambarkan kapasitas air sebagai
buffer. Satuan alkalinitas dalam mg/L yang dinyatakan ekivalen dengan CaCO,. Semakin
sadah air maka akan semakin baik kolam/tambak tersebut untuk pemeliharaan ikan. Nilai
kesadahan optimal untuk udang 120 mg/L. Peningkatan kandungan CO, di dalam air
kolam/tambak dapat menyebabkan kematian ikan karena CO, yang tinggi adalah racun
bagi ikan. Sedangkan peningkatan kandungan CO, bebas dalam air kolam/tambak
budidaya perikanan akan dapat menurunkan nilai pH air. Artinya semakin tinggi CO,
maka akan semakin tinggi keasamannya dan pH semakin rendah menyebabkan
alkalinitasnya semakin rendah. Jadi CO, sangat erat kaitannya dengan pH maupun
alkalinitas air. Kesadahan Total (dalam air tawar) merupakan istilah yang digunakan
untuk meggambarkan proporsi ion Magnesium dan Calcium. Parameter ini diukur untuk
membuat kondisi kolam/tambak seperti lingkungan alaminya. Untuk air tawar, total
kesadahan harus terletak di antara 5-20 ppm, sementara untuk nilai yang idealnya adalah
lebih tinggi. Kesadahan hampir tidak berhubungan langsung dengan ikan budidaya yang
dipelihara baik di kolam maupun dalam tambak, namun hardness sangat mempengaruhi
adanya unsur-unsur hara yang diperlukan oleh fitoplankton sebagai produser primer.
Misalnya kelarutan fosfat. Fosfat akan tersedia/terlarut di dalam air apabila kesadahannya
di atas 20 ppm. Berdasarkan besarnya kandungan ion Ca2+ ataupun ion Mg2+, maka
dikenal Air lunak hardnessnya berkisar antara 0-75 ppm, Air medium 75-150 ppm, Air
keras 150-300 ppm, dan Air sangat keras > 300 ppm (Syafriadiman et al., 2005).

3.Faktor biologi perairan


Parameter kualitas air yang termasuk dalam faktor biologis adalah keberadaan
fitoplankton,zooplankton, bentuk organisme baik tumbuhan maupun hewannya serta
tanaman besar (macrophyte) yang tumbuh di dalam ataupun di sekitar perairan.
Keberadaan organisme air ini sangat ditentukan oleh faktor fisika maupun faktor kimia
airnya. Namun dari semua parameter kualitas air ini, tumbuhan air merupakan faktor
ekologi yang dominan dalam suatu kolam ikan, karena tumbuhan air ini merupakan
sumber makanan primer bagi kehidupan hewan air lainnya. Dengan kata lain, tumbuhan
air merupakan dasar utama daları rantai makanan di kolam. Dalam kolam intensif,
tanaman air memang kurang berperan dalam penyediaan makanan guna meningkatkan
produksi kolam, namun dengan pemberian makanan tambahan pertumbuhan tanaman
air ini akan cepat meningkat. Meskipun aerasi digunakan secara intensif, namun
tanaman air tetap merupakan sumber terbesar dalam memproduksi oksigen terlarut
dalam kolam melalui proses fotosintesis. Demikian pula sebaliknya, untuk respirasi
tanaman air juga merupakan pengkonsumsi oksigen terbesar dalam kolam. Tanaman air
yang diinginkan tumbuh dalam kolam adalah fitoplankton, namun bila air kolam jernih,
maka tanaman air yang banyak tumbuh adalah bentik alga dan tanaman macrophyte
lainnya. Padatnya tumbuhan fitoplankton, bentuk alga maupun macrophyte dapat
menyebabkan kekurangan oksigen
BAB 3
METODELOGI

1.1 praktikum ini dilakukan selama 16 minggu yaitu pada tanggal 7 September sampai
dengan 18 Desember di lab b politeknik negeri lampung

1.2 alat dan bahan

Minggu Alat Bahan


2 ATK,gelas beker tanah
3 ATK,cawan porselen,oven tanah
4 ATK,handpone,termometer,kolam air
5 ATK,mikroskop,kaca preparat,botol plankton
6 ATK,sachidisk,handpone air
7 ATK,DO meter,Handpone,botol Test kit
8 ATK,pH meter,Digital soil pH Air
9 ATK,Hemocytometer,gelas ukur Air,garam
10 ATK,Test kit,pH meter,botol Air
12 ATK,Test kit.DO meter,pH meter,botol Air

1.3 prosedur kerja

Minggu Prosedur kerja


2 Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok.

Setiap kelompok mengambil sampel tanah di kolam sampel tanah di bawa ke lab
Setelah itu tanah di bagi menjadi 3 bagian sebagian tanah ada yang dicampur air dan
sebagian lainnya dibulatkan

Sampel tanah yang sudah di bagi menjadi beberapa bagian diuji mulai dari kepadatan
tanah dan kontur tanah.
3 Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok.

Setiap kelompok mengambil sampel tanah di dasar kolam yang sudah kering
sebanyak 20 gram setelah itu sample tanah di timbang
Setelah itu masukan sample tanah 20 gram ke dalam oven pada suhu 250o selama 2
jam keluarkan sample tanah dan timbang.

Perbedaan berat awal sampel dan berat abu merupakan kadar bahan organic dalam
tanah

4 Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok kerja


Tiap kelompok diberi termometer untuk mnegecek suhu kolam yang telah
ditentukan dan dilakukan pengecekan suhu 3x 1 hari selama 1 minggu
Setelah itu dicatat suhu air setiap pengecekan dan direkap data suhu selama
1 minggu dan dibuat laporab praktikum
5 Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok kerja.

Tiap kelompok menyiapkan sampel air yang diambil melalui kolam yang telah
ditentukan sebelumnya.

Setelah itu masing-masing kelompok diberi tugas untuk mengamati plankton.

Diamati menggunakan mikroskop.

Setelah mendapatkan plankton setiap kelompok ditugaskan untuk mengidentifikasi


plankton yang telah didapat.

6 Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok kerja.

Tiap kelompok memilih kolam yang akan dijadikan tempat untuk pengecekan
kecerahan air mengunakan sachidisk.
Setelah itu masing-masing kelompok diberi tugas mengamati kecerahan air selama
5 hari senin-jumat pada siang hari.

Setelah pengamatan selama 5 hari masing-masing kelompok diberi tugas untuk


membuat laporan praktikum

7 Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok kerja.

Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang mahasiswa

Studi lapang ke lokasi

Menggukur DO perairan menggunakan DO meter dan test kit.

8 Mahasiswa di bagi dalam 4-5 kelompok kerja


Studi lapang ke lokasi budidaya
Mengambil air dan tanah sampel budidaya
Diskusi
Melakukan simulasi perhitungan pengenceran salinitas dari hasil pengukuran
9 Mahasiswa di bagi dalam 4-5 kelompok kerja
Mengambil sampel air 100 ml
Setelah itu tambahkan garam 3 gram
Aduk garam dan sampel air tawar
Setelah itu turunkan kadar garam yang telah dicampurkan.
10 Mahasiswa di bagi dalam 4-5 kelompok kerja
1 kelompok mengambil sampel air di kolam yang belum terdapat kegiatan
budidaya dan 4 lainnya yang terdapat kegiatan budidaya.
Setelah mengambil sampel air test air tersebut menggunakan test kit masukan
regen 1 dan homogen selama 2 menit dan regen 2 lakukan sama begitupun dengan
regen 3.
Dan sesuaikan warna sampel air dengan yang berada di kemasan test kit.
12 Mahasiswa di bagi dalam 4-5 kelompok kerja
Setiap kelompok diberi 1 kolam sample yang berada di dalam rumah kaca
Masing-masing kelompok dibagi menjadi 3 kolam diidentifikasi oleh 3 kelompok
Kolam dibagi menjadi kolam sisi kanan dan kolam sisi kiri
Setelah di bagi setiap kelompok mengidentifikasi parameter kimia dan fisika di
kolam.
BAB 4
HASIL DAN PMBAHASAN
4.1 hasil
topik Hasil dan pembahasan
Minggu 2 jenis-jenis tanah

Tanah liat=70%
Pasir =20%
Debu =10%

X=20%
Y=70%
Z=10%
Hasil 1= Clay

1.Clay (Tanah liat)

Minggu 3 bahan organik dalam tanah

Hasil dari pengovenan yang dilakukan


pada tanah didapatkan bahan organik yang
terkandung dalam tanah sebesar 37 gram yang
sebelumnya berat tanah 40 gram. Bahan organik
tanah juga digunakan sebagai indikator kualitas
dan kesehatan tanah karena mempengaruhi
kapasitas menahan air, pembentukan agregat,
berat volume, pH, kapasitas penyanggaan
(buffering), kapasitas tukar kation (KTK),
infiltrasi, aerasi, daur hara, mineralisasi, jerapan
pestisida, serta keragaman dan aktifitas biota
tanah (Swift et al., 1993; Dick and Gregorich,
2004).

Minggu 4 suhu air Senin pagi:- siang:34oc sore:300c


Selasa pagi:30oc siang:35oc sore:31oc
Rabu pagi:300c siang:34oc sore:32oc
Kamis pagi:29oc siang:35oc sore:33oc
Jumat pagi:30oc siang:350c sore:32oc

Suhu perairan merupakan salah satu faktor


lingkungan penting yang dapat mempengaruhi
produksi dalam usaha budidaya perikanan. Air
akan mengatur pengendalian suhu tubuh
organisme (Boyd 2015) dan pada umumnya
ikan sensitif terhadap perubahan suhu air (Chin
2006; Parker 2012). Berbagai aktivitas penting
biota air seperti pernapasan, konsumsi pakan,
pertumbuhan, dan reproduksi akan dipengaruhi
oleh suhu perairan (Bolorunduro & Abdullah
1996).
Minggu 5 faktor fisika air

merupakan contoh sampel plankton yang


didapatkan melalui pengamatan di mikroskop.
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan ciri-
ciri sebagai berikut:
Zooplankton (paramecium) ini memiliki tubuh
tidak berwarna atau bening. Berbentuk bulat
memanjang. Memiliki silia di seluruh tubuh dan
dan bergerak dengan kontraksi tubuh dan
menggunakan silia. Edmondson (1959),
menjelaskan bahwa Paramecium merupakan
organisme bersel tunggal yang memiliki cilia
diseluruh tubuhnya. Cilia yang dimiliki oleh
Paramecium akan tetap ada diseluruh siklus
hidup serta memiliki dua vakuola kontraktil
yaitu dibagian depan dan bagian belakang.
Klasifikasi menurut Edmonson (1959), adalah
Kingdom: Protista
Filum: Protozoa
Super kelas: Ciliophora
Kelas: Ciliata
Ordo: Holothricida
Famili: Paramecidae
Genus: Paramecium
Minggu 6 pengelolahan kecerahan air

09,10,2023
Jam:13:40
Kecerahan: 50 cm

10,10,2023
Jam:14:00
Kecerahan:50 cm

11,10,2023
Jam:13:15
Kecerahan:50 cm
12,10,2023
Jam:14:13
Kecerahan:40 cm

13.10,2023
Jam:15:25
Kecerahan:40 cm
Kecerahan air merupakan pengukuran daya
tembus cahaya sinar matahari kedalam air.
Pengukuran kecerahan air dapat dilakukan
dengan menggunakan lempengan/kepingan
Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari
suatu perairan dengan alat tersebut adalah
satuan meter. Daya tembus cahaya matahari ke
dalam air ini akan mempengaruhi tingkat
kesuburan fitoplankton yang ada. Jumlah
cahaya yang diterima oleh fitoplankton
diperairan bergantung pada intensitas cahaya
matahari yang masuk kedalam air dan daya
perambatan cahaya didalam air.
Minggu 7 pengelolahan faktor kimia perairan

Hasil di atas merupakan sampel yang di uji dari


air yang diambil di kolam terpal lab A dan
hasilnya menunjukan 8 mg pengujian yang
dilakukan menggunakan test kit. merupakan
hasil dari sampel dari kolam lab A
menggunakan DO meter dan didapatkan hasil
7.0.
DO atau kelarutan oksigen dalam air
merupakan faktor kritis bagi budidaya ikan.
Oksigen merupakan kebutuhan pokok bagi
biota air pada umumnya. Udara di atmosfir
mengandung oksigen sebanyak 20,95% dari
volume udara. Sedangkan dalam air kelarutan
oksigen diukur dalam mg/liter air atau berat
oksigen (mg) per juta mg air (ppm).
Minggu 8 pengelolahan pH pada budidaya
perikanan

Gambar di atas merupakan pengecekan pada


kolam yang tanah polifiah pada saat
pengecekan pH air dan didapatkan pH tanah
tersebut 6,3 sebelum di beri kapur pH yang
menyentuh angka 6 termasuk ke dalam pH
dengan kadar asam dan berbahaya bagi ikan
yang dibudidayakan karena dapat menyebabkan
ikan tersebut kekurangan oksigen dan paling
fatal menyebabkan kematian pada ikan yang
dibudidaya. hasil dari pH tanah yang telah
ditambahkan kapur dari yang sebulumnya pH di
tanah tersebut asam 6,3 dan berubah menjadi
basa 8 hal ini disebabkan oleh pemberian kapur
dikarenakan mengandung karbonat yang
merupakan agen utama untuk menetralkan asam
dalam tanah. Ketika kapur diberikan ke tanah
yang asam, karbonat dalam kapur akan bereaksi
dengan asam dalam tanah dan menghasilkan
garam dan air. Reaksi ini akan mengurangi
keasaman tanah dan meningkatkan pH tanah.
Minggu 9 pengelolahan salinitas pada budidaya 30𝑝𝑝𝑡
x
100 𝑚𝑙
15 𝑝𝑝𝑚 𝑥
perikanan
30x=1500
1.500
X= 30

X=50 ml+50 ml
=100 ml
hasil dari perhitungan salinitas yang mulannya
30 ppm menjadi 15 ppm dengan garam 3 gram
dan air 100 ml.
Minggu 10 pengelolahan Amonia,h2SS,COD

merupakan proses mencampurkan test kit


menggunakan cairan test pH prosedur
mencampurnya pertama siapkan sampel air
sebanyak 3 mg dan campurkan dengan regen 1
sebanyak 3 ml dan homogenkan setelah itu
campurkan regen 2 sebanyak 2 ml homogenkan
seperti regen 1 dan terakhir campurkan regen 3
sebanyak 2 ml dan tunggu beberapa menit
setelah itu liat hasilnya.
hasil dari proses mencampurkan test kit yang
didapatkan hasil 3.0 mg/l.

Kadar amonium: 3,0 mg/l


pH : 7,6
Suhu :24OC

Hasil total boyd 0,026 x 3,0= 0,0618


Minggu 12 parameter fisika dan kimia periran h

proses pengambilan sampel air di lab rumah


kaca di dalam lab terdapat kolam dan tanaman
hidroponik parameter yang di cek berupa
parameter fisika dan kimia.

proses pengecekan parameter kimia dan fisika


secara eksitu beberapa parameter yang di cek
adalah suhu,pH,Nh3,No2 dan No3 dan
parameter fisika yang di cek adalah kecerahan.

Kolam sisi kanan

Fisika
Suhu : 28,4oC
pH : 7,45
kecerahan : 10 cm

=0,0173

Kimia

NH3 : 0,0173 mg/l


NO2 : 0,3 mg/l
NO3: 12,5 mg/l
DO : 2,8
Kolam sisi kiri
Fisika

Suhu : 27,6oC
pH ; 7,34
kecerahan: 10 cm

=0,0173

Kimia

NH3: 0,0173
NO2: 0,3 mg/l
NO3: 12,5 mg/l
DO: 2,7

Proses metabolisme tubuh dapat terjadi


hanya dalam kisaran suhu tertentu yang
selanjutnya berpengaruh terhadap
pertumbuhannya. Suhu penting pula
terhadap arah ruaya dan pergerakan ikan
(Anwar, 2008). Ikan yang mendiami daerah
air yang dalam, pada siang hari akan
bergerak menuju ke daerah yang lebih
dangkal untuk mencari makanan dengan
adanya rangsangan cahaya (Anwar. 2008).
Organisme air dapat hidup dalam suatu
perairan yang mempunyai nilai pH netral
dengan kisaran toleransi antara asam lemah
sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal
bagi kehidupan organisme air pada
umumnya berkisar tujuh (Anwar, 2008).
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa parameter kualitas air diperairan seperti kadar oksigen terlarut, salinitas, pH, suhu,
kecerahan, amonia, sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang ada diperairan itu.
Ini dapat dlihat pada pertumbuhan ikan yang kurang baik karena pakan yang diberikan digunakan
untuk mempertahankan hidup.

5.2 Saran

Dalam melakukan praktikum sebaiknya bahan dan alat lebih mencukupi dan ruangan
sebaiknya lebih steril karena lab menyimpan bahan atau alat yang berbahaya. Untuk mahasiswa
diharapkan lebih serius dalam menjalani praktikum. Untuk praktikum selanjutnya diharapkan
mahasiswa lebih aktif lagi dalam praktikum dikarenakan pentingnya praktikum dalam menunjang
kesuksesan mahasiwa di masa yang akan mendatang dan untuk fasilitas praktikum lebih
diperlengkap agar mahasiwa dapat lebih banyak belajar dalam praktikum.
Daftar pustaka

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Jakarta

Effendi, Mohamad Ichsan MI, Prof, DR, M.Sc. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan
Pusaka Nusatama. Jakarta

Anggika W. 2010. Pengaruh Probiotik Terhadap Total Bakteri pada Media


Pemeliharaan, Kualitas Air dan Kelangsungan Hidup Ikan Koi (Cyprinus carpio L.),
Skripsi S1 (Tidak dipublikasikan). Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya,
Indralaya.

Anda mungkin juga menyukai