Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Waduk merupakan salah satu perairan air tawar yang berfungsi sebagai
tampungan yang menyerupai kolam air yang berguna untuk menyimpan air yang
berlebih saat musim penghujan agar dapat dipakai pada waktu yang diperlukan
atau pada saat musim kemarau. Melakukan pemantauan atau pengecekan kualitas
air di perairan waduk merupakan suatu keharusan demi menjaga kualitas air yang
baik. Salah satu cara dalam menentukan kualitas air dan tingkat kesuburan di
suatu perairan khususnya waduk adalah dengan cara melihat kelimpahan plankton
di perairan tersebut.
Plankton merupakan mikroorganisme yang memiliki jumlah serta jenis yang
sangat banyak dan beraneka ragam serta padat di suatu perairan. Menurut
Khaerunnisa (2015), keanekaragaman ditandai oleh banyaknya spesies yang
membentuk suatu komunitas dan semakin banyak jumlah spesies suatu organisme
maka semakin tinggi keanekaragamannya. Keanekaragaman plankton termasuk
pada keanekaragaman spesies atau jenis. Keanekaragaman jenis suatu makhluk
hidup merupakan tingkatan yang mudah untuk dipahami karena perbedaan
morfologi antar spesies satu dengan spesies lainnya terlihat dengan sangat jelas
ketika spesies-spesies tersebut berada dalam kondisi lingkungan yang relatif sama
ataupun berbeda. Menurut Sudiana (2005), keanekaragaman plankton yang hidup
di suatu perairan merupakan faktor biologis yang dapat digunakan menjadi salah
satu indikator dalam mengukur kualitas suatu perairan.
Keberadaan plankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
Dissolved Oxygen (DO), intensitas cahaya, suhu dan kecerahan. Oksigen terlarut
(DO) di suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh
makhluk hidup di dalam air. Oksigen terlarut (DO) juga dibutuhkan oleh semua
makhluk hidup di perairan untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran
zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan makhluk hidup
tersebut.
2

1.2 Tujuan dari praktikum


Tujuan dari praktikum untuk mengetahui Pengamatan Plankton di Lapangan
ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui cara pengambilan sampel plankton yang
baik dan benar dan cara menentukan lokasi yang baik dalam pengambilan sampel
plankton. Praktikum ini juga bertujuan agar praktikan dapat mengetahui faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi kelimpahan plankton di suatu perairan.

1.3. Manfaat dari praktikum


Manfaat dilakukannya praktikum mengenai Pengamatan Plankton di
Lapangan ini yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan praktikan
mengenai cara pengambilan sampel plankton dan cara menentukan lokasi dalam
pengambilan sampel plankton secara baik dan benar. Praktikum ini juga
bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan praktikan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kelimpahan plankton di suatu perairan. Sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti praktikum Planktonologi dan sumber informasi
bagi yang membutuhkan.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Waduk adalah kolam besar terdapat penyimpanan air sediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk
buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai
waduk tersebut penuh. Waduk memiliki fungsi utama yaitu fungsi ekologi,
sebagai pengantar tata air, pengendali banjir, habitat kehidupan liar atau spesies
yang dilindungi serta penambat sedimen, unsur hara, dan bahan pencemar.
Plankton merupakan organisme perairan yang memegang peranan penting
dalam mempengaruhi produktivitas primer suatu perairan. Produktivitas perairan
merupakan laju penambatan atau penyimpanan energi (cahaya matahari) oleh
komunitas autotrof di dalam sebuah ekosistem perairan. Keberadaan plankton di
suatu perairan dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Adapun faktor biotik
yang mempengaruhi yaitu produsen yang merupakan sumber makanan bagi
plankton, organisme lain yang terdapat dalam perairan tersebut dan adanya
interaksi antar spesies serta pola siklus setiap spesies dalam komunitas yang
terdapat di dalam suatu perairan. Sedangkan faktor abiotic yang mempengaruhi
yaitu parameter fisika seperti suhu, kecerahan, kecepatan arus dan parameter
kimia seperti derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), karbondioksida bebas
(CO2) dan Biological Oxygen Demand (BOD).
Fitoplankton merupakan tumbuh-tumbuhan air dengan ukuran yang sangat
kecil dan hidup melayang di dalam air. Fitoplankton mempunyai peranan yang
sangat penting dalam ekosistem perairan, sama pentingnya dengan peranan
tumbuh-tumbuhan hijau yang lebih tingkatannya di ekosistem daratan.
Fitoplankton juga merupakan produsen utama (Primary producer) zat-
zat organik dalam ekosistem perairan, seperti tumbuh-tumbuhan hijau yang lain.
Zooplankton adalah plankton yang bersifat hewani dengan bentuk yang
sangat beraneka ragam. Zooplankton terdiri dari bermacam larva dan bentuk
dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan, Zooplankton memiliki
ukuran yang lebih besar dari fitoplankton. Berdasarkan daur hidupnya, golongan
zooplankton terbagi menjadi dua yaitu holoplankton dan meroplankton.
Zooplankton berperan sebagai produsen sekunder ataupun konsumen primer.
4

Salah satu komponen Abiotik dari ekosistem adalah air. Air merupakan
sumber daya alam yang sangat vital untuk kelangsungan hidup manusia dan
organisme hidup lainnya, oleh karena itu keberadaanya perlu dipertahankan, baik
secara kuantitas, kualitas maupun kontinuitasnya. Apabila pengelolaan dan
pemanfaatan air kurang baik maka dapat mengakibatkan pencemaran air.
Pencemaran air sendiri adalah penambahan suatu unsur atau organisme ke dalam
air, sehingga pemanfaatan tersebut dapat terganggu atau tercemar. Pencemaran air
dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial, karena adanya gangguan oleh
zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang sangat berlebih. Keadaan seperti
ini akan menyebabkan oksigen terlarut dalam air pada kondisi yang kritis, atau
merusak kadar kimia air. Rusaknya kadar kimia air tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap fungsi dari air tersebut.
5

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Biologi perikanan tentang Pengukuran Kualitas Air dan Plankton
ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 04 November 2022, pukul 08.00.00
WIB sampai dengan selesai, bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam kegiatan pratikum ini adalah larutan pengawet
dan aquades. Sedangkan alat yang digunakan yaitu plankton net, ember, tisu
gulung, botol kaca M150, alat tulis, kertas label, kertas pH, thermometer, botol
semprot serta buku penuntun praktikum planktonologi.

3.3. Metode Praktikum


Praktikum ini dengan dalam penelitian yakni dilakukan dengan metode
survey, yaitu dengan melakukan kegiatan peninjauan, pengamatan dan
pengukuran serta pengambilan data dan informasi melalui pengamatan langsung
dilapangan kemudian dianalisis kembali di Laboratorium. Praktikan juga
berpedoman pada literatur-literatur yang berhubungan dengan praktium ini, yaitu
Buku Penuntun Praktikum Biologi Perikanan dan literatur-literatur yang lainnya.

3.4. Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum pada praktikum kali ini yaitu langkah pertama yaitu
meyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian di kalibrasi terlebih dahulu
plankton net dengan aquades dengan cara disemprot menggunakan botol semprot
di seluruh permukaan plankton net. Lalu pasang botol film pada ujung plankton
net dan di ikat. Selanjutnya diambil sampel air dengan menggunakan ember
ukuran 5 liter dan disaring menggunakan plankton net dengan cara menggoyang-
goyangkan plankton net tersebut serta disemprot dengan aquades agar plankton
yang menepel di permukaan jaring dapat masuk kedalam botol film. Pengambilan
sampel air diulang sebanyak 20 kali pengulangan dan diambil pada 3 titik lokasi.
Setelah itu sampel air yang ada pada botol film di pindahkan kedalam botol
6

M150. Sampel yang didapat ada dua botol, pada botol 1 di beri larutan pengawet
dan pada botol 2 tidak diberi larutan pengawet. Lalu pada tiap sampel tidak lupa
diberi label.
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Praktikum yang dilaksanakan dapat diperoleh hasil pengamatan yang kami
lakukan di perairan waduk FPK Universitas Riau mendapatkan data hasil
pengukuran kualitas air yaitu warna pada perairan tersebut berwarna hijau, dengan
suhu 28 dan pH perairan tersebut adalah 5. Setelah dilakukan praktikum
dilapangan, adapun sampel di ambil pada waduk FPK Unri. Dari laboratorium
biologi perairan menuju lokasi mengambil sampel yaitu melewati beberapa
tempat dan bangunan. Untuk melihat lebih jelas bagaimana gambaran mengenai
denah lokasi pengamaran dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Denah lokasi pengamatan


Tabel 1. Hasil pengukuran kualitas air
Jam (WIB) Warna Suhu (°C) pH
08.30 Hijau 28°C 5

4.2. Pembahasan
Praktikum pertemuan kali ini yaitu pengambilan sampel secara langsung
dilakukan di waduk FPK Universitas Riau dan mengukur kualitas air diperairan
yang kita amati. Setelah dilakukannya pengamatan tersebut pada jam 08.30 WIB
mendapatkan data yakni warna perairan tersebut berwarna hijau dari pengukuran
8

suhu yang didapat ialah 28C dengan pengukuran pH perairan tersebut


mendapatkan data pH perairan tersebut adalah 5. Kemudian setelah pengambilan
sampel yang kita lakukan dengan mengambil sampel dengan menggunakan ember
yang berukuran 5 liter dan lalu sampel tersebut disaring dengan menggunakan
plankton net dan lakukan pengulangan ini sebanyak 20 kali pengulangan pada
setiap titik stasiun dikarenakan kita membutuhkan sampel sebanyak 100 liter,
pengambilan sampel ini dilakukan pada 3 stasiun yang telah ditentukan
sebelumnya.
Setelah pengambilan sampel, sampel dimasukkan kedalam botol film dan
diberikan label pada setiap botol untuk menjadi pembeda sampel yang diberi lugol
dan tidak diberi lugol. Kemudian sampel yang sudah dimasukan kedalam botol
film segera dibawa ke Laboratorium Biologi Perairan untuk dipindahkan kedalam
toples yang telah disediakan, toples yang sudah berisikan air 1 liter dan pupuk
NPK, diamati pada setiap harinyakemudian dilihat perkembangan yang terjadi.
Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sampel alami yang tidak
diberi bahan pengawet pada botol film tersebut.
Pengamatan yang telah dilakukan pada waduk FPK Universitas Riau pada
hari Jumat 04 November 2022. Perjalanan dari Laboratorium Biologi Perairan
menuju lokasi pengamatan membutuhkan waktu 5-7 menit jika berjalan kaki.
Dalam perjalanan dari Laboratorium Biologi Perairan hingga kedepan pintu
gerbang waduk FPK Universitas Riau disepanjang jalan kita akan menemukan
berbagai tumbuhan pada tepi jalan. Setelah sampai diwaduk maka kita akan
langsung melihat jembatan, dan jika kita meilhat sebelah kanan kita akan
menemukan keramba jaring apung dan tumbuhan air yang hidup diperairan
tersebut. Waduk tersebut banyak dittumbuhi pepohonan yang membuat waduk
tersebut cukup sejuk dan nyaman. Dan untuk kondisi waduk tersebut masih asri
dan tidak adanya pencemaran yang terjadi diwaduk tersebut.
Kondisi lingkungan pada lokasi tersebut terdapat keramba jaring apung yang
terletak dibagian kanan sebelum masuk kekawasan tengah waduk. Pada lokasi
terdapat tumbuhan air yang hidup hampir disetiap sisi waduk namun untuk
jumlahnya belum tergolong blooming, dan tumbuha air yang hidup diperairan
9

tersebut yaitu kiapu, eceng gondok yang hampir mendominasi tumbuhan air yang
hidup diwaduk tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Praktikum pertemuan kali ini yaitu pengambilan sampel secara langsung
dilakukan di waduk FPK Universitas Riau dan mengukur kualitas air diperairan
yang kita amati. Setelah dilakukannya pengamatan tersebut pada jam 08.30 WIB
mendapatkan data yakni warna perairan tersebut berwarna hijau dari pengukuran
suhu yang didapat ialah 28C dengan pengukuran pH perairan tersebut
mendapatkan data pH perairan tersebut adalah 5. Kemudian setelah pengambilan
sampel yang kita lakukan dengan mengambil sampel dengan menggunakan ember
yang berukuran 5 liter dan lalu sampel tersebut disaring dengan menggunakan
plankton net dan lakukan pengulangan ini sebanyak 20 kali pengulangan pada
setiap titik stasiun dikarenakan kita membutuhkan sampel sebanyak 100 liter,
pengambilan sampel ini dilakukan pada 3 stasiun yang telah ditentukan
sebelumnya.
5.2. Saran
Saran saya untuk praktikum ini adalah penggunaan waktu lebih dioptimalkan
lagi, agar semua penelitian dapat dilakukan dan selesai tepat waktu. Sebelum
melaksanakan praktikum, seharusnya praktikan membaca dan mempelajari
terlebih dahulu materi atau judul yang akan di praktikum kan agar praktikum
berjalan dengan lancar.
10

DAFTAR PUSTAKA

Apriandi, 2008. Kombinasi Bakteri dan Tumbuhan Air Sebagai Bioremediator


dalam Mereduksi Kandungan Bahan Organik Limbah Kantin. Bogor
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan.
Apridayanti E, 2008. Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Perairan Waduk Lahor
Kapubaten Malang Jawa Timur, Universitas Diponegoro.
Asriyana dan Yuliana. 2012. Produktivitas Perairan. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta.
Firdaus, L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat
Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Khaerunnisa, A. 2015. Kelimpahan dan Keanekaragaman Fitoplankton di Situ
Cisanti Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung Jawa Barat. Skripsi
FKIP UNPAS Bandung.
Sudiana, N. 2005. Identifikasi Keragaman Jenis dan Kelimpahan Phytoplankton
di Muara Sungai Wonokromo Sungai Porong Surabaya Jawa Timur.
Alami. 10(3): 12-17.
Scheffer, M. Jeppesen, E. 2007. Regime shifts in shallow lakes. Ecosystems. 10,
1–3. (Google Scholer) (Crossref).
11

LAMPIRAN
12

Lampiran 1. Alat yang digunakan pada praktikum

Timbangan Pena Pensil

Penghap
us Ember Toples

Tissu Gulung Plankton Net Botol M150

Pipet Tetes Termometer Indikator pH


13

Lampiran 2. Bahan yang digunakan pada praktikum

Larutan Lugol
Pupuk NPK

Anda mungkin juga menyukai