PENDAHULUAN
Ikan hias memiliki potensi yang dapat dikembangkan karena peluang pasar yang
cukup besar karena warnanya yang menarik dan sumber daya yang masih
melimpah. Ikan hias dengan warna yang menarik bentuk yang unik dan tingkah laku
yang tidak sama tiap spesiesnya dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan
bagi masyarakat. Pelaku usaha ikan hias juga akan mendapat keuntungan untuk
melakukan budidaya dengan melimpahnya sumber daya alam Indonesia (Renitasari
dan ihwan, 2021).
Perkembangan budidaya ikan hias laut tidak sepesat budidaya ikan hias air
tawar. Hal ini disebabkan pemahaman para pelaku usaha masih sangat
konvensional tentang budidaya ikan hias laut. Selain itu, faktor kesediaan
sumberdaya genetik ikan hias laut yang ada di perairan Indonesia yang masih
banyak dibandingkan dengan ikan hias air tawar yang umumnya telah banyak
disuplai dari hasil budidaya. Untuk meminimalisir kegagalan dalam budidaya ikan
hias diperlukan adanya kegiatan monitoring untuk memantau dan menjaga kondisi
ikan (Prsetio dan Eni, 2012).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktik kerja lapang ini adalah:
1. Mengetahui cara mengukur kualitas air
2. Mengetahui hasil pengukuran kualitas air
3. Mengetahui fluktuasi kualitas air
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas air terdiri dari beberapa parameter, seperti parameter fisika kimia dan
biologi, hasil analisis kualitas air ini akan dibandingkan dan disesuaikan dengan
baku mutu yang sudah ditentukan Tingkat kualitas air tentunya berbeda sesuai
dengan peruntukannya. Kualitas air sangant penting untuk diteliiti untuk mengetahui
kelayakan suatu air (Sulistyorini et al, 2016)
Oksigen terlarut dalam air sangat penting untuk keberlangsungan hidup
organisme air. Oksigen terlarut juga penting digunakan untuk menguraikan bahan
bahan-bahan organik maupun anorganik pada proses aerobik dalam air. Sumber
utama oksigen terlarut adalah dari udara hasil dari proses difusi dan hasil
fotosintesis organisme perairan (Ningrum, 2018).
Derajat keasaman adalah ukuran untuk menentukan sifat asam dan basa suatu
perairan. Perubahan pH di suatu air sangat berpengaruh terhadap proses fisika,
kimia, maupun biologi dari organisme yang hidup di dalamnya. Nilai pH air
digunakan untuk menggambarkan kondisi keasaman (konsentrasi ion hidrogen) air
limbah. Skala pH berkisar antara 1–14. Kisaran nilai pH 1–7 termasuk kondisi asam,
pH 7–14 termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral (Wardhana, 2004).
Salinitas adalah konsentrasi rata–rata seluruh larutan garam yang terdapat di
dalam air laut. Perairan air laut memiliki salinitas kisaran di atas 17 ppt untuk
keperluan budidaya biota laut. Menurut Fujaya (2008) Ikan karang seperti ikan clown
hidup pada salinitas 25-40 ppt, sedangkan menurut Maddu et al., (2009), ikan badut
memiliki salinitas optimum yaitu pada salinitas 30-35 ppt.
Sumber nitrat berasal dari buangan industri bahan peledak, pupuk, piroteknik,
dan lain-lain. Kadar nitrat secara alami agak rendah, tetapi bisa tinggi pada air yang
diberi pupuk mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10 mg/l. Untuk
menentukan kadar nitrat di perairan pada umumnya digunakan metode nessler
(Mariyam, 2007).
Fluktuasi kualitas air merupakan suatu kondisi dimana terjadi perubahan naik
turunnya kualitas air yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang
menyebabkan perubahan kualitas air dapat berasal dari faktor fisika, kimia dan
biologi. Faktor-faktor tersebut berperan penting dalam menjaga kondisi lingkungan
tempat hidup bagi biota perairan (Aprianing dan Hermawan, 2011).
Biota air membutuhkan lingkungan yang nyaman agar dapat hidup sehat dan
tumbuh optimal. Apabila lingkungan tersebut tidak memenuhi syarat, biota air dapat
mengalami stres, mudah terserang penyakit yang akhirnya akan menyebabkan
kematian. Untuk mengantisipasi fluktuasi yang sifatnya kurang menguntungkan bagi
perairan, maka diperlukan kegiatan pengontrolan kualitas air dalam budidaya biota
air yang umumnya dilakukan terhadap parameter kimia, fisika, dan biologi (Kordi dan
Tancung, 2005).
.2.3 Clownfish
Ikan badut atau clownfish termasuk ikan hias akurium yang mempunyai
penggemar yang cukup banyak. Hingga saat ini ada sekitar 34 jenis ikan clownfish
yang telah teridentifikasi dan ditemukan di perairan dangkal maupun dalam. Ikan
clown pada umumnya mempunyai dasar dengan kombinasi warna merah-putih,
merah-hitam, dan hitam-kuning-putih. Warna kombinasi tersebut dapat digunskan
untuk mengidentifikasi jenis clownfish (Susanti dan Akhmad 2020).
Ikan clownfish tersebar luas di ekosistem terumbu karang wilayah tropis dan
subtropis. Archipelago Australia Indo termasuk india, Thailand, filipina, Myanmar,
Malaysia, Indonesia, kepulauan Solomon, Vanuatu, dan Australia merupakan
habitat bagi terumbu karang dan tentunya menjadi habitat yang sangat tepat bagi
ikan clownfish. Klasifikasi ikan clown menurut Burges, 1990 adalah sebagai berikut:
Kingdom :Animalia
Filum :Chordata
Kelas :Actymopterygii
Ordo :Perciformes
Famili :Pomacentridae
Genus:Amphiprion
Spesies :Amphiprion ocellaris
Ikan clown tergolong dalam famili Pomacentridae. Ikan dari famili ini berukuran k
ecil .berwarna terang dan gerakanya lincah. Bentuk badannya bulat. Panjang, dan pi
piuh. Ikan jenis ini memiliki jenis mulut tipe terminal yang berukuran kecil. Sisik beruk
uran besar dan stenoid. Pipi dan operkulumnya bersisik. Gurat sisi memanjang sam
pai ke belakang dasar sirip pumggung dan dapat berlanjut sampai ke dekat dasar ek
or (Poernomo etal, 2003).
Ikan clown memiliki tulang di muka dan di bawah mata tidak berduri panjang ,ber
gerigi pendek, jari-jari keras sirip punggungnya tidak sama panjang, memiliki 11 jari-j
ari pada sirip dorsal dan 17 jari-jari pada pektoral (Allen,1997).
METODELOGI
4 DO meter Mengukur DO
6 pH meter Mengukur pH
3.2.2 Bahan
Data laporan PKL ini berasal dari data primer, data primer merupakan data
yang berasal dari pengukuran atau pengujian secara langsung. Data primer yang
tersaji di laporan ini berasal dari hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan dua
kali per minggu pada hari senin dan kamis.
a. obsevasi
Kegiatan observasi dalam praktik kerja lapang digunakan untuk mengukur
dan membuat fluktuasi kualitas air. Sampel air diambil setiap pagi pada hari
senin dan kamis sebelum pergantian air. Data hasil pengukuran kualitas air
kemudian dicatat dan divisualisasikan untuk mempermudah membaca data dan
mengambil kesimpulan.
b. wawancara
Wawancara secara langsung dengan pembimbing lapang selama kegiatan
praktik kerja lapang sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
mengenai prosedur kerja laboratorium dan prosedur perawatan rutin ikan
clownfish. Wawancara juga dapat menambah informasi tambahan mengenai
lokasi praktik kerja lapang.
Berdsasarkan rata-rata hasil yang tertera pada tabel 4.2 diketahui pada kadar
salinitas nilainya kurang dari nilai optimal yang tertera pada bakumutu. Kadar fosfat
yang melebihi bakumutu dari bakumutu Lampiran VII PP No. 22 tahun 2021
disebabkan oleh kurangnya ketelitian pada saat pengujian di laboratorium
Tabel 4.3 Kualitas Air Pada Bak Pembesaran
No Parameter Rata-rata bakumutu Keteranaga
n
1 DO 5,9 >5 Sesuai
2 pH 7,7 7-8,5 Sesuai
3 Salinitas 32 33-34 Sesuai
4 Nitrat 0,01 0,06 Sesuai
5 Fosfat 0,489 0,015 Tidak sesuai
6 Ammonia 0,12 0,3 Sesuai
Hasil kualitas air pada bak pembesaran yang tertera pada tabel 4.3 diatas
menunjukkan nilai fosfat yang melebihi nilai bakumutu. Nilai rata-rata fosfat cukup
jauh melebihi nilai bakumutu. Hal ini disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam
melakukan pengujian.
Tabel 4.4 Kualitas Air Pada Akuarium
Hasil yang tertera pada 4.4 diatas yang sampelnya diambil di akuarium dan
dibandingkan dengan baku mutu Lampiran VII PP No. 22 tahun 2021, diketahui
kualitas air pada akuarium sesuai dengan bakumutu. Hasil pengukuran ini
sependapat dengan Renitasari dan Ihwan (2021) yang hasil pengukuran kualitas
airnya masih dalam batas bakumutu.
4.5 Fluktuasi Kualitas Air
Hasil pengukuran kualitas air disajikan dalam bentuk grafik dan dibandingkan
berdasarkan tempat pengambilan sampelnya. Grafik yang ditampilkan adalah grafik
DO, pH, salinitas, nitrat, fosfat dan amonia secara berurutan dari grafik 4.1 sampai
4.6 dibawah ini.
Grafik 4.1 Grafik Fluktuasi DO
Grafik pH
7.9
pH
7.8
7.7
7.6
7.5
7.4
7.3
7.2
23-Dec 27-Dec 30-Dec 3-Jan 6-Jan 10-Jan 13-Jan 17-Jan
Nilai rata-rata pH pada bak larva dalah 7,5 selanjutnya nilai rata-rata pH pada
bak pembesaran adalah 7,7 dan nilai rata-rata pH pada akuarium adalah 7,7. Nilai
rata-rata pada masing-masing tempat masih sesuai dengan bakumutu Lampiran VII
PP No. 22 tahun 2021 yang batas amanya berada pada kisaran 7-8,5. Dengan ini
menunjukkan bahwa kualitas air selama proses budidaya masih terjaga dengan
baik. Grafik menunjukkan fluktuasi yang sangat stabil dengan nilai terkecil pada nilai
7,4 dan nilai tertinggi 7,8. Nilai pH menurut Andria dan Sri (2018) kisaran pH yang
optimal untuk ikan adalah 6,5-8,5.
Grafik Salinitas
salinitas (ppt)
40
35
30
25
20
15
10
0
23-Dec 27-Dec 30-Dec 3-Jan 6-Jan 10-Jan 13-Jan 17-Jan
Grafik Nitrat
0.045
nitrat (mg/L
0.04
0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
23-Dec 27-Dec 30-Dec 3-Jan 6-Jan 10-Jan 13-Jan 17-Jan
Grafik nitrat menunjukkan fluktuasi yang kurang stabil dan kebanyakan hasilnya
adalah <0,01 mg/L dan hanya ada 3 hasil pengukuran yang nilainya >=0,01 mg/L.
hasil ini sangat kecil dan jauh dibawah bakumutu. Kadar nitrat yang rendah ini
kemungkinan dapat disebabkan oleh proses nitrifkasi yang belum selesai, yang
berasal dar amonia menjadi nitrit dan kemudian menjadi nitrat (Renitasari dan
Ihwan, 2021).
Grafik Fofat
fosfat (mg/L)
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
23-Dec 27-Dec 30-Dec 3-Jan 6-Jan 10-Jan 13-Jan 17-Jan
Grafik fosfat pada setiap tempatnya mengalami fluktuasi yang ekstrim dan nilai hasil
pengukuran juga menunjukkan nilai yang sangat fluktuatif disetiap tempatnya,
dikarenakan kurangnya ketelitian saat pengujian sampel air. Berdasarkan hasil
diskusi dengan pembimbing lapang sampel yang pengujianya dilakukan kurang teliti
akan berubah warna menjadi biru tua dan harus diulang pengujian kadar fosfatnya.
Grafik Amonia
Aamonia (mg/L)
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
23-Dec 27-Dec 30-Dec 3-Jan 6-Jan 10-Jan 13-Jan 17-Jan
Grafik amonia menunjukkan fluktuasi yang kurang stabil dan setiap tempat
menunjukkan perubahan grafik yang hampir mirip. Grafik amonia nilai terendahnya
adalah <0, 01 dan nilai tertinggi adalah 0,56, perbedaan nilai yang sangat signifikan
dapat dikarenakan kurangnya ketelitian. Berdasarkan bakumutu yang dimuat pada
nilai rata-rata amonia dari masing-masing tempat masih sesuai untuk biota laut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktik kerja lapang adalah
1. Cara mengukur kualitas air adalah dengan mengukur langsung dengan alat DO
meter untuk mengukur kadar oksigen terlarut, pH meter untuk mengukur derajat
keasaman, refraktometer untuk mengukur kadar salinitas dan spektrofotometer
untuk menguji kadar nitrat, fosfat dan amonia.
2. Hasil pengukuran kualitas air pada bak larva, bak pembesaran dan akuarium
secara berturut turut adalah DO 5,8 mg/L; pH 7,2; salinitas 32; nitrat 0,02 mg/L;
fosfat 0,76 mg/L dan amonia 0,23 mg/L, DO 5,9 mg/L; pH 7,7; salinitas 32; nitrat
0,01 mg/L; fosfat 0,489 mg/L; amonia 0,12 mg/L dan DO 5,8 mg/L; pH 7,7;
salinitas 32; nitrat 0,01 mg/L; fosfat 0,003 mg/L; amonia 0,14 mg/L.
3. Fluktuasi kualitas air setelah 1 bulan yang paling mencolok adalah fluktuasi
grafik nitrat, grafik fosfat dan grafik amonia
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktik kerja lapang ini agar nantinya
mahasiswa yang akan melakukan magang ataupun praktik kerja lapang tidak
mengulangi kesalahan yang sama. Saran yang dapat disampaikan adalah saat
pengambilan sampel sebaiknya lebih diperhatikan lagi agar data hasil pengukuran
lebih baik. Pengujian air di laboratorium seharusnya lebih teliti untuk meminimalisir
kesalahan.