Anda di halaman 1dari 11

ACARA II

UKURAN BUKAAN MULUT IKAN

Oleh :
Sekar Arum Gayatri
NIM.L1B020064

LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biologi perikanan merupakan ilmu pengetahuan yang di dalamnya
mempelajari sifat-sifat hayati ikan sebagai faktor lingkungan dan populasi, baik
hayati atau non hayati dalam rangka untuk memberikan informasi bagi kegiatan
sehingga mendapatkan hasil yang tetap, berkelanjutan, dan optimal. Kajian aspek
biological pada organisme biota perairan terdiri dari berbagai macam ilmu seperti
penyebaran ikan sesuai bagian ekologi perairan, yaitu biota pelagic, mid water,
demersal, anatomi makhluk hidup dan fisiologi hewan perairan seperti korelasi
ukuran (panjang) dan bobot yang menjadi parameter kajian biologi, dan masih
banyak lagi kajian lainnya (Ernaningsih, 2016). Sedangkan menurut Cushing
(1968) dalam Effendi (1992), biologi perikanan adalah kajian wawasan ilmu
pengetahuan yang menganalisis kondisi biota perairan dari siklus daur hidup
individu yang meemiliki habitat alamiah, kemudian terjadi pertumbuhan (growth),
bereproduksi (spawning), mencari makan (feeding), migrasi (ruaya), hingga
akhirnya individu tersebut mengalami kematian (mortalitas).
Masalah utama dalam budidaya ikan yaitu tingginya kematian benih pada
tahap larva. Tingginya angka kematian larva menunjukkan rendahnya.
kelangsungan hidup ikan. Laju pertumbuan dan tingkat kelangsungan hidup ikan
dipengaruhi oleh ketersediaan pakan sebagai sumber energi untuk tumbuh dan
berkembang. Salah satu upaya mengatasinya yaitu dengan memberikan pakan
yang tepat baik dalam jumlah pakan yang diberikan, ukuran pakan yang
disesuaikan dengan bukaan mulut larva ikan, serta kandungan gizi dari pakan
yang mendukung pertumbuhan tersebut (Silaban dan Syammaun, 2018).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Pertumbuhan Ikan adalah Mengetahui jenis pakan
yang dikonsumsi ikan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan, semakin kecil
bukaan mulut ikan maka semakin kecil ukuran pakan yang diberikan, dan juga
disesuaikan dengan umur ikan.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum Pertumbuhan Ikan adalah sebagai berikut :
1. Memperkirakan ukura pakan ikan berdasarkan bukaan mulut ikan dan
umur
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Nila


Ikan nila di Indonesia merupakan ikan ekonomis penting di dunia karena
cara budidaya yang mudah, rasa yang digemari, harga relatif terjangkau, dan
memiliki toleransi yang luas terhadap lingkungan. Di Indonesia, ikan nila
merupakan jenis ikan introduksi yang didatangkan ke Bogor pada tahun 1969 dari
Taiwan. Sejak nila diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1969, perkembangan
budidayanya di masyarakat cukup pesat. Adapun klasifikasi ikan nila menurut
Amri dan Khairuman (2007) yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Achanthopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

Gambar 1. Ikan Nila


Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan
plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat
dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Karena mudahnya dipelihara dan
dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi,
termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya
yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Ikan
peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor)
mencapai sekitar 30 cm dan kadang ada yang lebih dan ada yang kurang dari itu.
Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang
(belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa (Wattanabe, 1998).

2.2 Ikan Mas


Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang
memiliki nilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Di
Indonesia, ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang
terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan
dan Jepang. Selain itu "ikan mas punten" dan "ikan mas majalaya" merupakan
hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat
diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya (Khairuman, 2008).
Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Cypriniformes
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio L.

Gambar 2. Ikan Mas


Ikan mas hidup di perairan tawar yang tidak terlalu dalam (kurang dari 1
meter) dengan arus air yang tidak terlalu derasseperti di pinggiran sungai atau
danau. Ikan mas tergoong hewan omnivora, yakni ikan yang dapat memakan
segala jenis makanan, baik berasal dari tumbuhan maupun binatang yang
berukuran kecil seperti serangga. Akan tetapi makanan utamanya adalah
tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan (Bramantio,
2001). Secara garis besar tubuh ikan mas terdiri dari 3 bagian, yaitu badan, kepala,
dan ekor. Bentuk tubuhnya agak memanjang dan memipih tegak. Hampir seluruh
tubuh ikan mas ditutupi sisi, akan tetapi terdapat beberapa varietas yang hanya
memiliki sedikit sisik. Warna tubuh ikan mas tergolong beragam tergantung
varietas (Supriatna, 2013).

2.3 Ukuran Bukaan Mulut Ikan


Saluran pencernaan, bentuk mulut dan gigi, bentuk dan ukuran lambung
serta intestinum yang dimiliki setiap jenis ikan bervariasi, maka menyebabkan
setiap spesies ikan cara mengambil makanannya juga bervariasi. Sehingga
berdasarkan cara mendapatkan makanannya, maka ikan-ikan itu dapat
digolongkan menjadi ikan yang bersifat predator, pemikat, penyumpit, peninggu
atau pemalas, penyaring makanan (filter feeder), grazer dan parasit (penuntun
praktikum biologi perikanan 2012). menyatakan jenis makanan alami yang
dimakan ikan sangat bermacammacam, tergantung pada jenis ikan dan tingkat
umur ikan. Selanjutnya dikatakan juga bahwa jenis makanan alami yang terdapat
di perairan yang menjadi makanan ikan antara lain fitoplankton, zooplankton,
fauna invertebrata dan vertebrata (Pulungan et al, 2013).
Mulut pada ikan dibentuk oleh rahang atas (maxilla) dan rahang bawah
(mandibulla), diantara kedua rahang tersebut terdapat rongga mulut (cavum oris)
(Putra et. al., 2001). Pencernaan secara mekanik dimulai di bagian rongga mulut
yaitu dengan berperannya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan
makanan. Kemudian dinlanjutkan ke bagian lambung dan usus, yaitu dengan
adanya gerakan-gerakan atau kontraksi otot pada bagian tersebut.

.
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Prsaktikum biologi perikanan, acara 1 “Pertumbuhan Ikan” dilakukan di
rumah masing-masing praktikan pada hari senin, tanggal 11 Oktober 2021.

3.2 Metode Praktikum


1.2.1. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum Acara 2 “Ukuran Bukaan Mulut
Ikan” adalah penggaris. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan uji.

1.2.2. Metode
1. Ukur panjang rahang atas dengan penggaris dari titik A (rahang atas
bagian depan) sampai titik B (rahang atas bagian belakang).
2. Hitung estimasi bukaan mulut dengan rumus UBM :

UBM ¿ PRA × √ 2

Keterangan :

UBM = ukuran bukaan mulut

PRA = panjang rahang atas

A = rahang atas bagian depan

B = rahang atas bagian belakang


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Bukaan Mulut Ikan
Ikan Nila
No
PRA UBM
.
1 2,9 4,1
2 2 2,82
3 2 2,82
4 2 2,82
5 2,5 3,53
6 2,5 3,53
7 1,5 2,12
8 1,6 2,26
9 2 2,82
10 3,5 4,94
11 3 4,24
12 2,5 3,53
Ikan Mas
1 1,9 2,68
2 2 2,82
3 2,3 3,25

4.1.1 Perhitungan Morfometri

4.2 Pembahasan
Dilihat dari data tabel di atas bukaan mulut pada ikan nila yang dijadikan
sampel adalah berkisar antara 2,12 sampai 4,94 cm. Ikan Nila merupakan salah
satu jenis ikan tawar yang tergolong sebagai ikan omnivora (Iriantoet al., 2006),
ikan ini termasuk omnivora yang cenderung herbivora sehingga lebih mudah
beradaptasi dengan jenis pakan yang dicampur dengan sumber bahan nabati. Ikan
air tawar umumnya dapat tumbuh baik dengan pemberian pakan yang
mengandung kadar protein 25-35% (Widyanti, 2009).
Syarat pakan yang baik adalah mempunyai nilai gizi yang tinggi, mudah
diperoleh, mudah diolah, mudah dicerna, harga relatif murah, tidak mengandung
racun. Jenis pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan dan umur ikan, dimana
semakin kecil bukaan mulut ikan maka semakin kecil ukuran pakan yang
diberikan (Arief dkk, 2009). Menurut Elyana (2011), ikan nila adalah hewan yang
memenuhi kebutuhannya dengan cara memakan hewan dan tumbuhan (omnivor),
emakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini
diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Selain itu, ikan ini
mudah berkembang biak, peka terhadap perubahan lingkungan, mampu mencerna
makanan secera efisiens, pertumbuhannya cepat, dan tahan terhadap serangan
penyakit. Karena kebiasaan makanan dapat mempengaruhi perbedaan diantaranya
struktur gigi, struktur tapis insang, dan panjang usus, oleh karena itu bukaan
mulut pada ikan nila yang relatif berukuran kecil maka makanan pada ikan nila
tergolong kecil.
Rostika (2011) menyatakan bahwa ikan Nila termasuk ikan omnivora,
karena ikan tersebut memakan tumbuhan dan hewan yang menempel pada kerikil
sebagai pakan alaminya. Haryono (1994) melaporkan bahwa pakan alami ikan
Nila berupa fitoplankton, zooplankton, potongan tumbuhan, detritus, gastropoda,
cacing dan potongan hewan. Dalam budidaya ikan Nila, pakan yang Diberi kan
berupa pakan buatan (pelet) yang kandungan dan komposisinya dibuat sama
dengan pakan alaminya. Jenis pakan yang dikonsumsi oleh ikan mempunyai
keterkaitan dengan system pencernaan dan absorbsi yang dimiliki oleh masing-
masing jenis ikan. Sedangkan kebiasaan makan ikan Mas (Cyprinus carpio) yaitu
sering mangaduk-ngaduk dasar kolam, termasuk dasar pematang untuk mencari
jasad-jasad organik. Karena kebiasaan makannya seperti ini, ikan Mas (Cyprinus
carpio) dijuluki sebagai bottom feeder atau pemakan dasar. Di alam, ikan ini
hidup menepi sambil mengincar makanan berupa binatang-binatang kecil yang
biasanya hidup dilapisan lumpur tepi danau atau sungai. Pada umumnya umur 5
hari ikan Mas (Cyprinus carpio) memakan organisme renik berupa plankton.
Larva ikan Mas (Cyprinus carpio) memakan plankton nabati yang berukuran 100-
300 mikron. Sekalipun ikan Mas menyukai makanan alami berupa plankton
namun kebiasaan ini berubah secara berangsur-angsur seirama dengan
perkembangan dan pertumbuhannya. Ikan Mas (Cyprinus carpio) dikenal sebagai
hewan air pemakan segala (omnivora). Ikan Mas (Cyprinus carpio) dewasa relatif
rakus menelan semua jenis makanan alami ataupun pakan buatan (Santoso, 1995).
V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum Biologi perikanan Acara 2
(Ukuran Bukaan Mulut Ikan) adalah sebagai berikut :
1. Rata-rata nilai panjang rahang atas ikan Nila adalah 2,3 dan rata-rata
nilai panjang rahang atas ikan Mas adalah 2.
2. Rata-rata nilai ukuran bukaan mulut ikan Nila adalah 3 dan rata-rata
nilai ukuran bukaan mulut ikan Mas adalah 2,9.
3. Jenis pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan dan umur ikan,
dimana semakin kecil bukaan mulut ikan maka semakin kecil ukuran
pakan yang diberikan.
V.2. Saran
Saran agar penelitian yang akan dilakukan kedepannya lebih teliti dan
dengan memanfaatkan alat-alat yang lebih optimal sehingga hasil yang didapat
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Silaban, Agnes Kartika dan Syammaun Usman. 2018. Pengaruh Pemberian Pakan
Alami yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus) The Influence of Different
Natural Feeding on Growth and Survival of Tilapia Fish Larvae
(Oreochromis niloticus). Universitas Sumatera Utara
Watanabe, T.1998. Nutrition and Mariculture. JICA Textbook. The General
Aquaculture Course. Departement of Aquatic Bioscience. Tokyo
Universityof Fisheries. Tokyo.
Khairuman, Dodi Sudenda, Bambang Gunadi. (2008). Budi Daya Ikan Mas
Secara Intensif. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Amri K dan Khairuman. 2007. Budidaya ikan nila secara intensif. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Bramantio. 2001. Morfologi ikan air tawar. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Effendie MI. 1992. Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112
hlm.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. Binacipta. Bandung.
Santoso, B. 1995. Ikan Mas. Yogyakarta: Kanisisus.
Supriatna, Yadi. 2013. Budidaya Ikan Mas di Kolam Hemat Air. PT Agromedia
Pustaka. Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai