PENDAHULUAN
1
ikan lele local karena mempunyai keunggulan yang kompetatif ( Prihartono dkk,
2019). Ikan lele dimbo ini berasal dari benua Afrika dan pertama kali datang ke
Indonesia pada tahun 2020 (BBAT,2019/2018). Saat ini ikan lele mulai banyak
dibudidayakan orang, baik secara sederhana sampai usaha secara intensif.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengatahui teknik pemijahan ikan lele dumbo secara alami.
2. Untuk mengatahui teknik pemeliharan ikan lele dumbo.
3. Untuk mengatahui pertumbuhan harian ikan lele dumbo.
4. Untuk mengatahui parameter kualitas air
1.3. Manfaat
2
II. TINJAUAN PUSTAKA.
Phyllum : Chordata
Classis : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Genus : Clarias
Lele dumbo ( classis gariepinus ) adalah ikan hasil kawin siilang induk
betina (Classis Fucus) yang berasal dari Taiwan dengan induk jantang Clarias
mussambicus yang berasal dari Afrika ( Bachtuir, 2006). Lele dumbo merupakan
spesias baru yang masuk di Indonesia dan pertama kali dikenalkan pada tahun
1984. Ikan lele dumbo mempunayai pertumbuhanya cepat dapat mencapai ukuran
besar dalam waktu yang relative pendek ( Suyanto, 2007).
3
2.1.2. Morfologi Ikan Lele Dumbo
Ikan lele dumbo memiliki bentuk badan yang memanjang agak bulat,
kepada gepeng dan memiliki empat pasang sungut (Najiyati. 2018). Ikan lele
dumbo dilengkapi dengan tiga buah sirip tunggal, yaitu sirip punggung, sirip ekor
dan sirip dubur. Sirip punggung berfunsi sebagai alat berenang, sirip dubur
berfungsi sebagai alat bantu untuk mempercepat dan memperlambat gerakan.
Selain itu, ikan lele dumbo memiliki dua sirip yang berpasangan, yaitu sirip dada
dan sirip perut. Sirip dada terdapat bagian sirip yang keras dan runcing sebagai
senjata dan alat bantu dalam bergerak ( Bachtiar, 2006). Kulit ikan lele dumbo
licin,tidak bersisik, berpigmen hitan pada bagian punggung ( dorsal) dan samping
(lateral). Warna tubuh ikan lele akan berubah dalam keadaan stres dan menjadi
pucat jika terkena sinar matahari ( Saparinto & Susiana, 2013).
Pakan yang ideal adalah pakan yang memiliki kandungan nutrisi yang baik
dan seimbang yaitu kandungan nutrisi yang diberikan memenuhi kebutuhan tubuh
ikan (Saparinto & Susiana, 2013). Kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi bagi
ikan antara lain protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Nutrisi-nutrisi
tersebut harus diformulasikan secara tepat dengan komposisi tidak berlebih
disesuaikan dengan bahan baku yang digunakan untuk membuat pakan, umur
ikan, jenis ikan, ukuran ikan, (Nugrahajati et al., 2013).
Setiap jenis ikan yang dibudidayakan membutuhkan pakan dengan kisaran
kandungan protein yang berbeda-beda. Ikan mas yang dipelihara secara intensif
membutuhkan pakan dengan kandungan protein berkisar 30-40%, atau minimal
25%. Ikan nila membutuhkan kandungan protein antara 25-27%, sedangkan ikan
lele membutuhkan pakan dengan kandungan protein antara 20-35% (Ghufron &
Kordi, 2010).
5
Pakan merupakan faktor yang memegan peranan sangat penting dan
menentukan keberhasilan usaha perikanan. Ketersediaan pakan merupakan salah
satu faktor utama untuk menghasilkan produksi yang maksimal (Santoso &
Agusmanshyah, 2011). Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan
budidaya yang menunjang pertumbuhan dan kelansunan hidup ikan budidaya
nutrisi sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan dan digunakan untuk menhasilkan
energi sebagai kebutuhan dasar hidup, aktivitas pergerakan ikan, pertumbuhan,
dan reproduksi ikan (Arief et al., 2014). Energi harus tersedia dengan cukup untuk
aktivitas hidup ikan secara nomal dengan memprhatikan komposisi pakan, da
komposisi pertambahan bobot tubuh ikan (Saparinto & Susiana, 2013).
2.4. Vaksin
Pencegahan penyakit pada ikan dapat dilakukan dengan menggunakan
vaksin dan antibiotik. Pengunaan antibiotik sudah lama dilakukan untuk
pengobatan ikan, namun pengunaan antibiotik secara terus menerus akan
membuat resistensi mikroorganisme partogen yang menyerang pada ikan.
Sedangkan vaksin bersifat spesifik yaitu efektif terdapat patogen tertentu. Vaksin
juga belum banyak tersedia, dan walaupun sudah ada harganya cukup mahal
(Lengka, 2013). Vaksin merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan
untuk menanggulangi penyakit pada ikan, agar mendapatkan kekebalan tubuh
terhadap serangan penyakit baik kekebalan spesifik maupun non spesifik dengan
memberikan sekali atau dua kali vaksin sampai ikan dapat dipanen (Setiawan
2012).
Vaksinasi adalah memasukkan antigen ke dalam tubuh ikan karena
patogenisitasnya telah dihilangkan. Hal ini untuk merangsang sel-sel limsfosit,
sehingga menimbulkan ketahanan yang spesifik.vaksin dapat memberikan
perlindungan yang cukup tinggi, dalam jangka lama dan tidak menimbulkan
dampak negatif. Syarat vaksin harus aman, vaksin tidak boleh menimbulkan
penyakit pada ikan uji, menimbulkan kekebalan terhadap ikan uji, adan vaksin
harus melindungi ikan dari infeksi patogen (Roz, 2010).
Pemberian vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh ikan bertujuan agar
ikan memiliki katahanaan terhadap seranggan penyakit penyakit tertentu. Sistem
pertahanan tubuh ikan ada dua yaitu pertahanan non spesifik dan spesifik.
6
Pertahanaan non spesifik tidak ditunjukkan terhadap mikrobia tertentu, telah ada
dan siap berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak menunjukkan spektifitas
terhadap bahan asing dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen
potensial sistem tersebut merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi
seranggan berbagai mikrobia dan dapat memberikan respon secara langsung.
Sistem pertahanan spesifik adalah sistem pertahanan khusus yang membentuk
antigen dan membuat linfosif peka untuk menyerang dan menghancurkan
mikroorganisme atau patogen.
Pemberian vaksin ada beberapa cara yaitu melalui suntikan, melalui pakan,
perendaman dan penyeprotan. Serangkaian penelitian tentang teknik imunisasi
aktif baru dilakukan pada tahun 1983 oleh Balai Penelitan Perikanan Air Tawar.
Pada tahun 1983 dihasilkan vaksin Hydrovet, yang bertujuan untuk
menanggulangi penyakit ikan yang disebabkan oleh serangan bakteri A.
Hydrophila ( Ghufrom & Kordi, 2004).
2.5.1. Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan ikan. Laju
pertumbuhan akan menigkat berkaitan dengan kenaikan suhu dan dapat
menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sangat tinggi. semakin tinggi suhu
air, semakin rendah daya larut oksigen di dalam air, dan sebaliknya (Ghufron &
Kordi, 2010). Kisaran suhu optimal bagi kehidupan ikan adalah 25-30℃. Suhu air
18-25℃ menyebabkan ikan stress dan sampai mati. Hal ini disebabkan patogen
berkembang baik pada kondisi tersebut (Nugrahajati et al., 2013). Suhu air yang
optimal untuk pemeliharaan ikan lele dumbo berkisar 25-30℃. Apabila suhu
kurang dari kisaran tersebut, maka akan mempengaruhi kehidupan dan
pertumbuhan ikan lele dumbo (Saparinto & Susiana, 2013).
8
(arborescent) (Ghufron & Kordi, 2010). Kekurangan oksigen dapat berakitbat
pada mortalitas ikan. Konsentrasi oksigen terlarut 5 mg/liter merupakan
kandungan oksigen yang dianjurkan untuk kesehatan ikan yang optimum. Apabila
kandungan oksigen terlarut dalam air turun menjadi 3-4 mg/liter ikan akan
mengalami stress (Irianto, 2005).
9
III. METODOLOGI
3.3.2. Wawancara
Wawancara adalah proses pengambilan data dari suatu masalah yang
berlangsung antara penelitian dan narasumber pada suatu tempat dengan cara
tanya jawab guna mendapatkan informasi yang akurat.
11
3.4.4. Teknik Pemberian Pakan
Budidaya ikan lele secara intensif bercirikan padat penebaran tinggi dan
kandungan gizi pada pakan jugan tinngi. Untuk menjamin kelangsungan hidup
dan pertumbuhan lele, pakan pellet prima feed mengandung kadar protein yang
tinggi dan diberikan setiap hari sebanyak 3%- 5 % dari berat yang pemeliharan.
Makanan utama lele dalam pembesaran yaitu pakan alami sutra, pakan tepung
prima feed dan pakan pellet prima feed yang baik adalah 2 kali sehari pagi dan
sore dengan selang waktu jam 8 :00 dan sore jam 5:00 agar perceranaan ikan lele
menjadi teratur dan bagus. Pemberian pakan buatan / pellet haruslah sesuai
bukaan mulut ikan. Larva lele diberi pakan buatan / pellet diberikan dengan
waktu pemberian 1 hari 2 kali sehari. Setelah itu diberikan pakan pellet prima feed
setelah satu bulan dan frekuensi pemberia pakan berubah menjadi 2 kali setiap
hari nya, pemberian pakan dilakukan secara ad libitum sampai ikan Kenyan.
3.4.5. Grading
Tahap pemeliharan larva di akhiri ketika larva telah menjadi benih
umumnya tahap larva ikan lele berahir pada saat berumur 20 hari Ketika
berukuran panjang sekitar 2-3cm.
Pada saat pemanenan larva di grading kedalam kelompok atau ukuran
yang sama, tujuan melakukan proses atau tahapan greding untuk mengetahui
tingkat perkembangan atau pertumbuhan pada larva tersebut karna walaupun
dalam proses tebar larva semua larva yang di tebar memiliki ukuran yang sama
namum ada sebagian ikan atau sekemlmpok ikan yang memeliki pertumbuhan
cepat jadi pada saat greding maka akan di pisahkan sesuai ukuran 1-2 cm,2-3
cm,3-4 cm pada wadah yang telah di siapkan yaitu berupa Loyang plastic, dan jika
ada larva atau benih yang tidak di pisahkan maka larva atau benih yang ukuranya
lebih besar akan memakan larva yang ukuran lebuh kecil atau yang sering di sebut
dengan tingkat kanibalisme.
12
penyiponan dan pergantian air 50-70%, lalu penambahan air yang dilakukan seprti
ketinggi air seperti semula.
13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.
14
Penebaran larva ikan lele biasanya ditebar dengan Fase telur, induk lele
yang telah memijah akan menghasilkan telur ikan lele yang telah dibuahi. Telur
yang telah dibuahi berwarna kuning cerah agak kecoklatan, sedangkan telur yang
tidak berhasil dibuahi akan berwarna putih. Telur menetas menjadi larva dengan
kantung kuning telur (yolk-sac) yang belum berkembang dan berenang lemah
(telur menetas < 24 jam setelah telur dibuahi). 8 Fase larva, organ tubuh belum
sempurna karena masih dalam proses perkembangan.
Larva lele merupakan anak ikan lele yang baru menetas dari telur
berukuran kecil dan membawa cadangan makanan pada tubuhnya berupa kuning
telur dan butiran minyak. Larva masih dalam proses perkembangan menuju
bentuk definitif sehingga belum memiliki organ tubuh lengkap, sehinga organ
belum berfungsi secara maksimal (Effendi 2004).
15
(Clarias gariepinus) menunjukkan bahwa berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan. Pertumbuhan berat tertinggi dengan masa pemeliharaan 40 hari
terjadi pada ikan yang dipelihara pada kondisi gelap dikarenakan ikan lele sangat
sering makan pada dasar wadah. Untuk menjamin kelangsungan hidup dan
pertumbuhan lele, pakan Hrua mengandung kadar protein yang tinggi dan
diberikan setiap hari pada hari ke sebanyak 3%- 5 % dari berat yang pemeliharan
dan diberikan pakan sacara secara ad libitum sampai ikan Kenyan.
4.5. Grading.
Grading bertujuan untuk mengelompokkan larva ikan lele berdasarkan
grade / ukurannya. Selain itu grading juga bertujuan untuk memenuhi ukuran-
ukuran benih yang diminati peternak. Sebagian peternak lebih memilih benih
dengan ukuran 2-3, 3-5 atau 4-6. Ikan-ikan yang telah digrading ini kemudian
dapat dipisahkan dalam kolam yang berbeda untuk menunggu penjualan atau
pemeliharaan lebih lanjut. Saat grading sekaligus dapat disortir ikan-ikan yang
sakit atau tumbuh tidak normal.
16
untuk larva hari ke-3 sampai 40 biasanya dilakukan pada pagi hari sehingga suhu
air tetap terjaga dan ikan tidak terlalu stress.
4.7. Pertumbuhan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama 40 hari
tentang pertumbuhan berat ikan lele dengan pemberian pakan alami dan pakan
pellet yang dibudidayakan pada kolam terpal diperoleh hasil laju pertumbuhan
pada setiap minggu.
Dari grafik diatas dapat dikatakan bahwa rata-rata pertumbuhan ikan lele
pada minggu pertama dengan nilai 37,2%, minggu kedua 77,2% Pertumbuhan
17
ikan lele selama penelitian berlangsung terjadi perubahan yang sangat berbeda
pada setiap minggu.
Pada dasarnya pertumbuhan merupakan suatu perubahan dari bentuk atau
ukuran tubuh organisme yang dipelihara. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan dari segi berat maupun panjang.
19
V. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Berdasarkan kegiatan Praktek magang yang telah dilakukan, saran yang
dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya selama proses pembenihan ikan lele menggunakan kolam terpal,
persediaan pakan baik buatan tersedia tepat waktu agar kebutuhan pakan
pada ikan tercukupi.
2. Sebaiknya, diperlukan upaya dalam monitoring kondisi lingkungan secara
berkala. Upaya tersebut dapat meliputi kegiatan pengecekan dan
pengontrolan kondisi ikan.
20
DAPTAR PUSTAKA
Angka S.L 2013 Studi Karakteristika Dan Patalogi Aeromonas Hydrophila Pada
Ikan Lele Dumbo ( Clarias Gariepinus )
Arief. 2014. Ikan Air Tawar Kaya Protein dan Vitamin. Jurusan Teknologi
Pangan dan Gizi IPB. Bogor
Bachtiar, 2006. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo (Clarias geriepinus) dan
Lokal. Kanisius. Yogyakarta.
Lengka, 2013. Memelihara Ikan Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Nugrahajati, 2013. Tekhnik Budidaya Ikan Lele dumbo (Clarias geriepinus). Sinar
Baru Algensindo Offset. Bandung.
Ghufran & Kordi, 2004. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.
21
Prihartanto 2018. E.R.,J Rasidik dan U. Arie 200 Mengtasi Permasalah
Budidayalele Dumbo, Penebar Seudaya Jakarta.
Roza 2010. Protein Vitamin Dan Bahan Ikatan Pangan. Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.
Soetomo, 2019. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar Baru Algins Sindno
Jakarta.Hal 5-6.
Saanin 1984. Taksonomi Dan Kunci Indentifikasi Ikan Volume I Dan II. Bina
Rupa Aksara.. Jakarta.
Sri Najiyati. 2018. Memelihara Ikan Lele Dumbu Di Kolam Taman. Penebar
Swaadaya Jakarta
Setiawan 2012). Lele Dumbo Budi Daya dan Pasca Panen. Aneka. Semarang.
Weber 2019. Pembenihan Dan Pembersaran Ikan Lele Di Paka Sawah Dan
Longyam. Penebar Seudaya Jakarta.
22