(Chromileptes altivelis)
Oleh:
MUHAMMAD ZAHRAWANI
2020110014
2.2 Tujuan
2.3 Manfaat
Kerapu bebek atau kerapu tikus (Chromileptes altivelis) adalah jenis ikan
dari keluarga Serranidae yang ditemukan di Australia, Cina, Guam, Hong Kong,
India, Indonesia, Jepang, Kenya, Malaysia, Kaledonia Baru, Kepulauan Mariana
Utara, Papua Nugini, Filipina, Pulau Pitcairn, Singapura, Taiwan, Thailand,
Vietnam dan mungkin di Mozambique dan di Vanuatu. Habitat alaminya adalah
karang laguna pantai. Jenis ini terancam kehilangan habitatnya. Dalam bahasa
Inggris, kerapu bebek disebut humpback grouper atau panther grouper Ikan
kerapu bebek merupakan salah satu jenis ikan laut yang dapat dibudidayakan dan
harganya cukup tinggi. Usaha pembesarannya dengan menggunakan keramba
jaring apung sudah dikembangkan di masyarakat, namun konsekuensi dan
perkembangan usaha pembesaran ikan kerapu bebek tersebut menuntut
ketersediaan benih yang siap di tebar. Benih tersebut harus berkualitas, jumlah
cukup dan terus menerus.
Menurut akbar (2002), Ikan kerapu bebek adalah jenis ikan karang yang
hanya hidup dan tumbuh cepat di daerah tropis, Ciri khasnya terletak pada bentuk
moncong yang menyerupai bebek sehingga disebut kerapu bebek. Adapun
klasifikasi adalah sebagai berikut :
Phyllum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Osteichyes
Subclass : Actinopterigi
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Family : Serranidae
Subfamili : Epinephihelinae
Genus : Cromileptes
Spesies : Cromileptes altivelis
Umumnya kerapu bersifat soliter tetapi pada saat akan memijah akan
bergerombol musim pemijahan ikan kerapu terjadi pada Bulan Juni – September
dan Nopember – Februari terutama pada perairan kepulauan Riau, Karimun, Jawa
dan Irian Jaya. Berdasarkan perilaku makannya ikan kerapu menempati struktur
tropik teratas dalam piramida rantai makanan salah satu sifat buruk dari ikan
kerapu adalah sifat kanibal tapi pada kerapu bebek sifat kanibalis tidak seburuk
pada kerapu macan dan kerapu lumpur ( Tampubulon dan Mulyadi, 1989).
1) Gangguan Alam Gangguan alam adalah faktor yang terjadi secara alami,
seperti ombak, gelombang, dan arus yang kuat terjadi terus menerus.
Dampaknya berupa stress pada ikan sehingga mengurangi selera makan
ikan dan juga dapat merusak konstruksi wadah budidaya seperti karamba
jaring apung.
4) Lalu lintas Laut Lalu lintas kapal atau perahu nelayan dapat mengganggu
ketenangan usaha budidaya. Selain itu, kapal-kapal besar juga berpotensi
mencemari lingkungan perairan dengan buangan limbah atau sisa minyak
yang menjadi bahan bakarnya. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di
atas, lokasi budidaya sebaiknya di teluk, selat di antara pulau-pulau
berdekatan, atau perairan terbuka dengan terumbu karang penghalang
(barrier reef) yang cukup panjang. Selain itu kondisi air harus jernih dan
bebas dari fenomena alam arus balik (upwelling) (Trubus, 2009).
Salah satu gambaran bentuk bak yang digunakan untuk kerapu adalah bak
beton berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 1,2 m x 4 m x 0,8 m yang
dapat diisi air sekitar 2,5-3,5 m3. Pada bak ini dapat ditebar 2500-3500 ekor benih
kerapu yang berukuran 1.5– 3 cm atau dengan padat tebar sekitar 1 ekor/liter.
Pada salah satu sisi panjang bak ini dilengkapi dengan pipa PVC ¾ inci sebagai
saluran aerasi. Pipa saluran aerasi diberi lubang sebanyak 4 buah dengan jarak
antar lubang dibuat sama. Selang aerasi yang digunakan berdiameter 1/16 inci,
setiap selang aerasi dilengkapi dengan batu aerasi dan pemberat. Jarak batu aerasi
dengan dasar bak sebaiknya 5-10 cm. Pada bak beton tersebut dibuatkan saluran
pemasukan untuk memasukkan air dari bak tandon, dapat berupa pipa PVC
berukuran ¼ inci yang dilengkapi dengan keran.
Disamping itu disalah satu sisi bagian yang lain dibuatkan saluran
pengeluaran yang terbuat dari bahan pipa PVC dengan diameter 2 inci yang
dilengkapi pula dengan keran. Dasar bak dibuat miring 2-3% ke arah
pembuangan. Penggunaan bak dari bahann fiberglass umumnya berukuran 2.5 m
x 1.2 m x 0.7 m yang dapat diisi air sekitar 2 m3, hanya dapat ditebari benih ikan
kerapu sebanyak 2000 ekor per wadah dengan kepadatan dan ukuran benih yang
sama. Bak ini juga dilengkapi dengan pipa pemasukan dan pengeluaran air serta
selang aerasi. Sebelum benih ditebar, bak pemeliharaan dan peralatan yang akan
digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu. Bak disiram dengan desinfektan
berupa larutan kaporit 100-150 ppm pada seluruh sisi bagian dalam bak dan
didiamkan selama 24 jam.
Air laut yang akan digunakan secara fisik, kimiawi maupun biologis harus
memenuhi syarat untuk kehidupan ikan kerapu. Air laut dapat diambil dari laut
dengan jarak 100-300 m dari garis pantai, tergantung kelayakan kondisi air laut
tersebut. Air untuk pendederan kerapu yang dipompa dari laut sebaiknya disaring
terlebih dahulu melewati saringan pasir (sand filter) yang diletakkan pada ujung
pipa berdiater 4 inci. Air tersebut kemudian ditampung pada bak penyaringan.
Di dalam bak penyaringan (bak filter) ini disusun batu kali, kerikil, arang dan ijuk
sehingga air yang melewati saringan ini akan terbebas dari kotoran.
Setelah dari bak filter, air dialirkan ke tandon (reservoar) dan siap
digunakan sebagai media untuk pendederan ikan. Pada bak tandon ini sebaiknya
dilakukan aerasi secara terus menerus, agar oksigen terlarut dalam air dapat
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan ikan dan untuk melepaskan bahan-bahan
beracun ( Akbar S, Sudaryanto 2002 ).
Bak penetasan telur yang sekaligus merupakan bak pemeliharaan larva
dengan penambahan phytoplankton Chlorella, dengan kepadatan 5.103-104sel/ml.
Phytoplankton akan menggeliminir pembusukkan yang ditimbulkanoleh telur
yang tidak menetas dan sisa cangkang telur yang ditinggalkan.Pembersihan dasar
bak dengan cara penyiponan dilakukan pada hari pertama dengan maksud untuk
membuang sisa-sisa telur yang tidak menetas dan cangkang telur.
Induk diperoleh atau dibeli dari nelayan dalam keadaan hidup kemudian
dipelihara didalam bak induk yang terlebih dahulu disuci hamakan dengan cara
merendam dalam larutan bahan aktif campuran yodium dan kalium permanganate
100 ppm selama satu jam untuk membunuh bakteri atau mengobati luka. Selain
itu direndam dalam air tawar selama 30 menit untuk membasmi parasit yang biasa
menyerang mata. Induk dipelihara dalam bak beton 10 ton dengan kepadatan
maksimal 50 ekor atau 25 pasang dengan pergantian air 200-300 % perhari dan
dilengkapi aerasi (Ketut Sugama,1998).
3.3.4. Pakan Induk
Ikan kerapu bebek memijah sepanjang tahun, pemijahan pada ikan Kerapu
Bebek pada dasarnya dapat dibagi dua cara yaitu pemijahan secara alami dan
pemijahan buatan, sedangkan pemijahan secara buatan ada dua sistem yaitu sistem
manipulasi lingkungan dan sistem rangsangan hormon. Injeksi hormon LHRH-A
pada dosis 50 g cukup efektif untuk pematangan gonad dan pemijahan Kerapu
Bebek (Slamet et al,1999).
Sex ratio induk Kerapu Bebek 1 jantan : 2 betina, induk berhasil memijah
selama 5-8 hari/bulan dengan jumlah telur antara 1,304.000-12.318.000 butir dan
daya tetas telur antara 0-90 %. Waktu inkubasi telur Kerapu antar 16-20 jam pada
suhu 28 - 32 0C dan salinitas 30 - 34 ppt. Pemijahan Kerapu Bebek terjadi pada
malam hari yaitu antara pukul 23.00 - 04.00 wita. Pada suhu air antara 27 – 30 0C
dan salinitas 31 – 33 ppt.
3.3.6. Penetasan Telur
Menurut Ketut Sugama, dkk. 1998 telur ikan Kerapu Bebek yang telah
dibuahi akan mengapung dibagian permukaan aor, olej karenanya bak pemijahan
induk dirancang dengan sistem pembuangan air permukaan sekaligus berfungsi
untuk membuang kotoran dari sisa pakan. Diluar bak, yaitu pembuangan air
bagian atasnya dibuat bak penampungan telur yang dilengkapi dengan saringan
atau tempat penampungan telur (Egg Colektor) berukuran 500 – 600 mikron.
Kolektor telur harus terendam terus dalam air, sehingga telur yang terbawa
oleh air permukaan akan terkumpul dalam kolektor telur, sehingga telur mudah
dipindahkan dalam bak inkubasi untuk penetasan lebih lanjut. Kadar garam air
laut dalam bak inkubasi dan pembesaran larva berkisar antara 31 – 34 ppt dan
suhu berkisar antara 27 – 29 oC. Dengan kondisi ini telur akan menetas setelah 16
-18 jam pembuahan. Karena larva yang baru menetas sangat ringkih dan rentan
terhadap sentuhan benda lain, maka disarankan untuk menetaskan telur langsung
dalam bak pembesaran larva.
Pakan yang dipersiapkan untuk larva ikan kerapu terdiri dari pakan alami
dan pakan buatan : Pakan alami yang dipersiapkan melalui kultur massal secara
terpisah seperti Chlorella Sp. ; rotifera (Brachionus plicatilis); Artemia dan
jambret (Mysidaceae). Sedangkan pakan buatan diberikan untuk melengkapi
kebutuhan nutrisi larva jika pakan alami tidak mencukupi Pemberian pakan ini
sampai larva berumur 16 hari dengan penambahan secara bertahap rotifera sampai
kepadatan 5 ~ 10 ekor/ml plytoplankton 105 – 2.105 sel/ml media ( Syamsul
Akbar, dkk 2002 ).
Umur 9 hari mulai diberi pakan naupli artemia yang baru menetas dengan
kepadatan 0,25 ~ 0,75 ekor/ml media, pakan diberikan sampai larva berumur 25
hari dengan peningkatan kepadatan mencapai 2 ~ 5 ekor/ml media. Umur 17 hari
larva dicoba diberi pakan artemia yang telah berumur 1 hari kemudian secara
bertahap diubah dari artemia berumur 1 hari ke artemia setengah dewasa dan
akhirnya artemia dewasa sampai larva berumur 50 hari. Setelah larva berumur 29
– 31 hari berubah menjadi benih aktif, menyerupai kerapu dewasa. Pada saat ini
mulai dicoba pemberian pakan dengan cincangan daging ikan ( Syamsul
Akbar , dkk 2002 ).
Ikan Kerapu bebek merupakan hewan karnivor yaitu jenis ikan pemakan
daging sebagaimana jenis kerapu dewasa lainnya yang memakan ikan-ikan kecil
dan krustacea sedangkan untuk benih memangsa larva moluska (trokovor),
kopepoda, zooplankton, cephalopoda dan rotivera. Sebagai ikan karnivor kerapu
cenderung menangkap mangsa yang aktif bergerak di dalam kolong air, kebiasaan
makan kerapu malam dan siang hari dan lebih aktif pada waktu fajar dan senja
hari (Tampubolon dan Mulyadi, 1989).
Jenis parasit yang sering menyerang ikan kerapu pada tingkat pendederan
adalah sejenis kutu ikan golongan crustacea, cacing pipih golongan trematoda,
protozoa dan tricodina.
- Kutu Ikan
Parasit sejenis kutu, bentuknya seperti Argulus yang merupakan golongan
Crustacea, banyak menyerang pada pendederan kerapu. Parasit ini berbentuk
pipih seperti kutu, berukuran 2–3 mm, menempel pada permukaan tubuh ikan
terutama pada bagian kulit dan sirip. Serangan dalam jumlah besar akan
mengakibatkan kematian, karena parasit ini menghisap darah ikan dan
mengakibatkan tubuh mangsanya berlubang, sehingga ikan mudah terkena infeksi
sekunder yaitu jamur dan bakteri.
Gejala yang diperlihatkan adalah : ikan berenang lamban, nafsu makan
menurun, sisik mudah lepas, I nsang berwarna merah pucat, terdapat luka
pada bagian tubuh ikan dan sering menggesek-gesekkan tubuhnya ke sisi
jaring/bak atau berenang miring seolah-olah ikan merasa gatal. Pencegahan yang
dapat dilakukan untuk menghindari serangan parasit ini adalah dengan
memisahkan ikan yang terserang dari ikan yang sehat, agar tidak tertulari.
Sedikitnya dua minggu sekali ikan direndam dalam air tawar selama 10–15
menit.
Pada waktu perendaman, parasit yang menempel akan lepas dan mati.
Parasit yang mati akan terlihat jelas yaitu berwarna putih transparan. Pengobatan
ikan yang baru terserang parasit ini cukup dengan cara perendaman tersebut.
Biasanya ikan sembuh setelah 2–3 hari kemudian. Jika ikan telah mengalami luka-
luka dapat dilakukan perendaman dalam air tawar, kemudian dilanjutkan dengan
perendaman didalam larutan acriflavin 10 ppm/jam. (Kurniastuty, dkk 2004)
- Cacing Pipih
Jenis cacing pipih yang biasanya menyerang adalah Diplectanum sp. yang
merupakan golongan Trematoda. Gejala yang diperlihatkan adalah : nafsu makan
berkurang, warna pucat baik pada tubuh maupun insang, produksi lendir tinggi,
ikan berenang di permukaan air serta megap-megap dengan tutup insang terbuka
dan sering menggosok-gosokkan tubuh ke bak pemeliharaan.
- Tricodina
Penyakit yang disebabkan oleh Tricodina sp. disebut tricodiniasis. Gejala
dan penanggulangannya hampir sama dengan penyakit yang disebabkan oleh
Cryptocarion irritans, tetapi jarang terjadi kerusakan pada kulit.
- Bakteri Vibrio
Larva yang sehat sebelum ditebar ke dalam bak sangat penting untuk
dilakukan. Di dalam tempat pemeliharaan, seperti KJA, tangki, atau bak jenis ikan
ini sering menjadi sasaran berbagai parasit, bakteri, dan virus. Parasit yang paling
sering dijumpai adalah Benedenia dan Neobenedenia yang hidup di kulit maupun
insang. Serangan parasit ini dapat diatasi dengan cara ikan direndam selama
beberapa menit di dalam air tawar. Sementara, itu, jenis bakteri yang sutra
menyerang sirip dan kulit kerapu adalah Flexibacter dan Vibrio Penyakit bakteri
tersebut dapat diatasi dengan pemberian antibiotik seperti mytetracycline (50 mg)
atau oxolinic acid (10-30 mg) per kg bobot badan ikan secara oral.
3.3.10. pemanenan
Masa panen ikan Kerapu Bebek disesuaikan dengan ukuran ikan yang
diminati pasar, yakni dengan berat antara 500 – 800 gram. Waktu pemeliharaan
yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran tersebut adalah sekitar 4-7 bulan
tergantung pada ukuran bibit. Proses panen harus dilakukan secara teliti karena
luka pada ikan dapat menurunkan harga. Agar ikan tidak mengalami stres,
sebaiknya lakukan pemanenan pada saat pagi atau sore hari.
Jika kita menentukan target customer kita adalah kelas atas. Strategi
produk kita adalah bagaimana membuat kerapu bebek tersebut menjadi olahan
yang cocok atau sesuai yang dibutuhkan kelas atas. Misalnya, dengan daya kreasi
bahwa ikan kerapu tidak hanya bisa digoreng, tetapi dapat dibuat produk olahan
sosis kerapu, steak kerapu, nugget kerapu, kerapu asam manis, tempura kerapu,
dll. Jika target kita untuk memproduksi olahan kerapu menjadi sosis, steak, atau
nugget, maka yang dibutuhkan adalah ikan kerapu ukuran besar yaitu size 2,
karena yang dibutuhkan dagingnya dan untuk steak kerapu perlu fillet ikan kerapu
dan hanya bisa dilakukan fillet pada ukuran kerapu yang besar.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu rumah
tangga maupun organisasi ke dalam pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli
maupun dimiliki. Bagaimana variasi produk berbasis lele, apakah hanya satu jenis
saja misal tempura, atau diupayakan beberapa jenis olahan yang dapat diterima
semua baik anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak.
·
Bagaimana kualitas produk olahan lele, apakah tinggi, sedang atau rendah.
Sebaiknya kualitas olahan lele kualitas, selain penampilan fisik produk juga
diperhatikan dari sisi keamanan pangan. Bahan-bahan untuk mengolah termasuk
produk yang aman untuk dikonsumsi.
1. Bagaimana desain produk
2. Apa mereknya
3. Fitur apa yang perlu ditampilkan pada produk
4. Kemasan bagaimana
5. Ukurannya bagaimana
6. Apakah perusahaan menerima produk yang rusak
3.4.3.2. Harga (Price)
3.4.3.3. Tempat (Place)
Untuk menemukan target market, ada empat kegiatan yang perlu dilakukan
oleh perusahaan yaitu (1) mengukur dan memperkirakan permintaan; (2)
mensegmentasi pasar (market segementation); memilih pasar sasaran (market
tergeting); dan menentukan posisi pasar (market positioning).
3.5 Perilaku Konsumen
3.6. Strategi pemasaran ikan kerapu yang dilakukan oleh nelayan ikan
kerapu
3.6.1. Strategi SO
3.6.2. Strategi WO
3.6.3. Strategi ST
3.7. Strategi pemasaran ikan kerapu yang dilakukan oleh pedagang ikan
kerapu
3.7.1.Strategi SO
3.7.2.Strategi WO
3.7.2.Strategi ST
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu jenis ikan
laut yang mempunyai prospek yang cerah dan layak dikembangkan sebagai ikan
budidaya laut karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dipasar lokal
maupun internasional. Selain itu Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) juga
potensial untuk dibudidayakan karena pertumbuhannya relatif cepat, mudah untuk
dipelihara, mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan dan
dapat dikembangkan di Keramba Jaring Apung (KJA).
Dilihat dari prospek pasar ikan kerapu bebek yang merupakan sebagai
salah satu komoditas unggulan, maka usaha kerapu bebek bisa menjadi salah satu
pilihan untuk di kembangkan, Ikan kerapu bebek selain untuk konsumsi juga bisa
sebagai ikan hias saat ukuran benih atau pendederan (3-7 cm) karena bentuk dan
warnanya yang menarik yaitu bintik-bintik kebiru-biruan agak kuning terang.
Selain itu modernisasi penangkapan dan budidaya ikan kerapu akan mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan laut khususnya rusaknya terumbu karang.
DAFTAR PUSTAKA