Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki perairan tawar yang sangat luas dan berpotensi besar
untuk usaha budidaya ikan air tawar, seperti jenis ikan konsumsi yaitu ikan lele,
nila mas dan masih banyak sekali jenis ikan konsumsi dan ikan hias air tawar.
Sumber daya perairan indonesia meliputi perairan umum (sungai, waduk dan
rawa), sawah (mina padi), dan kolam dengan total luas lahan 605.990 hektar.
Perairan umum seluas 141.690 hektar, sawah (mina padi) seluas 88.500 hektar,
dan perairan kolam seluas 375.800 hektar.
Budidaya ikan lele merupakan salah satu jenis usaha budidaya perikanan
tawar yang semakin berkembang. Budidaya ikan lele berkembang pesat
dikarenakan teknologi budidaya yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
pemasarannya relatif mudah dan modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah serta
dapat dibudidayakan dilahan sempit dengan padat tebar yang tinggi (Departemen
Kelautan dan Perikanan, 2007). Budidaya ikan lele dapat dilakukan dengan
memanfaatkan lahan kritis yang tidak dapat dimanfaatkan misalnya lahan
pertanian. Menurut Kordi (2005), ikan lele juga dapat dipelihara diberbagai wadah
dan lingkungan perairan mengalir, bak, kolam terpal, kolam tanah, di sawah, di
bawah kandang ayam (mina-ayam), keramba, dan keramba jaring apung.
Ikan lele dumbo(Clarias gariepinus)merupakan salah satu ikan
ekonomispenting air tawar yang telah banyak dibudidayakan baik secara
tradisionalmaupun secara intensif (Muhammad dan Andriyanto, 2013). Ikan lele
termasukikan yang tahan terhadap kualitas air yang minim atau kualitas air yang
kurangbaik bahkan ikan lele dapat hidup pada kondisi oksigen yang sangat
rendah, halini disebabkan karena ikan lele mempunyai alat bantu pernafasan
berupaarborescant yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara
(Augusta,2016). Ikanlele dumbo mempunyai pertumbuhan yang cepat,
resistenterhadap penyakit, memiliki kemampuan toleransi terhadap
pameter lingkungandalam batas yang luas serta dagingnya berkualitas baik. Oleh
karena itu ikan leledumbo tergolong spesies ikan yang potensial untuk
dibudidayakan (Hastuti danSubandiyono, 2014).
Dalam upaya meningkatkan produktivitas panen,budidaya lele
menggunakan berbagai sistem budidaya yang akan mendukung peningkatan hasil
panen sesuai harapan pembudidaya, Selain bioflok ada juga penerapan sistem
boster.Sistem boster merupakan salah satu sistem budidaya super intensif yang
menerapkan teknologi dengan padat tebar tinggi lebih dari 500-1000 ekor per
m2 menggunakan aplikasi produk suplemen boster.Aktivitas utamanya adalah
membuangkotoran ikan Lele, jadi tidak diwajibkan untuk mengganti air dalam
volume besar.Manajemen yang diterapkan pada sistem boster, peternak harus
membuangkotoran dengan rutin (Boster, 2015). Sistem boster meimliki beberapa
keunggulan seperti : dapat menggunakan lahan yang sempit dan equipmen kolam
sedikit, Menghemat listrik dan air, Luasan kolam sempit, tonase tinggi, Efisiensi
pakan dan tenaga kerja, Mudah menanggulangi masalah penyakit dan Peningkatan
mutu produk budidaya untuk pengolahan karena memberikan jaminan keamanan
pangan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan praktik kerja
lapang III di Farm Fish Boster Centre, Kota Sidoarjo, Jawa dengan judul Teknik
Pembesaran Ikan Lele dumbo (Clarias gariepenus) sistem boster.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini dengan judul teknik
pembesaran Lele sistem boster adalah :
1. Mengetahui teknik pembesaran ikan lele sistem boster mulai dari tahap
persiapan pemeliharaan sampai panen.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemeliharaan pembesaran
lele sistem boster
3. Mengetahui Hama dan Penyakit yang menyerang ikan lele dumbo serta
penaganannya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Lele Dumbo


2.1.1 Klasifikasi Ikan Lele Dumbo
Klasifikasi ikan lele dumbo menurut Puspowardoyo dan Djarijah (2003)
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom :Metazoan
Filum : Chordate
Sub Filum : Vertebrata
Kelas :Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluroidae
Family : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus

2.1.2 Morfologi Ikan lele dumbo


Ikan lele dumbomemiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik
dan memiliki organ arborecent, yaitu alat yang membuat ikan lele dumbo dapat
hidup di lumpur atau air yang hanya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele
dumbo berwarna kehitaman atau keabuan memiliki bentuk badan yang
memanjang pipih ke bawah (depressed), berkepala pipih dan memiliki empat
pasang sungut yang panjang sebagai alat peraba (Suyanto, 2006).
Ikan lele dumbo mempunyai jumlah sirip punggung D.68-79, sirip dada
P.9-10, sirip perut V.5-6, sirip anal A. 50-60 dan jumlah barbels sebanyak empat
pasang, satu pasang diantaranya lebih panjang dan besar. Sirip dada dilengkapi
sepasang duri tajam dan patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 40 mm
terutama pada ikan lele dumbo dewasa, sedangkan ikan lele dumbo yang tua

3
sudah berkurang racunya. Panjang baku 5-6 kali tinggi badan dan perbandingan
antara panjang baku dan panjang kepala adalah 1 : 3-4. Ukuran matanya sekitar
1/8 panjang kepalanya. Giginya berbentuk villiform dan menempel pada rahang
Puspowardoyo dan Djarijah (2003).

Gambar 1. Morfologi Lele Dumbo

2.1.3 Habitat dan Tingkah Laku


Habitat atau lingkungan hidup ikan lele dumbo adalah di semua perairan
tawar, meliputi sungai dengan aliran yang tidak terlalu deras atau perairan yang
tenang seperti waduk, danau, telaga, rawa dan genangan air seperti kolam. Ikan
lele dumbo tahan hidup diperairan yang mengandung sedikit oksigen dan relative
tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik. Ikan lele dumbo dapat hidup
normal dilingkungan yang memiliki kandungan oksigen terlarut 4 ppm dan air
yang ideal mempunyai kadar karbon dioksida kurang dari 2 ppm, namun
pertumbuhan dan perkembangan ikan lele dumbo akan cepat dan sehat jika
dipelihara dari sumber air yang bersih, seperti sungai, mata air, saluran irigasi
ataupun air sumur (Suyanto, 2006). Ikan lele dumbo jarang menampakkan
aktivitasnya pada siang hari dan lebih menyukai tempat-tempat yang gelap, agak
dalam dan teduh. Hal ini bisa dimengerti karena ikan lele dumbo adalah binatang
nocturnal yang mempunyai kecenderungan beraktivitas dan mencari makan pada
malam hari. Pada siang hari ikan lele dumbo lebih suka berdiam atau berlindung
ditempat-tempat yang gelap. (Suyanto, 2006). Kualitas air yang dianggap baik
untuk kehidupan ikan lele dumbo adalah suhu yang berkisar antara 20-30oC, akan

4
tetapi suhu optimalnya adaah 270C, kandungan oksigen terlarut >3 ppm, pH 6,5-8
dan NH3 sebesar 0,05 ppm (Khairuman dan Amri, 2002).

2.1.4 Penyebaran Ikan Lele


Ikan Lele tersebar luas dibenua Afrika dan Asia, terdapat di perairan
umum yang berair tawar secara liar. Di beberapa Negara khususnya Asia, seperti
Filipina, Thailand, Indonesia, Laos, Kamboja, Vietnam, Birma dan India. Ikan
lele telah banyak dibudidayakan dan dipelihara di kolam (Suyanto, 2006).
Penyebaran nama ikan lele diberbagai negara berbeda-beda. Ikan lele ada yang
dikenal dengan sebutan keli (Malaysia), plamoad (Thailand), ca tre trang
(Jepang), mali (Afrika), gura magura (Sri Langka), dan cat fish (Inggris).
Diberbagai daerah di Indonesia, ikan lele disebut ikan keli atau keling (Makasar
atau Sulawesi), ikan lele (Pulau Jawa), ikan pintet (Kalimantan), atau ikan kalang
(Sumatera). Sementara itu, nama ikan lele dalam perdagangan internasional
dikenal dengan sebutan catfish (Mahyuddin, 2008).

2.1.5 Kebiasaan Makan


Pada saat pembesaran ikan lele dumbo pada kolam pemeliharaan, terutama
budi daya secara intensif, ikan lele dumbo dapat dibiasakan diberi pakan pellet
pada pagi atau siang hari walaupun nafsu makannya tetap lebih tinggi jika
diberikan pada malam hari. Ikan lele dumbo dapat memakan segala macam
makanan. Pakan alami ikan lele dumbo adalah jasat renik yang hidup di lumpur
dasar maupun di dalam air, antara lain cacing, jentik-jentik nyamuk, serangga,
anak-anak siput, kutu air (zooplankton). (Cahyono, 2001). Ikan lele dumbo
digolongkan ke dalam kelompok omnivore (pemakan segala) dan mempunyai
sifat scavenger yaitu ikan pemakan bangkai. Pakan alami, untuk mempercepat
pertumbuhan ikan lele dumbo perlu pemberianmakanan tambahan berupa pellet
Ikan lele dumbo bersifat kanibal yaitu sifat yang suka memakan sejenisnya jika
kekurangan pakan, ikan lele dumbo akan memakan ikan lele dumbo yang
ukurannya lebih kecil. Oleh karena itu, pemberianmakan ikan lele dumbo tidak
boleh sampai terlambat dikarenakan sifat kanibal juga ditimbulkan oleh adanya
perbedaan ukuran. Ikan lele dumbo yang ukuranya lebih besar akan memakan
ikan lele dumbu yang ukuranya lebih kecil (Mahyuddin, 2008).

5
2.1.6 Siklus Hidup
Menurut Sunarma (2004), dalam perkembangan hidupnya ikan lele
dumbo (Clarias gariepenus) mengalami beberapa fase kehidupan yaitu telur,
larva, post larva, benih, dewasa dan induk. Telur ikan lele dumbo (Clarias
gariepenus) yang normal berbentuk bulat dan berwarna kuning tua atau agak
kecoklatan. Fase telur dilalui selama 30-36 jam dan menetas menjadi larva. Fase
larva ini berlangsung lebih pendek pada suhu air 25-30 0C. Fase larva hingga post
larva dilalui selama 48-72 jam atau kurang lebih 5 hari. Pada fase post larva,
ukuran benih berkisar antar 10-12 cm, sedangkan fase benih hingga dewasa atau
ikan ukuran konsumsi dapat dilalui selama 6-8 minggu. Fase dewasa menjadi
induk atau matang gonad pertama 4-5 bulan.

2.2 Persiapan Kolam


2.2.1 Pencucian Kolam
Pencucian kolam dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan kotoran
hyang ada didasar bak serta membunuh bakteri patogen yang masih tersisa
didalam bak pemeliharaan. Pencucian dilakukan dengan cara menyikat dasar dan
dinding bak kemudian dibilas hingga bersih lalu dijemur.

2.2.2 Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan tujuan untuk mengeringkan dasar dan
dinding bak, dan juga untuk mensterilkan hama dan penyakit yang masih berada
didalam baka pemeliharaan. Pengeringan dapat dilakukan selama 1-2 hari lalu
kemudian diisi air media.

2.2.3 Penyediaan dan Pengisian Air Media Pemeliharaan


Menurut Nurcahyo(2016),Kolam diisi air dengan ketinggian 50 cm dan
ditambahkan dengan pupuk organik cair untuk menumbuhkan plankton. Setelah
tumbuh plankton, baru mulai diisi benih lele. Lama penumbuhan plankton
berkisar 10-15 hari. Apabila air banyak jentik-jentik nyamuk, disarankan
penaburan benih dilakukan pada hari ke 5. Hal ini untuk antisipasi timbulnya
penyakit yang disebarkan oleh nyamuk. sumber air untuk kegiatan pembesaran
lele dараt berupa saluran irigasi уаng airnya dараt langsung disadap dеngаn
menggunakan pipa paralon ataupun bambu. Air уаng baik digunakan untuk

6
pembesaran lele dumbo nilai pH-nya berkisar аntаrа 6,5 - 8. Sеlаіn іtu perlu
diperhatikan bаhwа kekeruhan јugа dараt mempengaruhi kegiatan pembesaran
ikan lele. Kekeruhan іnі sebaiknya tіdаk lebih dаrі 10 cm, sebab јіkа lebih dаrі іtu
ѕаngаt besar kemungkinan terjadinya kekurangan oksigen dan ikan sulit bernafas
karena elemen insangnya tertutup partikel-partikel lumpur.

2.3 Kualitas dan Penebaran Benih


2.3.1 kualitas Benih
Benih lele уаng dipilih harus benar-benar baik dan sehat. Benih lele уаng
tіdаk baik gampang sekali terkena penyakit dan pertumbuhannya kurаng optimal.
pemilihan benih lele уаng baik dan sehat memiliki ciri-ciri ѕеbаgаі berikut:
1.    Ukuran seragam dan berwarna cerah (mengkilap);
2.    Gerakannya lincah dan gesit;
3.    Tіdаk cacat dan tіdаk luka dі tubuhnya;
4.    Bebas dаrі bibit penyakit;
5.    Posisi tubuh dalam air normal;
6.    Menghadap dan melawan arus ketika diberi arus.
Ukuran benih lele sebaiknya seragam sekitar 5 ѕаmраі 7 cm/ekor.
Tujuannya agar masing-masing lele tіdаk saling mengganggu dan
pertumbuhannya bіѕа seragam. Sesuai karakternya, lele аdаlаh binatang kanibal.
Jіkа kekurangan pakan, lele аkаn memangsa sesamanya, tеrutаmа lele berukuran
kecil. Benih lele уаng berukuran kecil јugа аkаn kalah dalam bersaing mendapat
pakan.

2.3.2 Penebaran Benih


Menurut Nurcahyo(2016). Banyak upaya yang dilakukan oleh penggiat
pembesaran lele. Upaya pertama, pembesaran lele tebar padat (1000 ekor/m2)
dengan sistem boster. Sistem ini dikembangkan oleh PT Indosco Dwi Jaya Sakti.
Penerapan sistem ini mengacu pada SOP yang dikeluarkan oleh PT Indosco Dwi
Jaya Sakti dan menggunakan obat dan suplemen dari perusahaan tersebut. Sistem
ini mempunyai 3 kunci pokok yaitu bentuk kolam yang dilengkapi drain ditengah,
pakan ditambahi suplemen (yang berupa multivitamin, zat imun, dan enzim), serta

7
pengelolaan air dengan perlakuan penambahan antiseptik, probiotik sesuai SOP
(Fish Boster Centre, 2013).уаng berukuran 5 - 8 cm.
Penebaran benih ikan lele dumbo Benih ikan lele dumbo yang baru saja
diangkut dari jarak jauh tidak boleh langsung ditebarkan ke kolam, tetapi harus
diadaptasi suhu terlebih dahulu dengan cara masukkan kantong plastik berisi
benih ke dalam bak atau kolam selama 10 menit hingga plastik terlihat berembun.
Selanjutnya di tambahkan air ke dalam kantong plastik sedikit demi sedikit agar
suhunya menjadi sama. Setelah itu barulah benih di dalam kantong plastik
ditebarkan dalam kolam pembesaran (Prihartono dkk, 2007).

2.4 Pengelolaan Pakan


2.4.1 Kebutuhan Nutrisi
Pakan buatan dalam bentuk pelet ѕudаh tersedia dі toko-toko
pertanian/perikanan. Pelet уаng tersedia mempunyai kandungan gizi tertentu.
Pembudidaya tinggal memilih pelet sesuai dеngаn kebutuhan ikan budi daya.
Pelet untuk lele, minimal mengandung 25% protein. Untuk tumbuh optimal, lele
membutuhkan pelet уаng mengandung protein аntаrа 25 - 35%. Untuk memacu
pertumbuhan lele, diperlukan pelet уаng mengandung protein 35 - 40%. Tentu
saja, harga pelet dеngаn kandungan protein уаng tinggi makin mahal. Untuk
menutupi kekurangan protein pada pakan lele, pakan tambahan berupa daging
bekicot, ikan rucah, dan lain-lain dараt digunakan untuk menambah protein bagi
kebutuhan lele.

2.4.2 Frekuensi dan Pemberian Pakan


Menurut Nurcahyo (2016). Budidaya lele sistem boster frekuensi
pemberian pakan 3-4 kali sehari dengan dosis 3-6% dari bobot biomassa. Cara
pemberian pakan ditaburkan secara merata disetiap sisi kolam agar ѕеtіар ikan
memiliki peluang mendapatkan jatah уаng sama. Sеtіар pergantian jenis atau
ukuran pakan уаng berbeda dilakukan secara bertahap. Caranya аdаlаh pakan
lama dicampur dеngаn pakan pengganti. Tujuannya agar ikan dараt beradaptasi
terhadap pakan dеngаn jenis atau ukuran уаng berbeda. Kandungan nutrisi pakan
dapat dilihat pada tabel 1.

8
Tabel 1. Kebutuhan nutrisi untuk ikan lele

No Nutirisi Kebutuhan (%)

1 Protein 35 – 40
2 Lemak 95 – 10
3 Karbohidrat 20 – 30
4 Vitamin 0,25 – 0,40
5 Mineral 1,0

2.4.3 Dosis Pemberian Pakan


Pemberian pelet mengacu pada berat tubuh ikan. Jumlah pemberian pakan
untuk lele per hari, уаіtu 3 - 6% dаrі bobot ikan уаng dipelihara. Pada umur 20 -
30 hari, lele membutuhkan pakan 20 - 15 % bobot tubuh /hari, ѕеdаngkаn ikan
уаng berumur 90 hari kе atas, membutuhkan pakan sebanyak 4 - 3% bobot tubuh /
hari (Tabel. 2). Pakan уаng diberikan harus berkualitas baik, minimal
mengandung 25% protein.
Pemberian pakan dimulai sejak hari kedua setelah benih ditebar.
Pemberian pakan sebanyak 3-5% dari berat ikan yang dipelihara dan sebaiknya
dilakukan 2-3 kali sehari, yaitu pagi hari sekitar jam 08.00-09.00 WIB, sore hari
sekitar pukul 15.00-15.30 WIB, dan malam hari sekitar pukul 21.00-21.30 WIB.
Pakan ikan lele dumbo berupa pakan alami yang paling baik dari jenis
zooplankton dan pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein diatas
25% (Prihartono dkk, 2007). Dosis pakan untuk ikam lele dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 2. Dosis Pemberian Pakan

No Umur ikan (Hari) Dosis pakan (%) bobot

1 20 - 30 20 -15
2 31 - 40 15 -10

9
3 41 – 55 7-5
4 56 – 90 4-3
5 90 – panen 4-3

2.5 Pengelolaan Kualitas Air


2.5.1 Parameter Kualitas Air
Kualitas air merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan ikan
budidaya, termasuk lele. Sekalipun lele dараt hidup pada kualitas air уаng buruk,
pertumbuhan lele аkаn terhambat karena energinya digunakan untuk bertahan
pada lingkungan perairan уаng buruk sehingga pertumbuhannya melambat,
kualitas air уаng buruk јugа dараt menjadi sumber penyakit sehingga dараt
menginfeksi ikan budidaya (Hardi, 2004).Parameter kualtas air dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 3. Parameter Kualitas Air

No Parameter Kisaran optimal


1 Oksigen 3-6 ppm
2 pH 6,5 – 8,5
3 Suhu 25 – 300 C
4 Alkalinitas total >50 mg/l Caco3
5 Amoniak 0,1 ppm
6 Nitrit <0,05 ppm
7 Kecerahan 30 – 45 cm

2.5.2 Pergantian Air


Proses penggantian air dilakukan secara bertahap, уаіtu air dikeluarkan 1/3
bagian dan diisi dеngаn air baru. Air уаng dikeluarkan аdаlаh bagian dasar kolam
dеngаn harapan timbunan kotoran (feses) dan sisa-sisa pakan уаng membusuk dі
dasar kolam ikut terbuang. Penambahan air ѕаngаt penting, tеrutаmа pada musim
kemarau, karena volume air berkurang akibat menguap. Sеlаіn itu, suhu air pada
musim kemarau јugа dipastikan meningkat. Akibatnya, ikan gampang stres dan
nafsu makan turun

10
2.6 Monitoring Pertumbuhan Ikan
Berat ikan lele dumbo dapat diperiksa setiap 1-2 minggu sekali. Caranya,
beberapa (6-8 ekor) ikan lele dumbo dijaring secara acak untuk ditimbang,
kemudian beratnya dirata-rata. Rata-rata berat ikan ini dikalikan dengan jumlah
ikan lele dumbo yang ada di kolam, merupakan berat ikan lele dumbo secara
keseluruhan (Najiyati, 2007).
Pengamatan pertumbuhan Ikan lele dumbo merupakan salah satu spesies
unggulan ikan air tawar yang memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan ikan
air tawar lainnya, antara lain mudah dipelihara dan dapat tumbuh dengan cepat
dalam waktu yang relatif singkat (Chou dkk, 1994). Menurut Subandiyono dan
Hastuti (2010), pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan energi setelah energi
yang digunakan untuk pemeliharan tubuh, metabolisme basal dan aktivitas.

2.7 Hama dan Penyakit


Hama pada lele аdаlаh binatang tingkat tinggi уаng langsung mengganggu
kehidupan lele. Dі alam bebas dan dі kolam terbuka, hama уаng ѕеrіng menyerang
lele аntаrа lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan
gabus dan belut di pekarangan, tеrutаmа уаng ada dі perkotaan, hama уаng ѕеrіng
menyerang hаnуа katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara sistem boster tіdаk
banyak diserang hama. Penyakit parasit аdаlаh penyakit уаng disebabkan оlеh
organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa уаng
berukuran kecil.

2.8 Panen dan Pasca Panen


Usaha pembesaran bіаѕаnуа dipanen saat mencapai berat rata-rata 150 -
200 gram, ukuran tеrѕеbut dараt dicapai dalam masa pemeliharaan sekitar 3 - 4
bulan, akan tetapi penerapan budidaya sistem boster untuk mencapai ukuran 150-
200 gram hanya membutuhkan waktu 2-3 bulan. Pemanenan lele dараt dilakukan
pagi atau sore hari pada saat suhu air tіdаk tеrlаlu tinggi (Nurcahyo dkk, 2016).
Pada umumnya pembudidaya уаng melakukan usaha pembesaran, menjual
lele dumbo іtu ѕеtеlаh berusia tiga bulan berat rata-rata ѕudаh mencapai 150 - 200
gram. Adapun pemasaran hasil usaha pembesaran pada umumnya tіdаk tеrlаlu
berbeda dеngаn usaha pembibitan уаіtu pengumpul ikan mendatangi langsung

11
para pembudidaya, tеtарі apabila pembudidaya lebih jeli dan kreatif maka hasil
panen tadi dibawa langsung kе pasar ikan, sebab harganya аkаn lebih mahal
dibanding bіlа didatangi langsung оlеh supplier.

2.9 Analisa Usaha


Untuk analisis finansial digunakan analisis performance. Menurut
Soekartawi et al (1986), ada dua kelompok dalam analisis performance, yaitu
biaya dan pendapatan. Pengelompokkan biaya adalah sebagai berikut :

a. Total Biaya Variabel atau Total Variable cost (TVC)


TVC adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu usaha yang sifatnya akan
habis dalam 1 siklus produksi dan selalu berubah-ubah menurut besar kecilnya
produksi (output).

b. Total Biaya Tetapatau Total Fixed Cost (TFC)


TFC adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen yang sifatnya tetap
dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya produksi. Yang termasuk di dalamnya
adalah biaya dan investasi awal (biaya lahan, bangunan, dan peralatan), gaji
tenaga kerja tetap, biaya pemeliharaan, dan biaya penyusutan.

12
BAB III
METODE PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik


Praktek Kerja Lapangan III dilaksanakan selama 20 hari dimulai sejak
tanggal 5 april s/d 25 april 2019 di Farm Fish Boster Centre, Kota Sidoarjo,
alamat pergudangan sinar blok G37, Desa Betro, Kecamatan Sedati, Kota
Sidoarjo, Jawa Timur. Dengan judul Teknik Pembesaran Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus) sistem boster.

3.2. Metode Pelaksanaan PKL


Metode yang digunakan pada Praktik Kerja Lapangan III adalah metode
survey. Menurut Nazir (1998), metode survey adalah penyelidikan yang diadakan
dan memperoleh fakta-fakta yang ada dan mencari keterangan secara faktual,
khususNya dibawah PT. Indosco Farm Fish Boster Sidoarjo, jawa timur.

3.3Prosedur Kerja
3.3.1 Persiapan Bak
Persiapan lahan merupakan kegiatan persiapan kegiatan budidaya
pembersihan, pengeringan hingga siap untuk penebaran benih. Wadah yang
digunakan untuk pembesaran lele dumbo persiapan wadah/bak fiber glassdengan
kapasitas 5 ton. Tahapan persiapan wadah sebagai berikut :

a. Perbaikan Sarana dan Prasarana


Kegiatan perbaikan mulai dari perawatan, bak, saluran pemasukan dan
pengeluaran air, Central Drain dan peralatan lain seperti pompa air dan
blower.Tujuan dari perbaikan sarana dan prasarana untuk melancarkan kegiatan
budidaya untuk mencapai hasil produksi yang tinggi. Perbaikan sarana dan
prasarana menggunakan alat berupa : Bak fiber glas digunakan sebagai wadah
untuk pemeliharaan,pipa paralon digunakan untuk pembuatan saluran pemasukan

13
dan pengeluaran air media.

b. Pencucian Bak Pemeliharaan


Pencucian atau pembersihan bak pemeliharaan merupakan salah satu
kegiatan pemberantasan hama dan penyakit sejak kegiatan budidaya berlangsung.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara membersihkan seluruh dinding dan dasar bak
untuk meminimalisir hama dan penyakit yang masih menempel. Alat dan bahan
yang digunakan berupa sikat lantai.

c. Pengeringan Bak
Setelah pencucian bak dilakukan pengeringan dengan tujuan untuk
membunuh hama dan penyakit yang masih menempel pada bak pemeliharaan,
agar tidak menghambat pada saat kegiatan pembesaran berlangsung.

d. Pengisian Air Media


Pengisian air media dilakukan setelah kegiatan persiapan wadah
pemeliharaan. Pengisian air media pemeliharaan biasanya diambil langsung dari
mata air seperi sumur bor dan sumber air lainnya. Perlakuan terhadap air sebelum
penebaran benih adalah dengan pemberian probiotik untuk menumbuhkan pakan
alami sebagai cadangan makanan bagi ikan selain pakan buatan yang diberikan.
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan pengisian air berupa : Pompa air
untuk membantu mengalirkan alir ke bak pemeliharaan, selang air atau pipa
paralon untuk menyalurkan air ke wadah budidaya, air media yang digunakan
harus bersih dan steril.

3.3.2 Persiapan dan Penebaran Benih


Benih yang digunakan untuk kegiatan pembesaran adalah benih yang
unggul dan terbebas dari penyakit untuk menunjang keberhasilan budidaya.
Benih yang tebar harus memenuhi syarat dan standar SNI, yaitu benih yang tidak
terjangkit penyakit, mampu hidup berdesak desakan, laju pertumbuhan normal
dan ukuran tubuh seragam.
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau malam hari karena pada saat itu
suu air rendah sehingga benih yang ditebar tidak mudah stres. Benih yang

14
digunakan umumnya berukuran 3-7 cm. Sebelum benih ditebar kekolam
dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu yaitu penyesuaian suhu dan salinitas air
untuk menekan tingkat stres pada benih.

3.3.3 Pemberian pakan


Pemberian pakan harus sesuai dosis sehingga pertumbuhan dan
perkembangan lele optimal. Pemberian pakan yang berlebihan akan memberi
dampak yang tidak baik bagi ikan seperti ikan kekenyangan dan menurunkan
kualitas air karena sisa pakan yang tidak termakan akan mengendap didasar bak
sehingga diurai mejadi amoniak. kadar amoniak yang tinggi bisa mengakibatkan
kematian pada ikan. Jenis pakan yan diberikan berupa pakan buatan seperti pellet,
syarat kandungan nutrisi pakan minimal protein 30%. Dengan dosis pemberian 2-
3% dari biomassa dan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2-3 kali sehari (pagi,
siang dan sore). Alat dan bahan yang digunakan berupa : pakan sebagai makanan
ikan, ember dan gayung digunakan untuk memberi pakan pada ikan.

3.3.4 Pengamatan Parameter Kualitas Air


Kualitas merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan budidaya
lele. Oleh karena itu, pengamatan parameter kualitas air perlu dilakukan secara
rutin untuk menunjang pertumbuhan dan keberhasilan budidaya. Berikut adalah
parameter yang dilakukan pengamatan selama pemeliharaan :

a. Suhu
Temperatur air dapat diukur dengan menggunakan Thermometer dengan
cara bisa langsung dicelupkan ke air media selama 2-5 menit kemudian lakukan
pengamatan. Suhu yang optimal berkisar anatara 26-30 OC. Alat dan bahan yang
dibutuhkan berupa : air sampel dan Thermometer.

b. pH
Derajat keasaman air merupakan salah parameter kualitas air penentu
keberhasilan kegiatan budidaya. Pengamatan derajat keasaman air dapat
dilakukan dengan menggunakan pH paper dan pH pen untuk mendapatkan hasil
yang optimal pengamatan dilakukan secara rutin setiap hari. Kisaran nilai pH
yang optimal untuk pertumbuhan lele berkisar antara 6-8.

15
3.3.5Monitoring Pertumbuhan
Monitoring atau sampling dilakukan untuk mengetahui jumalah populasi,
pertumbuhan dan juga untuk menentukan jumlah dosis yang akan diberikan. Alat
dan bahan yang digunakan dalam kegiatan sampling adalah berupa : keranjang,
timbangan digital, serok dan baskom. Kegiatan monitoring pertumbuhan dapat
dilakukan seminggu sekali.

3.3.6Hama dan Penyakit


Hama merupakan organisme pengganggu yang dapat megagganggu dan
dapat memangsa, membunuh dan mempengaruhi produksi baik secara lagsung
maupun tidak langsung. Hama yang sering mengganggu kegiatan budidaya adalah
berupa kepitng, ular, burung dan ikan buas. Sedangkan penyakit adalah
mikroorganisme yang keberadaannya mengganggu sistem jaringan pada organ
tubuh ikan. Contoh penyakit yang sering terkena ikan adalah penyakit merah
penyebabnya bakteri aeromonas hydrophilla dan pseudomonas hydropilla
Beberapa upaya yang harus dilakukan dalam rangka pengendalian
penyakit secara keseluruhan antara lain :
1. Persiapan lahan atau wadah budidaya yang baik : pengeringan,
pengapuran, pembalikan tanah dasar, dan lainnya.
2. Desinfeksi semua wadah dan peralatan sebelum dan selama proses
produksi.
3. Menjaga kualitas air pemeliharaan agar tetap pada kondisi yang optimal
untuk kehidupan ikan yang dibudidayakan.
4. Melakukan penebaran dengan padat tebar yang sesuai untuk mengurangi
kontak secara langsung dan untuk menghindari kanibalisme.
5. Sesleksi induk/benih dengan cara penggunaan benih yag sehat (melalui
screaning PCR) dan atau telah tersertifikasi.
6. Pemberian imunostimulan dan vitamin C untuk menjaga stamina dan
meningkatkan ketahanan tubuh ikan secara rutin selama pemeliharaan.
7. Vaksinasi terhadap induk/benih untuk meningkatkan kekebalan ikan

3.3.7Pemanenan

16
Pemanenan dilakukan dengan dua cara yaitu panen sortir yaitu memilih
ikan yang sudah layak dikonsumsi dan panen keseluruhan yaitu ikan dipanen
semua kemudian dipasarkan sesuai dengan keinginan pasar. Ikan akan mencapai
ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 50-80 hari, dengan ukuran panen
antara 100-150 gr/ekor. Umumnya sintasan budidaya ikan lele sebesar 80-90%
dan FCR (maksimal) 1,3

3.4Analisisa Data
Analisa data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi
informasi sehngga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk
solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan Praktik Kerja
Lapang. Teknik analisa data menggunakan dua metode yaitu berupa :

a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol data atau
bilangan. Perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan untuk mengahsilkan
suatu kesimpulan yang berlaku umum didalam suatu parameter, yang termasuk
dalam perhitungan secara kuantitatif berupa :
1. Survival Rate (SR)

Presentase kelangsungan hidup dengan rumus dari Wirabakti (2006)


dalam agustin et al. (2014) sebagai berikut :
Nt
SR= ×100 %
No
Keterangan :
SR ¿ Kelangsungan Hidup (%)
Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

2. Feed Convertion Ratio (FCR)


Menurut Efendi (2014) menyatakan bahwa Food Convertion Ratio
suatu ukuran yang menyatakan ratio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 kg daging. Semakin besar nilai FCR maka semakin
banyak pakan yang dibutuhkan unutuk mengahsilkan 1 kg daging cultur.
Rumus yang digunakan untuk menghitung FCR adalah :

17
Jumlah Pakan
FCR=
Biomassa

b.Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan
berupa simbol angka atau bilangan. Data kualitatif didapat melalui suatu proses
menggunakan teknik analisis data. Contohnya data mentah yang didapat dari
kegiatan praktik kerja lapang kemudian diolah menjadi suatu data yang formal
dan bersifat baku.

3.5Jadwal kegiatan
Jadwal kegiatanpelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL III)
dapat dilihat pada lampiran 1.

18
BAB IV
KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK

4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktik


4.1.1 Letak Geografis
Letak koordinat Kota Sidoarjo sendiri yaitu berada pada posisi 7,3 – 7,5 Lintang
Utara (LU) dan 112,5 – 112,9 Bujur Timur (BT) . Adapun batas wilayah tempat
praktik adalah sebagai berikut :
- Sebelah timur berbatasan dengan desa kalanganyar, kecamatan sedati
- Sebelah barat berbatasan dengan desa Buduran, kecamatan sedati
- Sebelah utara berbatasan dengan kolam pemancingan desa gisecemandi
- Selatan berbatasan dengan pasar baru kalang anyar dan Politeknik
KPSidoarjo.

4.1.2 Sejarah
Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Farm Fish
Boster Centre didirikan oleh Bapak Eka Jaya Tjioe yang merupakan pimpinan
dari PT. Indosco Dwi Jaya Sakti. Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan
(P2MKP) Farm Fish Boster Centre memulai kegiatan budidaya pada bulan
Februari 2013. Unit ini merupakan tempat dilakukannya riset sistem budidaya
boster karena proses budidaya dilakukan dengan mengaplikasikan produk
multivitamin dan obat-obatan yang di produksi oleh PT. Indosco Dwi Jaya Sakti
yang diberi nama Boster. Sebelum didirikan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan
dan Perikanan (P2MKP) Farm Fish Boster Centre, PT. Indosco Dwi Jaya Sakti
menggunakan kolam kelompok pembudidaya binaan sebagai tempat riset
budidaya dan produk multivitamin serta obat-obatan.Kelompok pembudidaya
binaan ini tersebar diberbagai daerah seperti di Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan,
Banyuwangi dan daerah lainnya di Jawa Timur. Untuk efisiensi waktu dan

19
mempermudah untuk monitoring sistem budidaya dan aplikasi produk
multivitamin serta obat-obatan yang telah diproduksi maka PT. Indosco Dwi Jaya
Sakti mendirikan tempat riset yang berada tidak terlalu jauh sekitar kurang lebih 3
km dengan tempat produksi produk dengan merk Boster.Tempat riset inilah yang
kemudia diberi nama Farm Fish Boster Centre. Tujuan dari pendirian usaha ini
adalah sebagai farm riset dan pengembangan budidaya ikan lele, serta
meningkatkan nilai jual ikan lele dengan cara diversivikasi produk. Farm Fish
Boster Centre ini kemudian ditetapkan menjadi Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan
dan Perikanan pada tanggal 30 April 2014 dengan dikeluarkanya surat keputusan
Kepala Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Kealutan dan Perikanan
Nomor 42/Kep-BPSDMKP/2014 tentang penetapan Pusat Pelatihan Mandiri
Kelautan dan Perikanan.
Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Farm Fish
Boster Centre memiliki beberapa kegiatan pokok yaitu riset dan produksi
dibidang pembenihan, pembesaran dan pengolahan berbagai jenis ikan lele seperti
sangkuriang, dumbo, phyton dan sukhoi. Riset yang dilakukan ini saling
berkesinambungan, jadi hasil dari kegiatan pembenihan yang dilakukan
dihatchery sistem indoor, selanjutnya benih ikan dibesarkan sendiri dikolam-
kolam pembesaran, apabila benih ikan lele berlebih maka benih akan dijual pada
pembudidaya-pembudidaya bianaan yang membutuhkan. Kemudian hasil
panennya akan diolah menjadi berbagai macam produk guna meningkatkan hasil
jual ikan lele seperti Fillet, Bakso, Siomay, Crispy, Tofu, Patty, Catty Satay dan
Catty Furai. Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Farm
Fish Boster Centre menggunakan ikan lele hasil budidayanya sebagai baha baku
produk olahannya, dimaksudkan agar kualitas bahan baku terjamin kualitasnya
karena sudah dikontrol sejak pemilihan induknya. Produk Pusat Pelatihan Mandiri
Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Farm Fish Boster Centre diproduksi
berdasarkan jumlah pesanan yang diterima. Distribusi produk skala nasional
sudah mencapai daerah Jakarta, Surabaya, Bali, Sidoarjo dan Bandung.
Sedangkan distribusi skala internasional sudah mencapai Singapura dan Jepang.

4.1.3 Struktur Organisasi

20
Untuk kelancaran kegatan riset dan produksi ikan lele di Farm Fish Boster
Centre, unit ini dipimpin langsung oleh pemilik PT Indosco Dwi Jaya Sakti.
Pimpinan P2MKP Fish Boster Centre dibantu oleh seorang manajer dan
koordinator. Koordinator inilah yang mempunyai tanggung jawab dalam
pelaksanaan kegiatan riset dan produksi di P2MKP Fish Boster Centre, untuk itu
demi kelancaran semua kegiatan, koordinator dibantu oleh tiga orang anggota
yang masing-masing bertanggung jawab pada kegiatan pembenihan, pembesaran
dan pengolahan. Struktur organisasi lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.2 Keadaan Teknis


4.2.1 Konstruksi Budidaya
1. Bak Pembesaran
Bak yang digunakan untuk kegiatan pembesaran lele sistem boster
dilakukan pada bak fiber dengan ukuran diameter 3. Bak pembesaran dibuat
dengan kontruksi kemeringan dasar ke central drain bertujuan untuk
memudahkan pada saat pembuangan kotoran dan pada saat pergantian air. Bak
pemeliharaan dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Bak Pemeliharaan


2. Bak Karantina
Bak karantina berfungsi untuk menampung ikan yang terserang penyakit
agar tidak menginfeksi ke ikan yang lain. Kontsruksi bak karantina dibuat dari
beton dengan bentuk bulat dan memiliki central drain juga berfungsi untuk
mempermudah saat pembuangan kotoran. Bak karantina bertujuan untuk
memudahkan pada saat pengobatan pada ikan yang terserang penyakit. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.

21
4.2.2 Sarana dan Prasarana
Dalam kegiatan budidaya ikan lele sistem boster centre sarana dan
parasarana yang digunakan untuk mendukung dan menunjang kegiatan produksi
adalah berupa :

Gambar 3. Bak Karantina

1. Sarana
Sarana budidaya adalah alat alat yang digunakan untuk kegiatan budidaya
ikan lele adalah berupa :

a. Sistem Penyediaan Listrik


Kegiatan pembesaran lele sistem boster menggunakan aliran listrik dari
PT. PLN Persero. Selain itu juga, Farm Fish Boster Centre memilki Generator
sebagai suplay aliran listrik cadangan dengan kekuatan 100 KW. Berikut adalah
gambar Generator yang dimiliki oleh farm fish boster centre.

Gambar 4 . Generator

22
b. Sistem Pengairan
Keberadaan sumber air yang terdapat di Farm Fish Boster Centre, Kota
Sidoarjo berasal dari sumur bor yang letaknya tidak jauh dari kolam pembesaran.
Sumber air yang terdapat di Farm Fish Boster berjumlah 4 sumber, namun yang
masih dioperasionalkan sementara ada 2 sumber mata air. Air yang berasal dari
sumur bor tersebut selanjutnya dialirkan dan ditampung dalam bak tandon yang
cukup besar. Sumur yang pertama memiliki nilai pH 7,6, sumur kedua memiliki
nilai pH 7,6. Kedua sumur tersebut memiliki nilai pH yang netral.
Kedalaman sumur bor tersebut sekitar 7 m dan 15 m. Sumur bor di
FamFish Boster Centre, memang dibuat tidak terlalu dalam karena dikhawatirkan
apabila terlalu dalam sumber air yang didapat adalah air payau mengingat lokasi
P2MKP Fish Boster Centre berada diwilayah yang menuju kelaut Jawa. Sumber
air tersebut kemudian disedot dengan pompa air bertegangan 125 watt, yang
mampu mengalirkan air dengan debit 30 liter/menit. Untuk lebih jelas dapat diihat
pada gambar 5.

Gambar5 . Penyediaan Air Tawar

2. Prasarana
Fasilitas yang dimiliki untuk mendukung kelancaran kegiatan pembesaran
dapat dilihat pada lampiran 3.

23
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Persiapan Wadah


Persiapan kolam bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan /daya
dukung kolam, dan produktivitas lahan, untuk memberikan dukungan bagi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup lele.

5.1.1 Konstruksi Kolam


Wadah yang digunakan bak fiber glass dengan kapasitas 5 ton.Wadah
yang digunakan dilengkapi dengan Central Drain dibuat dengan tujuan agar
mempermudah pada saat pembuangan kotoran dasar dan pada saat pergantian air.
Dasar bak dibuat dengan kemiringan 3% ke central bertujuan agar feses dan sisa
pakan yang mengendap didasar perairan dengan mudah dikeluarkan melalui
central.

5.1.2 Pencucian dan Pengeringan Bak/Kolam


Pencucian dan pengeringan dilakukan dengan tujuan untuk memberantas
hama dan penyakit yang masih berada dalam kolam. Alat dan bahan yang
dibutuhkan berupa: spon, ember, air dan Boster Blue Copper. Untuk jelas
pencucian bak dapat dilihat pada gambar dibwah ini.

24
Gambar 6. Pembersihan Bak

Berikut adalah tahapan pencucian dan pengeringan bak/kolam :


a. Buang air kolam secara total
b. Kolam disiram sampai bersih dan dinding kolam tidak berlendir
c. Kolam dibilas dengan spon yang sudah diberi larutan Boster Blue Copper
5 ppm
d. Kemudian kolam dibilas hingga bersih dan dibiarkan sampai kering
e. Kolam dikeringkan selama 1-2 hari.

5.1.3 Pemasangan Pipa Central


Pipa yang dipasang disentral sesuaikan dengan ukuran pipa pembuangan
kotoran. Pipa yang dipasang pada sentral dilubangi dengan menggunakan bor
dengan ukuran lubang 1 cm dengan tujuan untuk mempermudah pembuangan
kotoran yang mengendap didasar kolam. Pipa sentral yang dilubangi dengan
ukuran ukuran kecil karena untuk mencegah keluarnya benih pada saat
pembuangan kotoran atau pada saat pergantian air. Pemasangan pipa saringan
dapat dilihat pada gambar 7.

25
Gambar 7. Pemasangan Pipa Saringan

5.2 Penyediaan dan Pengisian Air


Air media yang digunakan berasal dari sumur bor milik Farm Boster
sendiri. Air media yang akan digunakan langsung dialirkan dari sumur ke bak
penampungan. Air dalam bak penampungan disteril dengan menggunakan Boster
Blue Copper dengan dosis 5 ppm, kemudian didamkan selama 1-2 hari air siapkan
dialirkan ke kolam pemeliharaan.
5.2.1 Perlakuan Air Media
Air media yang digunakan harus benar-benar dipersiapkan baik dari segi
parameter maupun kandungan unsur hara agar pada saat pemeliharaan dapat
mengahsilkan hasil produksi yang menguntungkan. Berikut adalah tahapan
perlakuan terhadap air media sebelum ditebari benih.

a. Penumbuhan Plankton
Penumbuhan plankton dapat dilakukan dengan pemberian fermentasi. Alat
dan bahan yang digunakan untuk pembuatan fermentasi berupa : ember, beaker
glas, karet ban, plastik penutup, timbangan, dedak halus, boster amino liquid,
boster planktop, boster aqua enzym dan air. Berikut adalah proses pembuatan
fermentasi.
1. Timbang dedak halus sebanyak 1 kg
2. Takar boster amino liquid sebanyak 200 ml
3. Takar boster planktop sebanyak 100 ml
4. Timbang boster aqua enzym sebanyak 10 gr

26
5. Semua bahan yang sudah disiapkan, dijadikan satu didalam wadah berupa
ember
6. Tambahkan air sebanyak 2 liter kemudian aduk secara merata sampai
membentuk seperti adonan
7. Tutup ember dengan plastik dan diikat dengan menggunakan karet sampai
rapat
8. Simpan ditempat yang teduh dan dibiarkan selama 24 jam.

b. Penebaran Fermentasi
Penebaran fermentasi dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan
plankton di air media. Berikut adalah cara penebaran fermentasi :
1. Ambil fermentasi yang sudah disimpan selama 24 jam
2. Takar 250 gr adonan fermentasi
3. Larutkan dalam air 10 liter
4. Tebar secara merata kekolam
5. Plankton akan tumbuh dalam waktu 3-4 hari tergantung panas sinar
matahari.
c. Pemberian Boster Manstap
Pemberian boster manstap dengan untuk menstabilkan ph. Pemberian
manstap dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Air yang sudah ditumbuhi plankton plankton dinaikan sampai ketinggian
60 cm atau batas maksimum.
2. Air diberi boster manstap sebanyak 30 ppm
3. Pemberian boster manstap dilakukan pada sore hari
4. Air media siap ditebari benih.

5.3 Kualitas dan Penebaran Benih


kualitas benih yang sehat dan proses penebaran yang sesuai dengan
prosedur akan menekan tingkat stres pada saat penebaran serta mendapatkan
tingkat kelangsungan hidup yang tinggi.

a. Kualitas Benih

27
Benih yang ditebar meiliki ciri sebagai berikut :
1. Gerakan yang aktif
2. Ukuran relatif sama
3. Tidak cacat fisik
4. Memilki sertifikat kesehatan dari karantina kesehatan ikan.

b. Penebaran Benih
Proses penebaran benih juga merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan benih stres. Oleh karena itu, proses penebaran harus susai dengan
prosedur sehingga tidak menyebabkan stres pada benih, Proses pengangkutan
benih dilakukan dengan metode pengangkutan terbuka. Berikut adalah proses
penebaran benih :
1. Sebelum melakukan penebaran air media diberi boster fish imunovit 5
ppm dan boster protec plus 2 ppm
2. Benih diangkut dengan kecil untuk tebar ke kolam
3. Sebelum benih ditebar aklimatisasi terlebih dahulu dengan mengapungkan
keranjang berisi dipermukaan selama 10-15 menit kemudian percik air
kolam secara perlahan kedalam keranjang kemudian biarkan sampai benih
keluar dengan sendirinya
4. Setelah benih ditebar ke kolam dan benih sudah menyebar diberi pakan
sesuai dengan bukaan mulut mulut ikan, pakan yang diberikan dicampur
dengan Boster stress off sebanyak 5 gram/kg pakan diberikan selama 3
hari.
Kegiatan penebaran benih dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

28
Gambar 8. Penebaran Benih

5.4 Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan pembesaran dilakukan ketika benih ditebar dengan
uukran 5-9 cm hingga mencapai ukuran konsumsi.Dalam kegiatan pemeliharaan
yang perlu diperhatikan adalah berupa Pengelolaan kulaitas air, manajemen
pakan, monitoring pertumbuhan, griding serta pengendalian hama dan penyakit.

5.4.1 Pengamatan Kualitas Air


Untuk mengetahui kualitas air yang baik pada pemesaran ikan lele,
sehingga mendapatkan hasil budidaya yang lebih optimal. Selama pemeliharaan
pembesaran ikan lele pengamatan parameter kualitas air meliputi suhu dan pH.

a. Suhu
Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunkan alat Thermometer.
Hasil pengamatan suhu selama pemeliharaan berkisar antara 29,4-31,8 oC.
Sedangkan suhu optimum untuk pembesaran ikan lele dumbo berkisar dari 25-
30oC, Sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu air selama pemeliharaan
pembesaran ikan lele masih normal (Soetomo, 2007).
Apabila terjadi perubahan suhu maka dilakukan sirkulasi air samapai suhu
air normal kembali. Alat dan bahan digunakan untuk pengukuran suhu air berupa :
Thermometer, gelas ukur dan sampel air kolam. Berikut adalah prosedur
pengamatan suhu air.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Ambil sampel air kolam budidaya degan cara membuka pipa sambungan
Outlet dan biarkan sampai kotoran terbuang, lalu ambil air secukupnya
dengan menggunakan gelas ukur
3. Ambil alat Thermometer kemudian celupkan kedalam kolam budidaya
selama 3-5 menit
4. Kemudian baca angka yang menunjukan nilai suhu kemudian dicatat.
Kegiatan pengukuran suhu air dapat dilihat pada gambar 9.

29
Gambar 9.Pengukuran Suhu Air

b. Derajat Keasaman
Derajat keasaman air merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele. Selama
pemeliharaan pH berkisar antara 7,2-7,8, batas minimum 6,8 dan maksimal
8,5.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pH selama pemeliharaan dapat
disimpulkan masih normalApabila pH air menurun tebar boster manstap sesuai
dengan dosis yang dianjurkan yaitu 5 ppm dan apabila pH kolam naik diberi
fermentasi. Alat yang digunakan untuk derajat keasaman air adalah pH Pen atau
pH paper. Alat dan bahan yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman air
berupa pH pen, gelas ukur dan air sampel. Berikut adalah prosedur pengkuran
derajat keasaman air.
1. Siapkan alat dan bahan yang dugunakan
2. Ambil air sampel dengan cara membuka pipa sambungan outlet dan
biarkan sampai kotoran terbuang, lalu ambil air secukupnya
3. Kemudian masukan alat pH pen lalu tekan tombol membaca sampai angka
berhenti berkedip kemudian catat nilainya.
Kegiatan pengukuran pH dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

30
Gambar 10. Pengukuran pH Air

Apabila pH naik diberi fermentasi yang diendapkan selama 24 jam. Alat


dan bahan dibutuhkan untuk pembuatan fermentasi adalah berupa : tong, plastik
penutup, karet pengikat, gayung dan timbangan dan bahan dedak padi yang halus,
boster amino liquid, boster planktop, boster aquaenzym dan air. Berikut adalah
langkah-langkah pembuatan fermentasi :
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Takar dedak halus 1 kg, boster amino liquid 200 ml, boster planktop 100
ml, boster aquaenzym 10 gram dan air 2 liter.
3. Bahan yang sudah disiapkan dicampur secara merata sampai membentuk
adonan lalu ditutup rapat
4. Simpan ditempat yang teduh dan biarkan selama 24 jam kemudian
fermentasi siap ditebar kekolam.

5.4.2 Manajemen Pakan


Perhitungan manajemen pakan dalam kegiatan budidaya perlu dilakukan
untuk menekan Feed Convertion Ratio (FCR). Untuk budidaya ikan lele nilai
FCR mkasimal < 1,1. Untuk menekan nilai FCR pada budidaya ikan lele dapat
dilakukan melalui frekuensi dan dosis pemberian pakan serta cara pemberian
pakan. Jenis pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu pakan buatan
berupa butiran, merek pakan yang digunakan selama pemeliharaan adalah CP
781-1, 781-2, 781-3.

31
a.Frekuensi dan Dosis Pemberian pakan
Frekuensi pemberian pakan pada awal budidaya 4-5 sehari, pertengahan
buidaya pemberian pakan dengan frekwensi 3-4 kali sehari sampai panen. Dosis
pemberian pakan ditentukan dari jumal bimassa dan tingkat kelangsungan hidup
ikan yang dibudidayakan. Untuk dosis pakan harian dapat dihiyung dengan
menggunakan rumus berikut :

FR= total biomassa x Feeding Rate x Survival Rate

Untuk
menentukan jumlah pakan perharinya dihitung dari total biomasa, Feeding rate
dan sintasannya. Untuk tabel FR dapat dilihat pada lampiran 4.

5.4.3 Monitoring Pertumbuhan


Monitoring pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui berat rata-rata per
ekor, menetukan biomassa, pertambahan berat dan untuk menentukan dosis pakan
harian untuk ikan. Hasil monitoring pertumbuhan dapat dilihat pada tabel 4.

a. Mean Body Weight (MBW)


Untuk mengetahui rata-rata berat udang/ekor dilakukan pengukuran setiap
7 hari sekali. Untuk mengetahui MBW dapat dihitung dengan cara jumlah berat
sampel ikan dibagi total jumlah ikan sampel. Rata-rata pertumbuha selama
seminggu berkisar 27,9 gram/ekor

Tabel 4. Hasil Sampling


Siz
Hari/tanggal ABW Populasi Biomassa SR FR
e
Senin/08/04/201
105,2 9,5 4.626 486,6 70% 1,5
9

senin/15/04/2019 136,9 7,3 4.626 633,7 70% 1,6

senin/22/04/2019 161,1 6,2 4.626 745,2 70% 1%

b. Average Daily Gain(ADG)

32
Average daily gain adalah pertambahan berat perhari. ADG dapat dihitung
dengan cara melihat selisih MBW pertama dan MBW ke duakemudian dibagi
dengan jumlah jeda hari sampling. Selama pemeliharaan pertambahan berat ikan
berkisar antara 3,5 – 4,5 gram/ekor per hari.

5.4.4Greading
Greading dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh tingkat
keseragaman ikan yang tinggi serta mendapatkan tingkat kelangsungan yang
tinggi. Kegiatan dilakukan selama 20-30 hari sekali. Berikut adalah proses
pemlihahan ukuran (Greading) :
a. Siapkan alat dan bahan berupa : Bak Fiber Penampungan, ember greading,
Keranjang Jaring, Air, boster fish imunovit boster stres off
b. Buang air kolam budidaya sebanyak 80%
c. Isi bak fiber penampungan dengan air, lalu berikan boster fish imunovit
dan boster stress off.
d. Setelah air kolam budidaya tebuang ikan diseser dan dimasukkan dalam
keranjang.
e. Ikan ditampung pada bak fiber yang sudah diisi air
f. Ikan digreading secara perlahan
g. Ember greading disesuaikan dengan ukuran ikan (ukuran 7-9 cm)
h. Greading sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari
i. Lama waktu greading yang ideal yaitu 21 – 25 hari setelah ikan ditebar
Kegiatan greding dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Proses Greding

33
5.4.5 Produk Boster yang di Gunakan
Untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi serta meningkatkan mutu
ikan yang dihasilkan farm fish boster menggunakan produk yang diproduksi oleh
PT.Indosco Dwi Jaya sendiri (Gambar 12), penggunaan produk ini untuk
meningkatkan pertumbuhan ikan serta mempertahankan parameter kualitas air.
Dengan penggunaan produk ini dapat mempersingkat waktu budidaya,
mendapatkan laju pertumbuhan ikan yang optimal, serta hasil budidaya yang
tinggi itulah sebabnya sistem budidaya ini di namakan sistem boster artinya
dipercepat.
Daftar produk boster diatas merupakan produk yang cara
pengaplikasiannya melalui pakan yang akan diberkan pada ikan, bertujuan untuk
meningkatkan laju pertumbuhan serta meningkatkan antibodi ikan sehingga
memberikan hasil yang optimal. Produk boster yang diaplikasikan melalui media
air bettujuan untuk menjaga kestabilan kualaitas air yang baik untuk memberikan
dampak positif bagi ikan.

Berikut adalah produk yang digunakan beserta dosis dan kegunaannya.


Produk Boster Untuk Ikan Melalui Campuran Pakan
Nama Produk Cara
Dosis Kegunaan
(Boster) Penggunaan
Progol 5gr/Kg Campur Pakan Sebagai Perekat
Premix Aquavita 2gr/Kg Campur Pakan Menaikan Napsu Makan
Amino Liquid 5ml/Kg Campur Pakan Memacu Pertumbuhan
Viitamin B
5gr/Kg Campur Pakan Memacu Pertumbuhan
Komplek
Inflox 25% 3ml/Kg Campur Pakan Membasmi Bakteri dan Virus
Fish Imunovit 2,5ml/Kg Campur Pakan Meningkatkan Antibodi
Stress Off 2,5gr/Kg Campur Pakan Mencegah Stres

34
Produk Boster Untuk Ikan Melalui Media Air
Nama Probiotik Cara
Dosis Kegunaan
(Boster) Penggunaan
Planktop 1-3 ppm Tebar di Air Menumbuhkan Plankton
Aquenzym 2ppm Tebar di Air Menstabilkan Kualitas Air
Blue Copper 0,5-2 ppm Tebar di Air Membunuh Bakteri dan Virus
Manstap 30 ppm Tebar di Air Menstabilkan Kualitas Air
Sel Multi 2ppm Tebar di Air Mempertahankan Kualitas Air

Berikut adalah gambar produk-produk boster yang digunakan selama


pemeliharaan pembesaran lele.

Gambar 12. Produk Boster yang di Gunakan

5.5 Pengendalian Hama dan Penyakit


5.5.1 Hama
Selama pemelliharaan pembesaran ikan lele di Farm Fish Boster Centre
sidoarjo, jawa timur tidak ditemukan hama yang mengganggu biota pemeliharaan,
namun pencegahan hama yang dilakukan yaitu dengan mensterilisasi air media
dan bak pemeliharaan terlebih dahulu menggunakan Boster Blue Copper dengan
dosis 10 ppm.

5.5.2 Penyakit
Penyakit pada ikan lele dapat disebabkan oleh faktor biotik dan faktor
abiotik. Faktor biotik adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen
seperti virus, bakteri dan parasit. Sedangkan Faktor abiotik adalah penyakit yang

35
disebabkan oleh keadaan lingkungan yang dicocok seperti fluktuasi suhu, pH,
aminok dan nitrit, serta pakan yang tidak sesuai baik kualitas maupun kuantitas
dan juga faktor keturunan. Selama masa pemeliharaan terdapat penyakit jaundice
(Penyakit kuning).
Penanggulangan penyakit jaundice dilakakun dengan cara :
a. Ikan yang terjangkit penyakit dipindahkan ke kolam karantina kemudian
dipuasakan.
b. Pada pagi pagi hari buang air hingga 10 cm
c. Tebar boster blue copper 2,5 ppm
d. Naikan air hingga batas maksimal
e. Siang tebar inroflox dan vitamin B komplek 5 ppm
f. Sore hari pemberian pakan
g. Malam hari jam 07:00 tebar manstap
Ikan yang terserang penyakit kuningatau sering disebut sebagai penyakit
ini dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 13. Ikan yang terserang


Penyakit Kuning

5.6 Panen dan Pasca Panen


Untuk mendapatkan hasil penen yang lebih maksimal, ukuran sesuai
dengan permintaan pasar serrta tingkat FCR yang rendah.

5.6.1 Panen
Kegiatan pemanenan biasanya dilakukan setelah mencapai ukuran 100-
120 gram/ekor. Pemanenan dilakukan dengan cara :

36
a. Buang air kolam hingga 10 cm
b. Kemudian serok ikan dan tampung didalam keranjang
c. Setelah itu timbang ikan yang sudah diserok
d. Ikan yang sudah ditimbang ditampung dalam bak penampung
diatas mobil untuk diangkut
e. Pengangkutan dilakukan dengan cara terbuka.
Kegiatan pemanenan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar14.Proses Pemanenan
5.7 Analisa Usaha
Analisa usaha adalah perhitungan besar modal yang butuhkan untuk suatu
kegiatan budidaya dan perhitungan keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan
budidaya, perhitungan analisa usaha dilakukan pada akhir kegiatan budidaya.

1. Biaya Investasi
a. Biaya untuk pembelian bak fiber 3 buah @Rp 2.500.000 = Rp 7.500.000
b. Pompa air @Rp 500.000 = Rp 500.000
c. Lain-lain =Rp 70.000 +
Rp 8.070.000
2. Modal Usaha
a. Biaya Tetap
- Biaya penyusutan kolam Rp 7.500.000 : 5 Periode = Rp 1.500.000
- Biaya penyusutan Peralatan Rp 570.000 : 5 Periode = Rp 114.000 +
Total biaya tetap Rp 1.614.000
b. Biaya tidak tetap
- Benih Lele 30.000 ekor @Rp 150 = Rp 4.500.000

37
- Pakan 1.995 kg @Rp 9.500 = Rp 18.952.000
- Suplemen dan obat-obatan = Rp 2.500.000
- Listrik 1 periode = Rp 500.000 +

Total biaya tetap Rp 26.452.000


Total modala usaha = baiya tetap + biaya tidak tetap
Rp 1.614.000 + Rp 26.452.000 = Rp 28.066.000
3. Pendapatan
- Total panen = 2.850 Kg
- Harga jual = Rp 20.000/Kg
- Size = 10 ekor/Kg
- Hasil penjualan = Rp 57.000.000
Pendapatan = hasil penjualan – modal usaha
= Rp 57.000.000 – Rp 28.066.000
=Rp 28.934.000
Jadi total pendapatan persatu periode sebesar Rp 28.934.000dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya pembesaran ikan lele ini layak
untuk terapkan.

4. Food Convertion Ratio


Perhitungan FCR untuk mengetahui perbandingan pakan yang butuhkan
berapa kilogram untuk mengahasilkan 1 kilogram daging. Perhitungan FCR
dilakukan dengan menggunakan rumus :
Total Pakan
FCR=
Total Panen

- Selama pemeliharaan pakan digunakan sebanyak = 1.995 Kg


- Hasil panen sebesar = 2.850 Kg
1.995 Kg
- FCR=
2.850 Kg
- FCR = 0,7
5. Survival Rate

38
Peerhitungan tingkat kelangsungan hidup bertujuan untuk mengetahui
jumlah tingkat kehidupan ikan dari awal penebaran hingga akhir pemeliharaan.
Perhitungan SR menggunakan rumus :

jumlah ikan pada akhir budidaya


SR= ×100 %
jumlah ikan pada awal budidaya

- Jumlah ikan pada awal budidaya = 30.000 ekor


- Jumlah ikan pada akhir budidaya = 28.000 ekor
28.500
SR= × 100 %
30.000
SR = 95%

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Kegiatan yang dilakukan selama pemeliharaan pembesaran berupa
persiapan wadah, persiapan media pemeliharaan, penebaran benih,
pengamatan parameter kualitas air, pengamatan pertumbuhan, monitoring
hama dan penyakit serta pemanenan. Jumlah tebaran 30.000 ekor benih
dengan padat tebar 1000/m2. Hasil panen yang diperoleh selama
pemeliharaan sebesar 2.850 kg dengan sintasan 93%, FCR yang diperoleh
selama pemeliharaan 0,7. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan budidaya
lele sistem boster layak untuk diterapkan.
2. Faktor yang mempengaruhi pemeliharaan pembesaran ikan yaitu pengaruh
parameter kualitas air, keadaan cuaca, menejemen pemeliharaan dan
pengaruh pakan. Hasil pengamatan kualitas selama pemeliharaan berupa

39
suhu berkisar antara 29,4-31,8 0C dan pH berkisar antara 7,2-7,9 ppm
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas air masih normal
untuk pertumbuhan lele.
3. Penyakit kuning(jaundice) merupakan salah satu jenis penyakit ikan lele
yang menyerang ikan pemeliharaan. Penanganan yang dilakukan yaitu
ikan dipuasakan, perbaikan kulitas air dan strelisasi air yang dilakukan
secara rutin setiap pagi pukul 06.00 dan sore hari pukul 18.00.

6. Saran
1. Sebaiknya air media yang digunakan disterilisasi terlebih dahulu sebelum
digunakan, sterlisasi bertujuan untuk membasmi bakteri patogen yang
terdapat di air agar tidak mengganggu ikan peliharaan
2. Lengkapi peralatan parameter kualitas air agar pengontrolan kualitas dapat
dilakukan secara rutin untuk mengetahui kondisi kualitas air, jika sewaktu
waktu terjadi perubahan kualitas air yang tidak baik dapat diketahui dan
ditindak lanjuti.
3. Ikan yang sudah terjangkit penyakit dipisahkan dari ikan yang sehat agar
tidak menular ke ikan yang lain, ikan sakit ditempatkan di bak karatina
untuk diberi perlakuan kusus.

40
DAFTAR PUSTAKA

Darseno. 2010. Budidaya & bisnis lele. Agro Media Pustaka. Jakarta

Fish Boster Centre, 2013, Standar Operasional Prosedur Pembesaran Ikan Lele
Sistem Boster, Sidoarjo

Hardi Soenanto. 2004. Budidaya lele dumbo (Clarias grapienus). Cendrawasih


Suraakarta.

Kordi, M. Ghufran. 2010. Budidaya Ikan Lele dі Kolam Terpal. Lily publisher.
Yogyakarta.

Mahyuddin, Kholish. 2009. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya.


Jakarta.

41
Mahyuddin, Kh., 2008, Panduan Lengkap Agribisnis Lele, Penebar Swadaya,
Cetakan 1, Jakarta

Rachmatun. S, Dra dan Suyanto.2007.Budidaya Ikan Lele (Edisi Revis). Penebar


Swadaya. Jakarta.

Lampiran 1. Jadwal kegiatan PKL III di Farm Fish Boster Centre, Sidoarjo

N
Tanggal Waktu Uraian Kegiatan
o
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
1 5-Apr-19
14:00-14:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air Suhu, pH
22:00-22:15 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
2 6-Apr-19
09:00-09:15 penebaran boster manstap dan inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air

42
22:00-22:20 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
3 7-Apr-19
14:00-14:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air Suhu, pH
22:00-22:15 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
pembuangan air dasar
06:00-07:00
Sampling
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
4 8-Apr-19
09:00-09:15 penebaran boster manstap dan inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air
22:00-22:20 pemberian pakan
No Tanggal Waktu Uraian Kegiatan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
5 9-Apr-19
14:00-14:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air Suhu, Ph
22:00-22:15 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
6 10-Apr-19 09:00-09:15 penebaran boster manstap dan inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air
22:00-22:20 pemberian pakan

43
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
7 11-Apr-19
14:00-14:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air Suhu, pH
22:00-22:15 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
8 12-Apr-19
14:00-14:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air Suhu, pH
22:00-22:15 pemberian pakan

No Tanggal Waktu Uraian Kegiatan


pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
9 13-Apr-19
14:00-14:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air Suhu, pH
22:00-22:15 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
10 14-Apr-19 09:00-09:15 penebaran boster manstap dan inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air
22:00-22:20 pemberian pakan
11 15-Apr-19 pengukuran kualitas air Suhu dan pH
pembuangan air dasar
06:00-07:00
Sampling
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
09:00-09:15 penebaran boster manstap dan inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan

44
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air
22:00-22:20 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
12 16-Apr-19
14:00-14:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air Suhu, pH
22:00-22:15 pemberian pakan

No Tanggal Waktu Uraian Kegiatan


pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
13 17-Apr-19
14:00-14:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air Suhu, pH
22:00-22:15 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
penebaran boster manstap dan
14 18-Apr-19
09:00-09:15 inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air
22:00-22:20 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
15 19-Apr-19
08:00-08:15 pemberian pakan
14:00-14:15 pemberian pakan
18:00-18:30 pemberian pakan

45
pengukuran kualitas air Suhu, pH
22:00-22:15 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
pembuangan air dasar
06:00-07:00
Sampling
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
16 20-Apr-19 penebaran boster manstap dan
09:00-09:15 inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air
22:00-22:20 pemberian pakan

No Tanggal Waktu Uraian Kegiatan


pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
17 21-Apr-19 09:00-09:15 penebaran boster manstap dan inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air
22:00-22:20 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
pembuangan air dasar
06:00-07:00
Sampling
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
18 22-Apr-19
09:00-09:15 penebaran boster manstap dan inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air
22:00-22:20 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
06:00-07:00 pembuangan air dasar
pencampuran pakan dengan probiotik
19 23-Apr-19
08:00-08:15 pemberian pakan
09:00-09:15 penebaran boster manstap dan inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan

46
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air
22:00-22:20 pemberian pakan
pengukuran kualitas air Suhu dan pH
pembuangan air dasar
06:00-07:00
Sampling
pencampuran pakan dengan probiotik
08:00-08:15 pemberian pakan
20 24-Apr-19
09:00-09:15 penebaran boster manstap dan inroflox
14:00-04:15 pemberian pakan
pemberian pakan
18:00-18:30
pengukuran kualitas air
22:00-22:20 pemberian pakan

Lampiran 2. Struktur Organisasi

Eka Jaya Tjioe


Pimpinan

Anita Andriani
Advisor

Dedy Hermansyah
Manager

Arif Fauzan
Bagian Pengolahan Bagian Marketing

47
Lampiran 3. Prasarana yang dimilki oleh Farm Fish Boster Centre
n Fasilitas fungsi
o

Sebagai tempat tinggal untuk karyawan

Mes karyawan

Sebagai tempat untuk menyimpan pakan dan


probiotik

Gudang pakan

Untuk keperluan karyawan

48
Dapur

Untuk keperluan karyawan

Kamar mandi

Lampiran 4. Tabel Feeding Rate dan Survival Rate

Berat Ikan Feeding Tingkat


Umur (Hari)
(Gr) Rate Kehidupan
1 sampai 7 0.55 7% 90%
8 sampai 14 1.25 6% 90%
15 sampai 21 3.7 5% 90%
22 sampai 28 6.66 5% 90%
29 sampai 35 10.3 4% 80%
36 sampai 42 13.33 4% 80%
43 sampai 49 20 3% 80%
50 sampai 56 30 3% 70%
57 sampai 63 40 2% 70%
64 sampai 70 45.45 2% 70%
71 sampai 77 50 2% 70%
78 sampai 84 55.55 2% 70%
85 sampai 91 66.66 2% 70%
92 sampai 98 76.92 2% 70%
99 sampai 105 100 2% 70%

49

Anda mungkin juga menyukai