Anda di halaman 1dari 61

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI BALAI

BENIH IKAN KABUPATEN SAMOSIR


Wersiana Manalu 1), Bintang Agustina Manurung1) ,
Harmoko Simanjuntak1), Delima Lisma Simbolon1), Clara
Wulandari1)
Tumiur Gultom 2), Firman A Harahap 3)
1) Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan, Medan
2)Tenaga Pengajar Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan, Medan


3)Kepala BBI (Balai Benih Ikan) Kabupaten Samosir, Samosir

PROGRAM STUDI BIOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan
dengan latar belakang:
a. Adanya keinginan mengetahui bagaimana
dunia kerja diluar kampus,
b. Adanya keinginan untuk menyalurkan teori
yang diperoleh
c. Sebagai tuntutan mata kuliah Biologi,
Prodi Biologi, UNIMED.
Tujuan
Tujuan Umum

-Mahasiswa diharapkan mengenal, mendapatkan wawasandan


pengalaman mengenai lingkup penerapan teknologi dalam
biologi perairan.

Tujuan Khusus

-Mengenal penerapan ilmu biologi secara nyata melalui kerja


fisik sesuai aktivitas di Balai Benih Ikan.
-Membandingkan dan menelaah ilmu pengetahuan yang
didapat dengan yang diterapkan dilapangan
-Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri dan menyesuaikan
diri dengan lapangan kerjaan
-Menambah wawasan mahasiswa secara luas.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat
Waktu: 12 juni 2017 hingga 12 agustus 2017.
Pengamatan/ dimulai dari pukul 08.00
dan berakhir sekitar pukul 16.00.
Tempat:BBI(Balai Benih Ikan Samosir) berlokasi
di Desa Janji Martahan, Kecamatan
Harian, Kabupaten Samosir.
No Jadwal Rencana Kerja

1 12 juni 2107 Penyerahan mahasiswa oleh pihak UNIMED


kepada Kepala Instansi BBI samosir

2 14 juni 2017- Melakukan Praktek Kerja Lapangan


09 Agustus (sesuai kebutuhan instansi tempat PKL)
2107
3 01 juli 2017- Melakukan tugas khusus atau project PKL.
09 agustus a. Kultur dapnia
2017 b. Kultur lemna Perpusilla
c. Pengamatan Ektoparasit pada tubuh ikan nila
d. Pemijahan lele menggunakan ovaprim dan
OpfH
4 18 Agustus Presentasi hasil PKL/Project di BBI
2017

5 18 Agustus PKL selesai dilaksanakan


2017
3.3. Prosedur Pengumpulan Data di Lapangan

Adapun prosedur pengumpulan data di lapangan ialah sebagai berikut :


3.3.1. Metode Penggunaan Alat Pengukur Kualitas Air
3.3.2. Kualitas Air Kolam Larva
3.3.3. Kecepatan Angin dan Curah Hujan perharinya
3.3.4. Pembuatan Pakan Alami (Kultur Fitoplankton Chorella vulganis)
3.3.5. Pengkulturan Pakan Alami Lemna perpusilla
3.3.6. Penetasan Artemia
3.3.7. Pemberian Pakan
3.3.8. Pemijahan Lele(Claris sp)
3.3.9. Pemupukan Kolam Larva
3.3.10. Pemanenan Ikan
Metode Penggunaan Alat Pengukur Kualitas Air

• Menandai kolam benih ikan yang akan di ukur kualitas


airnya.
• Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan
(Alat : botol sampel, eutech, gayung, camera,
perlekapan alat tulis. Bahan: aquades).
• Membersikan sensor alat ukur kualitas air
menggunakan aquades.
• Tekan tombol on pada alat yang akan digunakan
selama 3 detik.
• Turunkan sensor alat ke dalam air hingga memasuki air
setingga batas alat yang ditentukan.
• Menekan tombol F4 pada alat yang digunakan
untuk membaca data yang diuji alat(pH, DO, TDS,
Resistivity, Conductivity, Salinitas serta suhu).
• Membersihkan alat yang digunakan
menggunakan aquades apabila ingin digunakan di
stasiun yang lain.
• Mengambil sampel air di dalam botol sampel
untuk mengamati turbiditas di laboratorium.
• Data yang diperoleh ditulis dalam lembar
pengamatan
• Pengambilan data kualitas air dilakukan setiap 3
kali dalam sehari.
Gambar. 3.1. Alat Pengukur Kualitas Air(Eutech)
Kualitas Air Kolam Larva

• Mengambil data kualitas air larva ikan mas


(Cyprinus carpio), lele (Clarias sp), dan ikan nila
(Oreochromis nilathicus) serta sumber air
menggunakan alat ukur kualitas air digital.
• Kualitas air tersebut antara lain (suhu, pH,
turbiditas, TDS, DO, conductivity, salinitas, dan
resistivity).
• Pengukuran dilakukan selama 4 kali selama 24
jam. Pada pukul 06.00, 12.00, 18.00, dan 24.00.
• Setiap kolam yang diambil sampel sebanyak
tiga titik pengambilan data diantaranya :
Inlet
Tengah dan
Outlet.
Kecepatan Angin dan Curah Hujan perharinya

• Mengambil data kecepatan angin dan curah


hujan perharinya sebanyak tiga kali.
• Waktu pengambilan data berkisar pada 08.00,
12.00, dan 16.00.
• Menuliskannya dalam tabel yang ditentukan

Gambar. 3.3. Pengambilan Data kecepatan Angin


Pembuatan Pakan Alami (Kultur Fitoplankton Chorella
vulganis)

• Membuat kultur Chorella vulganis sebagai pakan


alami larva ikan di dalam tabung kultur sebanyak
2,5 liter/ tabung.
• Ke dalam 1 liter air ditambahkan 10 mL indukan
Fitoplankton Chorella vulganis, larutan Fe 1 mL,
larutan Trace Metal 1 mL, K2HPO4 0,2 gram,
KNO3 0,2 gram, Mg2SO47H2O 1 gram.
• Homogenisasi latutan tersebut lalu dimasukkan
kedalam tabung sebagai wadah pertumbuhan
plakton.
• Tempatkan areasi terhadap semua tabung
yang digunakan sebagai wadah pengulturan
plakton
• Melakukan pemanenan, apabila indikator
warnanya hijaunya sudah menandakan bahwa
kultur tersebut sudah dapat di panen(kurang
lebih selama 1 minggu).
Pengkulturan Pakan Alami Lemna perpusilla

• Membersihkan fiber sebagai bak pertumbuhan


Lemna perpusilla.
• Mengisi fiber dengan air.
• Menambahkan pupuk ke dalam fiber sebagai
nutrisi pertumbuhan utama Lemna perpusilla.
• Pupuk yang ditambahkan adalah urea, kompos
dan pupuk kandang. Masing-masing pupuk
tersebut sebanyak 500 gram untuk 600 liter air.
• Fermentasi pupuk selama 1-2 hari.
• Tambahkan Lemna perpusilla tesebut kedalam
fiber sebanyak 2 gram/ fiber.
• Menempatkan selang aerasi dan mengalirinya
dengan O2.
• Melakukan pemanenan 1 x dalam 3 hari atau
seminggu.

Gambar 3.5. Pembuatan Pakan Alami Lemna perpusilla


Penetasan Artemia
• Membuat larutan garam sebanyak 10 liter
dengan salinitas 30 ppm.
• Memasukkan larutan ke bak penetasan
• Menambahkan telur artemia sebanyak 3 sendok
makan ke dalam larutan
• Menyalakan areasi supaya telur artemia tersebut
dapat menetas
• Memanen artemia dalam jangka waktu 3 hari
setelah pembuatan dan memberikannya sebagai
pakan larva ikan lele.
Pemberian Pakan

• Penyediaan pakan (memasukkan pakan ke dalam


ember).
• Menimbang pakan sebelum diberikan pada ikan.
• Mengkonfersikan berapa jumlah pakan yang
diberikan pada setiap kolam yang berisi ikan(baik
lele/Claris sp, nila/ Oreochromis nilatichus, mas/
Cyprinus carpio).
• Menimbang pakan yang sisa.
• Mengkalkulasikan berapa jumlah pakan yang di
butuhkan ikan- ikan tersebut secara umum.
Pemijahan Lele (Claris sp)
• Membersihkan kolam yang akan dijadikan
sebagai tempat pemijahan ikan lele (Claris sp).
• Mengisi kolam tersebut dengan air sebanyak
setengah dari tinggi kolam.
• Mengeringkan kolam indukan lele (Claris sp).
• Menangkap Indukan lele (Claris sp) sebanyak
yang diperlukan.
• Menangkap induk lele dengan perbandingan
misalnya satu individu jantan sementara betina
dua individu.
• Menyuntikkan hormon ovaprim terhadap lele
jantan sesuai dengan aturan pemberiannya
(umumnya 0,5 mL/ ekor lele jantan).
• Membenahi ijuk yang akan dijadikan sebagai
sarana bertelurnya ikan tersebut.
• Menunggu hingga 1 hari, hingga lele selesai
bertelur.
• Membersihkan kolam sebagai tempat telur lele
yang akan dipindahkan.
• Mengangkat ijuk yang sudah berisi telur ke
dalam kolam yang baru.
• Memindahkan indukan lele dari kolam. Menunggu
lele hingga beberapa hari, hingga setiap telur lele
yang berhasil dibuahi menetas.
• Memberikan aerasi pada kolam lele tersebut.
• Memindahkan lele setelah ukuran lele sudah
memungkinkan.
Pemupukan Kolam Larva
• Mengisi kolam dengan air hingga setengah.
• Mengangkat pupuk sebanyak perkiraan yang
dibutuhkan.
• Mendiamkannya hingga beberapa hari.
• Mengamati air kolam sampai titik pas
indikator warna hijaunya.
• Memindahkan larva ikan ke dalam kolam yang
telah dipupuk.
Pemanenan Ikan

• Mengeringkan kolam dengan mengurangi air


dari dalam kolam tanpa membuka saluran air
masuk.

• Menyediakan beberapa ember sebagai sarana


untuk memindahkan benih ikan yang dipanen.

• Memindahkan benih ikan ke dalam jaring yang


telah disediakan menggunakan ember.
• Menyortir benih ikan sesuai dengan
kebutuhannya.
• Menempatkan benih ikan sesuai dengan hasil
sortiran (menurut ukuran yang dibutuhkan).
• Menempatkan ikan yang telah disortir ke dalam
plastik packing kemudian memberikan oksigen
secukupnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Tempat Pelaksanaan PKL
4.1.1. Sejarah Singkat Balai Benih Ikan (BBI)
Samosir
Balai Benih Ikan (BBI) Samosir
merupakan unit pelaksan teknis dari
Dinas Pertanian, Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Samosir
setelah adanya Peraturan Bupati
Samosir Nomor 6 Tahun 2010 tanggal
24 Maret 2010 tentang Pembentukan
Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Ikan
di Kabupaten Samosir dengan
komoditas jenis ikan yang
dikembangkan : ikan mas, ikan nila,
ikan lele.
Keadaan dan Lokasi BBI
 Secara umum lokasi dapat ditempuh dari
Pangururan melalui Kecamatan Harian
sejauh 52 km, sedangkan dari Kota
Sidikalang Kabupaten Dairi berjarak
sekitar 100 km.
 BBI Samosir memiliki lahan seluas 3,10 Ha
dengan luas kolam/perairan 10.665,0 m2,
luas bangunan 516,0 m2
 Lokasi BBI Samosir berbatasan dengan:
• Sebelah Selatan berbatasan dengan
Jalan Harian-Sihotang/ Danau Toba
• Sebelah Utara berbatasan dengan
pegunungan Tele
• Sebelah Timur berbatasan dengan
Kompleks SMK 1 Kec. Harian
• Sebelah Barat berbatasan dengan
Sungai Bondar Pea
4.1.3. Pembangunan Kolam
a. Ukuran dan luas kolam atau bak
No Nama Fasilitas Ukuran (M2/Unit) Jumlah (Unit) Luas (M2)

1 Bak pengendapan/ tando 100 1 100.0


2 Kolam induk:1 352 4
Kolam induk 2 66 1
Kolam induk 3 60 1 1534.0
3 Kolam calon induk 352 3 1056.0
4 Kolam penetasan 120 2 240.0
5 Kolam pakan alami 352 2 704.0
6 Kolam pemijahan:1 66 3 198.0
Kolam pemijahan 2 336 3
Kolam pemijahan 3 300 1
Kolam pemijahan 4 352 10
Kolam pemijahan 5 288 2
Kolam pemijahan 6 272 2
Kolam pemijahan 7 176 1
Kolam pemijahan 8 162 1
Kolam pemijahan 9 140 1
Kolam pemijahan 10 121 1
Kolam pemijahan 11 90 2
Kolam pemijahan 12 88 1
Kolam pemijahan 13 9 2 6833.0
Total 44 10665.0
b. Bangunan BBI Samosir
Ukuran Jumlah Luas Pembangun
No Fasilitas (Unit) an
(p x l) (m2)
m
1 Gedung kantor 10 x 5 1 50.0 2007
2 Gedung Mes Kepala 6x6 1 36.0 2007
3 Gedung Genset/Mesin 3x3 1 9.0 2007
4 Gedung Serbaguna/Aula 14 x 7 1 98.0 2008
5 Gedung Mes I, Mes II 6x6 2 72.0 2008
Gedung Bangsal
6
Outdoor 17 x 6 1 102.0 2008
7 Gedung Laboratorium 11 x 7 1 72.0 2008
8 Gedung Gudang 12 x 6 1 72.0 2009
9 Gedung Bangsal Indoor 10 x 6 1 60.0 2012
Total 10 576.0
4.1.4. Struktur Susunan Kepegawaian dan
Tenaga kerja BBI

Tahun Nama Jabatan Susunan Organisasi


2008 s/d Drs. Erkanus Kepala Bidang Balai terdiri atas :
2009 Simbolon, M.Si Perikanan 1. Kepala Balai
2009 s/d Donal Silalahi, 2. Kepala Subbag TU
2010 S.pi Koordinator BBI
Benzoin 3. Koordinator Petugas
2010 Pakpahan, S.Pi Kepala UPT BBI Urusan
Ronny 4. Staf (PNS)
2010 s/d Sitanggang, 5. Staf (Honorer)
2016 S.Pi, MM Kepala UPT BBI
2017/ Firman A.
sekarang Harahap Kepala UPT BBI
4.2. Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Rata-rata Kualitas Air Kolam
Larva Ikan Lele (Clarias sp)

Parameter Benih Ikan lele


DO TDS Sal Res
Waktu/ Suhu (mg/ (ppm Turb Cond (pp (kΩ
Pukul (◦C) pH L) ) (ntu) (µs) m) )
6,9 85,1 170, 91,0 5,4
Pagi 26 5 7,4 1 1,63 6 9 1
6,9 93,3 187, 93,0 5,6
Siang 28 6 10,4 9 2,18 5 8 9
6,9 93,4 185, 93,2 5,6
Sore 25 6 3,4 9 1,94 1 1 1
• Tabel 4.7 Hasil TabelPengamatan Rata-rata
Kualitas Air Kolam Larva Ikan Mas (Cyprinus
carpio)
Parameter Benih Ikan mas
Cond Salini
Wak Suh DO TDS u ty Turbidi
tu/P u (mg (pp (ppm Res tas
ukul (◦C) pH /L) m) (µs) ) (kΩ) (ntu)
23,4 62,1
Pagi 1 6,94 5,59 6 105,8 72,37 16,58 6,11
Sian 26,3 62,8 110,9
g 3 6,95 6,74 9 9 70,87 13,99 5,41
26,6 61,6
Sore 1 6,96 8,22 2 115 62,86 12,96 6,67
• Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Rata-rata Kualitas Air
Kolam Larva Ikan Nila (Oreochromis nilathicus)

Parameter Benih Ikan Nila


Tur
b Cond
Wakt Suh DO TDS
u/Pu u (mg/ (pp (nt Salinity Res
kul (◦C) pH L) m) u) (µs) (ppm) (kΩ)
5,2
pagi 22 6,94 3,4 52,6 2 105,3 54,11 9,22
52,0
siang 25,5 6,95 1,7 2 6,7 103,9 53,84 9,26
5,8
sore 24 6,96 1,65 51,7 2 105,3 54,3 9
• Tabel 4.9. Hasil Pengamatan Rata-rata
Kualitas Air Kolam Sumber Air 2
Parameter sumber air 2
Cond Salini
Wakt Turb u ty
u/Pu Suhu DO TDS (ntu (ppm Res
kul (◦C) pH (mg/L) (ppm) ) (µs) ) (kΩ)

19,8
pagi 4 6,95 5,82 49,17 3,37 88,62 59,17 10,06

siang 20,3 6,96 6 48,69 3,85 96,8 49,47 10,3

16,0
sore 2 6,96 5,9 50,28 3,2 100,8 50,98 9,9
4.2.2. Kecepatan Angin dan Curah Hujan

• Pengukuran yang dilakukan ini bermanfaat sebagai


sumber data yang dapat digunakan untuk menganalisis
kematian ikan.
• Air hujan yang masuk kedalam kolam akan
menimbulkan keasaman yang tinggi pada air kolam,
amoniak meningkat, TDS ( total dissolved solid )
meningkat, bakteri, jamur serta parasit ikut terbawa
dalam kolam.
• Suhu dalam kolam menurun sehingga dapat membuat
ikan menjadi stress.Sementara kecepatan angin sendiri
diperkirakan sebagai salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi penguapan air dan mempengaruhi
kadar salinitas air.
4.2.3. Pembuatan Pakan Alami (Kultur
Plakton Chorella vulganis )
• Nama Chlorella berasal dari zat berwarna hijau (klorofil) yang juga
berfungsi sebagai katalisator dalam proses fotosintesis. Chlorella
dikategorikan ke dalam kelompok alga hijau karena kandungan zat hijau
yang dimilikinya sangat tinggiBentuk umum sel-sel Chlorella adalah bulat
atau elips (Bulat telur), termasuk mikroalga bersel tunggal (uniseluler)
yang soliter, namun juga dapat dijumpai hidup dalam koloni atau
bergerombol.
• Kingdom : Protista
• Divisi : Chlorophyta
• Kelas : Chlorophyceae
• Ordo : Chlorococcales
• Famili : Oocystaceae
• Genus : Chlorella
• Spesies : Chlorella vulgaris
• Di balai benih ikan kabupaten samosir kultur
Chlorella vulgaris dilakukan secara indoor yaitu
dengan menggunakan wadah tabung vakum
dengan volume 3 liter.
• Dalam pertumbuhannya Chlorella vulgaris
membutuhkan nutrisi yang teridiri dari unsur-
unsur hara makro (makronutrien) dan unsur-
unsur mikro (mikronutrien).
• Contoh unsur makro dalam pertumbuhan
Chlorella adalah N, K, Mg, S, P, dan Cl. Unsur
hara mikro adalah Cu, Zn, Mn, B, dan Mo. Unsur
hara tersebut diperoleh dalam bentuk
persenyawaan dengan unsur lain.
• Unsur N, P, dan S penting untuk sintesa protein ,
unsur K berfungsi dalam metabolisme
karbohidrat kofaktor untuk beberapa koenzim.
• Unsur Cl dimanfaatkan untuk aktivitas kloroplas,
unsur Fe dan Na berperan dalam pembentukan
klorofil.
• Di balai benih Ikan Samosir pengkulturan
Chlorella vulgaris diletakkan dekat lampu
floresens. Hal ini bertujuan untuk proses
fotosintesis. Cahaya matahari yang diperlukan
oleh Chlorella vulgaris dapat diganti oleh lampu
floresens
• Derajat keasaman (pH) akan memengaruhi
kinerja kerja suatu enzim pH media berkisar
antara 7.0–8.0 cukup baik digunakan dalam
kultur alga di laboratorium
• Reproduksi Chlorella sp adalah aseksual dengan
pembentukan autospora yang merupakan
bentuk miniature dari sel induk.
• Sel Chlorella sp memiliki tingkat reproduksi yang
tinggi setiap sel Chlorella sp mampu
berkembang menadi 10.000 sel dalam 24 jam.
• Tiap satu sel induk ( parent sel ) akan
membelah menjadi 4,8, atau 16 autospora
yang akan menjadi sel-sel anakan ( daughter
cell ) dan melepaskan diri dari induknya.
• Pertumbuhan Chlorella sp dalam kultur dapat
ditandai dengan bertambah banyaknya jumlah
sel.
• Pertumbuhan Chlorella sp dapat dibagi dalam
lima fase pertumuhan yaitu fase lag, fase
logaritmik, fase penurunan laju pertumbuhan,
fase stasioner, dan fase kematian.
4.2.4 Pengkulturan Pakan Alami Lemna
perpusilla
Sistematika
• Kingdom : plantae
• Divisi : Spermatophyta
• Kelas : Monocotyledoneae
• Ordo : Alismatales
• Famili : Araceae
• Genus : Lemna
• Spesies : Lemna perpusilla
• Lemna digunakan sebagai fitoremediator
• Lemna dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif
bagi berbagai jenis ikan karena Lemna memiliki
kandungan protein tinggi mencapai 10 – 43 % dalam
berat kering
• Bahan dan alat yang akan digunakan untuk
melakukan pengulturan lemna perpuspilla, ,
bahan organik(air limbah kolam ikan, pupuk
anorganik/ kimia, pupuk organik(kotorang
unggas atau binatang lainnya atau pupuk
kompos), dan air bersih. Alat yang digunakan
adalah bak/fiber/kolam, tanggok, timbangan
analitik, alat tulis yang lengkap dan kamera .
Langkah untuk kultur lemna :

Mengisisi fiber dengan air.

Menambahkan pupuk kedalam fiber dan


di fermentasi pupuk selama 1-2 hari.

Lemna tesebut kedalam fiber sebanyak 2


gram/ fiber.

Dapat dipanen setelah seluruh


permukaan air dalam fiber penuh
4.2.5 Penetasan Artemia

• Filum : Arthropoda
• Kelas : Crustacea
• Subkelas : Branchiophoda
• Ordo : Anostraca
• Famili : Artemiidae
• Genus : Artemia
• Spesies : Artemia salina linn.
Langkah Penetasan Artemia
Menyiapkan wadah penetasan artemia berupa 3
galon dan dimasukkan air masing-masing 10 liter

Dan garam yang tidak beryodium dilarutkan


sampai salinitas 30 ppm

Artermia dimasukkan sebanyak 3 sendok dan


dibuat aerasi

Dikultur selama 18 – 24 jam


• Artemia yang belum menetas pada umumnya
berwarna cokelat muda dan yang sudah
menetas warna media berubah menjadi
oranye
• Jika seluruh nauplius Artemia sudah berenang
bebas maka itu menunjukkan penetasan
selesai. Akan tetapi jika masih banyak yang
terbungkus membran, maka harus ditunggu 1-
2 jam agar semua Artemia menetas secara
sempurna.
4.2.6 Pemberian Pakan

• BBI memanfaatkan artemia sebagai pakan alami,


selain itu juga dapat memanfaatkan fytoplankton.
• Pakan buatannya BBI menggunakan pakan yang
ukurannya menyerupai dedak dan dilarutkan
menggunakan air.
• Untuk pakan benih dan induk menggunakan
pakan terapung hanya saja untuk kategori ikan
benih ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan
pakan induk.
4.2.7 Pemijahan Lele (Claris sp)

• Dilakukan dgn menyuntikkan hormon ovaprim


dan hormon wova-fH ke dalam tubuh ikan yang
sudah matang gonad
• Ovaprim adalah campuran analog salmon
Gonadotropihin Releasing Hormon (sGnRH-a) dan
anti dopamine.
• Ovaprim adalah hormon yang berfungsi untuk
merangsang dan memacu hormon
gonadothropin pada tubuh ikan sehingga dapat
mempercepat proses ovulasi dan pemijahan
4.2.8 Menumbuhkan Pakan Alami Dengan Pemupukan
Kolam Larva Ikan

• Di Balai Benih Ikan, dalam menumbuhkan


pakan alami dengan pemupukan kolam
menggunakan pupuk organik. Pupuk organik
yang digunakan di Balai Benih Ikan (BBI) yaitu
pupuk kompos.
• Pupuk kompos yang digunakan dengan dosis
sebanyak 4 (empat) ember dalam satu kolam
(di DOM Balai Benih Ikan).
4.2.9 Pemanenan Ikan
• Alat yang dibutuhkan dalam pemanenan ini
adalah tanggok, ember.
• Langkah kerja yang dilakukan adalah
mengeringkan kolam dengan mengurangi air dari
dalam kolam tanpa membuka saluran air masuk
menyediakan beberapa ember sebagai sarana
untuk memindahkan benih ikan yang dipanen,
memindahkan benih ikan kedalam jaring yang
telah disediakan menggunakan ember.
BAB V
PROJECT KHUSUS
PENGARUH PEMBERIAN HORMON “OVAPRIM” DENGAN
“WOVA-FH” TERHADAP DAYA TETAS TELUR INDUK IKAN
LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)
DI BALAI BENIH IKAN
SAMOSIR
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, jadi dapat
disimpulkan bahwa :
• Perlakuan dengan hormon Ovaprim dan Wova-fH
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap daya
tetas telur ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).
• Daya tetas telur ikan tertinggi ditemukan pada pemberian
hormon “Wova-fH” dengan rata-rata 55,62/individu dari
hasil pemijahan dan terendah pada pemberian hormon
“Ovaprim” dengan rata-rata 20/individu dari hasil
pemijahan.
PENGARUH PEMBERIAN AERASI TERHADAP PERTUMBUHAN
Lemna Perpusilla DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AIR
LIMBAH LELE (The Effect Of Aeration On The Growth
Of Lemna Perpusilla Using Catfish
Waste Water Media)

•Pemberian aerasi terhadap L. Perpusilla tidak memberikan


pengaruh nyata terhadap pertumbuhan Lemna. Tidak ada
pengaruh pemberian aerasi terhadap pertumbuhan Lemna
perpusilla hal ini dapat dilihat dari hasil panen total kedua
perlakuan tersebut.
•Dengan penanaman Lemna perpusilla dapat meningkatkan
kualitas air limbah ikan lele.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DENGAN KONSENTRASI
BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN
POPULASI Daphnia magna

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

a.Aplikasi penggunaan kombinasi pupuk kandang serta padat tebar awal padat
kultur, sangat menentukan laju pertumbuhan populasi Daphnia sp.
b.Kombinasi pupuk kandang dengan konsentrasi 3 gr/400 Ml dengan padat
tebar awal 5 individu/lmenunjukkan puncak populasi Daphnia sp tertinggi
c.Pemanenan Daphnia dilakukan pada hari ke 7, Dari hasil total panen
Daphnia meningkat. Padahal stok awal bibit Daphnia yang di masukkan adalah
5 individu/botol.
d.Populasi daphnia tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan laju mortalitasnya.
e.Perlakuan berupa perbedaan konsentrasi pupuk kandang menyebabkan
adanya pengaruh terhadap laju pertumbuhan dan perkembangbiakan Daphnia
sp.
f.Pupuk kandang memiliki nutrisi yang tepat untuk pertumbuhan dan
perkemangbiakan Daphnia sp.
IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA BENIH IKAN NILA(Oreochromis
niloticus)Di BALAI BENIH IKAN SAMOSIR

Dari hasil pengamatan yang dilakukan jenis ektoparasit


yang di temukan pada benih ikan nila Balai Benih Ikan
Samosir adalah dua jenis yaitu Trichodina sp dan
Ichthyophthirius multifilis. Kedua jenis parasit ini ditemukan
pada lendir permukaan tubuh ikan sedangkan pada sirip
dorsal, sirip abdomen, sirip caudal, insang, operculum tidak
ditemukan adanya ektoparasit.
Kesimpulan
• Berdasarkan pembahasan yang berada di atas,
maka dapat disimpulkan :

1. Melalui PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini mahasiswa


mendapatkan ilmu di lapangan
2. Ilmu biologi yang dapat ditelaah ditempat ini dapat berupa
pengukuran kualitas air kolam ikan, pembuatan pakan alami
serta pemijahan ikan.
3. Mahasiswa mampu bekerja mandiri dan menyesuaikan diri
dengan lapangan kerja
4. Wawasan Mahasiswa semakin bertambah akibat semakin
nyatanya dunia kerja yang kita alami.
Saran
• Setelah dilakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) maka
disarankan,
• Sebelum melaksanakan PKL setidaknya mahasiswa memiliki
ilmu pegangan berupa teori yang dapat diberdayagunakan
dilokasi PKL (PRAKTEK KERJA LAPANGAN)
• Setiap mahasiswa diharapkan mampu menjaga diri di lokasi
pelaksanaan PKL (PRAKTEK KERJA LAPANGAN)
• Tenaga Kerja BBI(Balai Benih Ikan )Mampu menjadi
pembimbing mahasiswa saat mengadakan PKL(Praktek
Kerja Lapangan)
• Tenaga Kerja BBI(Balai Benih Ikan) menjaga kebersihan
laboratorium
• Tenaga kerja Balai Benih Ikan rutin dalam mengamati setiap
parameter pengamatan yang dibutuhkan.
Dokumentasi
Kedatangan
• Kepulangan
Kondisi BBI
Salah Satu Kegiatan di BBI SAMOSIR
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai