Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Pemijahan adalah proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh
induk jantan yang kemudian diikuti dengan perkawinan. Pemijahan sebagai salah satu pacet
dari reproduksi merupakan mata rantai siklus hidup yang menentukan kelangsungan hidup
spesies. Penambahan populasi ikan tergantung dari kondisi temoat telur dan larva ikan kelak
akan berkembang. Oleh karena itu, pemijahan menuntut keamanan bagi kelangsungan hidup
larva atau penih ikan, temoat yang cocok, waktu yang tepat, dan kondisi yang lebih
menguntungkan.

Pemijahan tiap spesies ikan mempunyai kebiasaan yang berbeda, tergantung pada
habitat dari pemijahan itu untuk melangsungkan prosesnya. Dalam keadaan normal ikan
melangsungkan pemijahan minimum satu kali dalam satu siklus hidupnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemijahan Ikan


Faktor-faktor yang sangat berperan dalam pemijahan ikan dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi curah hujan, suhu, sinar matahari, tumbuh-
tumbuhan, ikan jantan, dan sebagainya. Pada prinsipnya memijahkan ikan dalam
kolam dilakukan dengan cara meniru pemijahan ikan di perairan alami. Pada
umumnya ikan-ikan di perairan alami akan memijah pada awal musim hujan atau
pada akhir musim hujan, karena pada awal dan akhir musim hujan akan terjadi suatu
perubahan lingkungan atau kondisi perairan yang dapat merangsang ikan-ikan untuk
berpijah.
Khususnya untuk pelaksanaan pemijahan ikan di kolam kondisi lingkungan
atau perairan yang harus diatur dengan baik supaya pemijahan ikan-ikan tersebut
tidak tergantung pada musim.
Proses pemijahan ikan sebenarnya merupakan suatu reaksi terhadap
rangsangan alami yang bersifat sangat kompleks. Cahaya dan suhu merupakan salah
satu faktor luar yang sangat penting terhadap pemijahan tersebut.
Kualitas air yang paling berperan dalam pemijahan adalah oksigen terlarut
(O2) dan tingkat keasaman air (pH air). Kontak antara air dengan tanah yang kering
ternyata mampu menghasilkan zal semacam minyak yang disebut dengan petrichor,
yang dapat merangsang ikan untuk berpijah. Di Indonesia cara penjemuran atau
pengeringan dasar kolam yang akan digunakan untuk pemijahan ikan sudah lama
dilaksanakan. Dan waktu pemijahan untuk beberapa jenis ikan dapat berbeda-beda,
sebagian ikan akan memijah pada sore hari menjelang malam.
Selain dari kualitas air, habitat juga dapat merangsang beberapa jenis ikan
dalam berpijah. Tersedianya substrat seperti rumput atau ijik untuk tempat
menempelkan telur mempengaruhi terjadinya pemijahan.
Terdapatnya ikan jantan dapat merangsang pula untuk memijah, sebab ikan
jantan dapat melepaskan substansi kelenjar “stero hormone” yang disebut copulin
yang mampu merangsang ikan betina untuk memijah.
Jumlah ikan yang terlalu padat akan menghambat proses terjadinya pemijahan.
Ikan yang berdesak-desakan akan melepaskan semacam hormone yang disebut
dengan respressive factor ke dalam air yang dapat menghambat terjadinya pemijahan.
Repressive factor hanya berpengaruh terhadap pemitis dan ovarium. Hormon
gonadotropin akan merangsang gonad untuk memproduksi hormon steroid yang
merupakan mediator langsung untuk pemijahan. Lebih jelasnya perjalanan stimulus
sampai terjadinya pemijahan.
b. Habitat Pemijahan
Habitat pemijahan merupakan faktor yang harus diperhatikan, karena biasanya
ikan tidak akan melakukan pemijahan apabila habitatnya tidak sesuai dengan yang
dikehndaki. Dengan memperhatikan habitat yang sesuai dengan pemijahan ikan, maka
akan dapat diketahui cara berpijah bagi ikan-ikan tertentu baik pemijahan yang
dilakukan dengan cara populasi terhadap habitat tersebut ataupun pemijahan yang
sesuai dengan alam aslinya.
Secara garis besar, habitat/substrat yang dibutuhkan oleh setiap ikan dalam berpijah
dapat digolongkan menjadi :
1. Phytophils
Yaitu ikan-ian yang membutuhkan vegetasi (tumbuhan) untuk menempellkan telur
(Adhesive). Contoh : ikan mas, lele, dll.
2. Lithophils
Yaitu ikan-iakan yang cara pemijahannya membutuhkan dasar perairan yang
berbatu-batu. Contoh : ikan trout (Salvelinus).
3. Psamophils
Yaitu ikan-ikan yang pemijahannya memerlukan dasar perairan berpasir atau
kadang-kadang pada akar tumbuhan-tumbuhan. Contoh : ikan tawes.
4. Pelagophils
Aitu ikan-ikan yang pemijahannya diperairan terbuka atau dikolam dan telur hasil
pemijahan akan melayang-layang. Contoh : ikan bandeng..
5. Ostracophils
Yaitu ikan-ikan yang pemijahannya di karang-karang. Contoh : ikan ekor kuning.

2.2 Teknik Pemijahan Alami (Tradisional)


Pemijahan alami adalah teknik pemijahan yang dilakukan secara
konvensional, yaitu ikan memijah sendiri tanpa melibatkan banyak campur tangan
anusia. Umumnya pemijahan alami diterapkan pada ikan-ikan dari kelompok ikan
yang mudah memijah. Pemijahan terjadi secara spontan setelah induk jantan dan
betina disatukan didalam kolam pemijahan. Pada saat terjadi pemijahan, induk betina
mengeluarkan telur-nya ke dalam air, dan pada saat hamper bersamaan sperma induk
jantan membuahinya.
Pemijahan alami bisa dikategorikan sebagai pemijahan dengan system
tradisional, dan bisa dimasukkan ke dalam kategori pemijahan system semi-intensif
dan intensif. Pemijahan alami secara tradisional adala pemijahan alami yang
dilakukan mengikuti cara atau pola kebiasaan petani/pembudidaya pada umumnya.
Pada system tradisional ini, jumlah induk yang dipijahkan sangat sedikit sehingga
benih yang dihasilkan pun sedikit. Pemijahan alami dikategorikan semi-intensif dan
intensif apabila sudah melibatkan lebih banyak campur tangan manusia dalam proses
dan persiapannya, jumlah induk yang dipijahkan juga banyak (missal) sehingga jumah
benih yang dihasilkan pun banyak. Biasanya unit usaha pembenihan komersial
menerpakan pola semi-intensif atau intensif ini.
Biasanya pemijahan alami dilakukan di dalam kolam pemijahan biasa
menggunakan hapa: kantong yang terbuat dari kain tricot atau nilon untuk
menampung benih hasil pemijahan. Bisa juga tidak menggunakan hapa, tergantung
jenis ikannya. Pada pemijahan alami, ikan betina akan mengeluarkan telurnya ke
dalam air, dan pada saat bersamaan induk jantan mengeluarkan sperma untuk
membuahi telur tersebut. Telur-telur yang sudah dibuahi, pada jenis ikan tertentu ada
yang bersifat menempel pada substrat, ada juga yang tidak menempel, tetapi
melayang-layang di dalam air.
Untuk jenis ikan yang telurnya menempel pada substtrat (misalnya ikan mas),
perlu disiapkan kakaban pada kolam pemijahan, yaitu substrat buatan sebagai tempat
menempel telur. Kakaban terbuat dari ijuk yang dijepit 2 bilah bamboo. Jika kakaban
dari bahan ijuk sulit diperoleh, dapat juga digunakan rumput-rumputan. Kakaban atau
rumput-rumputan dipasang di kolam pemijahan setelah induk jantan dan betina
dimasukkan ke kolam tersebut. Setelah terjadi pemijahan, telur yang sudaah dibuahi
dan menempel di kakaban bisa dipindahkan ke bak penetasan atau ditetaskan di kolam
tersebut setelah induk ditangkap dan dipindahkan ke kolam induk.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pintar, Bisnis Pembenihan Ikan Konsumsi, oleh H. Khairuman, S.P. dan Dr. Khairul
Amri

Pembenihan Ikan Air Tawar, Ir. Dedy Heryadi Sutisna, MS. Dan Ratno Sutarmanto

Anda mungkin juga menyukai