IRBAH UFAIROH
Irbah Ufairoh
NIM C14130009
iv
ABSTRAK
IRBAH UFAIROH. Kinerja Pertumbuhan Ikan Bawal Bintang Trachinotus
blochii yang Diberi Pakan dengan Kadar Protein Berbeda dengan Pembanding
Pakan Komersil. Dibimbing oleh MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI dan
SURYADI SAPUTRA.
Protein merupakan nutrien yang menjadi komponen terbesar dari daging dan
bahan pembentuk jaringan tubuh ikan. Menentukan kandungan protein dalam
pakan adalah hal mendasar dalam memformulasikan pakan yang berkualitas tinggi
dan efektif. Kadar protein optimum untuk pakan ikan bawal bintang Trachinotus
blochii masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar
protein yang baik bagi pertumbuhan ikan bawal bintang. Ikan yang digunakan
yaitu ikan bawal bintangT.Blochii berukuran 49,3 ± 0,74 g/ekor. Penelitian terdiri
atas tiga perlakuan dengan tiga ulangan yaitu K = pakan komersil dengan kadar
protein 46%, P1 = pakan formulasi dengan kadar protein 46% dan P2 = pakan
formulasi dengan kadar protein 48%. Hasil penelitian menunjukan laju
pertumbuhan harian (LPH), tingkat kelangsungan hidup (TKH), PER dan retensi
protein ketiga perlakuan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata. Jumlah
konsumsi pakan (JKP) ketiga perlakuan semua berbeda nyata satu sama lain,
namun FCR-nya tidak berbeda nyata. Kualitas pakan formulasi sudah dapat
menyamai kualitas pakan komersil. Pakan dengan kadar protein 46% sudah baik
bagi pertumbuhan ikan bawal bintang stadia penggelondongan.
ABSTRACT
IRBAH UFAIROH. Growth Performance of Silver Pompano Trachinotus blochii
which are Given Feed with Different Protein Levels with Comparison of
Commercial Feed. Supervised by MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI and
SURYADI SAPUTRA.
Protein is a nutrient which is the biggest component of meat and the
ingredients that form fish body tissues. Determining protein content in feed is
fundamental in formulating high-quality and effective feed. The optimum protein
content for silver pompano Trachinotus blochii feed is still unknown. This study
aimed to determine the protein content that is good for the growth of silver
pompano. The fish used is T. blochii with 49.3 ± 0.74 g of body weight. The study
consisted of three treatments with three replications which are K = commercial
feed with protein content of 46%, P1 = formulated feed with protein content of
46% and P2 = formulated feed with protein content of 48%. The results showed
daily growth rate (LPH), survival rate (TKH), PER and protein retention of the
three treatments were not significantly different. The amount of feed consumption
(JKP) of all three treatments were significantly different from each other, but the
FCR was not. Formulated feed can match the quality of commercial feed well, and
protein level of 46% is best for growth of silver pompano fish.
IRBAH UFAIROH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
Disetujui oleh
�r
- .
,.....
Prof. Dr. Ir. Muhammad Agus Supravudi, M.Si. Dr. Suryadi Saputra, S.Pd. M.Si.
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Kinerja Pertumbuhan
Ikan Bawal Bintang Trachinotus blochii yang Diberi Pakan dengan Kadar Protein
Berbeda dengan Pembanding Pakan Komersil” berhasil diselesaikan. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program
Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian penelitian dan penulisan
skripsi ini tidak akan berjalan baik tanpa dukungan berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Agus Suprayudi, M.Si.dan Dr. Suryadi Saputra, S.Pd.
M.Si.sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
saran yang berarti.
2. Seluruh staf kependidikan dan laboran Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3. Seluruh staf BBPBL Lampung yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan penelitian.
4. Orang tua tercinta ayahanda Mimid Abdul Hamid dan ibunda Rosiah serta adik
tersayang Nuha Rufaidah A.,Katsumi M. Izzuddindan Mushab Fajrul K. atas
segala perhatian, doa, dan dukungannya.
5. Sahabat BDPserta rekan penelitian saya (Bayu Pranata) atas segala dorongan
semangat, dan motivasi.
6. Rekan-rekan BDP 50 atas kebersamaannya selama studi di Departemen
Budidaya Perairan.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan
memberikan pahala yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu akuakultur.
Irbah Ufairoh
x
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
METODE 2
Rancangan Penelitian 2
Prosedur Penelitian 2
Pengambilan Data 4
Parameter Penelitian 4
Analisis Proksimat 6
Analisis Data 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Hasil 7
Pembahasan 7
SIMPULAN DAN SARAN 9
Simpulan 9
Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 12
RIWAYAT HIDUP 17
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
1 Analisis Proksimat 12
2 ANOVA parameter uji perlakuan pemberian pakan dengan kadar
protein berbeda 13
3 Hasil uji lanjut Duncan parameter tingkat kelangsungan hidup
(TKH) 14
4 Hasil uji lanjut Duncan parameter selisih pertambahan bobot 14
5 Hasil uji lanjut Duncan parameter laju pertumbuhan harian (LPH) 15
6 Hasil uji lanjut Duncan parameter jumlah konsumsi pakan (JKP) 15
7 Hasil uji lanjut Duncan parameter rasio konversi pakan (FCR) 15
8 Hasil uji lanjut Duncan parameter rasio efisiensi protein (PER) 15
9 Hasil uji lanjut Duncan parameter retensi protein (RP) 16
xii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein pakan yang terbaik
dan paling efisien bagi pertumbuhan ikan bawal bintang Trachinotus blochiiyang
dipelihara di dalam bak terkontrol dengan pembanding pakan komersil.
2
METODE
Rancangan Penelitian
Prosedur Penelitian
Tabel 1 Formulasi pakan (g/100g pakan) untuk ikan bawal bintang dan hasil
analisis proksimat
Perlakuan
Bahan Baku Pakan K (46%) P1 (46%) P2 (48%)
Tepung Ikan TD 47,2 51,83
Tepung MBM TD 25,3 28,8
Tepung PMM TD 2,3 1,0
Tepung SBM TD 9,2 2,4
Tepung CGM TD 2,1 2,1
Tepung Tapioka TD 2,5 2,5
Tepung Terigu TD 5,5 5,5
Minyak Ikan TD 3,5 3,5
Lesitin TD 0,4 0,4
Vitamin C TD 0,03 003
Vitamin Pre-mix TD 1,0 1,0
Anti mold TD 0,1 0,1
Anti oksidan TD 0,1 0,1
Enzim TD 0,04 0,04
Garam TD 0,1 0,1
Suplemen TD 0,5 0,5
Polymethylolcarbamide (binder) TD 0,1 0,1
Jumlah 100 100 100
Hasil proksimat pakan (g/100g)
Kadar Protein 46,35 46,56 48,56
Kadar Lemak 11,88 8,86 9,77
Kadar Karbohidrat 21,05 16,84 14,52
Kadar Air 7,89 9,89 6,4
Kadar abu 12,83 17,85 20,75
GE (kkal/kg) 4.517,34 4.070,68 4.170,4
C/P 9,75 8,74 8,59
MBM: meat bone meal; PMM: poultry meat meal; SBM: soy bean meal; CGM: corngluten meal;
TD: tidak diketahui
GE = Gross energy
1 gram protein = 4,11 kkal
1 gram karbohidrat = 5,64 kkal
1 gram lemak = 9,44 kkal (Bureau et al. 2002)
C/P = perbandingan antara GE dan protein pakan
4
Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari pada pukul 08.00 dan pukul
14.00 WIB secara at satiation. Pakan diberikan sesuai dengan perlakuan masing-
masing.
Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 45 hari. Pengelolaan kualitas air
dengan menggunakan sistem flow through yaitu air mengalir secara terus menerus.
Untuk menghilangkan sisa pakan di dasar bak dilakukan penyiponan sebanyak
dua kali sehari setelah pemberian pakan.Selain itu dilakukan pengukuran
parameter kualitas air yaitu suhu, pH, DO, salinitas dan amoniayang diukur pada
awal dan akhir pemeliharaan.Hasil pengukuran kualitas air media pemeliharaan
dapat dilihat pada tabel 2. Setiap hari dilakukan monitoring terhadap ikan, ikan
yang mati dipisahkan dan ditimbang bobotnya.
Pengambilan Data
Paramater Penelitian
Keterangan :
TKH = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah individu ikan pada akhir percobaan (ekor)
No = Jumlah individu ikan pada awal percobaan (ekor)
𝒕 𝑾𝒕
LPH = ( √𝑾𝒐 − 𝟏 ) x 100 %
Keterangan :
LPH = Laju pertumbuhan harian (%/hari)
t = Lama waktu percobaan
Wt = Bobot rata-rata individu pada hari ke-t (g)
Wo = Bobot rata-rata individu pada awal percobaan (g)
𝑭−𝑰
RP = × 100
𝑷
Keterangan :
RP = retensi protein (%)
F = jumlah protein tubuh pada akhir penelitian (g)
I = jumlah protein tubuh pada awal penelitian (g)
P = jumlah protein yang dikonsumsi (g)
Analisis Proksimat
Analisis Data
Hasil
Kinerja pertumbuhan ikan hasil percobaan dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Pembahasan
pembangun. Protein yang masuk ke dalam tubuh ikan dan berhasil dicerna tidak
seluruhnya diubah menjadi daging, ada sebagian yang dimanfaatkan untuk
aktivitas hidup atau metabolisme dan ada juga yang dikeluarkan dari tubuh.
(Suprayudi et al. 2000). Hasil dari penelitian ini pada sebagian besar parameter uji
yaitu TKH, ΔW, LPH, FCR, PER dan RP menunjukan hasil yang tidak berbeda
nyata, artinya perbedaan kandungan protein pakan sebesar 46% dan 48% dan juga
perbedaan jenis pakan yaitu pakan komersil dan pakan mandiri memberikan hasil
pertumbuhan yang relatif sama. Dapat dikatakan bahwa pakan mandiri sudah
dapat menyamai kualitas pakan komersil.
Simpulan
Pakan mandiri sudah dapat menyamai kualitas pakan komersil dilihat dari
pertumbuhan ikan. Pakan dengan perlakuan kadar protein 46% menghasilkan
pertumbuhan yang sama dengan pakan kadar protein 48% sehingga disarankan
menggunakan pakan dengan kadar protein 46% untuk pendederan ikan bawal
bintang.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Albreksten, Mundheim H, Aksnes A. 2006. Growth, feed efficiency, digestibility
and nutrient distribution in Atlantic cod (Gadus morhua) fed two different
fish meal qualities at three levels of vegetable protein sources. Aquaculture
261: 626-640.
Arrokhman S, Abdulgani N, dan Hidayati D. 2012. Survival rate ikan bawal
bintang (Trachinotus blochii) dalam media pemeliharaan menggunakan
rekayasa salinitas. JurnalSains dan Seni ITS. 1(1):32–35.
Ashari SA, Rusliadi, Putra I. 2014. Pertumbuhan dan kelulushidupan ikan bawal
bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) dengan padat tebar berbeda yang
dipelihara di keramba jaring apung. Jurnal Universitas Riau.
Bhilave MP, Bhosale SV, Nadaf SB. 2012. Protein efficiency ratio (PER) of
Ctenopharengedon idella fed on soybean formulated feed. Biological Forum
– An International Journal, 4(1): 79-81.
Bureau DP, Kaushik SJ, Cho CY. 2003. Fish Nutrition (Third Edition):
Bioenergetics. USA: Elsevier Science.
Dani NP, Budiharjo A, Listyawati S. 2005. Komposisi pakan buatan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan kandungan protein ikan tawes (Puntius
javanicus Blkr.). Jurnal BioSmart, Vol. 7(2): 83-90.
Devani V, Basriati S. 2015. Optimasi kandungan nutrisi pakan ikan buatan degan
menggunakan Multi Objective (Goal) Programming Model. Jurnal Sains,
Teknologi dan Industri, Vol. 12 (2): 255-261.
Effendie MI. 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor (ID): Dewi Sri Bogor. 112
hal.
Giri NA, Suwirya K, Marzuqi M. 2006. Kebutuhan protein, lemak dan vitamin C
untuk yuwana ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis). Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia Vol. 5(3): 38-46.
Houlihan D, Boujard T, Jobling ME. 2001. Food Intake in Fish. Oxford. Wiley-
Blackwell.
Junianto NM, Akbar S, Zakimin. 2008. Breeding and seed production of silver
pompano (Trachinotus blochii, Lacepede) at the Mariculture Deveopment
Centre of Batam. Marine finfish Aquaculture. Aquaculture Asia
Magazine:46-49.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang
Baku Mutu Air Laut.
Liu X, Wang H, Zhang H, Xu D. 2011. Optimum dietary protein to energy ratio in
juvenile pompano, Trachinotus ovatus. Fish Science, 30: 136-139 (in
Chinese with English abstract).
Niu J, Du Q, Lin HZ, Cheng YQ, Huang Z, Wang Y, Chen YF. 2013.
Quantitative Dietary Metionine Requirement of Juvenile Golden Pompano
Trachinotus ovatus at a Constant Dietary Cystine Level. Journal of
Aquaculture Nutrition, Vol. 19: 677-686.
Poernomo N. 2015. Kinerja Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Patin
(Pangasianodonhypophthalmus) yang Diberi Pakan Komersial dengan
Kadar Protein Berbeda. [Thesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Retnani TH, Abdulgani N. 2013. Pengaruh salinitas terhadap kandungan protein
dan pertumbuhan ikan bawal bintang (Trachinotus blochii). Jurnal Sains
dan Seni Pomits. Vol. 2(2):177–181.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Proksimat
A. Kadar air
1. Cawan dimasukkan ke dalam oven (110°C) selama 1 jam kemudian dimasukkan ke
dalam eksikator selama 30 menit dan ditimbang (X1).
2. Bahan ditimbang 2-3 gram (A).
3. Cawan dan bahan dipanaskan di dalam oven (110°C) selama 4 jam kemudian
dimasukkan ke dalam eksikator selama 30 menit dan ditimbang (X2).
(X1+A)−X2
Kadar air ; × 100%
𝐴
B. Kadar serat kasar
1. Kertas filter dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 110°C setelah itu
didinginkan dalam eksikator (X1).
2. Sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram (A) dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250
ml.
3. H2SO4 0,3 N ebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian dipanaskan
selama 30 menit. Setelah itu NaOH 1,5 N sebnayak 25 ml dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer lagi dan dipanaskan selmaa 30 menit.
4. Larutan dan bahan yang dipanaskan kemudian disaring dalam corong Bucher dan
dihubungkan pada vacuum pump untuk mempercepat filtrasi.
5. Laruta yang ada dalam corong Bucher kemudian dibilas secara berturt-turut dengan
50 ml air panas, H2SO4 0,3 N, 50 ml air panas, dan 25 ml aseton.
6. Kertas saring dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselin, lali dikeringkan
selama 1 jam kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbng (X2).
7. Setelah itu dipanaskan dalam tanur 600°C hingga berwarna putih, didinginkan dalam
eksikator dan ditimbang (X3).
(X2−X1− X3)
Kadar serat kasar : × 100%
𝐴
C. Kadar lemak
1. Labu ekstraksi dimasukkan dipanaskan di dalam oven (110°C) selama 1 jam.
Kemudian didinginkan dalam eksikator selama 30 menit dan ditimbang bobot labu
tersebut (X1).
2. Sampel ditimbang sebanyak 1-2 gram (A) dan dimasukkan ke dalam tabung filter lalu
dipanaskan pada suhu 90-100°C selama 2-3 jam.
3. Tabung filter ditempatkan ke dalam ekstrak dari alat soxhlet. Kemudian
disambungkan labu ekstraksi yang telah diisi 100 ml petroleum eter dengan
kondensor.
4. Eter dipanaskan pada labu ekstraks dengan menggunakan water bath pada suhu 70°C
selama 16 jam.
5. Labu ekstraksi dipnskan pada suhu 100°C kemudian ditimbang (X2).
X2− X1
Kadar lemak : 𝐴 × 100%
D. Kadar protein
Cara kerja analisa protein dibagi ke dalam tiga tahap.
1. Oksidasi
Bahan sebanyak 0,5-1 gram ditimbang dalam aluminium foil, kemudian bahan
tersebut dimasukkan ke dalam labu kjeldahl. Katalis ditambahkan sebanyak 3 gram
dan H2SO4 pekat sebanyak 10 ml. Selajutnya dipanaskan dalam rak oksidasi selama
3-4 jam sampai berubah warna menjadi hijau bening. Bahan didinginkan kemudian
13
diencerkan dengan akuades hingga volume 100 ml dalam gelas ukur yang kemudian
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
2. Destilasi
Beberapa tetes H2SO4 dimasukkan ke dalam labu yang setengahnya telah diisi dengan
akuades, kemudian ddidhkan selama 10 menit. Erlenmeyer yang berisi 10 ml H2SO4
0,05 N dan 2 tetes larutan indicator disimpan di bawah pipa pembuangan kondensor
dengan cara dimiringkan sehingga ujung pipa tenggelam dalam cairan. Dimasukkan 5
ml larutan sampel e dalam taung destilasi melalui corong yang telah dibilas dengan
akuade. Kemudian sebanyak 10 ml NaOH 30% dimasukkan melalui corong dan
ditutup. Alkaline dicampurkan dalam labu kemudian disuling menjadi uap air selama
10 menit setelah terjadi pengembunan pada kondensor. Labu Erlenmeyer diturunkan
sehingga ujung pipa kondensor berada di leher labu, di atas permukaan larutan.
Kondensor dibilas dengan akuades selama 1-2 menit.
3. Titrasi
Larutan hasil destilasi dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N hingga berubah warna,
catat volume titran dan lakukan prosedur yang sama terhadap blanko.
0,0007 ×(𝑉𝑏−𝑉𝑠)×6,25∗∗ ×20
Kadar protein : × 100%
𝐴
Keterangan:
Vb : volume 0,05 N titran NaOH untuk blanko (ml)
Vs : volume 0,05 N titran NaOH untuk sampel
A : bobot sampel (g)
* : setiap ml 0,05 NaOH ekuivalen dengan 0,0007 gram N
** : faktor nitrogen
E. Kadar abu
1. Cawan dimasukkan ke dalam oven (110°C) selama 1 jam kemudian dimasukkan ke
dalam eksikator selama 30 menit dan ditimbang (X1).
2. Bahan ditimbang 2-3 gram (A).
3. Cawan dan bahan dipanaskan di dalam oven (600°C) sampai bahan menjadi abu
kemudian dimasukkan ke dalam eksikator selama 30 dan ditimbang (X2).
(X2− X1)
Kadar abu : × 100%
𝐴
Lampiran 2 ANOVA parameter uji perlakuan pemberian pakan dengan kadar protein berbeda
Total ,000 8
Total 571.856 8
Total ,265 8
Total 61,398 8
Total ,361 8
Total ,247 8
Total 177,880 8
Lampiran 3 Hasil uji lanjut Duncan parameter tingkat kelangsungan hidup (TKH)
Lampiran 5 Hasil uji lanjut Duncan parameter laju pertumbuhan harian (LPH)
Lampiran 6 Hasil uji lanjut Duncan parameter jumlah konsumsi pakan (JKP)
Lampiran 7 Hasil uji lanjut Duncan parameter rasio konversi pakan (FCR)
Lampiran 8 Hasil uji lanjut Duncan parameter rasio efisiensi protein (PER)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 Desember 1996 dari Ayahanda Mimid
Abdul Hamid dan Ibunda Rosiah. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis yaitu penulis bersekolah di SMPN 7 Kota Jambi
(2008−2010), dan SMAN 1 Kota Jambi (2010-2013). Penulis diterima menjadi mahasiswa
Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
SNMPTN.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi anggota Himpunan Mahasiswa
Akuakultur (Himakua) (2014−2016) dan asisten praktikum Dasar-dasar Akuakultur (2015-
2017).
Penulis melaksanakan Praktik Lapangan Akuakultur pada tahun 2016 di Balai
Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BPPBL) Gondol, Buleleng, Bali dengan judul
“Pembenihan Kerapu Sunu di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut
Gondol Bali”. Tugas akhir dalam memperoleh gelar sarjana diselesaikan dengan menyusun
skripsi yang berjudul “Kinerja Pertumbuhan Ikan Bawal Bintang Trachinotus blochii
yang Diberi Pakan dengan Kadar Protein Berbeda dengan Pembanding Pakan
Komersil”.