Anda di halaman 1dari 24

EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TELUR OMEGA-3

AYAM ARAB DAN AYAM RAS

EGHA JAKA UTAMA

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efisiensi Biaya


Produksi Telur Omega-3 Ayam Arab dan Ayam Ras adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Egha Jaka Utama


NIM D14100037
ABSTRAK

EGHA JAKA UTAMA. Efisiensi Biaya Produksi Telur Omega-3 Ayam Arab dan
Ayam Ras. Dibimbing oleh IMAN RAHAYU dan LUCIA CYRILLA.

Telur omega-3 memiliki banyak manfaat dan menunjang pola hidup sehat.
Telur omega-3 diharapkan menjadi produk yang dapat membantu pemenuhan
hidup sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi performa ayam Arab
dan ayam Ras serta menganalisa unit cost produksi telur omega-3 ayam Arab dan
ayam Ras. Penelitian ini menggunakan 32 ekor ayam Arab berumur 20 minggu
dan 32 ekor ayam Ras berumur 45 minggu yang diteliti selama 6 minggu. Ayam
ini dipelihara di kandang cage individu dan koloni. Pakan yang digunakan adalah
pakan komersial yang ditambahkan 5% suplemen omega-3. Variabel yang diamati
yaitu konsumsi pakan, hen day production, bobot telur, konversi pakan dan unit
cost (analisa biaya produksi dan nilai Break Even Point). Data dianalisa
menggunakan uji t. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang
nyata antara konsumsi pakan, hen day production, bobot telur dan konversi pakan
pada ayam Arab dan ayam Ras (P<0.05). Biaya produksi telur omega-3 ayam
Arab lebih rendah dibandingkan telur omega-3 ayam Ras. Produksi telur ayam
kedua strain yang diteliti dibawah nilai Break Even Point (BEP) produk sehingga
manajemen pemeliharaan perlu dioptimalkan.

Kata kunci : ayam Arab, ayam Ras, biaya produksi, telur omega-3

ABSTRACT

EGHA JAKA UTAMA. Eficient of Production Cost from Omega-3 Egg of Arab
and Lohmann Hens. Supervised by IMAN RAHAYU and LUCIA CYRILLA.

Omega-3 egg has many benefits and support a healthy lifestyle. Omega-3
egg is expected to be a product that can help to fulfill healthy living. This research
was aimed to indentify the performance and analysis of unit cost for production of
omega-3 egg from Arab and Lohmann hens. This research was used thirty two
Arab hens (20 weeks old) and thirty two Lohmann hens (45 weeks old) that were
observed for six weeks. Hens were placed in the individual cage dan colony cage.
Commercial feed which added by 5% of omega-3 was used in this experiment.
The observed variables were feed consumption, hen day production, egg weight,
feed conversion ratio and unit cost (analysis of production cost and break even
point). Data were analyzed by T-test. The result showed that there was significant
diference between feed consumption, hen day production, egg weight, and feed
conversion ratio of Arab and Lohmann hens (P<0.05). The cost production of
Omega-3 eggs of Arab hens was less than omega-3 eggs of Lohmann hens. Egg
production on all hens in this experiment less than Break Even Point (BEP), so it
needs better management to optimize egg production.

Key words : Arab hens, Lohmann hens, omega-3 egg, production cost,
EFISENSI BIAYA PRODUKSI TELUR OMEGA-3
AYAM ARAB DAN AYAM RAS

EGHA JAKA UTAMA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Efisiensi Biaya Produksi Telur Omega-3 Ayam Arab dan Ayam
Ras
Nama : Egha Jaka Utama
NIM : D14100037

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Iman Rahayu H S, MS Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui Oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA


Ketua Departemen

Tanggal Lulus :
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ialah
Efisensi Biaya Produksi Telur Omega-3 Ayam Arab dan Ayam Ras.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing Prof Dr Ir Iman Rahayu
Hidayati Soesanto, MS dan Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi atas waktu, tenaga, saran,
bimbingan dan kesabaran yang telah diberikan serta Dr Ir Niken Ulupi, MS dan
Dr Epi Taupik, Spt MVPH MSi atas masukannya dalam seminar, ujian dan
penulisan tugas akhir. Ungkapan terima kasih disampaikan kepada Mamah
(Eneng, Lilis), Bapa (Soma, Yoyo), Kakak (Idris), Adik (Dede, Putra, Sari), serta
seluruh keluarga dan saudara-saudar atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima
kasih penulis sampaikan kepada Hafidz, Bayu, Veski, Risha, Asnidar, Iin atas
bantuannya selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Rangga, Fahrul, Mujahid, Ka Ardi, Hesti, Dwi, Alja,
Cahyatina, teman-teman IPTP 47 dan anak-anak Dransum yang telah memberikan
dukungan serta Pak Hamzah dan Mang Entis sebagai staf pegawai Laboratorium
Lapang Unggas Blok B, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor yang telah
banyak membantu penulis. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, September 2014

Egha Jaka Utama


DAFTAR ISI

ABSTRAK i
LEMBAR PENGESAHAN iii
PRAKATA iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2
Lokasi dan Waktu Penelitian 2
Materi 2
Prosedur 3
Rancangan 4
Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Konsumsi Pakan 5
Produksi Telur 6
Bobot Telur 6
Konversi Pakan 7
Unit Cost 7
SIMPULAN DAN SARAN 10
DAFTAR PUSTAKA 10
RIWAYAT HIDUP 11
DAFTAR TABEL

1. Komposisi Pakan Komersial 105-M 3


2. Rataan performa produksi ayam Arab dan ayam Ras selama 6 minggu 5
3. Total biaya produksi selama 6 minggu 8
4. Total biaya produksi per ekor ayam dan per kg telur omega-3 selama 6 9
minggu
5. BEP produk per pak telur omega-3 9
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang masih berkembang dan prospek yang


sangat tinggi di sektor peternakan harus dimanfaatkan oleh semua pelaku usaha
ditambah kesadaran masyarakat akan kebutuhan pangan dengan nilai gizi yang
tinggi semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya produk pangan yang
menunjang pemenuhan pola hidup sehat. Salah satu produk pangan tersebut
adalah telur yang mengandung omega-3.
Telur omega-3 merupakan produk yang banyak diminati terutama untuk
kelompok yang sudah lanjut usia, ibu hamil, balita yang sedang berkembang. Hal
ini karena telur omega-3 mengandung asam lemak omega-3 yang lebih tinggi
dibandingkan telur unggas pada umumnya dengan kandungan DHA 10 kali lipat
dan rendah akan kolesterol (Iman Rahayu 2013). Telur omega- 3 ini didapat dari
penambahan suplemen omega-3 dalam pakan yang diberikan pada ternak. Bahan
baku suplemen omega-3 didapat dari pemanfaatan limbah minyak ikan dan ampas
tahu (Paten ID P0023652).
Ayam Arab adalah salah satu ayam lokal yang memiliki keunggulan dalam
memproduksi telur. Ayam ini menjadi salah satu pilihan yang baik dalam
mengembangkan telur omega-3. Selain itu ayam ini termasuk tipe ayam kecil
sehingga konsumsi pakan relatif lebih efisien dan tidak memiliki sifat mengeram
sehingga waktu untuk bertelur lebih panjang dibanding ayam lokal lainnya
(Sulandari et al. 2007).
Ayam Ras merupakan salah satu pilihan yang baik dalam mengembangkan
telur omega-3 karena mempunyai hen day mencapai 95% pada puncak
produksinya umur 33-34 minggu (Lohmann 2007). Ayam ras petelur yang berada
di Indonesia saat ini berasal dari banyak strain dan salah satunya adalah strain
Lohman. Ayam tipe Lohman ini merupakan ayam tipe sedang, berwarna coklat
dan mampu menghasilkan telur yang cukup banyak.
Biaya produksi merupakan kompensasi yang diterima oleh para pemilik
atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara
tunai maupun non tunai (Daniel 2004). Usaha peternakan adalah salah satu usaha
yang mempunyai perputaran modal cepat dan biaya produksi yang relatif
terjangkau. Perkembangan harga pasar yang masih fluktuatif merupakan salah
satu kekurangan dari usaha peternakan. Analisis usaha dan manajemen yang tepat
dalam menghadapi setiap masalah dalam bidang peternakan sangat diperlukan
terutama pada usaha peternakan ayam petelur.
Kajian terhadap unit cost produksi telur omega-3 pada ayam Arab dan Ras
perlu dilakukan berdasarkan pemikiran diatas. Kajian ini dapat dimanfaatkan oleh
beberapa pelaku usaha untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan dari
usaha peternakan ayam telur tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi performa dan menganalisa


unit cost produksi telur omega-3 dari ayam Arab dan Ayam Ras.
2

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah melakukan pemeliharaan ayam Arab


dan ayam Ras dengan menggunakan pakan suplemen omega-3. Pemeliharaan
dilakukan dengan memperhatikan biaya-biaya yang digunakan untuk analisis
biaya produksinya.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Unggas Blok B Fakultas


Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ayam dilaksanakan pada bulan
Agustus sampai dengan September 2013.

Materi

Ternak
Penelitian ini menggunakan 2 jenis ayam yaitu Ayam Arab dan Ayam Ras
strain Lohmann. Ternak yang digunakan berjumlah 32 ekor Ayam Arab sudah
siap betelur umur sekitar 20 minggu dan 32 ekor Ayam Ras umur produksi sekitar
45 minggu.

Kandang dan Peralatan


Kandang yang digunakan yaitu kandang cage individu yang berukuran 35
cm x 30 cm x 35 cm dan kandang cage koloni kapasitas 4 ekor yang berukuran 50
cm x 60 cm x 35 cm. Alat-alat yang digunakan diantaranya jangka sorong,
timbangan digital dengan skala 0 sampai 1000 gr, dan timbangan duduk 5 kg.
Tempat pakan yang digunakan sebanyak 32 untuk kandang cage individu dan 8
untuk kandang cage koloni. Tempat air minum menggunakan sistem nipel
otomatis.

Pakan
Pakan yang digunakan merupakan pakan komersial ayam petelur 105-M
dengan komposisi pakan tercantum pada Tabel 1 dan ditambahkan 5% suplemen
omega-3 (Paten ID P0023652).
3

Tabel 1 Komposisi pakan komersial 105-M

Komposisi Pakan Jumlah


Energi Metabolis (Kkal/Kg) 2900
Air (%) Maks 13
Protein Kasar (%) Min 17
Serat Kasar (%) Maks 6
Lemak Kasar (%) Min 3
Abu (%) Maks 14
Calsium (%) 0.6 – 1.0
Phosphor (%) 3.0 – 4.2
Keterangan : Hasil analisis proksimat PT Gold Coin Indonesia (2013)

Prosedur

Pemeliharaan Ternak
Ayam dikelompokkan menjadi dua yaitu ayam yang dikandangkan secara
cage individu sebanyak 32 unit dan ayam yang dikandangkan secara cage koloni
dengan 8 unit dan setiap unit terdiri dari 4 ekor ayam. Ayam yang dikandangkan
secara cage individu dan koloni masing-masing terdiri dari 16 ekor ayam Arab
dan 16 ekor ayam Ras.
Ayam yang digunakan terlebih dahulu ditimbang bobot badannya. Ayam
mulai diberi pakan suplemen omega-3 yaitu 3 minggu sebelum dilakukan koleksi
telur. Pemeliharaan ayam dan koleksi telur dilakukan selama 6 minggu.
Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Pakan dan air
minum diberikan ad libitum. Pemberian vitamin dilakukan untuk mengurangi
stress pada ayam.
Koleksi telur dilakukan setiap hari pada pagi dan sore. Telur ditimbang
setiap harinya. Telur dikelompokan berdasarkan jenis strain ayam dan
kandangnya. Konsumsi pakan ayam dilakukan perhitungan seminggu sekali
selama 6 minggu. Analisis biaya produksi dinilai setelah pemeliharaan dengan
menganalisa setiap komponen yang diperlukan selama penelitian.

Peubah
Peubah yang diamati pada penelitian ini meliputi performa ayam
(konsumsi pakan, produksi telur/ Hen Day Production (%), konversi pakan) dan
unit cost (analisis biaya produksi dan analisis titik impas).
1. Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan diukur setiap minggu berdasarkan jumlah ransum yang
dikonsumsi selama enam minggu pemeliharaan kemudian dihitung konsumsi
pakan gram ekor-1 hari-1.
2. Produksi Telur
Produksi telur dihitung setiap hari selama penelitian. Rumus yang digunakan
untuk menghitung produksi telur hen day sebagai berikut :

jumlah produksi telur


Hen Day Production (%) = x 100%
jumlah ayam
4

3. Bobot Telur
Bobot telur dihitung dengan menimbang semua telur yang dihasilkan setiap
harinya oleh ayam Arab dan ayam Ras selama enam minggu penelitian.
4. Konversi Pakan
Konversi pakan dihitung dari pembagian antara jumlah pakan yang
dikonsumsi (gram) dengan bobot telur yang diperoleh selama penelitian (gram
butir-1).
5. Unit cost
Unit cost yang diamati meliputi biaya produksi setiap strain ayam dan nilai
BEP produk yang dihasilkan.

Rancangan
Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL).
Perlakuan dengan melihat perbedaan strain ayam (Arab dan Ras). Model
rancangan yang digunakan menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) adalah
sebagai berikut:
Yij = μ + Pi + ∈ij
Keterangan :
Yijk = Respon pengamatan dari perbedaan strain ayam dengan ulangan ke-j
μ = Nilai tengah umum
Pi = Perlakuan perbedaan strain ayam ke-i (i = Arab , Ras)
∈ij =Pengaruh galat percobaan dari perlakuan perbedaan strain ayam ke-i, ulangan ke-j

Analisis Data

Uji t
Jumlah produksi telur dan konversi pakan ayam Arab dan Ras selanjutnya
diuji menggunakan uji-t 2-sampel bebas (independent 2-sample t test) untuk
membandingkan mean antara kedua strain memiliki kesamaan atau perbedaan.
Pengujian ini menggunakan rumus Walpole (1995).
(𝑥𝑎 − 𝑥𝑏 ) − (𝜇𝑎 − 𝜇𝑏 )
𝑡=
2 𝑠𝑏 2
√𝑠𝑏𝑎 + 𝑏
𝑛𝑎 𝑛𝑏

Keterangan :
t = Uji banding variabel yang diamati pada variabel ayam Arab
dengan produksi telur ayam Ras.
xa = rataan variabel yang diamati pada ayam Arab
xb = rataan variabel yang diamati pada ayam Ras
𝜇𝑎 = nilai tengah rata-rata pada ayam Arab
𝜇𝑏 = nilai tengah rata-rata pada ayam Ras
na = jumlah sampel a
nb = jumlah sampel b
sba = simpangan baku a
sbb = simpangan baku b
5

Biaya Produksi
Identifikasi biaya produksi untuk mengetahui biaya yang diperlukan untuk
mendapatkan telur omega-3. Biaya produksi ini dikelompokan menjadi dua yaitu,
biaya tetap dan biaya variabel. Rumus biaya produksi adalah sebagai berikut :

TC = TVC + TFC
Keterangan :
TC : Total Cost
TVC : Total Variabel Cost
TFC : Total Fixed Cost

Titik Impas (Break Even Point)


Analisis BEP merupakan suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume produksi. Analisis titik
impas ini dihitung dengan dua pendekatan yaitu BEP unit dan BEP rupiah. Pada
penelitian ini hanya menggunakan analisis BEP unit dengan rumus sebagai
berikut (Munawir 1991) :
Biaya Tetap
BEP Unit=
Harga per Unit- Biaya Variabel per Unit

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rataan performa produksi ayam Arab dan ayam Ras selama 6 minggu
penelitian disajikan pada Tabel 2. Rataan performa yang disajikan pada Tabel 2
meliputi hen day (%), konsumsi pakan, bobot telur dan konversi pakan ayam Arab
dan ayam Ras.

Tabel 2 Rataan performa produksi ayam Arab dan ayam Ras selama 6 minggu
Peubah Arab Ras
-1 -1
Konsumsi Pakan (gram ekor hari ) 78.64 ± 1.35a 98.46 ± 1.01b
Hen Day Production (%) 73.14 ± 3.98a 85.42 ± 4.48b
-1
Bobot Telur (gram butir ) 41.40 ± 0.78a 61.09 ± 0.53b
Konversi Pakan 2.60 ± 0.11a 1.89 ± 0.11b
Keterangan : huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05)

Konsumsi Pakan

Hasil pada Tabel 2 menunjukkan rataan konsumsi pakan ayam Arab sebesar
78.64 ± 1.35 gram ekor-1 hari-1 dan ayam Ras sebesar 98.46 ± 1.01 gram ekor-1
hari-1. Hasil ini menunjukkan ayam Arab memiliki jumlah konsumsi yang lebih
sedikit daripada ayam Ras. Hal ini karena ayam Arab merupakan ayam tipe kecil
sehingga konsumsi pakannya relatif lebih efisien dibandingkan ayam Ras yang
tergolong ayam tipe medium. Hal ini juga sesuai dengan Sulandari et al. (2007)
6

bahwa ayam Arab termasuk tipe ayam kecil sehingga konsumsi pakan relatif lebih
efisien.
Konsumsi pakan yang tinggi pada ayam Ras strain Lohmann ini selain
merupakan ayam tipe medium, ayam ini memiliki bobot badan yang lebih tinggi
dibandingkan ayam Arab. Bobot yang tinggi pada ayam Ras membuat ayam ini
memerlukan asupan energi yang tinggi pula untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuhnya sehingga konsumsi ayam Ras lebih tinggi.
Konsumsi pakan ayam petelur dapat mempengaruhi besarnya tingkat
produksi telur. Pemberian pakan yang baik harus sesuai kebutuhan ayam petelur
yang besarnya tergantung umur dan jenis ternak. Wahju (2004) juga
menambahkan bahwa terdapat faktor–faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan
yaitu umur, nutrisi ransum, kesehatan, bobot badan, suhu dan kelembaban.

Produksi Telur

Hasil analisis statistik pada Tabel 2 menunjukkan terdapat perbedaan yang


nyata antara hen day ayam Arab dan ayam Ras (P<0.05). Tingkat produksi telur
yang sedikit pada ayam Arab karena terdapat beberapa betina yang memiliki
waktu rentang bertelur yang lebih panjang selain itu hal ini diakibatkan karena
ayam Arab belum mencapai puncak produksi. Ayam Arab akan mencapai puncak
produksi sekitar umur 35-40 minggu. Yumna et.al (2013) menegaskan produksi
ayam Arab dapat mencapai 70% - 90% saat puncak produksinya dan dalam
setahun bisa menghasilkan 280-300 butir per tahun. Ayam Ras strain Lohmann
sendiri akan mencapai puncak produksi sekitar umur 33-34 minggu dengan
hen day mencapai 90% - 95% (Lohmann 2007).
Produksi telur yang tinggi juga disebabkan oleh tingginya konsumsi pakan
yang menyebabkan peningkatan konsumsi zat nutrisi (Tabel 2). Konsumsi pakan
ayam Ras yang tinggi juga dibarengi dengan produksi telur yang tinggi.
Meningkatnya konsumsi zat nutrisi menyebabkan meningkatnya konsumsi protein
sehingga meningkatkan penyerapan kalsium. Kalsium tersebut berpengaruh
terhadap proses pembentukan kerabang telur dan produksi telur karena dalam
proses tersebut melibatkan kalsium untuk pembentukan kalsium karbonat pada
kerabang telur (Piliang dan Djojosoebagjo 2006).
Anggorodi (1995) juga menjelaskan bahwa produksi telur tergantung dari
zat-zat makanan yang dikonsumsi oleh ayam, apabila terjadi defisien maka
pembentukkan telur akan terhambat. Lesson dan Summer (2001) menambahkan
kandungan protein dalam ransum mempengaruhi produksi telur. Pakan yang
diberikan pada penelitian ini mengandung protein didalamnya sebesar minimal
17% (Gold Coin 2013) lebih tinggi dari yang direkomendasikan oleh NRC (1994)
dan SNI (2006) yaitu dengan kandungan protein minimal 16%.

Bobot Telur

Hasil pada Tabel 2 menunjukkan bahwa bobot telur rataan ayam Arab yaitu
41.40 ± 0.78 gram butir-1 dan ayam Ras sebesar 61.09 ± 0.53 gram butir-1.
Perbedaan bobot telur tersebut disebabkan karena ayam Ras memiliki bobot tubuh
7

yang lebih besar dibandingkan dengan ayam Arab sehingga bobot telur ayam Ras
lebih berat. Tipe atau strain yang berbeda juga menjadi penyebab perbedaan
bobot telur ini. Ayam Arab merupakan ayam tipe ringan yang menghasilkan telur
putih dengan karakteristik dan ukuran telurnya lebih kecil dibandingkan ayam Ras
yang merupakan ayam tipe medium dan menghasilkan telur coklat dengan ukuran
telur yang lebih besar (Rasyaf 2001).
Bobot telur ayam Arab selama penelitian sama dengan penelitian yang
dilakukan Susmiyanto (2005) yang berkisar antara 35-45 gram/butir. Bobot telur
ayam Ras yang dihasilkan selama penelitian sedikit lebih besar dibandingkan
dengan standar dari Lohmann Tierzucht (2007) untuk ayam Ras strain Lohmann
umur 45-50 minggu yaitu 59.2 gram butir-1.
Bell dan Weaver (2002) menyatakan bahwa beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap bobot telur ayam adalah umur ayam, suhu lingkungan,
strain dan breed ayam, kandungan nutrisi dalam ransum, berat tubuh ayam, dan
waktu telur. Kekurangan protein, kalsium, vitamin D, dan garam dapat
menyebabkan turunnya bobot telur.

Konversi Pakan

Perhitungan konversi pakan menurut Ensminger (1992) adalah jumlah


pakan yang dihabiskan dibagi dengan jumlah bobot telur pada periode tersebut.
Konsumsi pakan yang tinggi akan mempengaruhi nilai konversi pakan. Nilai
konversi pakan yang semakin tinggi menunjukkan bahwa ayam kurang baik
dalam mencerna pakan, sebaliknya semakin rendah angka konversi pakan maka
semakin baik dalam mencerna pakan sehingga pemberian pakan semakin efektif.
Cheeke (2005) menyebutkan bahwa keberhasilan produksi telur unggas petelur
sangat erat kaitannya dengan jumlah konsumsi dan nutrisi pakan sehingga
kemampuan ternak dalam mengkonversi pakan sangat berpengaruh dalam jumlah
produksi telur.
Hasil analisis statistik pada Tabel 2 menunjukkan terdapat perbedaan yang
nyata konversi pakan ayam Arab dan ayam Ras strain Lohmann (P<0.05). Nilai
konversi pakan ayam Ras (1.89 ± 0.11) lebih baik daripada konversi pakan pada
ayam Arab (2.60 ± 0.11). Hal ini menunjukkan ayam Ras strain Lohmann lebih
efisien dalam mengkonversi pakan dibandingkan ayam Arab sehingga berdampak
pada produksi telurnya seperti yang disajikan pada Tabel 2 bahwa produksi telur
ayam Ras lebih banyak dibandingkan ayam Arab.

Unit Cost

Biaya Produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
baik tunai ataupun non tunai (Nuraini 2003; Daniel 2004). Analisis biaya produksi
dalam usaha peternakan terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variabel cost). Biaya tetap didefisinikan sebagai biaya-biaya yang berkaitan
dengan pengoperasian fasilitas-fasilitas produksi dalam periode tertentu yang
besar biaya relatif tetap atau konstan selama proses produksi. Biaya tidak tetap
diartikan sebagai biaya-biaya yang proposional dipengaruhi oleh jumlah output
(Prawirokusumo 1991; Pujawan 2009).
8

Telur omega-3 merupakan salah suatu produk yang memiliki gizi yang
tinggi dengan kandungan asam lemak omega-3 yang lebih tinggi dibandingkan
telur konsumsi. Keberadaaan telur omega-3 di pasaran semakin banyak diminati
oleh masyarakat walaupun untuk masyarakat menengah ke atas. Biaya produksi
yang diperlukan untuk menghasilkan telur ini disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Total biaya produksi telur omega-3 selama 6 minggu


Total Biaya
Total Umur Nilai
Total Nilai Produksi /
No Uraian Jumlah Harga Teknis Penyusutan
Investasi 6minggu
Satuan(Rp) (tahun) (Rp)
(Rp)
Biaya Tetap
1 Bangunan 1 Unit 10 000 000 10 000 000 10 1 000 000 115 385
Kandang
2 Ayam Arab 32 Ekor 60 000 1 920 000 1 1 920 000 221 538
(pullet)
3 Ayam Ras 32 Ekor 60 000 1 920 000 1 1 920 000 221 538
(pullet)
4 Kandang Cage 2 Unit 10 000 000 20 000 000 10 2 000 000 230 769
5 Bangunan 1 Unit 10 000 000 10 000 000 10 1 000 000 115 385
Gudang
6 Peralatan dan 1 Unit 5 000 000 5 000 000 2 2 500 000 288 461
Perlengkapan
Kandang
7 Gaji Tenaga 2 orang 400 000 1 600 000 - - 1 600 000
Kerja/bulan
Total Biaya Tetap 2 793 077
Biaya Tidak Tetap
1 Pakan Ayam 100 kg 5 500 - - 550 000
Arab
2 Pakan Ayam 150 kg 5 500 - - 825 000
Ras
3 Suplemen 12 kg 50 000 - - 600 000
omega-3
4 Obat-obatan 1 unit 200 000 - - 200 000
dan Vitamin
5 Biaya - 300 000 - - 300 000
Pemasaran
6 Biaya Listrik - 100 000 - - 100 000
7 Biaya Lain- - 200 000 - - 200 000
lain
Total Biaya Tidak Tetap 2 775 000
Total Biaya Produksi 5 568 077

Berdasarkan hasil pada Tabel 3, biaya produksi yang dibutuhkan dalam


memproduksi telur omega-3 ayam Arab dan ayam Ras adalah Rp. 5 768 077,-
selama 6 minggu. Perhitungan biaya produksi harus memperhatikan besaran
biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap yang dikeluarkan adalah biaya
penyusutan dan biaya gaji tenaga kerja. Biaya penyusutan dilihat dari nilai
penyusutan dari setiap komponen barang seperti bangunan kandang dan gudang,
kandang cage, peralatan kandang termasuk di dalamnya tempat pakan, tempat
9

minum dan lainnya serta ternak. Biaya tertinggi terdapat pada biaya gaji tenaga
kerja.
Biaya tidak tetap meliputi biaya pakan, suplemen omega-3, obat-obatan,
listrik dan pemasaran. Biaya tertinggi pada biaya tidak tetap ini yaitu biaya pakan
ternak. Biaya pemasaran adalah biaya yang digunakan untuk memasarkan telur
omega-3 ke tempat outlet di Serambi Botani, Mall Botani Square sehingga dalam
pengirimannya memerlukan biaya transportasi dan plastik pengemas.

Tabel 4 Total biaya produksi per ekor ayam dan per kg telur omega-3 selama 6
minggu
Keterangan Jumlah
Ayam Arab Ayam Ras
Total Biaya Produksi Selama 6 minggu (Rp) 4 521 539 4 796 539
Jumlah Ayam (ekor) 32 32
Total Produksi Telur Utuh 983 1148
Biaya Produksi per ekor Ayam (Rp) 141 298 149 891
Biaya Produksi per pak* Telur Ayam (Rp) 46 138 41 709
*1 pak berisi 10 butir telur

Hasil perhitungan pada Tabel 4 menunjukkan terdapat perbedaan pada nilai


ekonomis jika membandingkan biaya produksi pada ayam Arab dan ayam Ras.
Besaran biaya produksi per pak telur omega-3 ayam Arab lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya produksi per pak telur omega-3 ayam Ras. Nilai ini
sebenarnya masih jauh diatas harga jual produk. Harga jual produk telur omega-3
dipasaran berkisar antara Rp 23 000,- hingga Rp 25 000,-.

Tabel 5 Break Even Point (BEP) produk per pak telur omega-3
Keterangan Ayam Arab Ayam Ras
Biaya Tetap(Rp) 2 571 539 2 571 539
Biaya Variabel (Rp) 1 950 000 2 225 000
Biaya Produksi (Rp) 4 521 539 4 796 539
Harga Jual per pak (Rp) 25 000 23 000
Produksi telur (pak) 98 114
BEP Produk per pak 180 208
Perkiraan Pendapatan 2 450 000 2 622 000

Berdasarkan Tabel 5, nilai BEP produk per pak telur omega-3 menunjukkan
produksi yang dihasilkan masing kurang untuk mencapai titik impas. Nilai BEP
produk per pak antara ayam Arab dan ayam Ras jika dibandingkan ayam Arab
memiliki nilai yang berbeda 28 unit. Hal ini karena biaya produksi telur omega-3
ayam Arab lebih murah selain itu harga produk telur omega-3 ayam Arab
dipasaran lebih tinggi daripada telur omega-3 ayam Ras. Produksi telur ayam
masing-masing strain masih jauh dibawah nilai BEP produk yang harus dicapai
sehingga perlu dilakukan manajemen yang lebih baik lagi agar ternak dapat
berproduksi secara optimal. Berdasarkan biaya produksi pada Tabel 3, nilai BEP
ini dapat diturunkan jika besaran biaya tetap juga diturunkan dengan mengurangi
jumlah tenaga kerja.
Hasil perhitungan perbandingan biaya produksi dan nilai BEP untuk setiap
strain pada Tabel 3 dan 4, menunjukkan setiap strain yaitu ayam Arab dan ayam
10

Ras memiliki keunggulan masing-masing. Ayam Arab memiliki keunggulan yaitu


biaya produksinya relatif lebih murah dengan nilai jual produk yang lebih mahal
dibandingkan ayam Ras. Ayam Ras memilki keunggulan yaitu produksi telurnya
yang lebih banyak serta telurnya lebih banyak diminati oleh para konsumen.
Usaha telur omega-3 memang membutuhkan biaya produksi yang lebih
mahal jika dibandingkan dengan usaha telur konsumsi biasa karena biaya variabel
yang bertambah dengan penyediaan suplemen omega-3. Konsumen telur omega-3
juga masih sedikit karena harganya yang masih terlampau mahal tapi semakin
banyak kalangan yang sadar akan produk pangan yang sehat dan rendah akan
resiko penyakit membuat perkembangannya semakin meningkat. Hidup sehat
yang berkualitas dengan produk pangan yang aman merupakan harapan
masyarakat Indonesia saat ini. Banyaknya manfaat dari telur omega-3 ini
diharapkan mampu menjadi produk yang membantu pemenuhan hidup sehat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Konsumsi pakan dan biaya produksi telur omega-3 ayam Arab lebih rendah
dan murah dari pada ayam Ras, namun produksi telur dan konversi pakan ayam
Ras lebih baik daripada ayam Arab. Biaya produksi telur omega-3 ayam Arab dan
ayam Ras belum efisien, karena produksi telur yang dihasilkan oleh kedua strain
ini dibawah nilai BEP produk.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan produktivitas


yang maksimal dengan penggunaan ayam yang memiliki umur seragam.

DAFTAR PUSTAKA

[BSN]Badan Standardisasi Nasional. 2006. SNI 01-3929-2006. Pakan Ayam Ras


Petelur (Layer). Jakarta (ID) : Badan Standardisasi Nasional.
[NRC]National Research Council. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. 9th
Revised Ed. Washington DC (US) : National Academy Press.
Anggorodi HR. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta (ID): Gramedia
Pustaka Utama.
Cheeke PR. 2005. Applied Animal Nutrition: Feed and Feeding. 3th Ed. New
Jersey (US): Pearson Education Inc.
Daniel M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta (ID) : Penerbit Bumi
Aksara.
Ensminger MA. 1992. Poultry Science (Animal Agriculture Series). 3rd Edition.
Danville, Illinois (US) : Interstate Publishers, Inc.
11

Iman Rahayu HS. 2009. Suplemen Omega-3 pada Pakan Ayam untuk Produksi
Telur DHA. Jakarta (ID) : Paten Indonesia ID P0023652.
Iman Rahayu HS. 2013. Inovasi paten suplemen omega-3 berbahan baku ramah
lingkungan untuk produksi telur kaya DHA serta prospek bisnisnya. 18-19
Februari 2013; Bogor, Indonesia. Bogor (ID) : Konferensi Nasional
“Inovasi dan Technopreneurship”.
Lesson S, Summers JD. 2001. Nutrition of the Chicken. 4th Edition. Guelph,
Ontario (US) : University Books.
Lohmann T. 2007. Lohmann Brown-Lite Layer : Management Guide Cage
Housing. Cuxhaven (DE) : Lohmann Tierzuct GmbH.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi
SAS dan Minitab Jilid I. Edisi ke-2. Bogor (ID) : IPB Press.
Munawir. 2001. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi Pertama.
Yogyakarta (ID): BPFE
Nuraini I. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang (ID) : Universitas
Muhammadiyah Pr
Prawirokusumo S. 1991. Ilmu Usaha Tani. Yogyakarta (ID): BPFE Universitas
Gadjah Mada.
Pujawan IN. 2009. Ekonomi Teknik. Edisi Kedua. Surabaya (ID): Penerbit Guna
Wijaya
Rasyaf M . 2001. Beternak Ayam Petelur. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya
Sulandari S, Zein MSA, Paryanti S, Sartika T, Astuti M, Widiastuti T, Sujana E,
Darana S, Setiawan I, Garnida D. 2007. Sumber Daya Genetik Ayam Lokal
Indonesia. Dalam : Keragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal
Indonesia : Manfaat dan Potensi. Bogor (ID) : LIPI Press.
Wahju J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University
Press
Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Umum
Yumna M H, Achmanu, Nurgiantiningsih A. 2013. Kuantitas dan Kualitas Telur
Ayam Arab (Gallus turcicus) Silver dan Gold. Malang (ID): Univesitas
Brawijaya Press.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 17 November 1992 di Subang, Jawa Barat.


Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara yang merupakan pasangan dari
Bapak Soma dan Ibu Cicih. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2004 di
SDN Joglo 11 Pagi Jakarta Barat. Pendidikan lanjutan menengah pertama
diselesaikan pada tahun 2007 di SMPN 2 Subang dan pendidikan lanjutan
menengah atas diselesaikan pada tahun 2010 di SMAN 1 Subang.
Penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada tahun
2010 melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Penulis aktif di
kegiatan organisasi kampus yaitu Koperasi Mahasiswa (Kopma) sebagai staf
kewirausahaan, Badan Eksekutif Mahasiswa Fapet IPB (BEM-D) sebagai staf
kewirausahaan pada tahun 2011-2012 dan menjadi ketua biro Kajian Peternakan
12

2012-2013 dan aktif di kegiatan klub perkusi Fapet IPB, Dransum Percussion
serta mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan, pelatihan dan seminar yang
dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor. Penulis pernah mengikuti magang di
Balai Peternakan Ternak Unggul Sapi Perah, Baturaden dan mengikuti kegiatan
IPB Goes to Field di Kabupaten Garut. Penulis juga pernah menjadi asisten
praktikum Mata Kuliah Teknologi Peternakan Ternak Unggas pada Tahun 2013
dan Mata Kuliah Tingkah Laku dan Kesejateraan Ternak pada tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai