Oleh
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam jumlah banyak dan seragam dengan waktu yang relatif singkat. Kualitas
semen dan fertilitas semen ayam yang dihasilkan ditingkat peternak cukup baik,
namun angka kematian embrio dan rentang masa bertelur periode indukan yang
masih tinggi akan mengurangi arti pejantan dan merupakan bukti bahwa
telur. Ayam ras petelur dipelihara peternak dengan sistem mandiri atau modal
petelur dewasa ini berkembang sangat pesat dengan produksi utamanya adalah
telur ayam ras petelur merupakan hasil persilangan dan perkawinan yang sangat
dikategorikan sebagai ayam yang cengeng oleh karena itu akan dapat
struktur fisik yang khas yang tersusun dari kulit, kantong udara, dan isi yang
terdiri dari putih telur dan kuning telur. Selain itu telur telur terdiri dari protein
13%, lemak 12% serta vitamin dan mineral. Nilai gizi tertinggi telur terdapat pada
kompleks, sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur,
adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60% dari seluruh buatan telur
Tujuan yang dicapai pada praktikum ini adala untuk mengetahui cara
koleksi telur.
Manfaat yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah dapat mengetahui
TTINJAUAN PUSTAKA
A. Ayam Petelur
untuk diambil telurnya. Asal mula ayam adalah ayam hutan dan yang ditangkap
dan dipelihara. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara
ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena
ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang
banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan
produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur
dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit
telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur coklat.
Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam
petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek
dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian
B. Telur
gizi yang lengkap mulai dari protein, lemak, vitamin, dan mineral. Meskipun
demikian telur juga mudah mengalami penurunan kualitas yang disebabkanoleh
kontaminasi mikroba, kerusakan secara fisik, serta penguapan air dan gas-gas
seperti karbondioksida, amonia, nitrogen, dan hidrogen sulfide dari dalam telur.
Semakin lama telur disimpan penguapan yang terjadi akan membuat bobot telur
menyusut dan putih telur menjadi lebih encer . Selain dipengaruhi oleh
C. Bentuk Telur
Bentuk telur yang baik adalah proposional, tidak benjol, tidak terlalu
lonjong dan juga tidak terlalu bulat. Bentuk telur tidak terlalu lonjong berarti telur
kedua sisi yang runcing seperti kerucut sehingga terlihat lonjong. telur dengan
bentuk oval memudahkan pada saat transportasi dan penyimpanan karena telur
dengan bentuk oval tidak mudah pecah ataupun retak (Isnanda dkk., 2016).
D. Warna Telur
dan kuantitas pakan yang diberikan. Pada pemeliharaan intensif kebutuhan nutrisi
cenderung tercukupi. Perbedaan warna kulit telur ayam ayam yang satu dengan
yang lain dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur, pakan dan
genetik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa warna kerabang telur ayam ada dua
macam, yaitu coklat dan putih. Perbedaan warna kerabang telur disebabkan
adanya pigmen. Warna kerabang selain dipengaruhi oleh jenis pigmen juga
dipengaruhi oleh konsetrasi pigmen warna dan juga struktur dari kerabang telur
E. Panjang Telur
Panjang rata-rata telur ayam ras 5, 14 dengan deviasi 0,55. Pada umumnya
panjang telur ayam ras adalah 5,7 cm..Panjang telur (mm) diperoleh dengan cara
mengukur panjang telur mulai dari bagian teruncing sampai bagian tumpul telur
F. Indeks Telur
Indeks telur dipengaruhi oleh diameter isthmus dalam saluran reproduksi ayam
betina. Apabila diameter isthmus yang besar, cenderung akan menghasilkan telur
yang bulat, sedangkan bila diameter isthmusnya sempit maka telur yang
dilaksanakan pada hari Senin 23 Oktober 2017, pada pukul 15:30 sampai 17:00
Alat yang digunakan pada praktikum Koleksi Telur dapat dilihat pada
Tabel 1.
Bahan yang digunakan pada praktikum Koleksi Telur dapat dilihat pada
Tabel 2.
C. Prosedur Kerja
2. Mengumpulkan telur
A. Hasil Pengamatan
ayam bangkok dengan ayam petelur Dari hasil pengamatan tersebut diamati
terdapat perbedaan pada tiap telur seperti warna kulit hingga bobot pada tiap
dipengaruhi oleh 2 faktor utama yakni faktor internal seperti genetik ternak dan
faktor eksternal seperti manajemen pakan pada tiap ternak. Kualitas maupun
kuantitas telur pada tiap ternak unggas berbeda hal ini karena dipengaruhi oleh
ayam bangkok dengan ayam petelur Dari hasil pengamatan tersebut diamati
terdapat perbedaan pada tiap telur seperti warna kulit hingga bobot pada tiap
telur .bobot telur berkisar antara 52 gram -77 gram, dengan rata-rata bobot telur
61,09387 gram dari 64 butir telur. Bobot telur terkecil yaitu 52,23 gram dan
bobot telur terberat yaitu 77,74 gram. Menurut pendapat Ahmad (2015)
menyatakan bahwa bobot telur dipengaruhi oleh 2 faktor utama yakni faktor
internal seperti genetik ternak dan faktor eksternal seperti manajemen pakan pada
tiap ternak. Kualitas maupun kuantitas telur pada tiap ternak unggas berbeda hal
ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya bangasa ternak, umur,
pemeliharaan.
Kualitas maupun kuantitas telur pada tiap ternak unggas berbeda hal ini
terhadap produksi dan kualitas telur baik secara fisik/ekternal maupun secara
apabila kualitas pakan yang diberikan mencukupi sesuai umur dan tatalaksana
pemeliharaan, dan akan tercapai secara efisien apabila tersedia pakan murah
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa teknik pengambilan telur yang baik yaitu dilakukan dengan
B. Saran
praktikan tidak boleh ribut dalam melaksanakan praktikum agar tidak menganggu