Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum II

MANAJEMEN PEMBIBITAN TERNAK


“Koleksi Telur ”

Oleh

NAMA : MIKHAEL R. YOSMI ANTUS


NIM : L1A1 15 168
KELAS :A
ASISTEN : DEDI MULIADI

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha yang diarahkan sebagai pengadaan bibit, teknologi tersebut masih

mengalami berbagai kendala seperti sulitnya menghasilkan anak ayam (DOC)

dalam jumlah banyak dan seragam dengan waktu yang relatif singkat. Kualitas

semen dan fertilitas semen ayam yang dihasilkan ditingkat peternak cukup baik,

namun angka kematian embrio dan rentang masa bertelur periode indukan yang

masih tinggi akan mengurangi arti pejantan dan merupakan bukti bahwa

pengelolaannya perlu diperbaiki.

Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara untuk tujuan memproduksi

telur. Ayam ras petelur dipelihara peternak dengan sistem mandiri atau modal

sendiri. Sehingga memerlukan permodalan yang besar. Perkembangan ayam

petelur dewasa ini berkembang sangat pesat dengan produksi utamanya adalah

telur ayam ras petelur merupakan hasil persilangan dan perkawinan yang sangat

rumit dan diikuti dengan upayaperbaikan sehingga ayam petelur dapat

dikategorikan sebagai ayam yang cengeng oleh karena itu akan dapat

menyebabkan kerugian jika salah dalam cara pemeliharaan.

Telur merupakan salah satu komoditi hasil peternakan yang memiliki

struktur fisik yang khas yang tersusun dari kulit, kantong udara, dan isi yang

terdiri dari putih telur dan kuning telur. Selain itu telur telur terdiri dari protein

13%, lemak 12% serta vitamin dan mineral. Nilai gizi tertinggi telur terdapat pada

bagian kuningnya, kuning telur mengandung asam amino esensial yang di


butuhkan serta mineral seperti besi, fosfor, sedikit kalium dan vitamin B

kompleks, sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur,

adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60% dari seluruh buatan telur

mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Berdasarkan uraian diatas

maka perlu dilakukan praktikum tentang koleksi telur.

B. Tujuan dan manfaat

Tujuan yang dicapai pada praktikum ini adala untuk mengetahui cara

koleksi telur.

Manfaat yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah dapat mengetahui

cara koleksi telur.


BAB II

TTINJAUAN PUSTAKA

A. Ayam Petelur

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus

untuk diambil telurnya. Asal mula ayam adalah ayam hutan dan yang ditangkap

dan dipelihara. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara

ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena

ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang

banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan

produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur

dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit

telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur coklat.

Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam

petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek

dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian

dikenal dengan ayam petelur unggul (Bahrul, 2014).

B. Telur

Telur merupakan makanan sumber protein hewani yang murah dan

mudah untuk didapatkan oleh masyarakat Indonesia. Telur memiliki kandungan

gizi yang lengkap mulai dari protein, lemak, vitamin, dan mineral. Meskipun
demikian telur juga mudah mengalami penurunan kualitas yang disebabkanoleh

kontaminasi mikroba, kerusakan secara fisik, serta penguapan air dan gas-gas

seperti karbondioksida, amonia, nitrogen, dan hidrogen sulfide dari dalam telur.

Semakin lama telur disimpan penguapan yang terjadi akan membuat bobot telur

menyusut dan putih telur menjadi lebih encer . Selain dipengaruhi oleh

lama penyimpanan, penguapan ini juga dipengaruhi oleh suhu, kelembaban

relative dan kualitas kerabang telur (jazil, dkk, 2013).

C. Bentuk Telur

Bentuk telur yang baik adalah proposional, tidak benjol, tidak terlalu

lonjong dan juga tidak terlalu bulat. Bentuk telur tidak terlalu lonjong berarti telur

tersebut tidak berbentuk biconical. Telur berbentuk biconical ditandai dengan

kedua sisi yang runcing seperti kerucut sehingga terlihat lonjong. telur dengan

bentuk oval memudahkan pada saat transportasi dan penyimpanan karena telur

dengan bentuk oval tidak mudah pecah ataupun retak (Isnanda dkk., 2016).

D. Warna Telur

Perbedaan warna kerabang ini diduga disebabkan oleh perbedaan kualitas

dan kuantitas pakan yang diberikan. Pada pemeliharaan intensif kebutuhan nutrisi

cenderung tercukupi. Perbedaan warna kulit telur ayam ayam yang satu dengan

yang lain dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur, pakan dan

genetik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa warna kerabang telur ayam ada dua

macam, yaitu coklat dan putih. Perbedaan warna kerabang telur disebabkan
adanya pigmen. Warna kerabang selain dipengaruhi oleh jenis pigmen juga

dipengaruhi oleh konsetrasi pigmen warna dan juga struktur dari kerabang telur

(Hintono dkk., 2013).

E. Panjang Telur

Panjang rata-rata telur ayam ras 5, 14 dengan deviasi 0,55. Pada umumnya

panjang telur ayam ras adalah 5,7 cm..Panjang telur (mm) diperoleh dengan cara

mengukur panjang telur mulai dari bagian teruncing sampai bagian tumpul telur

dengan menggunakn jangka sorong (Indrawati dkk., 2015).

F. Indeks Telur

Indeks telur merupakan perbandingan antara lebar dan panjang telur.

Indeks telur dipengaruhi oleh diameter isthmus dalam saluran reproduksi ayam

betina. Apabila diameter isthmus yang besar, cenderung akan menghasilkan telur

yang bulat, sedangkan bila diameter isthmusnya sempit maka telur yang

dihasilkan cenderung lonjong (Rajab dan Horhoruw , 2015 )


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Lokasi dan Waktu

Praktikum Manajemen Pembibitan Ternak tentang Koleksi Telur

dilaksanakan pada hari Senin 23 Oktober 2017, pada pukul 15:30 sampai 17:00

WITA, di Kandang Ayam Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum Koleksi Telur dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No Alat Kegunaan
1 Rak telur Untuk menyimpan telur
2 Kamera Untuk dokumentasi
3 Alat tulis Untuk menuliskan hasil pengamatan

Bahan yang digunakan pada praktikum Koleksi Telur dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan Kegunaan


No Bahan Kegunaan
1 Telur Sebagai objek pengamatan

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum Koleksi Telur adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Mengumpulkan telur

3. Menyimpannya dalam rak telur yang telah disediakan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No. Kode Telur Bobot Telur/gram


1. J2B10 75,03
2. J1B3 61,32
3. J4B2 63,99
4. J4B17 70,92
5. J4B10 55,45
6 J2B8 63,79
7. J1B1 65,89
8. JIB5 55,32
9. J3B14 65,06
10. J2B11 66,78
11. J6B27 55,42
12. J4B19 64,15
13. J3B13 64,04
14. J1B21 67,23
15. J2B4 65,64
16. J2B6 65,39
17. J3B16 57,97
18. J1B4 51,14
19. J3B12 59,14
20. J12B57 66,51
21. J3B20.8 59,75
22. J2B15.7 65,64
23. J1B5.9 55,91
24. J1B1.39 59,85
25. J2B4.8 61,48
26. J3B3.20 54,73
27. J2B3.9 66,60
28. J1B5.5 67,01
29. J3B4.8 63,03
30. J2B4.11 55,10
31. J1B4.16 56,93
32. J1B5.12 64,82
33. J3B2.31 63,66
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa telur hasil persilangan

ayam bangkok dengan ayam petelur Dari hasil pengamatan tersebut diamati

terdapat perbedaan pada tiap telur seperti warna kulit hingga bobot pada tiap

telur. Menurut pendapat Ahmad (2015) menyatakan bahwa bobot telur

dipengaruhi oleh 2 faktor utama yakni faktor internal seperti genetik ternak dan

faktor eksternal seperti manajemen pakan pada tiap ternak. Kualitas maupun

kuantitas telur pada tiap ternak unggas berbeda hal ini karena dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya bangasa ternak, umur, musim, penyakit dan

lingkungan, pakan yang diberikan serta system pemeliharaan.

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa telur hasil persilangan

ayam bangkok dengan ayam petelur Dari hasil pengamatan tersebut diamati

terdapat perbedaan pada tiap telur seperti warna kulit hingga bobot pada tiap

telur .bobot telur berkisar antara 52 gram -77 gram, dengan rata-rata bobot telur

61,09387 gram dari 64 butir telur. Bobot telur terkecil yaitu 52,23 gram dan

bobot telur terberat yaitu 77,74 gram. Menurut pendapat Ahmad (2015)

menyatakan bahwa bobot telur dipengaruhi oleh 2 faktor utama yakni faktor

internal seperti genetik ternak dan faktor eksternal seperti manajemen pakan pada

tiap ternak. Kualitas maupun kuantitas telur pada tiap ternak unggas berbeda hal

ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya bangasa ternak, umur,

musim, penyakit dan lingkungan, pakan yang diberikan serta system

pemeliharaan.
Kualitas maupun kuantitas telur pada tiap ternak unggas berbeda hal ini

karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya bangasa ternak, umur,

musim, penyakit dan lingkungan, pakan yang diberikan serta system

pemeliharaan. Kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan sangat menentukan

terhadap produksi dan kualitas telur baik secara fisik/ekternal maupun secara

kimiawi/internal. Produksi dan kualitas telur akan tercapai secara maksimal

apabila kualitas pakan yang diberikan mencukupi sesuai umur dan tatalaksana

pemeliharaan, dan akan tercapai secara efisien apabila tersedia pakan murah

dengan kandungan nutrient yang dapat memenuhi kebutuhan ayam.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum koleksi telur maka

disimpulkan bahwa teknik pengambilan telur yang baik yaitu dilakukan dengan

hati-hati dan membersihkan serta member kode.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam praktikum koleksi telur yaitu

praktikan tidak boleh ribut dalam melaksanakan praktikum agar tidak menganggu

proses praktikum yang sedang dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai