Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ORNITOLOGI

PERCOBAAN III
PERBANDINGAN KARATERISTIK FISIK PADA BEBERAPA JENIS
TELUR BURUNG

OLEH :

NAMA : NURUL ANISA


STAMBUK : F1D1 20 075
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : ADMIYANI SAMBO ADCU

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telur merupakan bahan pangan dengan struktur fisik yang khas. Telur

tersusun dari kulit, kantung udara dan isi yang terdin putih telur dan kuning

telur Kulit telur mempunyai tekstur yang kaku dan cukup kuat untuk

melindungi isi telur dari pengaruh luar. Putih telur dan kuning telur sebenarnya

dipersiapkan sebagai makanan bagi pertumbuhan embrio, pada kulit telur

sebelah dalam terilapat dua lapisan membran yang terpisah pada ujung telur

yang tumpul dan membentuk kantung udara. Kantung udara ini terbentuk

segera setelah telur keluar dari induknya. Selama pertumbuhan embrio,

kantung udara dapat digunakan sebagai sumber oksigen.Telur unggas

berbentuk agak bulat sampai lonjong dengan warna putih, coklat, biru atau

berbintik-bintik. Permukaan kulit telur agak kasar sampai halus. Tiap-tiap jenis

telur mempunyai karakteristik warna, ukuran dan berat tertentu.

Telur memiliki beberapa bagian yang sangat penting, yang terdiri dari

kerabang telur (shell), selaput kerabang (shell membrane), putih telur

(albumen), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chazale) dan sel benih

(germinal disc). Jenis telur aves dan hewan lain umumnya yang

berkembangbiak dengan cara bertelur mempunyai struktur telur yang sama.

Struktur telur pada umumnya terdiri dari kerabang (kulit telur) ±10%, putih

telur (albumen) ±60% dan kuning telur (yolk) ±30%.


Telur pada aves memiliki berbagai bentukseperti bentuk oval atau

lonjong. Bentuk telur ini secara umum dikarenakan faktor genetik (keturunan).

Bentuk telur lainnya yaitu mempunyai ukuran yang beragam sesuai dengan

faktor genetik maupun ransum yang dikonsumsi. Kualitas telur dapat diketahui

dari kualitas eksteruior meliputi berat telur, bentuk serta ukuran telur itu

sendiri dan Kualitas interior meliputi haught unit dan indeks putih telur.

Kualitas suatu telur secara interior dapat diukur berdasarkan nilai HU (Haugh

unit), dimana semakin tinggi nilai HU maka semakin tinggi tinggi putih telur

dan kualitas telur semakin bagus. Berdasarkan latar belakang di atas, maka

perlu dilakukan praktikum Perbandingan Karakteristik Fisik pada Beberapa

Jenis Telur Burung.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana mengetahui

ciri-ciri fisik pada beberapa jenis telur burung?

C.Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui ciri-ciri fisik pada

beberapa jenis telur burung.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini yaitu dapatmengetahui ciri-ciri fisik pada

beberapa jenis telur burung.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Telur

Telur merupakan pangan sumber protein yang paling sering

dikonsumi, umumnya pengolahan telur menggunakan prinsip pemanasan

namun belum banyak diketahui pengaruh jenis pemasakan terhadap

karakteristik olahan hasil telur. Telur merupakan pangan sumber protein yang

paling sering dikonsumi. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang

berasal dari unggas. Kandungan protein yang tinggi pada telur disebabkan

karena asam amino esensial yang lengkap sehingga telur menjadi patokan

bahan pangan lainnya untuk protein. Albumen merupakan bagian telur yang

berbentuk seperti gel, mengandung air dan terdiri atas empat fraksi yang

berbeda-beda kekentalannya. Bagian putih telur yang terletak dekat kuning

telur lebih kental dan membentuk lapisan yang disebut kalaza (kalazaferous).

Kuning telur atau yolk adalah bulatan berwarna kuning atau orange yang

terletak ditengah diantara albumen dan memiliki kandungan protein 6,6 % dan

lemak 32,6 % (Mulyadi et al., 2020).

B. Karateristik Telur

Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan

terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Komposisi telur terdiri

dari air (72,8–75,6%), protein (12,8–13,4%) dan lemak (10,5–11,8%). Telur

tersusun oleh tiga bagian utama yaitu kulit telur, bagian cairan bening

(albumen), dan bagian cairan yang bewarna kuning (yolk).Telur utuh terdiri
atas beberapa komponen yaitu air 66% dan bahan kering 34% yang tersusun

atas protein 12%, lemak 10%, karbohidrat 1% dan abu 11%. Kuning telur

adalah salah satu komponen yang mengandung nutrisi terbanyak dalam telur.

Kuning telur mengandung air sekitar 48% dan lemak 33%. Kuning telur juga

mengandung vitamin, mineral, pigmen, dan kolestrol. Putih telur terdiri atas

protein terutama lisosin yang memiliki kemampuan anti bakteri untuk

membantu mengurangi kerusakan telur (Umar, 2017).

C. Karateristik Telur Puyuh

Telur puyuh memiliki karakteristik ukuran telur yang kecil dengan

ketebalan kerabang yang relatif tipis.Umumnya burung putuh berukuran

panjang 19 cm, berbafan bulat, berekor pendek, memiliki paruh pendek dan

kuat, serta berjari kaki sebanyak empat. .Telur puyuh mengandung vitamin dan

mineral, kandungan gizi pada telur puyuh 3 - 4 kali lebih besar dari telur ayam.

Telur puyuh mengandung protein kasar 13,30%, serat kasar 0,63%, lemak

kasar 11,99%, energi metabolisme 1993 kcal/kg. Bentuk telur lonjong,

berukuran sedang, dan berat ratarata 10-11 g/butir (Haryani dan Albi, 2021).

D.Rumus Menghitung Bentuk Telur

Indeks telur merupakan perbandingan lebar dan panjang telur. Telur

yang relatif panjang dan lonjong memiliki indeks telur yang rendah dan telur

yang relatif bulat memiliki indeks telur yang tinggi. Indeks bentuk telur

dipengaruhi oleh faktor genetik, umur induk, periode produksi, umur dewasa

kelamin, saluran reproduksi dan kualitas pakan. Penentuan dan pengukuran

kualitas telur mencangkup dua hal yaitu kualitas eksterior dan kualitas interior.
Kualitas eksterior meliputi berat telur, bentuk dan ukuran telur (indeks telur),

sedangkan kualitas interior meliputi haugh unit dan indeks putih telur

(Paryanta, 2019).

E. Faktor yang Mempengaruhi Bobot Telur

Faktor yang mempengaruhi berat telur dibedakan menjadi tiga bagian

utama yaitu ternaknya, pakan dan lingkungan. Pertama faktor ternak adalah

genetik, umur saat dewasa kelamin dan saat peneluran. Konservasi genetik asli

dari beberapa bangsa ayam digunakan untuk mengetahui efek seleksi dan

genetik terhadap perubahan komposisi telur. Kedua Berat telur meningkat

apabila kadar protein mencapai 16%. Mineral khususnya posfor memegang

peranan penting dalam peningkatan berat telur, kadar posfor tersedia 0,30

g/hari cukup untuk memberikan berat telur yang baik. Sedangkan bahan pakan

yang mengandung anti nutrisi cukup tinggi dalam pakan dapat menurunkan

berat telur 1–3 g. Ketiga Faktor lingkungan ini terdiri atas temperature, cahaya

dan sistem pemeliharaan (kandang litter/baterai). Cahaya adalah faktor

lingkungan yang berperan didalam mengatur ritme ovulasi dan jumlah telur

(Taufik, et al., 2020).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Oktober 2022, pada

pukul 15.30-selesai WITA. Bertempat di Laboratorium Unit Ekologi, Jurusan

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu

Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Telur burung puyuh
(Coturnix coturmix), telur
ayam kampong (Gallus
domesticus), telur ayam Sebagai objek pengamatan
buras (Gallur gallus
domesticus), telur bebek
(Anas Sp.), dan telur
merpati (Columba livia)

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
2. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
3. Timbanngan analitik Untuk menimbang bobot telur
4. Jangka sorong Untuk mengukur panjang dan lebar telur
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagi berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Menimbang bobot telur dengan menggunakan meteran kain.

3. Mengukur panjang telur dengan menggunakan meteran kain.

4. Mengukur lebar dengan menggunakan meteran kain.

5. Mencatat bentuk tekstur.

6. Mencatat bentuk telur.

7. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

8. Menghitung indeks bentuk telur, dengan membandingkan antara lebar telur

dengan panjang telur dikalikan 100%.

9. Membuat analisis dan tabel hasil pengamatan.


B. Pembahasan

Telur merupakan salah satu bahan makanan yang bernilai gizi tinggi

karena mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat

gizi yang lengkap dan mudah dicerna. Kandungan protein kuning telur yaitu

sebanyak 16,5% dan pada putih telur sebanyak 10,9% sedangkan kandungan

lemak pada kuning telur mencapai 32% dan pada putih telur terdapat dalam

jumlah yang sedikit. Telur juga mengandung berbagai vitamin dan mineral,

termasuk vitamin A, riboflacin, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, choline,

besi, kalsium, fosfor dan potassium.

Pengamatan yang dilakukan yaitu untuk mengetahui ciri-ciri fisik pada

beberapa jenis telur burung, dimana jenis telur burung yang digunakan pada

praktikum ini yaitu jenis telur ayam buras (Gallus gallus domesticus), telur

ayam kampung (Gallus domesticus), telur burung puyuh (Cortunix cortunix),

telur bebek telur burung merpati dan telur burung maleo (Macrocephalon

maleo). Pengamatan ini juga dilakukan dengan beberapa prosedur kerja, yaitu

menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian menimbang bobot telur

dengan timbangan analitik. Kedua, mengukur panjang dan lebar telur

menggunakan meteran kain. Ketiga, mencatat tekstur, warna dan bentuk dari

masing-masing jenis telur. Keempat, menghitung indeks bentuk telur dengan

membandingkan antara lebar telur dan panjang telur dikalikan 100% serta

membuat analisis data dan tabel hasil pengamatan.


Hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh tekstur telur, warna

telur, bentuk telur, bobot telur (g) dan indeks bentuk telur (shape indeks of egg)

pada masing-masing jenis telur burung, dimana pada telur ayam buras (Gallus

gallus domesticus) tekstur telurnya kasar, warna telur coklat, bentuk telur oval,

bobot telur (g) 60,0 g dan indeks bentuk telur (shape indeks of egg) 85, 7%.

Telur ayam kampung (Gallus domesticus) tekstur telurnya halus, warna telur

putih, bentuk telur lonjong, bobot telur (g) 44, 8 g dan indeks bentuk telur

(shape indeks of egg) 85,71 %. Telur bebek tekstur telurnya halus, warna telur

hijau sage, bentuk telur oval, bobot telur (g) 63, 3 g dan indeks bentuk telur

(shape indeks of egg) 1,14 %, telur burung merpati tekstur telurnya halus,

warna telur putih, bentuk telur lonjong, bobot telur (g) 18, 4 g dan indeks

bentuk telur (shape indeks of egg) 125 %, telur burung puyuh (Cortunix

cortunix) tekstur telurnya halus, warna telur polkadot, bentuk telur lonjong,

bobot telur (g) 12,0 g dan indeks bentuk telur (shape indeks of egg) 137,5 %

Menurut (Dirgahayu, 2016) indeks telur berkaitan erat dengan bentuk

telur karena dari bentuk telur dapat diketahui nilai indeks telur. Indeks telur

adalah nilai yang menentukan ideal atau tidaknya bentuk telur. Indeks telur

yang mencerminkan bentuk telur dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi

selama pembentukan telur. Indeks telur yang ideal adalah telur yang berbentuk

oval. Bentuk telur dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor genetik berpengaruh

terhadap lama periode pertumbuhan ovum sehingga yolk yang lebih besar

akan menghasilkan telur yang berukuran besar.


DAFTAR PUSTAKA

Haryani, N. K. D., & Albi. M. 2018. Daya Tetes Telur Puyuh pada Suhu dan
Indeks Bentuk Telur Berbeda.Jurnal Ilmiah dan Teknologi
Pertenakan.7(1), 41-50

Paryanta, Sudrajat. D. & Anggraeni. 2019. Kualitas Telur Burung Puyuh


(Coturnix-coturnix japonica) yang Diberi Larutan Daun Kelor (Moringo
oleifera L.).Jurnal Peternakan Nusantara. 5(1), 13-20

Sumaryani, N. P., & Permatasari, N. P. D., 2020. Identifikasi Karateristik Biologis


Telur Bebek (Anas domesticus) dalam Usaha Penetasan.Jurnal Emasains.
1(1), 113-118

Taufik, Nafiu. L. O., & Aku, A. S. 2020. Karateristik Telur Burung Maleo
(Macrocephalon maleo sal.) di Kecamatan Kabupaten Muna.Jurnal Ilmiah
Peternakan Halu Oloe.2(1),103-109

Umar, Z. R., 2017. Karateristik Fisik dan Fungsional Telur Konsumen yang di
Fermentasi dengan Bakteri pada Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda,
Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makasar.

Anda mungkin juga menyukai