OLEH :
KELOMPOK B4
RUPERTUS U. L. NETO (1509010030)
MARIA T. KA’AUNI (1509010030)
YUSTINA PETRONELA (1509010030)
RIZKY Y. MANAFE (1509010031)
1.2 Tujuan
1. Melakukan pengujian fisik telur
2. Mengetahui kualitas telur dari perhitungan indeks putih telur
3. Mengetahui kualitas telur dari perhitungan indeks kuning telur
4. Mengetahui kualitas telur dengan pengujian Haugh Unit (HU)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telur merupakan bahan pangan asal hewan yang mempunyai daya pengawet alamiah yang
paling baik, karena memiliki suatu pelindung kimia dan fisis terhadap infeksi mikroba. Mekanisme
ini sebenarnya dibuat untuk melindungi embrio unggas sehingga terjamin pertumbuhannya sampai
ia menjadi anak unggas (Lukman et al. 2009b). Menurut hartono (2012), ada beberapa sifat fisik
telur yaitu :
2.1.Struktur Telur
Telur memiliki struktur yang khusus karena mengandung zat gizi yang disediakan bagi
perkembangan sel telur yang telah dibuahi menjadi seekor ayam. Bagian esensial dari telur
adalah putih telur (albumen) , yang mengandung banyak air dan berfungsi sebagai peredam
getaran. Secara bersama–sama putih telur (albumen) dan kuning telur (yolk) merupakan
cadangan makanan yang siap digunakan oleh embrio. Telur dibungkus dilapisi oleh kerabang
yang berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan fisik, tetapi juga mampu berfungsi untuk
pertukaran gas untuk respirasi (pernafasan). Telur ayam berdasar beratnya terbagi atas
albumen 56% sampai dengan 61%, yolk 27% sampai dengan 32% dan kerabang 89% sampai
dengan 11%.
2.2.Warna telur
Kualitas cangkang telur dipengaruhi oleh ketebalan cangkang dan keporositasan yang
berfungsi untuk mengatur pertukaran O2, CO2, dan uap air. Semakin tipis cangkang telur
maka kehilangan air (moisture loss) semakin tinggi. Tekstur cangkang yang baik adalah tidak
terdapat bintik-bintik hitam dan spot berwana pucat, sehingga warnanya seragam. Ukuran
telur dipengaruhi oleh umur unggas, stress, nutrisi dan kualitas air pakan. Semakin kecil
ukuran telur cangkangnya lebih kuat (karena persebaran kalsium pada cangkang).
2.3.Berat telur
Menurut Indratiningsih dan Rihastuti (1996), berat telur pada saat peneluran
bervariasi antara 52 sampai dengan 57,2 gram dan mempunyai hubungan linear dengan lama
penyimpanan, makin lama penyimpanan makin besar persentase penurunan berat telur.
2.4.Ukuran telur
Ukuran telur dibagi menjadi 6 golongan, yaitu jumbo dengan berat lebih dari 65 gr,
extra large 60 sampai 65 gr, large/ besar 55 sampai 60 gr, medium 50 sampai dengan 55 gr,
small/kecil 45 sampai 50 gr, dan peewee di bawah 45 gr (Stewart dan Abbott, 1972).
2.5.Bentuk telur
Bentuk telur dapat ditentukan dengan indeks telur yaitu perbandingan antara lebar
(diameter) telur dengan panjang telur dikalikan 100. Bentuk telur yang baik mempunyai
indeks telur sebesar 74 (Indratiningsih dan Rihastuti, 1996). Bentuk telur ada lima macam
yaitu sperical (spheris), elliptical (ellips),biconical (biconus), conical (conus) dan oval
(Indratiningish dan Rihastuti, 1996)
2.8.Indeks yolk
Indeks kuning telur yang baik berkisar antara 0,40 sampai 0,42, apabila telur terlalu
lama disimpan, maka indeks yolk menurun menjadi 0,25 atau kurang. Hal ini disebabkan
kuning telur semakin encer dan semakin lebar telurnya yang baru mempunyai indeks yolk
sebesar 0,30 sampai dengan 0,50 (Indratiningsih dan Rihastuti, 1996). H.
Berdasarkan HU, menurut Sarwono, (1994) Dikutip dari Munawaroh, Naimatun., (2010)
kualitas albumen dapat digolongkan menjadi empat, yaitu :
(AA) highest untuk HU diatas 72,
(A) high untuk HU antara 60 sampai 72,
(B) intermediate jika HU antara 31 sampai 60 dan
(C) low untuk HU di bawah 31
BAB III
METODEOLOGI
3.3 Metode
3.3.1 Pemeriksaan sebelum telur di buka :
Pemeriksaan Organoleptik
- Melakukan pemeriksaan pada warna kulit telur, bentuk telur, permukaan telur
secara kasat mata tanpa alat bantu.
- Menimbang berat telur sebelum dibuka menggunakan timbangan analitik.
- Melakukan pemeriksaan menggunakan peneropongan listrik untuk
mengetahui adanya darah, embrio yang tumbuh dalam telur.
Pemeriksaan kantung hawa
- Melakukan pemeriksaan kantung hawa menggunakan peneropongan listrik.
Perendaman telur pada air garam
- Melakukan perendaman telur pada larutan air garam untuk mengetahui
kualitas telur tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pemeriksaan Fisik Telur
1. Pemeriksaan Organoleptik
No Gambar Keterangan
1. Warna : coklat
Bentuk : Oval
Permukaan : Halus
Hasil peneropongan : tidak ada bercak
darah dan embrio pada telur.
Keterangan :
H : tinggi telur (mm)
W : berat telur (gram)
Hasil perhitungan Haugh Unit (HU) :
HU = 100 log (5,1 mm + 7,57 – 1,7 x 64,50,37)
HU = 100 log (5,1 mm + 7,57 – 1,7 x 4,67)
HU = 100 log (12,67 – 7,93)
HU = 100 log (4,74)
HU = 67,5
Jadi berdasarkan hasil perhitungan Haugh Unit, didapatkan hasil yaitu besaran
haugh unit 67,5.
4.2 Pembahasan
1. Pemeriksaan Organoleptik
Berdasarkan hasil pemeriksaan organoleptik, didapatkan bahwa telur ayam berwarna
coklat, berbentuk oval, memiliki permukaan yang halus dan pada saat diteropong tidak
terdapat adanya bercak dan embrio di dalam telur. Hasil ini sesuai dengan SNI 01-3926-
2006 yang menyatakan bahwa :
Bentuk telur yang baik adalah proporsional, tidak benjol-benjol, tidak terlalu lonjong
dan tidak terlalu bulat.
Warna kulit telur yang baik adalah coklat karena kulit telur yang berwarna coklat
relative lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur berwarna putih. Hal ini dapat
memiminimalisir masuknya mikroorganisme dari luar. Ketebalan kulit telur berwarna
coklat rata-rata adalah 0,51 mm, sedangkan kulit telur berwarna putih adalah 0,44 mm.
Tekstur kulit telur yang halus serta keadaaan kulit telur yang utuh menandakan mutu
telur baik.
2. Pemeriksaan Kantong Hawa setelah Telur Dibuka
Berdasarkan hasil pengukuran, tinggi kantong hawa adalah 0,45 cm. Dan diameter
kantong hawa adalah 1,96 cm. Hasil ini menunjukkan bahwa telur ayam masih tergolong
dalam telur ayam segar atau umur penyimpanan masih baru (grade AA). Hal ini sesuai
dengan grade telur menurut BSN (2008) yaitu a). grade AA, memiliki tinggi telur 0,3 cm,
b). grade A, memiliki tinggi telur 0,6 cm, c). grade B, memiliki tinggi telur 0,75 cm, dan
d). grade c, memiliki tinggi telur > 0,75 cm.
3. Pemeriksaan Indeks Putih Telur
Indeks putih telur merupakan perbandingan tinggi albumin kental dengan diameter
putih telur kental. Setelah dilakukan pengukuran dan perhitungan, didapatkan nilai indeks
putih telur yaitu 0,05 cm. Hasil ini menunjukkan bahwa indeks putih telur ayam yang
diperiksa termasuk dalam indeks putih telur normal jika dilihat menurut BSN (2008) yaitu
berkisar antara 0,050 – 0,176 cm.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008. Telur Ayam Konsumsi (SNI 3926:2008). Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional.
Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., and Wotton, M. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari
Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Card, L.E. and M.C. Nesheim. 1972. Poultry Production. 11th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia.
Hartono. 2012. Kiat Sukses Menetaskan Telur Ayam. Agromedia. Surabaya.
Haryono. 2000. Langkah – langkah Teknis Uji Kualitas Telur Konsumsi Ayam Ras. Temu Teknis
Fungsional non Peneliti. Balai Peneitian Ternak : Bogor
Indratiningsih dan Rihastuti. 1996. Dasar Teknologi Hasil Ternak Susu dan Telur. Fakultas
peternakan UGM. Yogyakarta.
Sarwono. 1994. Pengawetan dan Pemanfaatan Telur. Jakarta (ID). Penebar Swadaya, Bandung.
Sarwono. B., B.A. Murtidjo dan A . Daryanto . 2001 . Telur Pengawetan dan Manfaatnya. Seri
Industri Kecil. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta .
Sirait,Celly. H. 2001 . Telur dan Pengolahannya . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan,
Bogor
Steward, G .F. and J .C. Abbott. 1999. Marketing Eggs and Poultry . Third Printing . Food and
Agricultural Organization (FAO), The United Nation. Rome.
Steward, G. F. and J. C. Abbott. 1972. Marketing Eggs and Poultry. Third Printing. Food and
Agricultural Organization (FAO) the United Nation, Rome.
Sulistiati. 2003. Pengaruh Berbagai Macam Pengawet dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas
Telur Konsumsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor .
Sumarni. 2004. Diktat Penanganan Pasca Panen Unggas. Departemen Pertanian. Balai Latihan
Pertanian, ternak, Ciawi Bogor .
Sumitra PMS, Sukada IM dan Suada IK. 2012. Pengetahuan Pedagang Tradisional dalam
Penanganan Telur Ayam. Indonesia Medicus Veterinus 1 (5): 657 – 673. ISSN : 2301 – 784
LAMPIRAN
Pengukuran diameter kuning telur roses perendaman telur pada air garam