Anda di halaman 1dari 14

ACARA IV

TELUR AVES
A. Pelaksanaan praktikum
1. Tujuan praktikum :Untuk mengetahui struktur telur aves
2. Hari, tanggal praktikum : Senin,
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi 2 FKIP, Universitas
Mataram.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cawan petri
b. Kamera hp.
c. Lup.
d. Mikroskop.
2. Bahan
a. Telur ayam (Gallus gallus).

C. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja pada praktikum struktur telur aves adalah


sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan.

2. Mengambil satu buah cawan petri dan satu butir telur ayam (Gallus
gallus).

3. Memecahkan telur ayam (Gallus gallus) dan meletakkannya pada cawan


petri.

4. Mengamati bagian-bagian dari telur ayam (Gallus gallus).

5. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamtan.

6. Membersihkan dan merapikan alat dan bahan praktikum yang telah


digunakan.
D. Hasil Pengamatan

1. Gambar hasil pengamatan

Keterangan :
b
c a. Yolk (Kuning telur).
b. Albumin (Putih telur).
c. Khalaza
a d. Membran viteline.

E. Pembahasan
Praktikum struktur telur aves ini bertujuan untuk mengetahui
struktur telur ayam (Gallus gallus).
1. Nurjariati Fadilah (E1A017052)
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui struktur telur aves.
Telur yang digunakan adalah telur ayam kampung, dimana praktikum
dilakukan untuk mengamati struktur dalam bagian telur berupa yolk
(kuning telur), albumin (putih telur), sel germinal, membrane vitelin, dan
kalaza. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing untuk
menyokong perkembangan embrio. Selain itu juga telur bermanfaat bagi
kehidupan, telur oleh masyarakat banyak digunakan baik dikonsumsi
maupun dijadikan obat dan kecantikan.
Merujuk pada Winarno (2002) dalam Wijaya (2013), menyatakan
bahwa telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang penting
bagi tubuh. Telur yang sering dikomsumsi oleh masyarakat ialah telur
ayam. Telur ayam yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat ialah telur
ayam kampung dan telur ayam kate. Ayam kampung dan ayam kate
biasanya dipelihara oleh masyarakat pedesaan dengan cara tradisional.
Ukuran dan berat telur ayam kate lebih kecil dibandingkan dengan ayam
kampung, sehingga masyarakat lebih mudah untuk membedakan antara
telur ayam kampung dan telur ayam kate. Telur dapat diolah sebagai lauk
dan campuran bahan pangan lain seperti roti, es krim, tepung, obat dan
sebagainya.
Merujuk pada Purwadi dkk (2017) dalam buku Penanganan Hasil
Ternak, menyatakan bahwa telur merupakan bahan pangan hasil ternak
yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh serta bernilai gizi tinggi.
Telur merupakan sumber protein yang mudah didapat, protein telur
mengandung asam amino yang diperlukan bagi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Terdapat banyak jenis telur, anatara lain
telur ayam kampong (buras), telur ayam negri (ras), telur burung puyuh,
telur itik (bebek) dan masih banyak jenis telur lainnya. Telur ayam
kampong (buras) mempunyai ukuran yang kecil dengan berat telur anatar
45-50 gram, warna kulit telur berwarna coklat atau putih sedangkan telur
ayam negri memiliki ukuran lebih besar dibanding telur ayam kampong,
berat telur ayan ras sekitar 55-56 gram. Telur itik termasuk kedalam telur
yang berukuran besar dengan berat teluranya 60 gram warna kulit telur
berwarna hijau kebiruan, berbeda denga telur puyuh yang memiliki
ukuran yang lebih kecil dibanding telur ayam ras, telur ayam kampong,
dan telur itik.
Merujuk pada Sumarmin (2016) dalam buku Perkembangan
Hewan, menyatakan bahwa ovum mengandung kuning telur (yolk) yang
berfungsi sebagai cadangan makanan selama perkembangan embrio.
Sebagai contoh telur burung, merupakan sel tunggal yang sangat besar,
dan membesarnya telur ini karena terakumulasinya kuning telur didalam
ovum. Komponen tambahan yang terdapat pada telur sesuai kebutuhan
dan keberadaan ovum, seperti telur ayam mempunyai cangkang sebagai
pelindung, pada ovum mamalia terdapat lapisan cumulus ooforus dan
zona pelusida (membrane vitelin) yang pada vertebrata dan invertebrate
juga berfungsi sebagai pelindung. Sel ovum dilapisi bukan saja oleh
membrane plasma tetapi oleh lapisan-lapisan lain yang seharusnya hanya
dapat ditembus dalam suatu proses yang memerlukan waktu agak lama
sebelum sperma dapat masuk.
Berdasarkan hasil pengamatan pada telur ayam, setelah di
pecahkan. Dapat dilihat struktur telur bagian luar tedapat cangkang dan
struktur bagian dalam, dimana terdapat yolk (kuning telur), sel germinal,
albumin (putih telur), membrane vitelin, dan kalaza. Bagian-bagian
tersebut mempunyai fungsi masing, yaitu yang pertama cangkang telur
merupakan pintu gerbang yang berfungsi sebagai pelindung bagian isi
telur untuk menjaga kualitas telur dan mencegah dari kerusakan fisik.
Kondisi dan lingkungan yang baik selama penyimpanan telur akan
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam isi telur, keretakan kecil
dapat menyebabkan masuknya mikroba. Putih telur disebut juga dengan
albumen yang berarti putih (albus-putih), Putih telur terdiri atas tiga
lapisan yaitu lapisan putih telur bagian dalam (30%), lapisan tebal (thick)
putih telur (50%) dan lapisan tipis (thin) putih telur luar (20%). Putih
telur yang tebal pada bagian ujungnya akan menempel pada kulit telur.
Putih telur ini akan membentuk seperti tali yang berpilin disebut dengan
khalaza. Khalaza akan terlihat seperti heliks yang memilliki warna gelap
dan terang. Khalaza berfungsi untuk mempertahankan keberadaan kuning
telur agar tetap berada ditengah telur. Pada kalaza terdapat kutub vegetal
dan kutub animal, dimana untuk membedakan kutub animal dan kutub
vegetal dapat dilihat pada posisi yolk, jika bergerak menjauhi berati
menandakan itu merupaka kutub vegetal. Sebaliknya jika yolk bergerak
mendekati kutub berarti menandakan itu merupakan kutub animal.
Membran vitelin merupakan lapisan tipis bening (transparan)
yang mengelling kuning telur. Bagian ini mengandung protein keratin dan
mucin. Membran ini bersifat semi permeabel dan menjaga bentuk kuning
telur, sehingga pada saat terjadi penyimpanan air akan berdifusi secara
perlahan-lahani dari putih telur masuk ke kuning telur. Kantung udara
Kantung udara merupakan suatu rongga yang terdapat pada bagian
tumpul telur, yang berfungsi sebagai tempat udara bagi embrio. Kantung
udara dapat digunakan sebagal parameter penentuan umur atau kualitas
telur. Kuning telur Kuning telur kaya kandungan zat gizi atau bahan
kering sehingga telur yang sudah dibuahi, blastodermakan tumbuh pada
kuning telur. Kuning telur berbentuk bulat, berwarna kuning atau oranye,
berada ditengah bagian telur dan bersifat elastis. Cadangan makanan
utama bagi calon individu. Yang terakhir ada sel germinal, dimana sel
germinal (zigot/sel embrio) merupakan calon individu baru.

2. Ni Putu Maitri Vidya C.R (E1A016044)


Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui struktur telur ayam
(Gallus gallus). Adapun kegiatan praktikum dengan cara mengamati
struktur anatomi telur ayam. Telur adalah sumber protein bermutu tinggi,
kaya akan vitamin, dan mineral. Protein telur nyaris sempurna, karena
mengandung semua jenis asam amino esensial dalam jumlah cukup
seimbang. Asam amino esensial dalam jumlah cukup seimbang. Asam
amino esensial sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Merujuk Winarno dan Koswara (2002) dalam buku Telur:
Komposisi, Penanganan dan Pengolahannya menyatakan bahwa kuning
telur dikelilingi oleh putih telur dan dibungkus oleh kerabang. Komposisi
telur mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh. Telur terdiri atas
beberapa bagian yang mempunyai komposisi berbeda sehingga jumlah
dan jenis mikroorganisme yang tumbuh pada masing-masing bagian
tersebut juga berbeda-beda. Putih telur terdiri atas 12% protein dan 88%
air. Komposisi asam amino pada putih dan kuning telur merupakan
sumber berharga dari asam amino esensial. Asam amino esensial
merupakan asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh. Putih telur
tersusun atas empat lapisan yang berbeda yaitu lapisan encer luar (hampir
dekat dengan membran luar kerabang) sebesar 23%, lapisan kental luar
sebesar 57%, lapisan encer dalam sebesar 19% dan lapisan kental sebesar
11% dengan chalaziferus. Perbedaan kekentalan ini disebabkan oleh
perbedaan kandungan air pada masing-masing lapisan tersebut. Bagian
putih telur yang mengikat putih telur dengan kuning telur adalah khalaza
yaitu serabut-serabut protein telur yang membentuk spiral.
Merujuk pada Muchtadi, T. (2010) dalam buku Ilmu Pengetahuan
Bahan Pangan menyatakan bahwa Telur mempunyai struktur yang sangat
khusus yang mengandung zat gizi yang cukup untuk mengembangkan sel
yang telah dibuahi menjadi seekor anak. Ketiga komponen pokok telur
adalah kulit telur, putih telur atau albumen dan kuning telur. Secara lebih
terperinci struktur telur dapat dibagi menjadi sembilan bagian antara lain
kulit telur dengan permukaan yang agak berbintik-bintik. Membran kulit
luar dan dalam yang tipis, berpisah pada ujung yang tumpul dan
membentuk ruang udara. Putih telur bagian luar yang tipis dan berupa
cairan. Putih telur yang kental dan kokoh berbentuk kantung albumen.
Putih telur bagian dalam yang tipis dan berupa cairan. Struktur keruh
berserat yang terlihat pada kedua ujung kuning telur. Ini dikenal sebagai
khalaza dan berfungsi memantapkan posisi kuning telur. Lapisan tipis
yang mengelilingi kuning telur dan disebut membran fitelin. Benih atau
bastodisc yang terlihat sebagai bintik kecil pada permukaan kuning telur.
Dalam telur yang terbuahi, benih ini berkembang menjadi anak. Kuning
telur, yang terbagi menjadi kuning telur berwarna putih berbentuk vas,
bermula dari benih ke pusat kuning telur, dan kuning telur yang berlapis
yang merupakan bagian terbesar.
Merujuk pada Sri (1993) dalam buku Telur dan Kehidupan
menyatakan bahwa seperti halnya susu pada mamalia, telur adalah hasil
sekresi dari sistem reproduksi dan mekanisme endokrin. Dibandingkan
dengan telur yang terdapat di dalam tubuh mamalia, telur pada ayam
memiliki ukuran yang lebih besar. Hal ini dimungkinkan karena
perkembangan embrionya terjadi di luar tubuh induknya sehingga
memerlukan makanan untuk perkembangan embrio selanjutnya. Embrio
pada ayam sangat tergantung pada zat makanan yang terdapat dalam telur
tersebut untuk pertumbuhan selanjutnya. Dalam sebutir telur, putih telur
atau albumen merupakan bagian yang terbesar. Pada putih telur terdapat
selaput khalaza yang menghubungkan kuning telur dengan ujung telur
dan bertungsi sebagai penyangga kuning telur dari pengaruh gravitasi
sehingga kedudukannya tetap berada ditengah-tengah. Telur yang terlalu
lama disimpan, selaput khalazanya sudah tidak kuat lag1 sehingga bila
telur dipecah terlihat bahwa letak kuning telur tidak lagi terletak di
tengah.

Sebagian besar pembentuk kulit telur adalah Kalsium Karbonat


dan elemen-elemen lain seperti Magnesium, Phosphor, Mangan dan
sedikit protein yang berfungsi sebagai perekat. Yang mempunyai peran
terpenting dalam proses pembentukan kulit telur adalah vitamin D. Kulit
telur mempunyai sifat yang porous, hal ini berguna untuk menjaga
kelembaban telur. Adanya kutikula yang menyelirnuti cangkang
menambah perlindungan bagi telur dari penguapan yang berlebihan dan
dari penetrasi bakteri yang dapat merusak telur sehingga mempengaruhi
daya simpan telur. Sebutir telur memiliki 2 membran yang menyelimuti
telur yang disebut membran kulit telur bagian luar dan bagian dalam. Dua
membran ini salinq menempel dan pada ujung lingkaran telur membran
ini berpisah untuk membentuk suatu rongga udara. Membran kulit telur
ini ini juga berfungsi melindungi telur dari masuknya bakteri yang
berbahaya. Saat telur dikeluarkan dari vent telur ini mengalami
pendinginan secara mendadak sehingga membran kUlit telur berpisah di
ujung telur (ujung telur ini adalah bagian yang keluar pertama kali)
membentuk rongga udara. Suhu udara di sekeliling telur sangat
berpengaruh pada besar kecilnya rongga udara yang terbentuk dalam
telur. Bila suhu dingin, isi telur akan mengecil dan rongga udara yang
terbentuk semakin membesar. Di tengah-tengah kuning telur pada bag ian
sisi terdapat bagian putih telur kental yang berbelit-belit yang disebut
Chalazae (selaput Khalaza). Khalaza terbentuk sebagai akibat adanya
rotasi putih telur rnengelilingi kuning telur selama terjadi proses
pengeluaran telur. Khalaza berfungsi menahan kuning telur dari pengaruh
adanya gravitasi bumi sehingga posisi kuning telur tetap di tengah-tengah.
Pada kuning telur inilah terdapat “germinal disc”. Apabila terjadi
fertilisasi atau pembuahan oleh pejantan maka daerah germinal disc ini
berubah menjadi blastodisc atau blastoderm, yang letaknya selalu di
bagian atas kuning telur. Karena terjadi pembuahan, blastodisc akan
menjadi lebih besar dibandingkan bila tidak terjadi pembuahan. Sesar
blastodisc kira-kira 3-4 mm, dl sini embrio mulai berkembang dengan
baik apabila temperaturnya lebih dari 27 derajat Celsius. Jadi sebenarnya
germinal disc ini dapat disebut sebagai inti sebuah kehidupan, sebab bila
terjadi pembuahan maka embrlopun mUlai berkembang di sini (Sri, 1993
:9-11).

3. Lailatul Fariah (E1A017038)

Merujuk pada Sudaryani (2006), menyatakan bahwa telur


merupakan sel telur (ovum) yang tumbuh dari sel induk (oogonium) di
dalam indung telur (ovarium). Telur tersusun oleh tiga bagian utama:
yaitu kulit telur, putih telur dan kuning telur. Putih telur disebut juga
dengan albumen. Albumen pada telur tidak terlihat putih sebelum
dimasak atau dikocok. Albumen merupakan bagian telur yang kaya
protein. Telur merupakan produksi biologi dari unggas betina yang selalu
dibutuhkan sebagai bahan pakan embrio ayam dan sebagai pangan bagi
manusia. Dalam dunia peternakan telur merupakan salah satu produk
unggas yang mempunyai nilai gizi tinggi dan lengkap, harga relatif murah
serta merupakan bahan pangan yang tidak ditolak oleh hampir semua
orang. Telur mengandung protein yang cukup tinggi yaitu 12% dengan
harga yang kompetitif dibanding dengan harga protein dari hewan ternak
lain, sehingga banyak dicari hampir semua orang, untuk memenuhi
kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Merujuk pada Muchtadi (2010), menyatakan bahwa bentuk telur


yang biasanya dinyatakan dalam indeks telur yaitu perbandingan antara
sumbu lebar dengan sumbu panjang dikalikan 100%. Indeks telur
bervariasi antara 65 – 82 %. Apabila telur oval memanjang maka indeks
telur berkisar 65 %. Apabila telur oval bulat mencapai indeks 82%.
Indeks telur akan menurun secara progresif dengan umur, pada awal
peneluran berkisar 77% dan pada akhir peneluran 74%. Indeks telur ini
tidak dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan jenis kelamin
anak ayam dari telur tetas yang ditetaskan. Nilai indeks telur ini sangat
bervariasi antara individu dalam suatu kelompok dan penelusuran dari
satu seri penelusuran. Penyebab terjadinya variasi indeks telur ini belum
dapat diterangkan secara jelas namun diduga sebagai akibat dari
perputaran telur di dalam alat reproduksi, karena ritme tekanan dari alat
reproduksi atau ditentukan oleh diameter lumen alat reproduksi.

Merujuk pada Suprapti (2006), menyatakan bahwa bagian dalam


dari albumen adalah kuning telur (yolk). Pada yolk ini selain mengandung
protein juga mengandung lemak dan zat warna kuning (karotenoid).
Kuning telur bentuknya hampir bulat berada di tengah-tengah telur.
Struktur lain pada sebutir telur adalah kantung udara. Letaknya di bagian
tumpul telur dan berfungsi sebagai sumber oksigen bagi embrio pada telur
yang dibuahi. Ukuran kantung udara ini dapat dijadikan sebagai penentu
umur telur.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kali ini pada telur
ayam, yang di pecahkan dapat dilihat struktur telur bagian luar yang
tedapat cangkang dan struktur bagian dalam, dimana terdapat yolk
(kuning telur), sel germinal, albumin (putih telur), membrane vitelin, dan
kalaza. Putih telur terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan putih telur bagian
dalam, lapisan tebal (thick) putih telur dan lapisan tipis (thin) putih telur
luar. Putih telur yang tebal pada bagian ujungnya akan menempel pada
kulit telur. Putih telur ini akan membentuk seperti tali yang berpilin
disebut dengan khalaza. Pada telur ayam juga terdapat kantung udara
yang diaman kantung udara merupakan suatu rongga yang terdapat pada
bagian tumpul telur, yang berfungsi sebagai tempat udara bagi embrio.
Kantung udara dapat digunakan sebagal parameter penentuan umur atau
kualitas telur.

4. Nur Intan Malysa (E1A016048)

Telur merupakan bahan makanan dengan struktur fisik yang khas. Telur tersusun dari
kulit, kantung udara dan isi yang terdiri dari telur putih dan telur kuning. Kulit telur
memiliki tekstur yang kaku dan cukup kuat untuk melindungi isi telur dari pengaruh
luar. Putih telur dan kuning telur disiapkan sebagai makanan bagi pertumbuhan
embrio. (Sudaryani, T. 1996).

Pada kulit telur bersebelahan dengan dua lapisan membran yang terpisah pada ujung
telur yang tumpul dan membentuk kantung udara. Kantung udara ini terbentuk
setelah telur keluar dari induknya. Selama pertumbuhan embrio, kantung udara dapat
digunakan sebagai sumber oksigen(Sudaryani, T. 1996).

Struktur putih telur dan kuning telur cukup komplek. Putih telur sebenarnya tersusun
dari tiga lapisan, yaitu lapisan encer, lapisan kental, dan lapisan encer dalam. Kuning
telur dibungkus oleh suatu membran yang discbut membrane vitelina atau menmbran
kuning telur. Kuning telur tersusun dari lapisan hitam (Kuning) dan lapisan terang
(Putih) secara bergantian. Pada permukaan kuning telur terdapat blastoderm (bintik
tempat pertumbuhan awal embrio). Kuning telur diikat oleh kalaza sehingga
kedudukan kuning telur tetap stabil ditengah-tengah. Adanya latebra menyebabkan
blastoderm tetap di permukaan sebelah atas kuning telur(Tien, R. Muchtadi 1992).

Fungsi dari bagian-bagian telur tersebut menurut anonim :

Cangkang Telur berfungi sebagai pelindung utama telur. Bagian ini memiliki
pori-pori untuk keluar-masuknya udara.
Membran cangkang merupakan selaput tipis di dalam cangkang telur. Pada
salah satu ujung telur, selaput ini tidak menempel pada cangkang sehingga
membentuk rongga udara.
Rongga udara berfungsi sumber oksigen bagi embrio.
Keping germinal (zigot/sel embrio) merupakan calon individu baru.
Kuning telur (yolk) adalah cadangan makanan bagi embrio.
Putih telur (albumin) berfungsi sebagai pelindung embrio dari goncangan dan
sebagai cadangan makanan dan air.
Kalaza (tali kuning telur) berfungsi untuk menahan kuning telur agar tetap
pada tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas kuning
telur
DAPUS

5. Maulina (E1A017044)
Praktikum kali ini memebahas tentang telur aves yang bertujuan untuk
mengetahui struktur telur aves. Dimana Fungsi dari telur adalah membentuk
organisme baru, yang pembentukannya dibantu oleh unsur-unsur nutrisi yang
tersedia di dalam telur itu sendiri. Komposisi nutrisi telur sebagian besar terdiri
dari air, di samping unsur-unsur penting lain seperti protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, dan mineral. Oleh karena itu, dengan kandungan nutrisi yang sangat
lengkap maka kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan embrio tercukupi
(Thohari, 2018 : 16-17).
Pembentukan telur pertama kali dimulai dari terbentuknya kuning telur di
dalam ovarium. Sel telur yang dihasilkan ovarium berjumlah ribuan dengan
berbagai ukuran. Sel telur yang paling besar berwarna keputihan yang disebut
folikel. Folikel merupakan sel telur yang sudah dewasa, kemudian folikel dilepas
secara berurutan masuk ke infundibulum (Thohari, 2018 : 16-17).
Berdasarkaan hasil pengamatan telur aves terdiri atas albumen (putih telur),
yalk (kuning telur), kalaza, membran vitelin dan sel germinal. Dimana putih telur
merupakan lapisan yang mengelilingi kuning telur yang berwarna bening
homogen. Putih telur berfungsi untuk sebagai sumber nutrisi embrio untuk
berkembang, untuk melindungi kuning telur terhadap kerusakan secara
mekanis, sebagai bakterisidal untuk mencegah infeksi dan sebagai cikal-bakal
untuk pengendapan membran cangkang. Merujuk pada Thohari, (2018)
menyatakan bahwa bagian-bagian telur secara alami tersusun atas lapisan
lapisan yang secara fungsional melindungi isi telur dari kerusakan secara fisik,
kimiawi, dan mikrobiologis. Secara garis besar struktur telur dari berbagai
macam unggas terdiri dari cangkang (cangkang, kulit telur), putih telur
(albumen), dan kuning telur.
Kuning telur dibungkus oleh selaput yang disebut membran vitelin yang
tebalnya sekitar 0,024 mm. Membran vitelin terdiri atas 3 lapisan. Lapisan yang
di tengah terdiri atas keratin dengan ketebalan yang sama dengan 2 lapisan
lainnya. Dua lapisan tersebut terdiri dari mucin (Thohari, 2018 : 16-17). Lapisan
kuning telur yang terbuat dari zat fosfoprotein (vitellin), yang berfungsi sebagai
bagian pengaman pertama pada pembuahan. Pada saat ini dibentuk pula
semacam tambang penyeimbang, yang biasa disebut chalaza, agar kuning telur
dapat tepat berada di tengah-tengah lapisan putih telur. Tambang ini berada
tepat di bagian ujung atas dan ujung bawah bulatan kuning telur. Kuning telur
lalu turun ke bagian tengah peranakan. Di sini dua kali lagi kuning telur dilapisi
zat putih telur yang berfungsi sebagai penahan guncangan. Setelah itu, kuning
dan putih telur turun ke bagian bawah peranakan' untuk dilapisi dengan kulit ari
dan zat kapur yang terlihat sebagai kulit telur. Pada proses akhir ini, kulit ari
akan membentuk kantung udara, zat kapur akan semakin mengeras, dan telur
keluar melalui dubur ayam betina. Kantung udara itu sendiri berisi udara yang
berhasil menerobos masuk ke dalam telur melewati ribuan pori-pori yang
terdapat di kulit telur. Udara di kantung ini digunakan embrio untuk bernapas
(Tim redaksi argomedia pustaka, 2006 : 2).
Pembentukan kuning telur disebut juga vitelogeni, merupakan proses
terakumulasinya kuning telur dari sebuah folikel ovarium. Proses ini
memerlukan waktu cukup lama. Proses pembentukan telur dimulai dari saat
ayam masih dara dan berakhir beberapa saat sebelum ovulasi. Hampir 2/3
komposisi kuning telur terdiri atas lipoprotein yang kaya akan trigliserida. Bahan
penyusun kuning telur disintesis di dalam hati, kemudian dibawa oleh aliran
darah untuk diakumulasikan di oocyt pada ovarium di bawah kontrol hormon
estrogen (Yuwanta, 2004 : 116).
DAFTAR PUSTAKA

Muchtadi, T. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. edisi kedua. Bandung:Alfabeta.

Wijaya, Vera Pramesti. 2013. Daya Antibakteri Albumen Telur Ayam Kampung
(Gallus Domesticus) dan Ayam Kate (Gallus Bantam) terhadap Spesies
Bakteri Coliform Fekal pada Cangkang Telur. Jurnal Pendidikan Sains. 1(4) :
365-374.

Purwadi, Lilik Eka Radiati, Herly Evanuarini dan Ria Dewi Andriani. 2017.
Penanganan Hasil Ternak. Malang : UB Press.

Yuniati, Sri Putri Koes Hardini. 1993. Telur dan Kehidupan. Tanggerang: Universitas
Terbuka Press.

Sudaryani, T. 2006. Kualitas Telur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sumarmin, Ramadhan. 2016. Perkembangan Hewan. Jakarta : Kencana.

Suprapti M., Lies. 2006. Pengawetan Telur. Yogyakarta : Kanisius.

Thohari, Imam. 2018. Teknologi Pengawetan dan Pengolahan Telur. Malang : UB Press.

Tim Redaksi Agromedia Pustaka. 2006. Sukses Menetaskan Telur Ayam. Jakarta : Agromedia.

Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta : Kanisius.

Anonim.2019. Bagian-bagian telur dan fungsi. Diakses dari :


http://mopindonesia.blogspot.com/2012/04/bagian-bagian-telur-dan-
fungsinya.html?m=1. Pada sabtu 23 november 2019. Pukul 23.00 wita.

Sudaryani, T. 1996. Kualitas telur : Jakarta : penebar swadaya

Tien, R. Muchtadi 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gisi
ITB : Bogor
LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

PERKEMBANGAN HEWAN

ACARA IV

STRUKTUR TELUR AVES

DISUSUN OLEH KELOMPOK III :

1. Lailatul Fariah (E1A017038)


2. Maulina (E1A017044)

3. Ni Putu Maitri V. C. R (E1A016044)

4. Nur Intan Malysa (E1A016048)

5. Nurjariati Fadilah (E1A017052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019

Anda mungkin juga menyukai