TELUR AVES
A. Pelaksanaan praktikum
1. Tujuan praktikum :Untuk mengetahui struktur telur aves
2. Hari, tanggal praktikum : Senin,
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi 2 FKIP, Universitas
Mataram.
C. Langkah Kerja
2. Mengambil satu buah cawan petri dan satu butir telur ayam (Gallus
gallus).
Keterangan :
b
c a. Yolk (Kuning telur).
b. Albumin (Putih telur).
c. Khalaza
a d. Membran viteline.
E. Pembahasan
Praktikum struktur telur aves ini bertujuan untuk mengetahui
struktur telur ayam (Gallus gallus).
1. Nurjariati Fadilah (E1A017052)
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui struktur telur aves.
Telur yang digunakan adalah telur ayam kampung, dimana praktikum
dilakukan untuk mengamati struktur dalam bagian telur berupa yolk
(kuning telur), albumin (putih telur), sel germinal, membrane vitelin, dan
kalaza. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing untuk
menyokong perkembangan embrio. Selain itu juga telur bermanfaat bagi
kehidupan, telur oleh masyarakat banyak digunakan baik dikonsumsi
maupun dijadikan obat dan kecantikan.
Merujuk pada Winarno (2002) dalam Wijaya (2013), menyatakan
bahwa telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang penting
bagi tubuh. Telur yang sering dikomsumsi oleh masyarakat ialah telur
ayam. Telur ayam yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat ialah telur
ayam kampung dan telur ayam kate. Ayam kampung dan ayam kate
biasanya dipelihara oleh masyarakat pedesaan dengan cara tradisional.
Ukuran dan berat telur ayam kate lebih kecil dibandingkan dengan ayam
kampung, sehingga masyarakat lebih mudah untuk membedakan antara
telur ayam kampung dan telur ayam kate. Telur dapat diolah sebagai lauk
dan campuran bahan pangan lain seperti roti, es krim, tepung, obat dan
sebagainya.
Merujuk pada Purwadi dkk (2017) dalam buku Penanganan Hasil
Ternak, menyatakan bahwa telur merupakan bahan pangan hasil ternak
yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh serta bernilai gizi tinggi.
Telur merupakan sumber protein yang mudah didapat, protein telur
mengandung asam amino yang diperlukan bagi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Terdapat banyak jenis telur, anatara lain
telur ayam kampong (buras), telur ayam negri (ras), telur burung puyuh,
telur itik (bebek) dan masih banyak jenis telur lainnya. Telur ayam
kampong (buras) mempunyai ukuran yang kecil dengan berat telur anatar
45-50 gram, warna kulit telur berwarna coklat atau putih sedangkan telur
ayam negri memiliki ukuran lebih besar dibanding telur ayam kampong,
berat telur ayan ras sekitar 55-56 gram. Telur itik termasuk kedalam telur
yang berukuran besar dengan berat teluranya 60 gram warna kulit telur
berwarna hijau kebiruan, berbeda denga telur puyuh yang memiliki
ukuran yang lebih kecil dibanding telur ayam ras, telur ayam kampong,
dan telur itik.
Merujuk pada Sumarmin (2016) dalam buku Perkembangan
Hewan, menyatakan bahwa ovum mengandung kuning telur (yolk) yang
berfungsi sebagai cadangan makanan selama perkembangan embrio.
Sebagai contoh telur burung, merupakan sel tunggal yang sangat besar,
dan membesarnya telur ini karena terakumulasinya kuning telur didalam
ovum. Komponen tambahan yang terdapat pada telur sesuai kebutuhan
dan keberadaan ovum, seperti telur ayam mempunyai cangkang sebagai
pelindung, pada ovum mamalia terdapat lapisan cumulus ooforus dan
zona pelusida (membrane vitelin) yang pada vertebrata dan invertebrate
juga berfungsi sebagai pelindung. Sel ovum dilapisi bukan saja oleh
membrane plasma tetapi oleh lapisan-lapisan lain yang seharusnya hanya
dapat ditembus dalam suatu proses yang memerlukan waktu agak lama
sebelum sperma dapat masuk.
Berdasarkan hasil pengamatan pada telur ayam, setelah di
pecahkan. Dapat dilihat struktur telur bagian luar tedapat cangkang dan
struktur bagian dalam, dimana terdapat yolk (kuning telur), sel germinal,
albumin (putih telur), membrane vitelin, dan kalaza. Bagian-bagian
tersebut mempunyai fungsi masing, yaitu yang pertama cangkang telur
merupakan pintu gerbang yang berfungsi sebagai pelindung bagian isi
telur untuk menjaga kualitas telur dan mencegah dari kerusakan fisik.
Kondisi dan lingkungan yang baik selama penyimpanan telur akan
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam isi telur, keretakan kecil
dapat menyebabkan masuknya mikroba. Putih telur disebut juga dengan
albumen yang berarti putih (albus-putih), Putih telur terdiri atas tiga
lapisan yaitu lapisan putih telur bagian dalam (30%), lapisan tebal (thick)
putih telur (50%) dan lapisan tipis (thin) putih telur luar (20%). Putih
telur yang tebal pada bagian ujungnya akan menempel pada kulit telur.
Putih telur ini akan membentuk seperti tali yang berpilin disebut dengan
khalaza. Khalaza akan terlihat seperti heliks yang memilliki warna gelap
dan terang. Khalaza berfungsi untuk mempertahankan keberadaan kuning
telur agar tetap berada ditengah telur. Pada kalaza terdapat kutub vegetal
dan kutub animal, dimana untuk membedakan kutub animal dan kutub
vegetal dapat dilihat pada posisi yolk, jika bergerak menjauhi berati
menandakan itu merupaka kutub vegetal. Sebaliknya jika yolk bergerak
mendekati kutub berarti menandakan itu merupakan kutub animal.
Membran vitelin merupakan lapisan tipis bening (transparan)
yang mengelling kuning telur. Bagian ini mengandung protein keratin dan
mucin. Membran ini bersifat semi permeabel dan menjaga bentuk kuning
telur, sehingga pada saat terjadi penyimpanan air akan berdifusi secara
perlahan-lahani dari putih telur masuk ke kuning telur. Kantung udara
Kantung udara merupakan suatu rongga yang terdapat pada bagian
tumpul telur, yang berfungsi sebagai tempat udara bagi embrio. Kantung
udara dapat digunakan sebagal parameter penentuan umur atau kualitas
telur. Kuning telur Kuning telur kaya kandungan zat gizi atau bahan
kering sehingga telur yang sudah dibuahi, blastodermakan tumbuh pada
kuning telur. Kuning telur berbentuk bulat, berwarna kuning atau oranye,
berada ditengah bagian telur dan bersifat elastis. Cadangan makanan
utama bagi calon individu. Yang terakhir ada sel germinal, dimana sel
germinal (zigot/sel embrio) merupakan calon individu baru.
Telur merupakan bahan makanan dengan struktur fisik yang khas. Telur tersusun dari
kulit, kantung udara dan isi yang terdiri dari telur putih dan telur kuning. Kulit telur
memiliki tekstur yang kaku dan cukup kuat untuk melindungi isi telur dari pengaruh
luar. Putih telur dan kuning telur disiapkan sebagai makanan bagi pertumbuhan
embrio. (Sudaryani, T. 1996).
Pada kulit telur bersebelahan dengan dua lapisan membran yang terpisah pada ujung
telur yang tumpul dan membentuk kantung udara. Kantung udara ini terbentuk
setelah telur keluar dari induknya. Selama pertumbuhan embrio, kantung udara dapat
digunakan sebagai sumber oksigen(Sudaryani, T. 1996).
Struktur putih telur dan kuning telur cukup komplek. Putih telur sebenarnya tersusun
dari tiga lapisan, yaitu lapisan encer, lapisan kental, dan lapisan encer dalam. Kuning
telur dibungkus oleh suatu membran yang discbut membrane vitelina atau menmbran
kuning telur. Kuning telur tersusun dari lapisan hitam (Kuning) dan lapisan terang
(Putih) secara bergantian. Pada permukaan kuning telur terdapat blastoderm (bintik
tempat pertumbuhan awal embrio). Kuning telur diikat oleh kalaza sehingga
kedudukan kuning telur tetap stabil ditengah-tengah. Adanya latebra menyebabkan
blastoderm tetap di permukaan sebelah atas kuning telur(Tien, R. Muchtadi 1992).
Cangkang Telur berfungi sebagai pelindung utama telur. Bagian ini memiliki
pori-pori untuk keluar-masuknya udara.
Membran cangkang merupakan selaput tipis di dalam cangkang telur. Pada
salah satu ujung telur, selaput ini tidak menempel pada cangkang sehingga
membentuk rongga udara.
Rongga udara berfungsi sumber oksigen bagi embrio.
Keping germinal (zigot/sel embrio) merupakan calon individu baru.
Kuning telur (yolk) adalah cadangan makanan bagi embrio.
Putih telur (albumin) berfungsi sebagai pelindung embrio dari goncangan dan
sebagai cadangan makanan dan air.
Kalaza (tali kuning telur) berfungsi untuk menahan kuning telur agar tetap
pada tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas kuning
telur
DAPUS
5. Maulina (E1A017044)
Praktikum kali ini memebahas tentang telur aves yang bertujuan untuk
mengetahui struktur telur aves. Dimana Fungsi dari telur adalah membentuk
organisme baru, yang pembentukannya dibantu oleh unsur-unsur nutrisi yang
tersedia di dalam telur itu sendiri. Komposisi nutrisi telur sebagian besar terdiri
dari air, di samping unsur-unsur penting lain seperti protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, dan mineral. Oleh karena itu, dengan kandungan nutrisi yang sangat
lengkap maka kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan embrio tercukupi
(Thohari, 2018 : 16-17).
Pembentukan telur pertama kali dimulai dari terbentuknya kuning telur di
dalam ovarium. Sel telur yang dihasilkan ovarium berjumlah ribuan dengan
berbagai ukuran. Sel telur yang paling besar berwarna keputihan yang disebut
folikel. Folikel merupakan sel telur yang sudah dewasa, kemudian folikel dilepas
secara berurutan masuk ke infundibulum (Thohari, 2018 : 16-17).
Berdasarkaan hasil pengamatan telur aves terdiri atas albumen (putih telur),
yalk (kuning telur), kalaza, membran vitelin dan sel germinal. Dimana putih telur
merupakan lapisan yang mengelilingi kuning telur yang berwarna bening
homogen. Putih telur berfungsi untuk sebagai sumber nutrisi embrio untuk
berkembang, untuk melindungi kuning telur terhadap kerusakan secara
mekanis, sebagai bakterisidal untuk mencegah infeksi dan sebagai cikal-bakal
untuk pengendapan membran cangkang. Merujuk pada Thohari, (2018)
menyatakan bahwa bagian-bagian telur secara alami tersusun atas lapisan
lapisan yang secara fungsional melindungi isi telur dari kerusakan secara fisik,
kimiawi, dan mikrobiologis. Secara garis besar struktur telur dari berbagai
macam unggas terdiri dari cangkang (cangkang, kulit telur), putih telur
(albumen), dan kuning telur.
Kuning telur dibungkus oleh selaput yang disebut membran vitelin yang
tebalnya sekitar 0,024 mm. Membran vitelin terdiri atas 3 lapisan. Lapisan yang
di tengah terdiri atas keratin dengan ketebalan yang sama dengan 2 lapisan
lainnya. Dua lapisan tersebut terdiri dari mucin (Thohari, 2018 : 16-17). Lapisan
kuning telur yang terbuat dari zat fosfoprotein (vitellin), yang berfungsi sebagai
bagian pengaman pertama pada pembuahan. Pada saat ini dibentuk pula
semacam tambang penyeimbang, yang biasa disebut chalaza, agar kuning telur
dapat tepat berada di tengah-tengah lapisan putih telur. Tambang ini berada
tepat di bagian ujung atas dan ujung bawah bulatan kuning telur. Kuning telur
lalu turun ke bagian tengah peranakan. Di sini dua kali lagi kuning telur dilapisi
zat putih telur yang berfungsi sebagai penahan guncangan. Setelah itu, kuning
dan putih telur turun ke bagian bawah peranakan' untuk dilapisi dengan kulit ari
dan zat kapur yang terlihat sebagai kulit telur. Pada proses akhir ini, kulit ari
akan membentuk kantung udara, zat kapur akan semakin mengeras, dan telur
keluar melalui dubur ayam betina. Kantung udara itu sendiri berisi udara yang
berhasil menerobos masuk ke dalam telur melewati ribuan pori-pori yang
terdapat di kulit telur. Udara di kantung ini digunakan embrio untuk bernapas
(Tim redaksi argomedia pustaka, 2006 : 2).
Pembentukan kuning telur disebut juga vitelogeni, merupakan proses
terakumulasinya kuning telur dari sebuah folikel ovarium. Proses ini
memerlukan waktu cukup lama. Proses pembentukan telur dimulai dari saat
ayam masih dara dan berakhir beberapa saat sebelum ovulasi. Hampir 2/3
komposisi kuning telur terdiri atas lipoprotein yang kaya akan trigliserida. Bahan
penyusun kuning telur disintesis di dalam hati, kemudian dibawa oleh aliran
darah untuk diakumulasikan di oocyt pada ovarium di bawah kontrol hormon
estrogen (Yuwanta, 2004 : 116).
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Vera Pramesti. 2013. Daya Antibakteri Albumen Telur Ayam Kampung
(Gallus Domesticus) dan Ayam Kate (Gallus Bantam) terhadap Spesies
Bakteri Coliform Fekal pada Cangkang Telur. Jurnal Pendidikan Sains. 1(4) :
365-374.
Purwadi, Lilik Eka Radiati, Herly Evanuarini dan Ria Dewi Andriani. 2017.
Penanganan Hasil Ternak. Malang : UB Press.
Yuniati, Sri Putri Koes Hardini. 1993. Telur dan Kehidupan. Tanggerang: Universitas
Terbuka Press.
Thohari, Imam. 2018. Teknologi Pengawetan dan Pengolahan Telur. Malang : UB Press.
Tim Redaksi Agromedia Pustaka. 2006. Sukses Menetaskan Telur Ayam. Jakarta : Agromedia.
Tien, R. Muchtadi 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gisi
ITB : Bogor
LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN
PERKEMBANGAN HEWAN
ACARA IV
UNIVERSITAS MATARAM
2019