TELUR
Oleh:
Nama
NRP
Kelompok
Meja
Asisten
Tanggal Percobaan
I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1 Latar Belakang Percobaan
Dalam
mempertahankan
kelanggengan
hidupnya,
hewan
tertentu
berkembang biak dengan menghasilkan telur, seperti ikan, ungags, bintang melata
dan sebagainya. Sebagai bahan pangan telur adalah suatu bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi karena merupakan sumber protein dan lemak. (Muchtadi,
2010)
Ditinjau dari segi komposisi gizi, telur mengandung protein dalam jumlah
tinggi, khususnya bagian putih telur. Protein telur bernilai biologi tinggi karena
merupakan sumber protein utama. Mutu protein ditentukan oleh komposisi asam
aminonya. Komposisi gizi telur berbeda-beda sesuai dengan jenis ternak yang
menghasilkannya (Syarief, 1993).
Banyak sekali hewan yang mengahasilkan telur. Dari sekan banyak jenis
telur yang dihasilkan oleh beberapa hewan, hanya beberapa jenis telur yang biasa
diperdagangkan dan dikonsumsi manusia yaitu telur ayam, telur puyuh, dan telur
ikan. Sebutir telur berisi 6 -7 gram protein. Protein telur mempunyai kualitas yang
tinggi untuk pangan manusia. Proteintelur berisi semua asam amino esensial yang
berkualitas sangat baik sehingga sering dipakai untuk standarisasi mengevaluasi
protein pangan lain. Telur juga mengandung 6 gram lemak yang mudah dicerna.
Jumlah asam lemak tidak jenuh lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat
pada produk hewani lain. (Muchtadi, 2010)
kg telur ayam biasa berisi 17 butir atau 21 butir. Pengaruh jenis hewan juga
penting, seperti telur bebek lebih besar daripada telur ayam dan warnanya pun
berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar telur, diantaranya jenis
hewan, umur hewan, perubahan musim waktu bertelur, sifat turun-temurun induk,
dan zat-zat makanan induk. (Haryoto, 1996)
Pada dasarnya, struktur sebuah telur terdiri atas sel yang hidup yang
dikelilingi oleh kuning telur sebagai cadangan makanan yang terbesar. Kedua
komponen itu dikelilingi oleh putih telur yang mempunyai kandungan air tinggi,
bersifat elastis dan dapat mengabsorbsi goncangan yang mungkin terjadi pada
telur tersebut. Ketiga komponen tersebut merupakan bagian dalam dari telur yang
dilindungi oleh kulit telur yang berfungsi untuk mengurangi kerusakan fisik dan
biologis. Dengan adanya kulit telur ini memungkinkan dilakukan pernafasan dan
pertukaran gas-gas dari dalam dan luar kulit telur. Persentase berat masing-masing
bagian adalah Kulit telur + 11%, Putih telur + 57%, Kuning telur + 32%. (card,
1962).
Kantung Udara
telur
Kebersihan
Keretakan
Volume
Posisi
Prosedur pengamatan telur utuh adalah telur ditempatkan pada alat candling
dan lampunya dinyalakan. Pengamatan ini dilakukan terhadap keadaan kulit telur
(kebersihan dan keretakan), Kantung udara (volume dan posisi), putih telur dan
kuning telur. Pengamatan dilakukan sambil telur diputar posisinya dan semua
hasil dicatat.
2. Pengamatan Isi Telur
Telur
Penimbangan
Pemecahan
Pemeriksaan
Objektif
Subjektif
putih telur
- Nilai Z
- Kebersihan
- Unit Haugh
- Kejernihan
- Warna
- Ketegaran
Gambar 2. Pengamatan Isi Telur
Prosedur pengamatan isi telur adalah telur ditimbang terlebih dahulu, lalu
dipecahkan lalu dilakukan pemeriksaan baik secara objektif maupun subjektif.
Pada pemeriksaan objektif dihitung indeks kuning telur, indeks putih telur, nilai z,
dan unit haugh nya. Pada pemeriksaan subjektif dilihat kondisi kuning telur dan
putih telur, kebersihan, kejernihan, warna, dan ketegarannya.
Rumus :
Indeks kuning telur =
Kulit telur
Pengukuran
Gambar 3. Pengamatan Ketebalan Kulit Telur
Prosedur pengamatan ketebalan kulit telur adalah telur dipecahkan. Ukur
tebal kulit telur menggunakan penggaris atau jangka sorong
4. Pengamatan Pengukuran Kualitas Telur Metode Spesifik Gravity
Telur
metilen blue
t = 1 jam
Pecahkan
Hitung Bintik Biru
Gambar 5. Pengamatan Porositas Kulit Telur
Prosedur pengamatan porositas kulit telur yaitu telur dicelupkan dalam
larutan biru metilen lalu diamkan selama 1 jam
Pembahasan.
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Telur Utuh
Sampel
Keadaan kulit
Kebersihan
Keretakan
Telur Bebek
Banyak terdapat bintik putih
Kotor
Tidak ada yang retak
Kantung udara
Volume kantung udara
Putih telur
Kuning telur
Sumber : Kelompok N, Meja 6, 2014
Ada ( besar )
Besar
Ada
Terlihat
Putih telur
Kuning telur
Putih telur
Kuning telur
Putih telur
Telur bebek
Bersih
Bersih
Jernih
Jernih
Jernih
Warna
Kuning telur
Putih telur
Ketegaran
Kuning telur
Sumber : Kelompok N, Meja 6, ( 2014 )
Orange
Bagus
Bagus
Telur bebek
0.04 cm = 0.40 mm
1,06
1,065
1,070
1,075
1,080
1,09
1,09
1,10
1,085
0
Telur
+
Bebek
Sumber : Kelompok N, Meja 6, ( 2014 )
3.2 Pembahasan
Telur bebek
Tidak terdapat bintik biru
dan posisi) serta isi telur (kejernihan, kebersihan, ketegaran). Penentuan mutuini
dapat dilakukan dengan cara candling, yaitu pengamatan kondisi telur utuh
dengan menggunakan sumber sinar yang cukup sebagai latar belakang. Candling
ini dapat digunakan untuk mengetahui adanya penyimpangan pada kulit dan isi
telur. (Muchtadi, 2010)
Penanganan telur bertujuan untuk memperlambat penurunan dan
kerusakan telur. Penurunan mutu tersebut dapat disebabkan oleh penguapan air,
penguapan karbon dioksida, dan aktivitas mikroba. Sedangkan factor factor
yang mempengaruhi penyebab kerusakan tersebut adalah waktu penyimpanan,
suhu, dan kelembaban ruang penyimpanan. Maka cara-cara yang dapat digunakan
untuk mempertahankan mutu telur antara lain dengan pembersihan, penyimpanan
pada suhu rendah, pengaturan ketebalan, pengemasan dalam wadah tertutup, dan
pelapisan kulit telur dengan minyak. (Muchtadi, 2010).
Warna kulit telur terutama disebabkan oleh suatu pigmen yang disebut
ooforfirin, dan dapat bervariasi dari warna putih, cokelat muda sampai cokelat tua.
Perbedaan warna tersebut disebabkan sifat genetis induk atau telur ayam tersebut.
Ayam White Leghorn memproduksi telur yang kulitnya berwarna putih,
sedangkan ayam varietas Amerika, misalnya Plymount Rock, memproduksi telur
dengan kulit berwarna cokelat. Warna kulit telur dapat dipengaruhi senyawa
nikarbazin yang dapat menyebabkan ayam secara genetis biasanya menghasilkan
telur berwarna cokelat menjadi menghasilkan telur berwarna putih. Sebaliknya,
auromisin dapat menyebabkan kulit telur berwarna kuning. Akan tetapi, warna
kuning telur tidak ada hubungnya dengan nilai gizi maupun mutu telur. Hal ini
sering disalahartikan bahwa telur cokelat lebih kuat atau tinggi mutunya. Di
Indonesia, telur ayam ras dengan warna cokelat mempunyai harga tinggi, karena
disenangi (Winarno, 1992)
Warna kuning telur sebagian besar disebabkan oleh zat warna pigmen
yang disebut kriptoxantin sejenis xantofil yang larut dalam alkohol. Pigmen ini
tidak mempunyai nilai gizi sama sekali. Semakin tinggi kandungan pigmen ini
dalam ransum ayam, semakin kuning yolk-nya. Meskipun zat-zat provitamin A
dan beta karoten juga berwarna kuning tetapi kontribusinya terhadap warna
kuning dari kuning telur tidak banyak. Ransum ayam yang modern kini diberi
tambahan dalam jumlah besar vitamin sintetis khususnya vitamin A dan D yang
tidak berwarna, tetapi ditambah zat warna xantofil agar kuning telurnya berwarna
kuning indah (Winarno, 1992).
udara pada telur dapat dilakukan dengan cara peneropongan yang merupakan
pemeriksaan telur dengan cahaya. Peneropongan dapat dilakukan secara
sederhana dengan menggunakan gulungan karton atau kertas tebal. (Sudaryani,
1999).
Semakin kecil kedalaman kantung udara semakin baik kualitas telur,
karena hal tersebut menandakan telur masih segar. Berdasarkan ketebalan atau
kedalaman kantung udara, kualitas telur dapat dibedakan menjadi tiga :
1. Kualitas AA memiliki kedalaman kantung udara 0,1 cm.
2. Kualitas A memiliki kedalaman kantung udara 0,5 cm.
3. Kualitas B memiliki kedalaman kantung udara lebih dari 0,5 cm.
Dalam penyimpanan telur, posisi telur sebaiknya berdiri dengan bagian
yang lebih lebar (tumpul) di bagian bawah. Cara ini membuat posisi kuning tetap
terletak di tengah. Selain itu juga, karena kulit telur juga berpori-pori karena itu
pantang menyimpan telur berdekatan dengan bahan-bahan masakan yang baunya
tajam seperti bawang atau terasi. (Syarief, 1993).
Selain menentukan indeks kuning telur dan indeks putih telur, pada
percobaan ditentukan pula unit Haugh-nya. Unit Haugh merupakan satuan yang
digunakan untuk mengetahui kesegaran isi telur, terutama bagian putih telur.
Untuk mengukurnya, telur harus dipecah lalu ketebalan putih telur diukur dengan
alat mikrometer. Penentuan kualitas telur berdasarkan haugh unit menurut Standar
United State Departement of Agriculture (USDA) adalah sebagai berikut:
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan pengamatan telur ini harus hati hati dan
teliti ketika dilakukan candling, pada waktu pemecahan telur dilakukan ditempat
yang datar dan hati hati agar bagian dalam telur tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Card, L.E., (1962), Poultry Production. 9th edition, Lea and Febiger,
Philadelphia.
Haryoto, (1996), Pengawetan Telur Segar, Kanisius, Jakarta
Muchtadi , T , R , Sugiyono , ayustaningwarno , F . 2010. Ilmu Pengetahuan
Bahan Pangan. Alfhabeth : Bandung
Sudaryani, (1999), Kualitas Telur, Penerbit PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Syarief Rizal, (1993), Teknologi Penyimpanan Pangan, Penerbit Arcan, Jakarta
Winarno, F.G. 1992. Kimia pangan dan gizi. PT Gramedia Pustaka Umum :
Yogyakarta.
LAMPIRAN
Sampel
: Telur bebek
W telur
: 60.4 gram
h kuning telur
: 15.33 mm
: 4.2 mm
: 95.9 mm
: 0.32
tinggi putih telur
diameter putihtelur
4.2
95.9
: 0.043
Nilai Z
10 x 15.3
3 x 60.4
: 0.8443
Unit Haugh