UMBI- UMBIAN
Oleh:
Nama
NRP
Kelompok
Meja
Asisten
Tanggal Percobaan
I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1 Latar Belakang Percobaan
Umbi umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah
seperti ui kayu, ubi jalar, kentang, garut, kunyit, gadung, bawang, jahe, kencur,
kimpul, talas, ganyong, bengkuang, dan lain sebagainya. Pada umumnya umbi
umbian tersebut merupakan sumber karbohidrat terutama pati atau merupakan
sumber citarasa dan aroma karena mengandung oleoresin. (Muchtadi, 2010)
Macam-macam
Umbi
dibedakan
berdasarkan
organ
dasar
yang
dimodifikasi. Istilah bahasa Latin untuk umbi yang terbentuk dari batang dan akar
adalah tuber, yang berarti "pembengkakan". Orang awam biasanya menyebut apa
pun bagian tumbuhan yang "membengkak" dan berisi karbohidrat (pati) sebagai
umbi. Umbi-umbian merupakan bahan nabati yang bisa diperoleh dari tanah.
Umbi bisa dikatakan merupakan satu organ dari tumbuhan yang berfungsi sebagai
penyimpan zat tertentu seperti karbohidrat yang berfungsi sebagai cadangan
energi. Umbi-umbian penting sebagai karbohidrat terutama sebagai sumber pati.
Selain itu umbi-umbian dapat dikeringkan dan dibuat tepung. Salah satu
kandungan kimia lain dalam umbi-umbian adalah karotenoidnya yang
berpengaruh pula pada sifat fisiknya dengan adanya warna alami pada umbi
tersebut. (Agung widodo, 2013)
Umbi akar (bahasa Latin: tuber rhizogenum, bahasa Inggris: tuberous root)
merupakan umbi yang terbentuk dari akar. Umbi akar tidak dapat dijadikan bahan
perbanyakan apabila tidak memiliki titik tumbuh untuk tunas. Dilihat dari asalnya,
umbi akar dapat terbentuk dari akar tunggang, seperti umbi wortel atau lobak,
maupun dari akar cabang, seperti umbi ketela pohon/singkong, ketela rambat/ubi
jalar, dan garut. (Ismail, 2014)
Umbi batang (bahasa Latin: tuber cauligenum) merupakan umbi yang
terbentuk dari batang atau struktur modifikasi batang, seperti geragih (stolo) atau
rimpang (rhizoma). Umbi batang mampu memunculkan tunas maupun akar,
sehingga kerap kali dijadikan bahan perbanyakan vegetatif oleh manusia. Umbi
batang dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae (yang paling dikenal adalah
umbi kentang) dan Asteraceae (seperti umbi dahlia dan topinambur). Rimpang
jahe-jahean (Zingiberaceae) sering dianggap oleh awam sebagai "umbi" atau
"akar". (Ismail, 2014)
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan pengamatan struktur dan sifat fisik hasil umbi-umbian untuk
mengetahui struktur atau bentuk dari umbi-umbian dan sifat fisik dari umbiumbian tersebut.
Tujuan dari ekstraksi pati umbi-umbian untuk mengetahui kandungan pati
dalam umbi-umbian sehingga dapat digunakan untuk pengelolahan pangan atau
makanan
b. Ukuran
c. Berat
d. Warna
Umbi
Umbi
Umbi
Umbi
Gambar
e. Pencoklatan
Warna
Kulit
Warna
daging
f. Struktur Jaringan
Umbi
Iris
Gambar
Umbi
Amati perubahan
warna
Gambar
Amati
dengan Mikroskop
Gambar 1. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik
Umbi-Umbian
Umbi
Diperas
Larutan NaCl
3%
Umbi
Lakukan 2x
+ air
sebanyak 9x
tinggi bahan
Parut
+ air sebanyak
9x tinggi
bahan
Bahan
yang telah
diparut
Keringkan di loyang
digiling
Produk ( timbang berat
grandula pati )
Ayak
Pembahasan.
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Umbi-Umbian
Keterangan
Sampel
Ukuran
Bentuk
Diameter
Panjang
Hasil
Ubi Putih
D1=22,4mm D2=42,8mm D3= 43,1mm
104,7 mm
Warna kulit
Coklat Tanah
Warna daging
Kuning Kecoklatan
Melintang
Struktur
Membujur
Struktur
Melintang
Jaringan
Membujur
Sumber : Kelompok N, Meja 6, 2014
Tabel 2. Hasil Pengamatan Ekstraksi Pati
Sampel
Berat sampel
Berat pati basah
Ubi Putih
150 gram
19,5 gram
9,3 gram
% Pati
Sumber : Kelompok N, Meja 6, ( 2014 )
6,2 %
3.2 Pembahasan
>200
tidak ada
65
2
30
Mutu
II
III
100 - 200
3 biji
60
2,5
25
75 - 100
5 biji3
60
>3,0
25
Kadar pati pada ubi jalar yang dilakukan di laboratorium pada 150 gr ubi adalah
6,20 % sedangkan menurut literature ubi dari mutu terendah sampai tertinggi
memiliki kadar pati sekitar 25 30 %. Perbedaan ini bias diakibatkan oleh
berbagai factor diantaranya pada saat pengupasan tidak hanya kulit yang terbuang
melainkan daging ubinya pun ikut terbuang, waktu yang terbatas sehingga
pengendapan pati belum sepenuhnya terbentuk dan human eror.
Pada ekstraksi pati didalam umbi- umbian dilakukan pengupasan agar
umbi terlihat bersih dan bagian dagingnya saja yang diekstrak, lalu setelah umbi
dicuci dengan air, ubi direndam 2 kali yang pertama dengan larutan NaCl 3% dan
yang kedua dengan air, fungsi perendaman pertama yaitu untuk melunakan
jaringan umbi, mencegah adanya perubahan warna, dan juga menghilangkan
racun juga lender. Sedangkan perendaman yang kedua dimaksudkan untuk
menghilangkan senyawa selain pati. Perendaman dilakukan selama 1 jam, lalu
diparut dan direndam dengan air sebanyak 9x tinggi bahan, angka 9 ini adalah
jumlah yang optimal untuk menghasilkan pati yang optimal juga, jika kurang dari
9 hasil pati akan seikit dan membutuhkan waktu yang lama, dan jika jumlahnya
lebih dari 9 pati akan cepat terendapkan akan tetapi air yang digunakan itu akan
terbuang sehingga agar tidak sia sia dan mubadzir maka cukup 9x saja.
Ubi jalar mempunyai nama latin Ipomeabatatas L. Kulit ubi jalar relatif
tipis, mempunyai warna kulit yang bervariasi, biasanya berwarna putih
kekuningan atau merah keunguan dan tidak selalu sama dengan warna daging
buah. Warna daging buah bervariasi juga, yaitu putih, kuning, jingga kemerahan,
dan ungu. Bentuknya pun tidak seragam, ada yang bulat, lonjong, atau benjol-
benjol. Pada umumnya daging buah dari umbi jalar mengandung serat yang cukup
banyak. ( Wikipedia, 2014)
Susunan Taksonomi dari ubi jalar ini adalah :
Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Solanales
Famili:
Convolvulaceae
Genus:
Ipomoea
Spesies:
I. batatas
pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini
belum pernah bisa tuntas dijelaskan. Pati dapat mengalami gelatinisasi.
Gelatinisasi merupakan kondisi dimana granula pati pecah. Untuk mencapai
gelatinisasi harus ada air dan suhu yang bervariasi tergantung darimana pati
tersebut berasal. Air akan masuk kedalam granula pati, lalu granula pati akan
membengkak luar biasa dan pecah. Suhu saat granula pati pecah disebut suhu
gelatinisasi. Beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi terjadinya gelatinisasi
selain kadar air dan suhu adalah pH, konsentrasi pati, jenis granula, dan
keheterogenan granula. Akibat dari terjadinya gelatinisasi pati akan kehilangan
sifat birefringent (mampu merefleksikan cahaya terpolarisasi di bawah
mikroskop) dan terjadinya pelarutan pati dan perubahan viskositas. (Winarno,
1992)
Pati juga mampu mengalami retrogradasi dimana rantai pati mulai
berasosiasi kembali dalam struktur yang teratur hingga terbentuk struktur
kristalin. Proses ini terjadi biasanya akibat proses pendinginan. Akibat terjadinya
retrogradasi, pati akan membentuk kristal sehingga menjadi keras. Contoh
spesifiknya ialah pada produk roti yang mengalami staling. ( Wardhana, 2014)
Reaksi pencoklatan merupakan fenomena yang penting yang terjadi pada
makanan hingga proses dan penyimpanan. Reaksi pencoklatan dapat dialami oleh
buah-buahan, sayur-sayuran dan umbi - umbian yang tidak berwarna. Reaksi ini
disebut reaksi pencoklatan karena menyebabkan warna makanan berubah menjadi
coklat. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan, salah
adalah dengan cara perendaman air, perendaman asam sitrat dan perendaman
sulfit. Perlakuan-perlakuan tersebut memiliki perbedaan kekuatan penghambatan
reaksi pencoklatan. (Mufti, 2012)
Berbagai macam bahan makanan baik hewani maupun nabati, sering kali
secara alamiah mengandung senyawa senyawa yang bersifat racun. Senyawa
beracun tersebut sebagian terdapat pada umbi umbian, diantaranya:
Berdasarkan SNI ada beberapa ciri ciri yang dimiliki umbi yang berkualitas
baik yaitu Standar Nasional Indonesia SNI 01-4493-1998 SNI 01 - 4493 1998.
Syarat umum : Ubi jalar harus bebas dari hama dan penyakit, Ubi jalar harus
bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida, Ubi jalar harus memiliki
keseragaman warna, bentuk maupun ukuran umbinya, Ubi jalar harus sudah
mencapai masak fisiologis optimal, dan Ubi jalar harus dalam kondisi bersih.
Aplikasi pada bidang pangan diantaranya sebagai berikut :
1. dapat mengetahui serta memahami struktur sifat fisik pada umbi-umbian
sehingga memudahkan dalam proses sortasi untuk pembuatan snack, keripik.
2. mengetahui kandungan pati yang terdapat pada umbi-umbian yang setelah
dikeringkan menjadi tepung sebagai bahan utama pembuatan roti, dounat, dll.
4.1 Kesimpulan
daging kuning kecoklatan. Sedangkan pada percobaan ekstraksi pati didapat hasil
bahwa sampel ubi putih ini mengandung kadar pati sebesar 6,2 %.
4.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan pengamatan struktur dan sifat fisik umbiumbian gambar harus sesuai dengan pengamatan di mikroskop dan lebih teliti
pada saat mengamatinya. Dan pada ekstraksi pati pastikan berat pati kering benarbenar kering dan tidak ada kandungan air di dalamnya karena berpengaruh
terhadap hasil.
DAFTAR PUSTAKA
13/11/2014.
Wikipedia. 2014. Umbi Jalar. http://id.wikipedia.org/wiki/Ubi_jalar. Diakses :
13/11/2014
Winarno, F.G. 1995. Kimia pangan dan gizi. PT Gramedia Pustaka Umum :
Yogyakarta.
LAMPIRAN
Sampel
: Ubi Putih
W sampel
: 150 gram
Wpati basah
: 19,5 gram
Wpati kering
W sampel
%Pati :
9,3
150
: 6,2%
x 100%
x 100 %