BAB I
PENDAHULUAN
dan melon. Buah semangka merupakan buah yang banyak digemari oleh
masyarakat karena rasanya yang manis dan baik bagi kesehatan. Di Indonesia
buah semangka banyak dikonsumsi secara segar dan sering dijadikan sebagai jus,
karena buah semangka banyak mengandung air sehingga ketika dimakan secara
bagi kesehatan tubuh manusia. Kandungan dari zat-zat tersebut dapat bermanfaat
kesehatan kulit. Fungsi buah semangka tidak hanya dapat menghilangkan dahaga
tetapi juga sebagai antioksidan yang baik. Buah semangka dapat diandalkan
sebagai penetral radikal bebas dan mengurangi kerusakan sel dalam tubuh karena
pada bagian daging yang berwarna mencolok saja, sedangkan kulit dan bagian
lapisan putih kurang diminati masyarakat untuk dikonsumsi dan hanya dibuang
menjadi limbah yang kurang dimanfaatkan. Padahal pada lapisan putih buah
diperlukan oleh tubuh. Salah satu zat yang terkandung yaitu sitrulin. Sitrulin
2
merupakan salah satu zat antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit
(Rochmatika, 2012).
dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Antioksidan juga
terbentuknya radikal bebas (Winarsi, 2007). Radikal bebas yang merusak tubuh
yang dapat menghambat oksigen reaktif dan radikal bebas di dalam tubuh.
Senyawa antioksidan akan menyerahkan satu atau lebih elektron kepada senyawa
radikal bebas sehingga menjadi bentuk molekul yang normal kembali dan
berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas seperti kanker dan
jantung koroner, sehingga membuat banyak peneliti yang ingin menguji beberapa
dalam menangkap senyawa radikal bebas. Metode DPPH ini dapat digunakan
3
pada sampel padatan maupun dalam bentuk larutan dan tidak spesifik untuk
Berapa nilai IC50 ekstrak kulit putih semangka merah, kulit putih semangka
kuning, daging semangka merah dan daging semangka kuning sebagai antioksidan
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai IC50 dari ekstrak buah kulit
putih semangka merah, kulit putih semangka kuning, daging semangka merah dan
1. Bagi Peneliti
mengandung antioksidan
2. Bagi Masyarakat
BAB II
sebagai kontrol positifnya. Hasil penggujian ekstrak etanol buah terong belanda
dengan metode DPPH ini menghasilkan nilai IC50 yaitu 606.228 ppm pada menit
ke-18 dan 536.132 ppm pada menit ke-36. Sedangkan pada vitamin C yang
sebagai kontrol positifnya yaitu sebesar 28.489 ppm pada menit ke-18 dan 24.103
ppm pada menit ke-36. Maka hal ini menandakan kemampuan antioksidan terong
buah cabai rawit hijau (Capsium frutescens L.) pada daerah Yogyakarta.
Sehingga dari penelitian yang dilakukan oleh Yenni maka di peroleh nilai IC50
dari ekstrak etanol buah cabai hijau yaitu sebesar 115,2±5,8 μg/ml.
dan aktivitas antioksidan jus kulit buah semangka bulat dan lonjong. Pada
IC50 pada aktivitas antioksidan buah semangka bulat sebesar 214,369 ppm dan
buah semangka lonjong sebesar 376,266 ppm. Berdasarkan nilai IC50 yang
diperoleh maka, buah semangka bulat dan lonjong memiliki aktivitas antioksidan
yang lemah.
5
ekstrak etanol dan jus daging buah salak dengan menggunakan metode DPPH dan
penelitian yang dilakukan diperoleh nilai IC50 untuk sampel ekstrak etanol daging
buah salak sebesar 371,61 ppm dan jus daging buah salak sebesar 198,04 ppm,
sedangkan untuk vitamin C yang bertindak sebagai kontrol positif memiliki nilai
IC50 sebesar 4,17 ppm, dari hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan jus
dengan vitamin C.
tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari
daerah kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke
berbagai negara seperti Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Semangka
sangat disukai oleh manusia atau binatang yang ada di benua tersebut, karena
2000).
mengandung banyak air (sekitar 92 %). Dan mengandung likopen sebesar 48,8 %
karbohidrat dalam bentuk gula. Kandungan vitamin dan mineralnya pun tergolong
6
berbentuk bulat dan lunak, berambut, dan sedikit berkayu. Batang ini merambat,
panjangnya sampai 3,5 - 5,6 meter. Cabang-cabang lateral mirip dengan cabang
2.2.2 Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Violales
Suku : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
2.2.3 Penamaan
7
Kamboja: ‘oow llok. Laos: moo, teeng moo. Thailand: taengmo (central), tang-
(Syukur, 2009).
Ada dua jenis semangka yang dikenal di Indonesia. Jenis yang sudah lama
masuk dan beradaptasi disebut semangka lokal. Semangka hibrida yang baru
dikenal dua jenis semangka yaitu semangka berbiji dan semangka non biji.
panjang tajam dan berwarna putih. Batangnya mempunyai sulur yang bercabang
bunga betina dan hermaprodit yang letaknya terpisah, namun masih dalam satu
pohon. Jumlah bunga jantan biasanya lebih banyak daripada bunga lainnya.
Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur (oval). Kulit buahnya berwarna hijau
8
atau kuning, blurik putih atau hijau. Daging buahnya lunak, berair dan rasanya
2.2.6 Vitamin C
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting
untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan
nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C dikenal sebagai
antioksidan terlarut air paling dikenal, vitamin C juga secara efektif memungut
dengan anion superoksida, radikal hidroksil, oksigen singlet dan lipid peroksida.
dkk., 2007).
yang bekerja pada sitosol secara ekstrasel. Vitamin C terdapat dalam bentuk asam
radikal bebas askorbil reversibel dan mampu menjadi asam askorbat kembali.
mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan yang bersifat sangat
reaktif dan tidak stabil (Surai, 2003). Agar menjadi stabil, radikal bebas
molekul donor menjadi radikal baru yang tidak stabil dan selanjutnya
menimbulkan reaksi berantai (Simanjuntak, 2004). Oleh karena itu, radikal bebas
sangat berbahaya bagi makhluk hidup karena apabila reaksi ini terjadi di dalam
berbagai penyakit.
protein pada lensa mata yang mengakibatkan terjadinya katarak. Madhavi (1996)
juga menyatakan bahwa radikal bebas dapat merusak membran sel terutama
komponen penyusun membran berupa asam lemak tidak jenuh ganda, merusak
dalam Yulia (2007) menyatakan bahwa radikal bebas dapat menyebabkan oksidasi
DNA sehingga DNA termutasi dan menimbulkan kanker. Senyawa radikal juga
10
2.2.8 Antioksidan
dalam bahan. Penggunaan antioksidan meliputi bahan antara lain lemak hewani,
minyak nabati, produk pangan, dengan kadar lemak tinggi, produk pangan
berkadar lemak rendah, produk daging, produk ikan dan lain-lain. (Cahyadi,
2009).
Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal
bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk sebagai hasil dari
metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik
terjadinya proses oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil proses kerusakan
a. Antioksidan sintetik
Butyl Hidroksi Anisol (BHA), Butyl Hidroksi Toluen ( BHT), Propil Gallat (PG),
OH OH
C(CH 3)3 (H 3C) 3C C(CH 3)3
OCH 3 CH3
Gambar 2.2 Struktur Butil Hidroksi Anisol (BHA) Gambar 2.3 Struktur Butil Hidroksi Toluen (BHT)
HO OH CH3
HO C CH3
CH3
O
HO CH3
O
OH
Gambar 2.4 Struktur Propil Galat (PG) Ga mba r 2.5 Struktur te rt-Butilhidrokuinon (TBHQ)
CH3
4
HO 6
5 3
H CH3 H CH3 CH3
7 2
8
H3C O CH3
1 CH3
CH3
b. Antioksidan alami
yang berasal dari tumbuhan. Bahan pangan yang dapat menjadi sumber
yang tersebar diseluruh bagian tumbuhan, baik di kayu, biji, buah, daun, akar,
antioksidan yang dihasilkan lebih stabil dari radikal lipid atau dapat diubah
menjadi produk lain yang lebih stabil (Gordon dalam Yulia, 2007)). Senyawa
(Yulia, 2007).
antara lain
yang stabil sehingga apabila digunakan sebagai pereaksi dalam uji penangkapan
radikal bebas cukup dilarutkan dan bila disimpan dalam keadaan kering dengan
penangkapan radikal DPPH oleh antioksidan yaitu berupa donasi proton kepada
senyawa non-radikal yang akan kehilangan warna ungunya yang mana pemudaran
14
warna ini dapat ditunjukkan dengan adanya penurunan serapan dari DPPH pada
spektrofotometer UV-Vis. Pada metode ini, DPPH berperan sebagai radikal bebas
yang direndam oleh antioksidan dari bahan uji, dimana DPPH berperan sebagai
N N
N* + R*H* NH + R*
O2N NO2 O2N NO2
NO2 NO2
ungu kuning
diphenyl picrylhidrazile Antiox diphenyl picrylhidrazine Rad.Antiox
Gambar 2.9 Reaksi reduksi DPPH dari senyawa peredam radikal bebas
(antioksidan)
2.2.10 Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Simplisia yang
diekstraksi mengandung berbagai senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa
15
aktif yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain
(Indonesia, 2000).
pemisahan bagian aktif tanaman berkhasiat obat dari komponen yang tidak aktif
bahan tanaman yang padat dan melarutkan senyawa yang terkandung didalamnya
dapat digunaka sebagai bahan obat-obatan seperti dalam bentuk tinktur atau
ekstrak cair dan dapat diproses lebih lanjut untuk dibuat dalam bentuk sediaan
kompleks dari metabolit seperti alakaloid, terpenoid, flavonoid dan lignin (Handa,
2008).
a. Cara dingin
sempurna yang umunya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari
b. Cara Panas
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan
pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna
(Indonesia, 2000).
dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut
Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur yang lebih tinggi dari
(Indonesia, 2000).
gelombang dari sinar putih lebih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat
pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar
dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari
yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya
yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko
dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko
adanya interaksi antara radiasi pada rentang panjang gelombang 200-800 nm yang
tinggi dan dalam proses menyerap sejumlah energi yang melewati larutan
maka semakin panjang gelombang (energi lebih rendah) radiasi yang diserap
(Noor, 2010).
Sumber Monokromator Tempat Detektor
Radiasi Sampel
Recorder Amplifier
1. Sumber energi radiasi yang kontinu dan meliputi daerah spectrum. Untuk
pemijar Nernst.
dari panjang gelombang. Panjang gelombang dari spectrum luas yag bersal
prisma dari bahan gelas, daerah ultraviolet menggunakan prisma dari bahan
bahan monokromatornya.
3. Wadah untuk sampel pada daerah ultraviolet dan visible, sel sebagai tempat
yang segar, dan juga sering dijadikan sebagai jus. Buah semangka sangat segar
apabila dikonsumsi secara langsung. Daging buah semangka terdiri dari lapisan
daging buah berwarna putih sampai merah. Daging buah semangka yang
mencolok (misalnya merah, merah muda dan kuning) sedangkan pada bagian
lapisan putih kurang diminati masyarakat untuk dikonsumsi dan hanya dibuang
menjadi limbah yang kurang dimanfaatkan. Padahal lapisan putih pada kulit buah
kesehatan, salah satunya zat tersebut yaitu sitrulin. Sitrulin merupakan salah satu
zat antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit (Ismayanti, dkk., 2013).
dan kuning. Dan yang akan digunakan yaitu daging merah dan daging putih
20
(semangka merah), daging kuning dan daging putih (semangka kuning). Dimana
bahwa buah semangka itu hanya dapat menyegarkan tenggorokan saat dimakan
tetapi, baik juga untuk kesehatan karena banyak menggandung antioksidan alami
Buah semangka
Sitrulin
Uji Aktivitas
Antioksidan
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan di laboratorium.
3.3 Sampel
(Citrullus lanatus), yang terdiri dari buah semangka merah dan kuning yang di
3.4.1 Alat
(T80+ PG Intruments ltd), gelas ukur, gelas kimia, batang pengaduk, ayakan 10
mesh, labu ukur, rotary evaporator (EYELA SB-1100), spatula, erlenmeyer, pipet
3.4.2 Bahan
Ekstrak daging merah, kulit putih dan daging kuning buah semangka,
1. Buah semangka merah di belah, lalu dipisahkan antara daging merah, daging
2. Daging merah dan putih di iris kecil-kecil sedangkan kulitnya di buang. Lalu,
airnya.
3. Daging merah dan putih semangka dikeringkan dengan cara di oven selama
2x24 jam pada suhu 48oC, lalu dihancurkan dengan menggunakan blender.
didiamkan selama 2x24 jam. Setelah itu disaring dengan menggunakan kertas
merah buah semangka. Perlakuan yang sama dilakukan untuk daging putih dan
Masing – masing sebanyak 2,5 mg ekstrak daging merah dan daging putih
(semangka merah), serta daging kuning dan daging putih (semangka kuning),
tanda batas.
tanda batas.
3.5.3.4 Pembuatan larutan uji dengan konsentrasi (5, 15,25 dan 35 ppm)
Sebanyak 1,25 mL, 3,75 mL, 6,25 mL dan 8,75 mL larutan induk
Sebanyak 1,25 mL, 3,75 mL, 6,25 mL dan 8,75 mL larutan pembanding
labu ukur 25 mL dan dicukupkan volumenya dengan etanol sampai tanda batas,
(Zuhra, 2008).
25
BAB IV
semangka merah dan kuning yang diperoleh pada penelitian ini disajikan dalam
tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil ekstraksi buah semangka yang diperoleh pada penelitian
Semangka merah, semangka kuning dan kulit putih semangka merah dan
semangka kuning.
semangka kuning, kulit putih semangka merah dan semangka kuning dan larutan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Ekstraksi Buah Semangka Dengan Menggunakan Pelarut Etanol
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Simplisia yang
diekstraksi mengandung berbagai senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa
aktif yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain
(Indonesia, 2000).
sampel buah semangka (Semangka Merah dan Semangka Kuning) yang masih
27
sampel buah semangka (Daging semangka merah, daging semangka kuning, kulit
putih semangka merah dan kulit putih semangka kuning) lalu mengeringkannya
kedalam oven dengan suhu 48oC. Proses pengeringan dalam oven ini bertujuan
untuk menghilangkan kadar air pada sampel serta mencegah terjadinya proses
senyawa antioksidan rusak pada temperatur 60o – 70o C (Indra, 2011). Selanjutnya
sampel buah semangka (Daging semangka merah, Daging semangka kuning, kulit
merah, daging semangka kuning, kulit putih semangka merah dan kulit putih
menggunakan pelarut etanol sebanyak 100 mL. Penggunaan pelarut etanol yaitu
metabolit sekunder dalam bahan alam dan ditinjau dari sifat polarnya, pada
sampel buah semangka, karena menurut Harbone (1987), ekstraksi efektif jaringan
tumbuhan yaitu menggunakan pelarut yang sesuai 10 kali volume atau bobot
sampel, sehingga digunakan perbandingan etanol dan sampel yaitu 1:10. Proses
cara maserasi karena cara ini mudah digunakan dan tidak memerlukan alat yang
untuk memisahkan antara filtrat dan residu. Kemudian residu yang diperoleh
dimaserasi kembali dengan perlakuan yang sama, lalu filtrat yang diperoleh
dicampur dengan filtrat yang diperoleh pada maserasi pertama. Kemudian filtrat
45oC, sehingga pelarut (etanol) yang terkandung di dalam ekstrak dapat teruapkan,
sehingga diperoleh ekstrak pekat dari buah semangka (Daging semangka merah,
daging semangka kuning, kulit putih semangka merah dan kulit putih semangka
kuning) secara berturut-turut yaitu sebesar 5,17 gram, 3,99 gram, 7,48 gram dan
4,76 gram.
bebas serta ujinya sederhana dan cepat. Lalu hanya memerlukan sedikit bahan
yang digunakan (Hanani, dkk., 2005). Menurut Utomo (2008), metode pengujian
gelombang 517 nm. Digunakan panjang gelombang ini karena merupakan panjang
29
sensitif terhadap basa lewis dan jenis pelarut. Metode DPPH diperoleh dari nilai
ungu akan berubah menjadi warna kuning. Perubahan ini terjadi saat radikal
DPPH ditangkap oleh antioksidan yang melepas atom hidrogen untuk menangkap
DPPH-H stabil. Reaksi peredaman radikal bebas oleh senyawa antioksidan dapat
N N
N* + R*H* NH + R *
NO2 NO2
ungu kuning
diphenyl picrylhidrazile Antiox diphenyl picrylhidrazine Rad.Antiox
Gambar 4.1 Reaksi reduksi DPPH dari senyawa peredam radikal bebas
(antioksidan)
Hasil penelitian untuk nilai absorbansi ekstrak buah semangka (kulit putih
semangka merah, kulit putih semangka kuning, aging semangka merah dan daging
Gambar 4.2.
30
2.5
0.57 0.57 0.59 ekstrak daging
0.58 semangka kuning
2
0.57 0.57 ekstrak daging
0.59 semangka merah
1.5 0.59
0.61 ekstrak kulit
0.59 0.58 putih semangka
1 0.58 kuning
0.5 0.57 0.59 0.49 ekstrak kulit
0.35 putih semangka
merah
0
5 15 25 35
yang diperoleh dari keempat sampel tidak terlalu memiliki perbedaan. Nilai
absorbansi ekstrak buah semangka (kulit putih semangka merah, kulit putih
semangka kuning, daging semangka merah dan daging semangka kuning) terlihat
tidak stabil seiring dengan meningkatnya konsentrasi. Hal ini tidak sesuai dengan
semakin tinggi pula nilai absorbansi suatu sampel, dimana untuk sampel ekstrak
kulit putih semangka merah dan ekstrak kulit putih semangka kuning pada
ini dapat dijelaskan bahwa adanya aktivitas antioksidan pada sampel di tandai
dengan perubahan warna DPPH dari ungu gelap menjadi ungu terang pada
konsentrasi 35 mg/L untuk sampel ekstrak kulit putih semangka merah dan
31
ekstrak kulit putih semangka kuning warna DPPH berkurang. Hal ini dikarenakan
semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit putih semangka merah dan ekstrak kulit
adanya aktivitas antioksidan pada sampel ditandai dengan perubahan warna DPPH
dari ungu gelap menjadi ungu terang. Pada konsentrasi 35 mg/L warna DPPH
Gambar 4.3.
300
ekstrak daging semangka
250 58.16 58.58 kuning
59.36 59.51
200 ekstrak daging semangka
58.23 58.09 merah
59.43 59.51
150 ekstrak kulit putih
58.58 58.65 semangka kuning
58.3 56.59
100
ekstrak kulit putih
65.11 74.89 semangka merah
50 59.43 58.09
0
5 15 25 35
besar pula persentasi penghambat radikal bebas DPPH. Pada sampel kulit putih
semangka merah konsentrasi tertinggi dari variasi konsentrasi yang diujikan yakni
larutan DPPH setelah di tambahkan ekstrak kulit putih semangka merah. Warna
bebas, yang berarti bahwa cahaya lebih banyak diteruskan dan cahaya yang
33
diserap lebih sedikit, untuk sampel ekstrak kulit putih semangka kuning
mg/L persentase penghambatan semakin kecil. Hal ini dapat dilihat pada gambar
diatas. Konsentrasi tertinggi dari variasi konsentrasi yang diujikan yakni 15 mg/L
bebas sebesar 58,09 %. Sedangkan untuk sampel ekstrak daging semangka kuning
mengalami penaikan kembali persentase penghambatan. Hal ini dapat dilihat dari
gambar diatas. Konsentrasi tertinggi dari variasi konsentrasi yang diujikan yakni
buah semangka (kulit putih semangka merah, kulit putih semangka kuning, daging
semangka merah dan daging semangka kuning). Warna DPPH yang berkurang
lebih banyak memiliki persentase penangkapan radikal bebas, yang berarti bahwa
34
cahaya lebih banyak diteruskan dan cahaya yang diserap lebih sedikit. Pada
pengujian sampel ini tidak sesuai. Hal ini mungkin terjadi kesalahan saat
konsentrasi yang sama dengan ekstrak buah semangka yaitu 5, 15, 25 dan 35.
Tujuan penggunaan konsentrasi yang sama dengan ekstrak buah semangka yaitu
semangka dengan vitamin C. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
pula persentase penghambatan radikal bebas DPPH yang terjadi. Hal ini
ekstrak kulit putih semangka merah dengan vitamin C sebagai kontrol positifnya
memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh. Hal ini dapat ditinjau dari persentase
penangkapan radikal bebas dari sampel ekstrak semangka (kulit putih semangka
merah, kulit putih semangka kuning, daging semangka merah dan daging
semangka kuning) yang digunakan sebagai tinjauan utama dalam penelitian ini
tidak terlalu jauh dengan persentase penangkapan radikal bebas dari vitamin C
penangkapan radikal bebas dari ekstrak semangka (kulit putih semangka merah,
kulit putih semangka kuning, daging semangka merah dan daging semangka
100
90
80
70
60 Ekstrak Kulit Putih Semangka
Merah
50
Ekstrak Kulit Putih Semangka
40 Kuning
30 Ekstrak Daging Semangka
20 Merah
10 Ekstrak Daging Semangka
0 Kuning
5 15 25 35 Vitamin C
penghambatan antara ekstrak buah semangka (kulit putih semangka merah, kulit
putih semangka kuning, daging semangka merah, dan daging semangka kuning)
dengan vitamin C tidak terlalu memiliki perbedaan. Hal ini membuktikan bahwa
konsentrasi vitamin C sebagai kontrol positif. Oleh karena itu, ekstrak buah
sampel yang akan menyebabkan reduksi terhadap aktivitas DPPH sebesar 50%
(Molyneux, P, 2004). Semakin kecil nilai IC50 maka semakin tinggi nilai aktivitas
antioksidan.
Nilai IC50 diperoleh dari beberapa tahapan yaitu menghitung nilai log
yang diperoleh dalam 1 grafik utuh, dimana nilai log konsentrasi dijadikan
sebagai sumbu x dan nilai probit digunakan sebagai sumbu y. sehingga dapat
7
f(x) = 4.11 x + 0.98
6 R² = 0.85
5
4
Probit
3
Probit
2 Linear (Probit)
1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
6
f(x) = 3.41 x + 1.01
5 R² = 0.79
4
Probit
3
Probit
2
Linear (Probit)
1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
Log Konsentrasi (Ekstrak Kulit Putih Semangka Merah)
Gambar 4.8 Hubungan Log konsentrasi dan Probit Ekstrak Kulit Putih Semangka
Merah
39
6
f(x) = 3.2 x + 1.08
R² = 0.74
5
4
Probit
3
Y-probit
2 Linear (Y-probit)
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
Gambar 4.9 Hubungan Log konsentrasi dan Probit Ekstrak Kulit Putih Semangka
kuning
6
f(x) = 3.2 x + 1.1
R² = 0.73
5
4
Probit
3
probit2
2 Linear (probit2)
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
Gambar 4.10 Hubungan Log konsentrasi dan Probit Ekstrak Daging Semangka
Merah
40
6
f(x) = 3.2 x + 1.1
R² = 0.74
5
4
Probit
3
probit2
2 Linear (probit2)
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
Gambar 4.11 Hubungan Log konsentrasi dan Probit Ekstrak Daging Semangka
Kuning
Berdasarkan Gambar 4.7 Dan 4.8 samapi 4.11 Diperoleh nilai untuk
regresi linier y = 4,109x + 0,975 untuk vitamin C sebagai kontrol positif dan
untuk buah semangka (kulit putih semangka merah, kulit putih semangka kuning,
daging semangka merah dan daging kuning semangka kuning) sebagai sampel
diperoleh nilai untuk regresi linier secara berturut turut yaitu y = 3,4135x +
1,0122 untuk ekstrak kulit putih semangka merah, y = 3,1997x + 1,0808 untuk
kulit putih semangka kuning, y = 3,954x + 1,0998 untuk daging semangka merah
dan y = 3,2005x + 1,0972 untuk ekstrak daging semangka kuning sebagai sampel.
Pada Gambar 4.7 Dan 4.8 sampai 4.11 Diperoleh juga nilai r dari ekstrak buah
semangka (kulit putih semangka merah, kulit putih semangka kuning, daging
0,7861; 0,7412; 0,734; 0,7356 dan vitamin C sebagai kontrol positif adalah
0,8512. Dari data nilai r yang diperoleh maka data probit dari vitamin C lebih baik
merah, kulit putih semangka kuning, daging semangka merah dan daging
semangka kuning). Dilihat dari literatur jika grafik hasil perhitungan memiliki
nilai r mendekati 1 atau sama dengan 1, maka data hasil penelitian sangat baik.
Sehingga dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat dikatakan nilai r untuk
vitamin C dan ekstrak kulit putih semangka merah yang diperoleh cukup baik. Hal
benar, dan
larutan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
IC50 yang diperoleh dari sampel ekstrak buah semangka (kulit putih semangka
merah, kulit putih semangka kuning, daging semangka merah dan daging
semangka kuning) yang diperoleh dari grafik secara berturut-turut yaitu 14,729
mg/L, 16,782 mg/L, 16,619 mg/L dan 16,575 mg/L, dan keempat sampel ini
5.2 Saran
antioksidan pada biji buah semangka dan analisis vitamin c pada kulit dan buah
semangka..
43
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. & A.L., Underwood. (2002). Analisa Kimia Kuantitatif Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga
Hanani, E., Mun’im, A., & Sekarini R. (2005). Identifikasi Senyawa Antioksidan
Dalam Spons Callyspongia Sp dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 2, (3), 127-133.
Ismayanti, Bahri. S, & Nurhaeni. (2013). “Kajian Fenolat dan Aktivitas
Antioksidan Jus Kulit Buah Semangka (Citrullus lanatus)”. Jurnal of
natural science. 2(2) : 36-45.
Ncube, N.S, Afolayan, A.J, & Okoh, A.I. (2008). “Assesment Techniques of
Antimicrobial properties of Natural Compounds of Plant Origin: Current
methods and Future Trends. African Journal of Biotechnology. 7(2), 1797-
1806.
Noor, I. (2010). Isolasi dan Karakterisasi β-Glukan Dari Tubuh Buah Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Dengan Metode Spektroskopi Uv-
Visibel dan Ftir. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Ozcelik, B., J.H. Lee dan D.B. Min. 2003. Effect of Light, Oxygent, and pH on
the Absorbance of 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl. J. Food Sci. 68, 487-490
Pavlovic V, Cekic S, Rankovic G & Stoiljkovic N. (2005). “Antioxidant and Pro
oxidant Effect of Ascocbic Acid”. Acta Medica Medianae. 44 (1): 65-69.
Sartika, (2012). Kajian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Ari Biji
Kakao.(Theobroma Cacao, L). Skripsi Universitas Tadulako. Palu: Tidak
diterbitkan.
Sinaga, I.L.H. (2009). Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan dari
Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanumbetaceum Cav.). Skripsi
Universitas Sumatera Utara Medan. Medan: Tidak diterbitkan.
Tadmor, Y., King, S., Levi, A., Davis, A. & Hirschberg, J. (2005). Comparative
fruit colouration in watermelon and tomato. Food Research International,
38, 837-841.
Talapessy, S., Suryanto, E. & Yudistira, A. (2013). Uji aktivitas antioksidan dari
ampas hasil pengolahan sagu (metroxylon sagu rottb). Jurnal Ilmiah
Farmasi – UNSRAT, 2(3), 40-44.
Yenny. (2013). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Cabai Rawit Hijau
(Capsium frutescens L.) dengan Metode DPPH (1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil) dan Penetapan Kadar Kapsain Secara Kromatografi Lapis
Tipis (KLT)-Densitometri. Skripsi Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta: Tidak diterbitkan.
Lampiran I
Skema Kerja
A. Preparasi Sampel
Buah semangka
merah dan kuning
- dicuci besih
-Dipisahkan
- Diiris
- Dioven pada
suhu 48oC
- diblender
Serbuk
halus
B. Ekstraksi Sampel
Residu Filtrat
- Dimaserasi kembali
- Di evaporasi
48
Filtrat
Ekstrak pekat
C. Uji Aktivitas Antioksidan
1. Pembuatan larutan DPPH
1,25 mg DPPH
- Dimasukkan dalam labu ukur 25 mL.
- diencerkan dengan etanol sampai tanda
batas
Larutan induk
2,5 mg vitamin C
Larutan induk
Larutan induk
1 mL larutan- DPPH
- Dimasukkan dalam labu ukur 25 mL
sampai tanda batas
- Didiamkan selama 30 menit
- diukur pada λ 517 nm.
Data absorbansi
51
Lampiran 2
Analisis Data
1. Perhitungan Konsentrasi Larutan Pembanding (Vitamin C) dan
Rumus : V1 x M1 = V2 x M2
1) 5 ppm
125
V1 =
100
= 1,25 mL
2) 15 ppm
375
V1 =
100
= 3,75 mL
3) 25 ppm
625
V1 =
100
= 6,25 mL
4) 35 ppm
875
V1 =
100
= 8,75 mL
52
ASampel
)
ABlanko
= 100 x 0,6617
= 66,17%
2) 15 ppm
0,234
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,8341
= 83,41%
3) 25 ppm
0,088
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,9376
= 93,76%
4) 35 ppm
0,087
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,9383
= 93,83%
53
= 100 x 0,5943
= 59,43%
2) 15 ppm
0,591
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,5809
= 58,09%
3) 25 ppm
0,492
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,6511
= 65,11%
4) 35 ppm
0,354
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,7489
= 74,89%
= 100 x 0,583
= 58,3%
2) 15 ppm
54
0,612
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,5659
= 56,59%
3) 25 ppm
0,584
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,5858
= 58,58%
4) 35 ppm
0,583
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,5865
= 58,65%
= 100 x 0,5943
= 59,43%
2) 15 ppm
0,571
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,5951
= 59,51%
1) 25 ppm
0,589
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
55
= 100 x 0,5823
= 58,23%
1) 35 ppm
0,591
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,5809
= 58,09%
= 100 x 0,5936
= 59,36%
2) 15 ppm
0,571
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,5951
= 59,51%
3) 25 ppm
0,590
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,5816
= 58,16%
4) 35 ppm
0,584
%penghambat radikal bebas = 100 x ( 1 – )
1,410
= 100 x 0,5858
56
= 58,58%
4. Perhitungan probit
Rumus = (Harga probit tertinggi- Harga probit terendah) (Daya
Antioksidan (%) – probit terendah) + Harga Probit terendah
4.1 larutan pembanding (Vitamin C)
1) 5 ppm = 66,17%
Harga probit terendah (66%) = 5,41
Harga probit tertinggi (67%) = 5,44
Probit = (5,44-5,41) (66,17-66) + 5,41
= 0,03 x 0,17 + 5,41
= 5,5864
2) 15 ppm = 83,41%
Harga probit terendah (83%) = 5,99
Harga probit tertinggi (84%) = 5,99
Probit = (5,99-5,99) (83,41-83) + 5,99
= 0 x 0,41 + 5,99
= 5,99
3) 15 ppm 93,76%
Harga probit terendah (93%) = 6,55
Harga probit tertinggi (94%) = 6,55
Probit = (6,55-6,55) (93,77-93) + 6,55
= 0 x 0,76 + 6,55
= 6,55
4) 15 ppm = 93,83%
57
5. Perhitungan IC50
4,0225
x =
4,109
x = 0,9789
3,9878
x =
3,4135
x = 1,1682
3,9192
x =
3,1997
x = 1,2248
3,9002
x =
3,1954
x = 1,2206
3,9028
x =
3,2004 x
x = 1,2194
LAMPIRAN 3
Dokumentasi Penelitian
2. Ekstraksi Sampel